Anda di halaman 1dari 3

Kelompok I (TEP) : (1)Afiful Ikhwan (2) A. Masruhan Zakaria (3) A.

Fajar Syaifullah (4) Fahrudin Ali Ahmad (5) Purwiyanto Peran e-learning Dalam Pembelajaran di Era Globalisasi kelulusan sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan.2 BAB II E-learning di Era Globalisasi PEMBAHASAN Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau Computer Assisted Instruction (CAI) PERAN e-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DI ERA GLOBALISASI merupakan awal mula kemunculan dari e-learning. A. Mengenal e-Learning E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, penerapan e-Learning merupakan suatu strategi yang video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak efektif untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju langsung). dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terutama teknologi informasi. Sebagai solusi, e-Learning Kegiatan e-learning termasuk dalam model pembelajaran individual. Menurut memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih cepat. Loftus (2001) dalam Siahaan (2004) kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis Dikatakan lebih murah karena, metode pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik peserta kegiatan belajar mengajar menghadiri suatu ruang tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk sebagai ruang pertemuan dan ruang tempat proses belajar mengajar terjadi. Selain itu, dengan metode emengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta Learning, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan seorang tutor. belajar lainnya yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan Dikatakan lebih baik karena, metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang komentar, meremehkan, atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya. peserta sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Artinya, B. Filosofi e-learning kecepatan belajar ditentukan oleh diri sendiri bukan oleh kemampuan yang diseragamkan dalam kelas. Hal Pertama, elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah yang secara on-line. ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang menarik. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara Dikatakan lebih cepat karena, metode pembelajaran secara e-Learning memberi kebebasan kepada konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, dan pelatihan berbasis pesertanya untuk tidak menghadiri ruang kelas apabila mereka ingin mendapatkan jawaban atas komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. permasalahan mengenai suatu bidang yang saat ini digelutinya atau dipelajarinya, asalkan peserta tersebut Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, memiliki hak akses perangkat teknologi informasi (misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan mendapatkan informasi yang dicarinya, bahkan tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh teknologi pendidikan. melebihi dari apa yang ia cari. Ini sangat berbeda sekali dengan metode pembelajaran konvensional, dimana Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara apabila ada suatu masalah yang memerlukan jawaban, biasanya solusi dari masalah tersebut dijabarkan penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya hanya di ruang kelas saja, umumnya dilakukan oleh staf pengajar. belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang Setiap orang atau organisasi yang ingin memenangkan suatu persaingan yang sedemikian lebih baik.1 kompetitif, harus mengambil langkah-langkah yang positif secara cepat. E-learning sebagai suatu strategi C. Profil Peserta e-Learning dan solusi mengakselerasi kondisi yang sedemikian cepatnya menjadi suatu hal yang sinkron, sehingga Profil peserta e-learning adalah seseorang yang : dapat dikatakan e-learning adalah senjata yang ampuh untuk diterapkan dalam memenangkan persaingan (1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar yang semakin kompetitif di era globalisasi ini.3 secara bersungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks diri peserta belajar itu sendiri. pengertian belajar yang efektif (baik menggunakan awalan e ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar (2) senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan diri transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus menghasilkan perubahan yang terjadi terus menerus, dan yang menyenangi kebebasan. akibat dari pengalaman.4 (3) mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah konvensional dan Belajar yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut : membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat melibatkan pembelajar dalam proses belajar.
2
3

Deasy Nirma Pradipta. e-learning. Senin, 19 Mei 2008. Deasy Nirma Pradipta. e-learning di era globalisai. Kamis, 15 Mei 2008. (Gage, 1984). Indah. W. Perancangan e-learning yang efektif.
1

Cisco (2001). Filosofi e-learning.

Kelompok I (TEP) : (1)Afiful Ikhwan (2) A. Masruhan Zakaria (3) A. Fajar Syaifullah (4) Fahrudin Ali Ahmad (5) Purwiyanto Peran e-learning Dalam Pembelajaran di Era Globalisasi pembelajaran ini dapat menampilkan konsep yang bersifat abstrak ke dalam konsep yang bersifat konkrit mendorong munculnya ketrampilan untuk belajar mandiri (learning how to sehingga pemahaman siswa lebih mendalam. learn) Kelemahan, Ada beberapa kelemahan dalam e-learning yang sering menjadi pembicaraan, antara meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembelajar. lain kemungkinan adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Kuldep Nagi dari Amerika, memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut. memberikan ide untuk mengaktifkan diskusi kelompok secara online dan membatasi kadaluwarsa soal-soal ujian. Selain itu, pengajar (guru) juga harus memberikan interaksi yang responsif dan berkelanjutan Upaya Memanfaatkan E-learning untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran di Sekolah. untuk mengenal siswa lebih jauh dan dapat melihat minatnya, memberikan ujian berupa analisa atas suatu Tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensi sekolah-sekolah di negara kita sangat kasus yang berbeda, serta memintanya untuk menjelaskan logika yang menjadi analisa tersebut. beragam. Hal ini tidak terlepas dari faktor giografis dan topografis di negara kita yang beragam pula. Ditambah pula adanya faktor kultural yang ada pada berbagai suku juga beragam. Emil Marais dan Basie von Solms dari Afrika Selatan menambahkan perlunya penyediaan alat Terlepas dari hal diatas telah kita ketahui bersama bahwa keberadaan seperangkat bantu untuk membatasi akses ilegal ke dalam proses pembelajaran, baik dengan menggunakan password komputer pada suatu sekolah sampai saat ini secara garis besar masih cukup jarang, artinya ataupun akses dari nomor IP (Internet Protocol) tertentu untuk mengurangi kecurangan dalam praktik esekolah yang memiliki fasilitas komputer dengan sekolah yang belum memiliki fasilitas learning. Kelemahan yang paling mendasar dari e-learning adalah kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran komputer masih banyak yang belum memiliki fasilitas computer, khususnya di pe-desaan. hak cipta. Sesuai data dari Microsoft Corporation, pada tahun 2006 Indonesia menduduki peringkat ke dua Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu : terbesar dalam pembajakan di dunia maya (internet) pada khususnya dan penggunaan software di PC (1) faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana untuk membeli seperangkat komputer, (Personal Computer) pada umumnya. Hal tersebut membuktikan bahwa internet dalam hal ini e-learning (2) faktor kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya masih banyak guru di sekolah masih banyak sekali kekurangannya. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning juga harus dasar belum mampu mengoperasikan komputer ( GAPTEK = Gagap Teknologi ), membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak jauh. Padahal tidak semua instansi memiliki (3) Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah yang tidak aman enggan untuk jaringan internet. Program-program dalam e-learning juga membutuhkan Personal Computer (PC) dengan membeli komputer.5 spesifikasi yang cukup canggih agar program bisa berjalan dengan baik. Walaupun programer sudah D. Kelebihan E-Learning & Kekurangan E-Learning di Era Globalisasi menyediakan fasilitas password atau pengaman tetapi tangan-tangan jahil masih banyak yang merusaknya Kelebihan yang paling menonjol dari pembelajaran menggunakan komputer dalam atau membajaknya. Walaupun demikian, e-learning sebagai suatu inovasi dalam proses pembelajaran sudah hal ini e-learning adalah kemampuan siswa untuk dapat belajar mandiri. Karena sifat memberikan warna baru cara belajar jarak jauh yang mandiri. komputer yang lebih personal/individu, dapat membantu siswa untuk belajar mandiri dengan E. Manfaat e-Learning atau tanpa bimbingan langsung dari gurunya. Guru dalam hal ini pembelajaran dengan emanfaat yang bisa dinikmati dari e-learning : learning, dapat melaksanakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung. Dengan kata Fleksibilitas. Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas lain, dengan atau tanpa gurupun pembelajaran secara mandiri tetap bisa berlangsung. pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning Sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa ahli di bawah ini. memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu Darsono (2001) menyatakan bahwa prinsip memahami sendiri (belajar mandiri) mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan palmtop, bahkan dengan melakukan sendiri (tidak minta tolong orang lain) akan memberikan hasil belajar telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning. Berbagai tempat juga sudah yang lebih cepat dalam pemahaman yang lebih mendalam. Prinsip ini telah dibuktikan oleh menyediakan sambungan internet gratis (di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian John Dewey dengan lerning by doing nya. Lebih lanjut prinsip memahami sendiri ini dalam perjalanan pun atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan disajikan, Anda diartikan bahwa hendaknya siswa tidak hanya tahu secara teoritis, tetapi juga secara praktis. bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning dapat menumbuhkan sikap belajar mandiri. Independent Learning. E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang Arsyad (2002) menyatakan bahwa media pembelajaran dengan komputer dapat kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan menampilkan dengan baik berbagai simulasi, visualisasi, konsep-konsep, dan multimedia kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya yang dapat diakses user (siswa) sesuai dengan yang diinginkan sehingga visualisasi yang terlebih dulu. Ia bisa mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu, ataupun bersifat abstrak dapat ditampilkan secara konkrit dan dipahami secara mendalam. Maka bisa melewati saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami dengan menggunakan e-learning, siswa mendapatkan kemudahan dalam mengatasi suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami. Seandainya, setelah pembelajaran fisika yang banyak menampilkan visualisasi yang bersifat abstrak. Media diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Banyak orang yang merasa cara belajar 5
Siti Muarifah. Penerapan e-learning Dalam Pembelajaran.

Kelompok I (TEP) : (1)Afiful Ikhwan (2) A. Masruhan Zakaria (3) A. Fajar Syaifullah (4) Fahrudin Ali Ahmad (5) Purwiyanto Peran e-learning Dalam Pembelajaran di Era Globalisasi independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan, dan masih banyak lagi manfaat-manfaat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai