Anda di halaman 1dari 2

Aku melihat kebenaran yang ada di balik ajaran dan kepercayaan itu, melihat bagaimana manusia berusaha memperkeruh

kemurnian hidup, melihat betapa menyedihkannya kita yang selalu diperbudak nafsu dan kematian, ksatria tidak ada bedanya dengan gelandangan, biarawan, petani, dan bahkan kaisar. Sebutan apa yang dapat kuberikan pada kemurnian itu? Surga? Tuhan? Takdir? Atau dengan banyak sebutan seperti nama-nama arwah yang tidak terhingga banyaknya, yang dipercaya mendiami tanah ini? Mereka semua adalah wajah yang tidak berwajah, ekspresi yang tidak terungkapkan, bagian dari kebenaran namun tidak pernah menjadi kebenaran yang utuh.

"Tak seorang pun bisa lolos dari panasnya api cinta, berapa pun usianya."

Butuh waktu lama untuk membesarkan seseorang, tapi begitu mudahnya mengakhiri hidupnya.

"Jangan pernah menghina orang karena mereka tidak memiliki kesempatan yang sama sepertimu."

Jika orang menyerang sungguh-sungguh, maka dia akan menang. Jika mencoba bertahan, dia akan mati.

jangan maju berperang bila tidak tahu jalan mundur.

"Kita semua menyalahkan diri sendiri, tapi nasiblah yang mempermainkan kita,"

Betapa pun manusia berupaya

mengakhiri kekerasan, tampaknya mereka tak bisa lari dari kekerasan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai