KALIWUNGU KENDAL
ABSTRAK Penelitian ini akan mengukur perbedaan latar belakang pendidikan dan tingkat penghasilan terhadap penggunaan produk-produk perbankan Syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. Ketiga variabel tersebut akan diuji melalui dua tahap: yakni analisis deskriptif (mean dan simpang baku) dan uji hipotesis (analisis varian dua-jalur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah. Terdapat pengaruh interaksi antara latar belakang pendidikan dengan tingkat penghasilan terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. (Kata Kunci : Latar Belakang Pendidikan, Tingkat Penghasilan, Produkproduk Perbankan Syariah, Masyarakat Kaliwungu)
A. Pendahuluan Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kajian dan pembahasan tentang ekonomi Islam di Indonesia mendapat perhatian yang sangat serius. Berbagai seminar, simposium, workshop, lokakarya, diskusi baik tingkat nasional, regional maupun lokal banyak digelar di berbagai daerah untuk mencari solusi alternatif terhadap problem-problem umat Islam yang berkaitan dengan masalah ekonomi Islam. Gerakan ekonomi Islam di Indonesia ini dimulai oleh kehadiran bank syariah pada awal tahun 1990-an. Setelah keluarnya Undang-undang No. 7 tahun 1992, yang diperkuat dengan munculnya Undang-undang No. 10 tahun 1998, jumlah bank-bank syariah terus bertambah. Muhammad (2205: x-xi), salah seorang ahli ekonomi Islam di Indonesia, menjelaskan bahwa perkembangan gerakan ekonomi Islam di Indonesia kendati relatif terlambat dibandingkan beberapa negara lain,
1
termasuk negara tetangga Malaysia, setidaknya sejak awal tahun 1990an menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Perbandingan perkembangan ekonomi Islam pada dekade 1980-an dan 2000-an misalnya, sangat jauh berbeda, baik dalam dataran praktis maupun wacana (akademis). Bukti aspek praktis adalah munculnya lembaga-lembaga
keuangan syariah, seperti Bank Syariah, Baitul Mal wa al-Tamwil (BMT), Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Bank Umum Syariah, Asuransi Syariah, Obligasi syariah, dan sebagainya. Perkembangan di dunia praktis secara kelembagaan, dapat dilihat lebih jauh sebagai berikut : a) Bank Syariah yang sudah berdiri s.d. tahun 2004 meliputi Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank IFI Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank Bukopin Syariah, BII Syariah. Bank Syariah yang akan berdiri meliputi Bank HSBC, Bank Syariah Indonesia, Bank Niaga, Bank DKI, Bank Riau, Bank Central Asia (BCA), Bank Sumut Syariah, Bank Tabungan Negara (BTN). Lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut menawarkan
produk-produk syariah yang berpijak dengan konsep bagi hasil dan bebas bunga, seperti mudarabah, musyarakah, bai bi saman ajil (BBA), qardu al-hasan, dan lain-lain. Sedangkan asuransi syariah yang sudah berdiri meliputi Asuransi Takaful, Asuransi Mubarakah, AJB Bumiputera 1912, Asuransi Jiwa Asih Great Eastern, MAA Life Insurance, Asuransi Bringin Jiwa Sejahtera, Asuransi Tri Pakarta. Asuransi syariah yang akan berdiri meliputi Prudential Life Assurance, Asuransi Jiwa Askrida, Asuransi Jiwa Sewu New York Life, Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Asuransi Tali Insani, Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur, Asuransi Bangun Askrida, Asuransi Jasa Indonesia dan Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein). Obligasi Syariah meliputi Obligasi Syariah Mudharabah PT Indosat, Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker, Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin dan Obligasi Syariah Mudharabah Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Adapun aspek wacana (akademis) adalah munculnya lembaga pendidikan tinggi yang menawarkan matakuliah atau program studi Ekonomi Islam (EI) pada tingkat sarjana (S.1) maupun pascasarjana (S.2), bahkan pada tingkat doktor (S.3). Program Studi Ekonomi Islam (EI) pada jenjang S.1 di- Universitas Islam Negeri (UIN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) maupun Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) semakin banyak diminati oleh mahasiswa. Di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang misalnya, dalam tiga tahun terakhir Program Studi (Prodi) Ekonomi Islam (EI) mendapat mahasiswa paling banyak dibandingkan Jurusan/Prodi Ahwal al-Syakhsiyyah (Hukum Perdata Islam), Muamalah (Hukum Ekonomi Islam), maupun Jinayah Siyasah (Pidana Politik Islam). Bahkan pada tahun 2007 ini Departemen Agama memberikan beasiswa penuh pada jenjang S.3 (Doktor) untuk prodi Ekonomi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, masing-masing 30 (tiga puluh) peserta. Perkembangan produk-produk perbankan syariah tersebut
ternyata mendapat respon yang berbeda-beda di masyarakat. Sebagian masyarakat menyambutnya positif dan menerima dengan tangan terbuka (welcome) dan sebagian lagi berpandangan negatif karena mereka menganggap substansinya sama saja dengan perbankan konvensional, hanya berbeda nama saja. Penelitian ini akan mengangkat masalah perbedaan latar belakang pendidikan dan tingkat penghasilan sebagai faktor penyebab munculnya kesadaran untuk menggunakan produk-produk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. Latar belakang pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan agama (pesantren) dan umum sedangkan tingkat penghasilan akan diklasifikasikan menjadi penghasilan tinggi dan rendah. Kerangka berpikirnya adalah bahwa latar belakang pendidikan seseorang dapat memberikan kontribusi dalam tindakan seseorang termasuk dalam penggunaan produk-produk perbankan syariah. Begitu pula tingkat penghasilan dapat menjadi faktor penyebab munculnya
kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam konstelasi penelitian berikut ini.
B. Konstelasi Penelitian TINGKAT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PENGHASILAN AGAMA (PESANTREN) (A1) TINGGI (B1) RENDAH (B2) TOTAL A A1B1 A1B2 A1 A2B1 A2B2 A2 B1 B2 UMUM (A2) TOTAL B
C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat Kaliwungu Kendal dengan latar belakang perbankan syariah berbeda dari mereka yang pendidikan umum. 2. Masyarakat Kaliwungu Kendal dengan penghasilan tinggi memiliki kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah berbeda dari mereka yang berpenghasilan rendah. 3. Terdapat pengaruh interaksi antara latar belakang pendidikan dengan tingkat penghasilan terhadap kesadaran penggunaan produkproduk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. D. Kerangka Teori pendidikan
Seputar pembahasan teori latar belakang pendidikan, tingkat penghasilan, produk-produk perbankan syariah. Latar belakang pendidikan adalah jenjang pendidikan terttinggi yang ditempuh oleh seseorang sejak Sekolah Dasar (SD/MI) sampai perguruan tinggi (PT). Sedangkan yang dimaksud tingkat penghasilan dalam penelitian ini adalah pendapatan atau pemasukan uang yang diperoleh rata-rata oleh seseorang setiap bulannya, meskipun ada pendapat yang membedakan antara penghasilan dan pendapatan. Suherman Rosyidi (2004: 100) menjelaskan bahwa penghasilan dan pendapatan dapat dibedakan, yakni bahwa penghasilan bisa lebih besar dari pendapatan. Seseorang dianggap memiliki penghasilan jika telah melakukan aktifitas yang menghasilkan dengan aktifitas produktif itu menunjukkan adanya kinerja. Fahrudin (1982: 75), salah seorang ahli ekonomi Islam Indonesia, mengungkapkan bahwa pendapatan adalah taraf penghasilan dari suatu keluarga di masyarakat yang berhubungan dengan aktifitas dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sedangkan Winardi (1996: 13), salah seorang ahli ekonomi yang lain berpendapat bahwa pendapatan adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh uang atau barang (yang fungsinya dapat ditukar dengan uang) yang diterima oleh seseorang dalam setiap bulannya. Pendapatan tersebut dapat berupa gaji (upah) dan tunjangan dari hasil kerja sebagai pegawai atau penerimaan dari usaha yang dilakukan yang disebut pendapatan murni. Selain itu, pendapatan dapat berupa honor, bonus, pendapatan sewa, bunga, deviden, dan atau penghasilan lain yang dapat menambah perekonomian seseorang, misalnya mubalig, tukang ojek, dan makelar yang disebut pendapatan tambahan. Sedangkan produk-produk perbankan syariah produk-produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah, meliputi mudarabah,
pembayarannya ditangguhkan.
7 Adapun yang dimaksud wadiah adalah jasa penitipan dana di mana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dalam sistem ini, bank tidak berkewajiban untuk memberikan bonus kepada nasabah, namun bank masih diperbolehkan untuk memberikan bonus. Sedangkan Bai bi Saman Ajil (BBA) adalah model produk perbankan syariah yang mirip dengan murabahah, hanya saja Bai bi Saman Ajil (BBA) merupakan bentuk pembayaran yang ditangguhkan melalui cicilan, sedangkan murabahah merupakan pembayaran yang ditangguhkan secara sekaligus. Selain itu, dalam murabahah, pembeli harus mengetahui harga pokok, sedangkan pada BBA tidak demikian.
E. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Design: Faktorial a. Faktor A: latar belakang pendidikan (agama dan umum) b. Faktor B: tingkat penghasilan (tinggi dan rendah) 2. Subyek: 60 (enam puluh) orang penduduk yang telah bekerja yang bertempat di Kaliwungu Kendal. Kaliwungu diambil sebagai lokasi penelitian karena penduduknya cukup heterogen, baik dari sisi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan maupun tingkat penghasilan. a. 30 (tiga puluh) orang berlatar belakang pendidikan agama (pesantren). b. 30 (tiga puluh) orang berlatar belakang pendidikan umum. c. 30 (tiga puluh) orang berpenghasilan tinggi. d. 30 (tiga puluh) orang berpenghasilan rendah. 3. Variabel dan Instrumen a. Latar belakang Pendidikan (A)
b. Tingkat Penghasilan (B) c. Kesadaran menggunakan produk-produk perbankan syariah (Y) : 60 responden.
4. Analisis Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah : a. Deskriptif : mean dan simpang baku b. Uji hipotesis: analisis varian dua-jalur
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 6 5 4 6 5 4 5 6 4 4 3 5 6 4 4 3 5 6 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2
Keterangan : A1= Latarbelakang pendidikan agama (pesantren) A2= Latarbelakang pendidikan umum B1= Tingkat penghasilan tinggi B2= Tingkat penghasilan rendah
10
2. Mean dan simpang baku skor kesadaran menggunakan produkproduk perbankan syariah untuk masing-masing kelompok :
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (A) AGAMA (PESANTREN) (A1) N11 = 15 Y11 = 8,00 S11 = 6,78 N12 = 15 Y12 = 5,00 S12 = 4,25 N1. = 30 Y1. = 6,50 S1. = 4,36 UMUM (A2)
TOTAL B
TINGGI (B1)
N21 = 15 Y21 = 4,40 S 21 = 3,76 N22 = 15 Y22 = 3,20 S22 = 3,08 N2. = 30 Y2. = 3,80 S2. = 3,28
N.1 = 30 Y.1 = 6,20 S.1 = 4,27 N.2 = 30 Y.2 = 4,10 S.2 = 3,63 N.. = 60 Y.. S.. = 5,15 = 1,92
RENDAH (B2)
TOTAL A
Keterangan : N = Banyaknya subyek Y = rata-rata S = Simpang Baku Hasil analisis deskriptif tersebut memperlihatkan perbedaan nilai rata-rata dan simpang baku skor kesadaran menggunakan produkproduk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. Ratarata responden yang berlatar belakang pendidikan agama (pesantren) mempunyai kesadaran untuk menggunakan produk-produk perbankan
11
syariah lebih tinggi daripada responden yang berlatar belakang pendidikan umum. Nilai rata-rata kesadaran terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah untuk kedua kelompok responden secara berturut-turut adalah Y1 = 6,50 dan Y2 = 3,80. Kecenderungan pemusatan tersebut juga sama pada simpang baku kedua kelompok responden, yaitu kelompok responden yang berlatar belakang pendidikan agama/pesantren (S1. = 4,36) lebih tinggi daripada kelompok responden yang berlatar belakang pendidikan umum (S2. = 3,28). Tabel tersebut juga memperlihatkan rata-rata kesadaran yang diperoleh kedua kelompok responden berbeda. Rata-rata kesadaran menggunakan produk-produk perbankan syariah responden yang tingkat penghasilannya tinggi (S2. = 3,63). mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada responden yang berpenghasilan rendah (S1. = 4,27) dan
12
SUMBER
JK
D.K.
RJK
SIG.
LATAR PENDIDIKAN TINGKAT PENGHASILAN 66,150 1 66,150 84,191 SIGNIFIKA N SIGNIFIKA N 109,350 1 109,350 139,17 3 SIGNIFIKA N
12,150
12,150 0,786
15,464
44,000
56
D.K. = Derajat Kebebasan RJK F = Rata-rata Jumlah Kwadrat = nilai F hasil perhitungan data
13
penggunaan produk-produk perbankan syariah. 2. Tingkat penghasilan berpengaruh terhadap penggunaan produkproduk perbankan syariah. 3. Tidak ada pengaruh interaksi antara latar belakang pendidikan dengan tingkat penghasilan terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah.
14
DAFTAR PUSTAKA A Karim, Adiwarman, 2005, Islamic Banking (Fiqh and Financial Analysis), Jakarta : Raja Grafindo Persada, Edisi ke-3. Fahrudin, Fuad Muhammad, 1982, Ekonomi Islam, Jakarta: Mutiara.
Rosyidi, Suherman, 2004, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Makro dan Mikro, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Winardi, 1971, Organisasi Perkantoran Modern, Bandung: Alumni. Lewis, Mervyn K, dan Latifa M. AlGoud, 2007, Perbankan Syariah (Prinsip, Praktek dan Prospek), Penerjemah Burhan Subrata, Cetakan I, Jakarta : Serambi.