Anda di halaman 1dari 65

STUDI KASUS

JUDUL KASUS PEMBINAAN KELUARGA : GANGGUAN DEPRESI BERAT DENGAN CIRI PSIKOTIK, SUSPEK OSTEOARTHRITIS GENU PADA GERIATRI TANPA DUKUNGAN DARI KELUARGA INTI NAMA MAHASISWA : G. FAUZI .R YUDHA JUSLIANSYAH .S NPM : 207.315.143 0910221018 NAMA PEMBIMBING : dr. DEWI FRISKA DAFTAR ISI: BERKAS PASIEN BERKAS OKUPASI BERKAS KELUARGA

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN VETERAN JAKARTA JUNI-AGUSTUS 2010

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

MAKALAH STUDI KASUS DENGAN JUDUL :

Gangguan Depresi Berat Dengan Ciri Psikotik, Suspek Osteoarthritis Genu Pada Geriatri Tanpa Dukungan Dari Keluarga Inti

Disusun Oleh : G. Fauzi .R 207.315.143 Yudha Jusliansyah .S 0910221018

Jakarta, 12 Agustus 2011 Pembimbing :

dr. Dewi Friska

ILUSTRASI KASUS Berkas Pasien Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih No Berkas No Rekam Medis Pasien Ke : 4897424 : 1764/11 :1

Data Administrasi Tanggal : 19 juli 2011 NPM : 0910221018 / 207.315.143

diisi oleh Nama : Yudha / Fauzi Identitas Pasien dan Pelaku Rawat Pasien Nama Umur / tgl. Lahir Alamat Ny. Juana 60 thn Waringin Raya no.38 RT.07/RW.08 Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Janda Perempuan Kristen SMA

Keterangan

Tidak bekerja

Kedatangan yang ke 1 Telah diobati sebelumnya Alergi obat Sistem pembayaran Tidak Bayar Sendiri tidak

Diantar oleh tantenya (dalam silsilah keluarga)

Data Pelayanan ANAMNESIS ( autoanamnesis dan alloanamnesis dengan pasien dan keluarganya pada tanggal 19 juli 2011) Alasan kedatangan/keluhan utama Menurut keluarganya pasien sering berbicara sendiri sejak tiba dijakarta ( 3 hari sebelum ke Klinik) Keluhan lain /tambahan Nyeri pada lutut kiri sejak lebih kurang satu bulan yang lalu Riwayat perjalanan penyakit sekarang: Pasien datang ke Klinik Dokter Keluarga FKUI Kayu Putih diantar oleh tantenya (dalam silsilah keturunan). Menurut tante pasien sejak tiba dirumahnya pasien sering berbicara sendiri, namun sebelum pasien dijakarta tidak diketahui sejak kapan pasien sudah mulai bicara sendiri. Awalnya 2 hari sebelum keklinik menurut tantenya pasien tiba jakarta di stasiun kereta api daerah pondok kopi turun dari kereta api keberangkatan dari cikampek. Pasien hanya diam saja dan terlihat linglung saat ditanya oleh tukang ojeg, pasien hanya menyeloteh dengan bahasa suku batak. Oleh tukang ojeg diantar kerumah warga yang bersuku batak. Setelah dijelaskan kalau dia berada dijakarta dan ditanya tujuannya kemana pasien menjawab tidak tahu. Saat ditanya apakah punya keluarga dijakarta pasien hanya bilang kalau punya paman bernama Tn.Viktor Manurung, saat

ditanya lagi dimana rumahnya pasien menjawab tidak tahu. Oleh warga tersebut mencoba mencari nama Tn.VM tadi dengan bertanya kepada temannya dengan marga yang sama dengan Tn.VM. Kebetulan temannya pernah kenal dengan nama Tn.VM ditempat ibadahnya dan mencoba mencari tahu alamat rumahnya. Saat dipertemukan menurut tantenya pasien mengenalinya dan menangis sambil mengadukan semua hal tentang masalahnya dan berbicara dengan cepat sambil menangis. Sejak tiba dirumah tantenya pasien lebih banyak diam dan kadang bicara sendiri dengan bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya, pasien juga sering bernyanyi sendiri. Saat ditanya kenapa sering bernyanyi menurut pasien karena saat itu dia mendengar suara-suara dan dia bernyanyi agar dia tidak mendengar suara-suara itu. Saat datang pasien terlihat bingung dan berulang kali menatap orang disekitarnya dan saat diajak berkomunikasi pasien mau menjawab pertanyaan yang diajukan, namun lebih banyak menjawab lupa. Pasien juga mengeluh lutut kaki kirinya sering sakit sudah lebih kurang sejak satu bulan yang lalu. Riwayat penyakit keluarga Riwayat gangguan psikiatri (+) Kakak kandung pasien dan Tante pasien. Riwayat penyakit dahulu Riwayat gangguan jiwa sebelumnya : Disangkal Riwayat hipertensi Riwayat diabetes melitus Riwayat penyakit jantung Riwayat asma alergi Riwayat penggunaan psikotropika Riwayat minum minuman keras : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal

Riwayat penggunaan obat penenang : Disangkal Riwayat sosial ekonomi

Menurut tante pasien, sejak anak pasien berusia 2 tahun atau lebih kurang 35 tahun yang lalu pasien ditinggal pergi oleh suaminya dan tidak pernah kembali menemuinya, bahkan mereka belum bercerai. Sejak itu pasien tinggal dengan orang tuanya di cilacap. Orang tua pasien adalah orang yang kaya didaerah cilacap. Namun karena orang tua pasien bekerja sebagai rentenir tetangga dan saudara tidak begitu akur dengan keluarga pasien. Kehidupan pasien sehari-hari hanya didalam rumah. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh orang tua. 3 tahun yang lalu orang tua pasien meninggal, sejak itu pasien dan saudara-saudaranya tidak akur karena masalah pembagian harta warisan. Pasien tinggal serumah dengan adiknya yang sudah menikah. Setiap hari pasien selalu bertengkar dengan adik dan adik iparnya. Sementara anaknya bekerja di ambon. Setahun yang lalu anaknya pulang kecikampek dan mengatakan ingin menikah. Setelah menikah anaknya tidak ada kabar dan tidak pernah kembali. Sejak itu pasien mulai sering diam dan menangis. Pasien tetap tinggal serumah dengan adiknya dan intensitas pertengkaran dengan adiknya menjadi semakin sering. Orang tua pasien adalah orang yang mapan didaerah cilacap. Namun karena orang tua pasien bekerja sebagai rentenir tetangga dan saudara tidak begitu akur dengan keluarga pasien. Keseharian pasien hanya didalam rumah. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh orang tua. 3 tahun yang lalu orang tua pasien meninggal, sejak itu pasien dan saudara-saudaranya tidak akur karena masalah pembagian harta warisan. Pasien tinggal serumah dengan adiknya yang sudah menikah. Setiap hari pasien selalu bertengkar dengan adik dan adik iparnya. Sementara anaknya bekerja di ambon. Setahun yang lalu anaknya pulang kecilacap dan mengatakan ingin menikah. Setelah menikah anaknya pergi keambon tetapi tidak ada kabar dan tidak pernah kembali. Sejak itu pasien mulai sering diam dan menangis. Pasien tetap tinggal serumah dengan adiknya dan intensitas pertengkaran dengan adiknya menjadi semakin sering.

STATUS MENTALIS A. Deskripsi umum 1. Penampilan Pasien seorang wanita usia lanjut dengan wajah dan penampilan yang sesuai dengan usia, warna kulit kuning langsat, rambut sebahu bergelombang sedikit acak-acakan, badan cenderung gemuk.terlihat pasien kurang mengurus dirinya. 2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Selama wawancara pasien bersikap tenang, akan tetapi sering merintih dan mengeluh kepalanya sakit. 3. Pembicaraan Komunikasi dapat dilakukan dengan baik, artikulasinya jelas, kecepatan bicara agak lambat. Beberapa pertanyaan dapat dijawab meskipun terkadang ditengah pembicaraan pasien terdiam dan tidak melanjutkan kalimatnya lagi. Secara keseluruhan pembicaraan koheren, namun sering kali isi pembicaraan pasien diulang-ulang tentang anak dan saudaranya (sirkumtansial) 4. Sikap terhadap pemeriksa Pasien kooperatif, meskipun pasien lebih banyak melamun dan diam namun pasien mendengarkan dan mau menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

B. Keadaan Afektif 1. Afek 2. Ekspresi 3. Keserasian 4. Empati : Euthymic (normal) : Terbatas : Serasi, sesuai antara mood dengan konteks pembicaraan : Dapat diempati

C. Fungsi Intelektual (Kognitif) 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan a. Taraf Pendidikan Formal b. Taraf Pengetahuan c. Taraf Kecerdasan : Tamat SMA. : Baik : Baik

2. Daya Konsentrasi : Pasien duduk dengan tenang selama wawancara mendengarkan semua pertanyaan dan mau menjawab sampai akhir. 3. Orientasi Orientasi baik, pasien dapat mengetahui tempat dimana dia berada saat ini, mengetahui tanggal dan jam berapa saat pemeriksaan berlangsung dan mengenal pemeriksa dan orang yang berada didekatnya. 4. Daya ingat a. Jangka panjang b. Jangka Pendek : Pasien dapat menceitakan kejadian kejadian masa lalunya. : Pasien kesulitan mengingat kejadian-kejadian beberapa waktu terakhir c. Segera : Baik pasien dapat mengulangi kata-kata yang baru saja diucapkannya. 5. Pikiran Abstrak :

Pasien merasa sebatang kara didunia ini. Pasien dapat menjelaskan arti sebatang kara.

D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi dan Ilusi Terdapat halusinasi auditori 2. Depersonalisasi dan Derealisasi Tidak ada

E. Proses Berfikir 1. Arus Berpikir a. Produktifitas : Kualitas dan kuantitasnya baik, karena pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. b. Kontinuitas : Sirkumsitial (berputar-putar/selalu kembali lagi ketopik yang sama) c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikiran a. Preokupasi : Pasien merasa sebatang kara, gagal dalam hidup. Ditinggal oleh anak, suami dan saudara saudara kandungnya. b. Gangguan pikiran : Tidak ada, waham (-)

F. Pengendalian Impuls Pasien dapat mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara.

G. Daya nilai 1. Norma Sosial 2. Uji Daya Nilai : Sikap pasien cukup sopan saat dilakukan wawancara. : Pasien mampu menarik kesimpulan atau penilaian dari situasi secara benar dan bereaksi yang sesuai dengan situasinya. 3. Daya Realita : Daya nilai realita tergolong normal

H. Tilikan (Insight) Pasien mengetahui kalau dirinya sakit dan mengerti kalau dirinya butuh pengobatan. I. Taraf Dapat Dipercaya Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk status gizi Kesadaran : Compos mentis

Keadaan umum : Baik Penampilan : Pasien seorang perempuan dengan penampilan agak lusuh, warna kulit sawo

matang, rambut hitam sebahu terlihat acak-acak. Tinggi badan Berat badan Status gizi : 155 : 60 : Obesitas IMT : 25

Tanda vital

: Tekanan darah : 110/70 Frekuensi nadi : 84 Frekuensi nafas : 24 Suhu : afebris

Status generalis Kepala Mata : Normochepal : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, reflek cahaya +/+. Telinga Hidung : Normal, liang telinga lapang, serumen tidak ada : Simetris, septum tidak deviasi , konka nasalis tidak hipertrofi, sekret tidak ada. Tenggorok : Uvula ditengah, tonsil T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis

Gigi dan mulut : Bibir simetris, lidah tidak kotor. Leher Dada Paru Inspeksi : Gerakan dinding thorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis, tidak ada retraksi sela iga Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis tidak kuat angkat : Vokal fremitus sama pada kedua hemithoraks : Sonor pada kedua lapang paru. : Suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing : simetis, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening. :

Perkusi

: Batas atas

: ICS II linea parasternal sinistra

Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra Batas kanan : ICS IV linea mid klavikula sinistra. Auskultasi Abdomen Inspeksi Palpasi : Datar, tidak ada sikatrik : Supel, tidak ada nyeri tekan epigastrium, hepar dan lien tidak teraba membesar, ballotement (-) Perkusi Auskultasi Ekstremitas : Timpani : Bising usus (+) normal : Tungkai tidak edema, akral tidak pucat serta tidak sianosis, kekuatan otot 5555 5555 Muskuloskeletal Status neurologis 5555 5555 : BJ I-II normal, murmur tidak ada, gallop tidak ada

: Keterbatasan gerak pada sendi lutut, krepitasi (+) minimal : pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+ Tanda rangsang meningeal tidak diperiksa Nervus kranialis kesan normal Refleks fisiologis + + Refleks patologis -/+ +

Tes sensibilitas: raba +, tekan +/+, suhu +/+

Status lokalis Genu dextra et sinistra Look : Anterior dan posterior simetris, tidak tampak deformitas, posisi normal, udem (-/+) Feel : Nyeri tekan (-/+), udem (-/+), krepitasi (-/+ minimal) Move : Fleksi 160/<160 Kesan : Pergerakan kaki kiri sedikit terbatas

PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN


Anamnesis : Menurut keluarga sering berbicara sendiri sejak tibak dijakarta ( 3 hari sebelum ke Klinik) penyebabnya karena pasien kehilangan kontak dengan anaknya dan primary support group Nyeri pada lutut kiri sejak lebih kurang satu bulan yang lalu Pemeriksaan fisik : Penampilan : Pasien seorang perempuan dengan penampilan agak lusuh, warna kulit sawo matang, rambut hitam sebahu terlihat acak-acak. Muskuloskeletal : Keterbatasan gerak pada sendi lutut, krepitasi (+) minimal Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

Masalah klinis Pasien : Depresi berat dengan ciri psikotik dd/ Skizofrenia Osteoarthritis dd/ Rheumathoid arthtritis

Faktor resiko internal : Usia pasien yang sudah tua.(60 tahun) Obesitas Ciri kepribadian narsistik Perasaan selalu merepotkan anggota keluarga (keluarga saat ini) atas penyakit yang diderita. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

Pemeriksaan fisik : Penampilan : Pasien seorang perempuan dengan penampilan agak lusuh, warna kulit sawo matang, rambut hitam sebahu terlihat acak-acak. Muskuloskeletal : Keterbatasan gerak pada sendi lutut, krepitasi (+) minimal Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

Ilustrasi Kasus Keluarga Diagnosis Holistik Saat Pertama Kali Pertemuan Aspek Personal ( Alasan Kedatangan, Harapan dan Kekhawatiran) Alasan Kedatangan Harapan Kekhawatiran Aspek Klinis Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV : Sering berbicara sendiri sejak tiba dijakarta ( 3 hari sebelum ke Klinik) : Gangguan yang diderita bisa sembuh : Penyakit yang diderita saat ini bertambah parah : : Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik : Ciri kepribadian narsistik : Osteo Arthritis : - Masalah relasi dengan anak - Primary support group Aksis V Aspek Resiko Internal : Gaf 70-80 :

Usia pasien yang sudah tua.(60 tahun) Obesitas Ciri kepribadian narsistik Perasaan selalu merepotkan anggota keluarga (keluarga saat ini) atas penyakit yang diderita. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan : Tidak ditemukan masalah pada lingkungan pasien saat ini, karena pasien merasa sudah mendapatkan tempat yang baik dan layak serta orang-orang yang perduli pada dirinya. Namun sebenarnya pasien masih tetap saja merasa hidup sebatang kara dan ditinggalkan oleh keluarganya. Pasien menganggap justru orang lainlah yang perduli pada dirinya. Karena sebenarnya keluarga pasien saat ini adalah keluarga jauh dan bisa dikatakan orang

lain. Pasien juga kehilangan komunikasi dengan anaknya dan menganggap anaknya sudah tidak perduli padanya. Lingkungan pasien saat ini cukup mendukung kesembuhan pasien namun beberapa situasi seperti pada saat anak-anak dari paman pasien berkumpul, pasien akan kembali merasa sendiri dan ditinggalkan dan hidup dengan orang lain

Derajat Fungsional Skala 4 (Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, namun sebagian besar pekerjaan hanya duduk). Tabel 2. Skala Fungsional Skala Aktivitas menjalankan fugnsi sosial dalam kehidupan 1 Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit 2 Mampu melakukan pekerjaan ringan seharihari di dalam dan luar rumah (pekerjaan kantor) 3 Mampu melakukan perawatan diri, tapi hanya mampu melakukan pekerjaan ringan Perawatan diri masih bisa dilakukan, hanya mampu melakukan kerja ringan 4 Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat Tak melakukan aktifitas kerja, diri, namun sebagian besar pekerjaan hanya duduk dan berbaring 5 Perawatan diri dilakukan orang lain, tak mampu berbuat apa-apa berbaring pasif Tergantung pada pelaku rawat tergantung pada keluarga Perawatan diri, bekerja di dalam dan di luar rumah (mandiri) Mulai mengurangi aktifitas kerja Keterangan

Untuk kesembuhan pasien sangat diperlukan dukungan dari keluarga, maka perlu diberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit, tatalaksana, pencegahan dan komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit ini. Dalam hal ini sangat diperlukan pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan serangkaian kegiatan layanan kesehatan yang terencana, terarah, untuk menggali, meningkatkan, dan mengarahkan peran serta keluarga agar dapat memanfaatkan potensi yang ada untuk menyembuhkan anggota keluarga dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga yang mereka hadapi.

RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN (AWAL) No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan 1 Aspek Personal Sering berbicara sendiri Kegiatan : Menjelaskan kepada penyebab dari bicara sendirinya adalah stresor yang tinggi dan ketidak mampuan pasien menerima suatu kenyataan. Memberi edukasi kekeluarga saat ini agar memberikan dukungan kepada pasien dan memberikan rasa nyaman dan kepercayaan diri kepada pasien agar pasien secara bertahap dapat menerima kenyataan. Pasien dan keluarga 19 juli 2011 Pasien dan keluarga mengerti tentang penyebab dirinya berbicara sendiri. Kekhawatiran pasien dan keluarga dapat berkurang Ket

Aspek Klinik Aksis I: Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik dd/Scizoferenia Terapi farmakologik: - Alprazolam (Anti cemas) - Fluoxetine (Anti depresan) Terapi non farmakologik: Edukasi keluarga untuk hilangkan stressor atau jika tidak bisa maka edukasi penerimaan keadaan secara perlahan dengan fase awal melupakan stressor. Memberikan 19 juli obat anti depresi 2011 Pasien dan keluarga mengerti penyebab penyakit pasien dan dapat menyingkirkan stressor, atau membuat pasien menerima keadaan.

Aksis III : Memberikan 19 juli Osteoarthritis dd/ Rheumathoid arthritis pada regio genus anterior Terapi farmakologik: Voltaren gel Terapi non farmakologik: obat pereda nyeri 2011 Keluhan nyeri dan bengkak pada lutut dapat berkurang.

Kompres kaki dengan air hangat. Edukasi: Berolah raga ringan, istirahatkan kaki, kurangi beraktifitas terutama yang menambah beban pada kaki Rencana pemriksaan penunjang:
- Rontgen anteroposterior regio genus anterior - Pemeriksaan kadar asam urat

Aspek Risiko Internal 1. Usia 2. Obesitas 3. Ciri kepribadian narsistik 4. Perasaan selalu merepotkan anggota keluarga (keluarga saat ini) atas penyakit yang diderita. 5. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang. Kegiatan yang dilakukan : Memberikan penjelasan kepada pasien tentang masalah yang bisa timbul pada orang dengan usia lanjut, kelebihan berat badan dan menjelaskan tentang pemikiranpemikiran pasien yang salah juga memberikan edukasi tentang penyakitnya.

Pasien

19 juli 2011

Memberi penjelasan terhadap pasien bawha keluarganya yang saat ini menampungnya tidak merasa keberatan akan kehadirannya dan penyakitnya

Aspek Psikososial Keluarga dan lingkungan Pasien merasa sudah mendapatkan tempat yang baik serta orang yang perduli padanya. Namun

Pasien dan keluarga

19 juli 2011

Keluarga dapat mengetahui perkembangan penyakit pasien

sebenarnya pasien masih tetap saja merasa hidup sendiri. Pasien menganggap justru orang lain yang perduli padanya. Pasien merasa saudara kandungnya tidak perduli padanya. Karena

sebenarnya keluarga pasien saat ini adalah keluarga jauh dan bisa dikatakan orang lain. Pasien juga kehilangan komunikasi dengan anaknya dan menganggap anaknya padanya. Lingkungan pasien saat ini cukup mendukung kesembuhan pasien sudah tidak perduli

namun beberapa situasi seperti pada saat anak-anak dari paman pasien berkumpul, pasien akan kembali merasa sendiri dan

ditinggalkan dan hidup dengan orang lain. Kegiatan yang dilakukan :


Edukasi terhadap keluarga (keluarga saat ini) untuk dapat mencoba

menghubungi anak pasien dan memberikan pengertian untuk membantu kesembuhan pasien

TINDAK LANJUT & HASIL INTERVENSI Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK & RENCANA SELANJUTNYA Kedatangan pertama Tanggal: 19juli 2011 Tempat: INTERVENSI: Anamnesis : Sering berbicara, melamun dan menangis sendiri, nyeri pada lutut kiri Saat dilakukan home visite, pasien menyambut baik pemeriksa, saat diminta bercerita masalah yang dihadapi pasien mengatakan kalau dirinya sedih karena ditinggal oleh anaknya, anak pasien menikah dengan wanita asal ambon dan pindah

KDK Kayu keambon, sejak itu tidak ada komunikasi lagi dengan anaknya. Pasien mengulangPutih ulang cerita tersebut dan setiap ditanya pertanyaan lain pasien hanya menjawab sedikit dan kembali bercerita tentang kepergian anaknya. Pasien mengatakan kalau dia gagal dalam hidup ditinggal dulu suami dan sekarang ditinggal anaknya. Menurutnya keluarganya (saudara kandung) tidak ada yang perduli dengannya. Saat bercerita ekspresi pasien sedih dan berulang kali menangis. Pertanyaanpertanyaan lain yang diajukan pemeriksa sering dijawab dengan jawaban yang berubah-ubah dan sisanya pasien hanya menjawab lupa. Misalnya seperti saat ditanya sudah berapa lama dirumah tantenya pasien menjawab sudah 3 hari, kemudian saat beberapa saat setelah pembicaraan lain ditanya lagi pasien menjawab sudah lama sudah 3 bulan. Menurut pasien dia sering mendengar suarasuara yang memerintah pasien untuk keluar dari rumah. Pergi entah kemana.yang penting berjalan. Pemeriksaan fisik : Status Lokalis : Keterbatasan gerak pada sendi lutut, krepitasi (+) minimal

DIAGNOSTIS HOLISTIK Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran) Keluhan Harapan : Sering berbicara sendiri : Gangguan yang diderita bisa sembuh

Kekhawatiran : Penyakit yang diderita saat ini bertambah parah Aspek II (klinik) Depresi Sedang Osteo Athtritis Aspek III (resiko internal)
Usia pasien yang sudah tua.(60 tahun) Perasaan selalu merepotkan anggota keluarga (keluarga saat ini) atas penyakit yang diderita. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)


Tidak ditemukan masalah pada lingkungan pasien saat ini Keluarga pasien serumah saat ini cukup perhatian terhadap pasien, namun anak pasien dan keluarga sekandung pasien tidak perduli dan tidak mengetahui perkembangan penyakit pasien.

Aspek V (skala fungsional) Skala 4 (Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, namun sebagian besar pekerjaan hanya duduk). TATALAKSANA Medikamentosa : Fluexsetine Alprazolam Voltaren gel 1 x 20 mg 1 x 0,5 mg 2 x ue

Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur

RENCANA SELANJUTNYA Home Visite Konsul Bagian Jiwa Tindak lanjut I Tanggal: INTERVENSI: Anamnesis : Berbicara sendiri berkurang, masih melamun dan menangis sendiri, nyeri pada lutut kiri berkurang

22juji 2011 Pemeriksaan fisik : Tempat: Jl.Waringin (rumah pasien) DIAGNOSTIS HOLISTIK Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran) Keluhan Harapan : Sering menangis karena mengingat masalah yang dihadapi : Gangguan yang diderita bisa sembuh Status Lokalis : Keterbatasan gerak pada sendi lutut, krepitasi (-)

Kekhawatiran : Penyakit yang diderita saat ini bertambah parah Aspek II (klinik) Depresi Sedang Osteo Athtritis Aspek III (resiko internal)
Usia pasien yang sudah tua.(60 tahun) Perasaan selalu merepotkan anggota keluarga (keluarga saat ini) atas penyakit yang diderita. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)


Tidak ditemukan masalah pada lingkungan pasien saat ini Keluarga pasien serumah saat ini cukup perhatian terhadap pasien, namun anak pasien dan keluarga sekandung pasien tidak perduli dan tidak mengetahui perkembangan penyakit pasien.

Aspek V (skala fungsional)

Skala 3 (Mampu melakukan perawatan diri, tapi hanya mampu melakukan pekerjaan
ringan)

TATALAKSANA Medikamentosa : Fluexsetine Alprazolam Voltaren gel 1 x 20 mg 1 x 0,5 mg 2 x ue

Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien Edukasi mengenai stressor pada pasien dan jalan keluarnya untuk jangka pendek dan jangka panjang. Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur Edukasi pentingnya olahraga RENCANA SELANJUTNYA Home Visite Konsul Bagian Jiwa Tindak Lanjut II Tanggal: INTERVENSI: Anamnesis : Berbicara sendiri berkurang, masih melamun dan menangis sendiri, nyeri pada lutut kiri berkurang

26juli 2011 Pemeriksaan fisik : Tempat: KDK Kayu Putih DIAGNOSTIS HOLISTIK Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran) Keluhan Harapan : Sering menangis karena mengingat masalah yang dihadapi : Gangguan yang diderita bisa sembuh Status Lokalis : Keterbatasan gerak pada sendi lutut, krepitasi (-)

Kekhawatiran : Penyakit yang diderita saat ini bertambah parah Aspek II (klinik) Aksis I : Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik

Aksis II Aksis III Aksis IV

: Ciri kepribadian narsistik : Osteo Arthritis : - Masalah relasi dengan anak - Primary support group

Aksis V

: Gaf 70-80

Aspek III (resiko internal)


Usia pasien yang sudah tua.(60 tahun) Perasaan selalu merepotkan anggota keluarga (keluarga saat ini) atas penyakit yang diderita. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)


Tidak ditemukan masalah pada lingkungan pasien saat ini Keluarga pasien serumah saat ini cukup perhatian terhadap pasien, namun anak pasien dan keluarga sekandung pasien tidak perduli dan tidak mengetahui perkembangan penyakit pasien.

Aspek V (skala fungsional) Skala 3 (Mampu melakukan perawatan diri, tapi hanya mampu melakukan pekerjaan
ringan)

TATALAKSANA Medikamentosa : Fluexsetine Alprazolam Voltaren gel 1 x 20 mg 1 x 0,5 mg 2 x ue

Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien Edukasi mengenai stressor pada pasien dan jalan keluarnya untuk jangka pendek dan jangka panjang. Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur

Edukasi pentingnya olahraga RENCANA SELANJUTNYA Home Visite Tindak Lanjut III Tanggal: 5Agustus 2011 Tempat: Jl.Waringin (rumah pasien) DIAGNOSTIS HOLISTIK Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran) Keluhan Harapan : Ingin pulang ke cikampek : Gangguan yang diderita bisa sembuh INTERVENSI: Anamnesis : Merasa menjadi beban terhadap paman dan tantenya, nyeri pada lutut kiri berkurang Pemeriksaan fisik : Status Lokalis : Keterbatasan gerak pada sendi lutut, krepitasi (-)

Kekhawatiran : Penyakit yang diderita saat ini bertambah parah Aspek II (klinik) Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV : Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik : Ciri kepribadian narsistik : Osteo Arthritis : - Masalah relasi dengan anak - Primary support group Aksis V : Gaf 70-80

Aspek III (resiko internal)


Usia pasien yang sudah tua.(60 tahun) Perasaan selalu merepotkan anggota keluarga (keluarga saat ini) atas penyakit yang diderita. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)


Tidak ditemukan masalah pada lingkungan pasien saat ini Keluarga pasien serumah saat ini cukup perhatian terhadap pasien, namun anak pasien dan keluarga sekandung pasien tidak perduli dan tidak mengetahui perkembangan penyakit pasien.

Aspek V (skala fungsional) Skala 3 (Mampu melakukan perawatan diri, tapi hanya mampu melakukan pekerjaan
ringan)

TATALAKSANA Medikamentosa : Fluexsetine Alprazolam Voltaren gel 1 x 20 mg 1 x 0,5 mg 2 x ue

Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien Edukasi mengenai stressor pada pasien dan jalan keluarnya untuk jangka pendek dan jangka panjang. Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur Edukasi pentingnya olahraga Meminta pasien untuk membuat food recall, menjelaskan kegunaannya

KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama Aspek personal Pasien mengerti tentang penyebab pasien berbicara sendiri. Kekhawatiran pasien dan keluarga dapat berkurang

Aspek klinik Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV : Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik : Ciri kepribadian narsistik : Osteo Arthritis : - Masalah relasi dengan anak - Primary support group Aksis V : Gaf 70-80

Aspek risiko internal Pasien mengerti bahwa keluarganya yang saat ini menampungnya tidak merasa keberatan akan kehadirannya dan penyakitnya Aspek psikososial Keluarga dapat mengetahui perkembangan penyakit pasien Derajat fungsional Skala 3 (Mampu melakukan perawatan diri, tapi hanya mampu melakukan pekerjaan ringan) Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien : Akses layanan kesehatan dekat Adanya pelaku rawat (tante pasien) yang cukup perhatian dengan masalah yang dihadapi pasien. Kesabaran keluarga pasien saat ini dalam memberi dukungan dan perhatian yang lebih terhadap pasien Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien : Keterbatasan dana dan waktu keluarga pasien untuk kontrol. Tidak adanya komunikasi dengan anak, kakak dan adik kandung pasien.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya Konsultasi kebagian jiwa di KDK FK-UI kayu putih Mengedukasi keluarga agar pasien teratur kontrol dan minum obat. Berdiskusi dengan keluarga pasien dalam mencarikan aktivitas dalam keseharian pasien agar pasien dapat melupakan masalahnya. Mengedukasi keluarga agar berkomunikasi aktif dengan pasien terutama saat pasien terlihat berbicara sendiri. Mengedukasi keluarga pasien (keluarga saat ini) untuk menghubungi keluarga pasien (anak, adik dan kakak kandung pasien) dan menjelaskan keadaan pasien saat ini, dan diharapkan mereka mau mengerti dan membantu proses kesembuhan pasien. Mengedukasi pasien untuk berolah raga ringan, kurangi beraktifitas terutama yang menambah beban pada kaki. Jika nyeri pada lutut kambuh, istirahatkan kaki dan kompres dengan air hangat.

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Berkas Keluarga Binaan Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih No Berkas No Rekam Medis Nama Pembina : 4897424 : 1764/11 : dr. Dewi Friska

Alasan untuk dilaksanakan pembinaan keluarga pada keluarga ini: Pasien mengalami masalah kejiwaan yang faktor penyebab utamanya adalah kehilangan kontak dengan anggota keluarga terdekatnya. Hal tersebut ditambah dengan tidak mengertinya keluarga dan pasien tentan penyakit yang dialami, penyebab dan cara mengatasinya. Untuk penatalaksanaan masalah kesehatan ini dibutuhkan partisipasi dan kerjasama aktif pasien dan anggota keluarga ia (terutama tante pasien ) sekarang ini. Pelakurawat/contact person/significant other dari pasien adalah: Tante pasien (dalam silsilah keluarga). hub.dgn pasien: Saudara jauh pasien dari orang tua pasien Data Demografi Keluarga Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga No Nama Keduduk Gender an dalam keluarga 1 Ny. Juhana Keponak Perempuan 60 an (pasien) SMA Tidak bekerja Umur Pendid Pekerjaan Berpartisip Ket tambahan ikan asi dalam pembinaan Keponakan dalam silsilah keluarga

2 Tn.Viktor Paman Manururn g 3 Ny.Viktor Tante 4 Hendrian Anak pasien

Laki-laki

75

D3

Pesiunan Ya

Perempuan 65 Laki-laki 28

SMA IRT S1

Ya Pergi meninggalkan pasien

Karyawan Tidak

Diagram 1. Genogram

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Pasien.

: Laki-laki meninggal : Perempuan meninggal

: Mengalami gangguan kejiwaan, meninggal Anak pasien sudah memiliki anak, namun pasien lupa apakah cucunya laki-laki atau perempuan

Data Dinamika Keluarga Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga adalah keluarga usia lanjut dari dua generasi, anak pasien sudah menikah dan tinggal terpisah. Terdapat 1 siklus kehidupan dalam rumah pasien yaitu keluarga dengan usia tua. Pasien tinggal bersama dengan paman dan tantenya.

Diagram 2. Family map PAMAN TANTE

PASIEN

ANAK Keterangan:

ADIK PASIEN

(hubungan keluarga tidak dekat) ( hubungan keluarga biasa) (hubungan keluarga sangat dekat)

Tabel 2. Fungsi-fungsi dalam keluarga Fungsi Keluarga Biologis Pasien mengalami gangguan nyeri sendi sejak 1 Penilaian Kesimpulan pembina untuk fungsi keluarga yang bersangkutan Fungsi biologis dalam keluarga ini

bulan yang lalu. Sehingga cukup kesulitan untuk kurang baik karena terdapat faktor beraktifitas sehari-hari. risiko berupa gangguan kejiwaan, usia lanjut dan juga nyeri sendi

Psikologis

Pasien mengalami depresi berat karena menghadapi beberapa masalah. Salah satunya ditinggal menikah oleh anaknya. Setelah menikah anaknya pergi, tidak ada kabar dan tidak pernah kembali. Sejak itu pasien mulai sering diam dan menangis.

Fungsi psikologis dalam keluarga ini kurang baik karena terdapat faktor risiko berupa gangguan kejiwaan diamana masalah utama penyebab gangguan kejiwaan pasien cukup vital yaitu primary

Sebelumnya 3 tahun yang lalu orang tua pasien support group meninggal, sejak itu pasien mulai mengalami masalah dengan saudara-saudaranya. Pasien tinggal serumah dengan adiknya yang sudah menikah. Setiap hari pasien selalu bertengkar dengan adik dan adik iparnya. Pasien juga ditinggal pergi oleh suaminya Sosial Kehidupan sehari-hari pasien dan keluarga keluarga dihabiskan hanya didalam rumah tidak
pernah turut berperan serta dalam berbagai aktivitas sosial di lingkungan rumah., dan sewaktu tinggal

Fungsi sosial dalam keluarga ini kurang baik. Seluruh aktifitas keseharian hanya dilakukan didalam rumah. Faktor resiko berupa gangguan kejiwaan dan nyeri sendi juga menjadi halangan.

dicikampek pasien juga hanya didalam rumah.

Ekonomi & Pasien tidak bekerja, semua kebutuhan pasien Pemenuhan dipenuhi oleh pamannya yang pensiunan guru kebutuhan dengan tunjangan terbatas. Sementara semua

Fungsi ekonomi keluarga ini juga buruk. Seluruh kebutuhan keluarga hanya bergantung pada

kebutuhannya selama dicikampek dipenuhi oleh gaji pensiun paman pasien sebagai orang tua dan sudaranya. guru. Tidak ada usaha tambahan dirumah. Tante pasien dan pasien sendiri tidak bekerja. Sesekali ada tambahan dari anak keponakan pasien. Namun jumlahnya terbatas dan tidak rutin.

Data Risiko Internal Keluarga Tabel 3. Perilaku kesehatan keluarga Perilaku Sikap & perilaku keluarga yang menggambarkan perilaku tsb Kebersihan Perilaku anggota keluarga untuk pribadi & menjaga kebersihan cukup baik, Kebesihan pribadi dan lingkungan keluarga ini sudah cukup baik dengan kondisi yang ada. Sebenarnya tempat sampah utama terlalu dekat dengan rumah terutama dengan ruang tamu dan ruang keluarga, tetapi mengingat letak rumah yang langsung berhadapan dengan jalan. Menurut pembina itu sudah maksimal Pencegaha Kebiasaan berobat keluarga hanya n spesifik untuk menyembuhkan penyakit (kuratif) sedangkan pencegahan penyakit (preventif) masih kurang. Keluarga hanya berobat jika ada masalah kesehatan. Keluarga ini mempunyai perilaku pencegahan spesifik yang buruk Kesimpulan pembina untuk perilaku ybs

lingkungan kebersihan lingkungan juga baik. Seluruh tanggung jawab kebersihan rumah lebih banyak dikerjakan oleh tante pasien.

Gizi keluarga

Makanan sehari-hari keluarga ini dimasak oleh tante pasien. Menu masakan lebih sering ikan kering, jarang memasak daging merah. Pengolahan masakan selalu dengan

Makanan sehari-hari keluarga masih jauh dari empat sehat. Menu sehari-hari lebih didominasi makanan yang digoreng. Keterbatasan dana harusnya tidak bisa menjadi alasan untuk tidak

cara digoreng. Memasak sayuran hanya memenuhi kebutuhan protein mungkin satu kali sehari yaitu pagi hari. dengan cara mengganti daging dengan

Pemenuhan protein kurang. Tidak ada telur atau tempe dan tahu. buah dan susu pada menu sehari-hari Asah asih Pasien dan pelaku rawat taat dalam asuh beribadah begitu juga keponakan pasien yang tidak tinggal masih dalam satu lingkungan perumahan dengan pasien Kesehatan Semua penghuni rumah sudah berusia Keluarga ini cukup mengerti tentang reproduksi lanjut. Keluarga mengerti tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada usia lanjut Latihan jasmani / aktivitas fisik Aktifitas fisik sehari-hari keluarga sangat sedikit. Keseharian hanya dihabiskan didalam rumah. tidak pernah berolah raga, faktor penghuni rumah sudah berusia lanjut menurunkan minat keluarga ini untuk berolah raga, padahal satu diantaranya yaitu paman pasien menderita penyakit jantung. Latihan jasmani dan aktifitas fisik keluarga ini sangat kurang. Informasi tentang kegiatan latihan jasmani rutin yang ada disekitar rumah juga sangat kurang. kesehatan reproduksi geriatri. Asah asih asuh dalam keluarga ini cukup baik

Penggunaa Hampir tidak ada, hanya satu dari n anggota keluarga yang menggunakan

Kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada padahal rumah

pelayanan fasilitas kesehatan yaitu dokter praktek keluarga ini sangat dekat dengan kesehatan spesialis namun jarang. Kebiasaan Paman pasien sering membeli obat / perilaku lainnya sendiri keapotek tanpa resep dokter, Nama obat yang dibeli sama dengan beberapa fasilitas kesehatan. Perilaku membeli obat sendiri tanpa resep dokter yang dilakukan keluarga ini sangat beresiko.

yang buruk yang diberikan oleh dokter untuk kesehatan Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan Keluarga Tabel 4. Faktor pelayanan kesehatan Faktor Keterangan Kesimpulan pembina untuk faktor pelayanan kesehatan Pusat pelayanan kesehatan yang digunakan oleh pasien dan keluarga Cara mencapai pusat Dengan menggunakan angkutan umum pelayanan kesehatan tersebut Tarif pelayanan kesehatan tersebut dirasakan 1. Cukup mahal 2. Terjangkau 1. Praktek dokter spesialis jantung. 2. Klinik dokter keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Keluarga ini kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Padahal pelayanan kesehatan cukup variatif dan jaraknya dekat dengan rumah. Mahalnya tarif fasilitas kesehatan tidak bisa menjadi alasan karena dengan variatifnya fasilitas kesehatan harusnya pasien bisa memilih yang sesuai. sebelumnya.

Kualitas pelayanan kesehatan tersebut dirasakan

Baik

Tabel 5. Tempat tinggal Kepemilikan rumah : menumpang /kontrak/ hibah/ milik sendiri Daerah perumahan : kumuh / padat bersih / berjauhan/ mewah

Karakteristik Rumah

Kesimpulan pembina untuk tempat tinggal

Luas rumah : 600 m2

Tempat tinggal pasien secara umum sudah cukup baik.

Jumlah orang dalam satu rumah : 3 orang

Luas Halaman rumah : - m2

Bertingkat / tidak bertingkat

Lantai rumah dari : tanah / semen / keramik / lain-lain*

Dinding rumah dari : papan / tembok / kombinasi*

Penerangan di dalam rumah Jendela Tidak ada Listrik : Ada/tidak

Bila tidak, malam hari menggunakan

Ventilasi Kelembapan rumah : lembap/tidak* Bantuan ventilasi di dalam rumah : ada/tidak* Bila ada, yaitu : AC / Kipas angin / exhaust fan*

Kebersihan di dalam rumah Bersih

Tata letak barang dalam rumah Cukup rapih dan teratur

Sumber air air minum dan masak dari : Sumur / pompa tangan / pompa listrik / PAM / beli dari tukang air Air cuci Sumur / pompa tangan / pompa listrik / PAM / beli dari tukang air Jarak sumber air dari septic tank : 8 m

Kamar Mandi Keluarga Ada / Tidak Ada Dalam Rumah / Luar Rumah Jumlah : 1 Buah, ukuran 3 x 4 m2

Jamban Ada / Tidak Ada Dengan pegangan / Tanpa pegangan Bentuk jamban : Jongkok / Duduk

Limbah & sampah Limbah dialirkan ke : tidak ada / got / kali Tempat sampah di luar rumah : ada / tidak Kesan kebersihan lingkungan permukiman : baik / cukup / kurang*

Diagram 3. Denah rumah (termasuk ukuran, gambaran ventilasi, tataruang dan arah mata angin)

Diagram 4. Peta rumah dicapai dari klinik

The Mandala Of Health


Budaya
Komunitas
Gaya Hidup Tidak pernah berolah raga Beli obat sendiri jika sakit

Perilaku Tidak pernah olah raga Paman Pasien memeli obat sendiri jika sakit

Keluarga - Bentuk keluarga, keluarga usia lanjut - Siklus kehidupan keluarga lansia

Psiko Sosial Ekonomi Komunikasi terputus dengan anak Stress memikirkan nasib anaknya Pasien tidak bekerja Keuangan ditanggung pamannya Tidak ada dana kesehatan

Pelayanan Klinik Ketersediaan spesialis kejiwaan Senam jantung sehat

Ny.J Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik Suspek Osteo arthritis dd/hiperuricemia

Pekerjaan Pasien tidak bekerja Paman dan tante pasien juga tidak bekerja

Fungsi Biologi Depresi berat dengan cirri psikotik nyeri sendi lutut, kesulitan untuk beraktifitas sehari-hari. Paman Pasien menderita sakit jantung

Lingkungan Perumahan Lingkungan padat beraih Luas rumah 600 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah 3 orang

Human Made Enviroment

Biosphere

Diagnosis Keluarga dan Lingkungan Masalah Internal Keluarga Masalah Biologis : Pasien mengalami gangguan nyeri sendi sejak 1 bulan yang lalu. Sehingga cukup kesulitan untuk beraktifitas sehari-hari. Masalah Psikologis : Pasien mengalami depresi berat karena menghadapi beberapa masalah. Salah satunya ditinggal menikah oleh anaknya. Setelah menikah anaknya pergi, tidak ada kabar dan tidak pernah kembali. Sejak itu pasien mulai sering diam dan menangis. Sebelumnya 3 tahun yang lalu orang tua pasien meninggal, sejak itu pasien mulai mengalami masalah dengan saudara-saudaranya. Pasien tinggal serumah dengan adiknya yang sudah menikah. Setiap hari pasien selalu bertengkar dengan adik dan adik iparnya. Pasien juga ditinggal pergi oleh suaminya Masalah Psikososial : Kehidupan pasien sehari-hari hanya dilakukan didalam rumah. Masalah Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan : pasien mempunyai masalah ekonomi dan masalah pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier, seluruh pemenuhan kebutuhan keluarga dipenuhi oleh paman pasien tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan keluarga Masalah perilaku kesehatan keluarga : perilaku kesehatan keluarga masih bersifat kuratif. Dan paman pasien mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu membeli sendiri obat-obatan tanpa konsultasi kedokter. Latihan jasmani dan aktifitas fisik keluarga ini juga sangat kurang. Informasi tentang kegiatan latihan jasmani rutin yang ada disekitar rumah juga kurang.

Masalah Eksternal Keluarga Masalah pelayanan kesehatan : Pusat pelayanan kesehatan masih cukup terjangkau dan variatif hanya saja kurang informatif karena keluarga kurang peduli dan kurang aktif mencari informasi.

Skor kemampuan keluarga dalam penyelesaian masalah dan Rencana Penatalaksanaan No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Coping score awal 1. 2. Masalah biologis Fungsi psikologis Pasien 19,22 juli 2011 4 5 3 2

Pasien dan 19,22,26 juli, 5 keluarga agustus 2011

3.

Fungsi psikososial

Pasien dan 19,22,26 juli, 5 keluarga agustus 2011

4.

Perilaku kesehatan keluarga.

Pasien dan 19,22,26 juli keluarga 2011

5.

Aktivitas fisik(olahraga)

Pasien dan 19,22,26 juli keluarga 2011

Keterangan Coping score: 1 = Tidak dilakukan, menolak, tidak ada partisipasi 2 = Mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber (hanya keinginan) penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider 3 = Mau melakukan, namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan sehingga penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider 4 = Mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider 5 = Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

Skoring Kemampuan Menyelesaikan Masalah pada Awal dan Akhir Studi


No Masalah Skor awal Rencana penyelesaian masalah Indikator keberhasilan Resume hasil akhir perbaikan Skor akhi r 99

Bentuk dan Organisasi Keluarga Bentuk keluarga adalah keluarga usia lanjut dari dua generasi, anak pasien sudah menikah dan tinggal terpisah. Terdapat 1 siklus kehidupan dalam rumah pasien yaitu keluarga dengan usia tua. Pasien tinggal bersama dengan paman dan tantenya. Fungsi Biologis Pasien mengalami gangguan nyeri sendi sejak 1 bulan yang lalu. Sehingga cukup kesulitan untuk beraktifitas sehari-hari.

99

Tidak ada rencana intervensi

---

---

Edukasi pasien sebaiknya pekerjaan


rumah sehari-hari dikerjakan bersama dengan tante pasien, mengingat keduanya yang sudah berusia lanjut Edukasi tidak angkat berat Edukasi untuk posisi yang benar saat bekerja atau angkat berat Edukasi cara penangan sendiri dirumah jika nyerinya kambuh

Pasien dan keluarga tahu


tentang penyakit osteoarthritis dan melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit maupun komplikasinya

Pasien dan keluarga


sudah mengerti namun masih memerlukan bimbingan

Gangguan depresi berat dengan ciri psikotik

Memberi edukasi kekeluarga agar


memberikian dukungan kepada pasien dan memberikan rasa nyaman dan kepercayaan diri kepada pasien agar pasien secara bertahap dapat menerima

Keluarga mengerti tentang


gangguan depresi, cara mengatasinya, hal-hal yang dapat mengurangi dan cara mengatasi

Pasien dan keluarga


sudah mengerti namun masih memerlukan bimbingan

kenyataan. Mengedukasi keluarga agar mencarikan aktifitas untuk keseharian pasien agar pasien dapat melupakan masalah yang dialaminya. Megedukasi keluarga untuk mnegajak pasien berbicara saat melihat pasien mulai berbicara sendiri 3 Fungsi Psikososial Hubungan pasien dengan keluarga saat ini cukup baik, namun hubungan dengan keluarga dekatnya yaitu dengan anaknya pasien kehilangan kontak serta tidka ada kabarnya dan dengan saudara kandungnya kurang baik. Fungsi Sosial Kehidupan pasien sehari-hari selama dijakarta hanya didalam rumah, dan sewaktu dicikampek juga hanya didalam rumah. Jarang bersosialisasi dengan tetangga. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan Semua kebutuhan pasien dipenuhi oleh paman dan tantenya ondisi ekonomi paman dan tante pasien terbatas. Sementara pasien tidak bekerja dan pasien 2

kekambuhannya.

Memberi saran kepada pasien dan


keluarga saat ini untuk mengadakan temu keluarga dengan keluarga dekat sipasien (anak dan saudara kandung pasien) dan berdiskusi bersama mengenai masalah pengobatan pasien

Adanya temu keluarga dan Keluarga saat ini


berdiskusi mengenai masalah keluarga demi kesembuhan pasien kesulitan untuk berkomunikasi dengan keluarga dekat pasien.

Mengedukasi keluarga sebaiknya pasien dibantu untuk bersosialisasi dengan tetangga dilingkungan rumah dan rumah ibadah.

Pasien kenal dan bersosialisai dengan tetangga dan rajin kerumah ibadah

Pasien kenal beberapa tetangga dan pasien kenal dengan pemuka agama dan rajin ketempat ibadah

Sebaiknya paman dan tantenya


memberikan pengertian secara perlahan kepada pasien tentang kondisi ekonomi mereka.

Pasien mengerti kondisi perekonomian paman dan tantenya.

Pasien masih dalam proses bimbingan untuk menerima kenyataan akan anak dan saudaranya yang tidak memperdulikannya,

99

terbiasa dengan kehidupan yang serba ada.

belum memungkinkan untuk pasien menerima beberapa kesulitan sekaligus.

Fungsi Perilaku Kesehatan Keluarga Perilaku kesehatan keluarga masih bersifat kuratif, belum prefentif.

Keluarga hanya berobat hanya jika sudah menderita suatu penyakit, namun tidak ada pencegahan yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya penyakit

Keluarga mengerti tentang pentingnya serta caranya mencegah timbulnya suatu penyakit.

Keluarga mengerti tentang pencegahan penyakit serta mau mengikuti programprogram pemerintah salah satunya seperti pencegahan demam berdarah dengan foging, penaburan bubuk abate dan pemberantasan sarang nyamuk Keluarga mengetahui
adanya kegiatan senam di KDK FKUI Kayu Putih dan mulai meluangkan waktu untuk berolahraga.

Membeli obat sendiri


keapotek tanpa resep dokter, Nama obat yang dibeli sama dengan yang diberikan oleh dokter sebelumnya.

Menjelaskan pada pasien dan


keluarga mengenai pentingnya manfaat olahraga sebagai pencegahan dan penatalaksanaan penyakit terutama bagi anggota keluarga yang menderita penyakit jantung.

Keluarga dan pasien


mengetahui pentingnya olahraga dan saling menunjang kebiasaan ini dengan berusaha melakukannya secara teratur.

Belum terbudayanya
kebiasaan olahraga pada keluarga

Menjelaskan pada keluarga tentang


bahayanya mengkonsumsi obat berlebihan dan diluar anjuran dokter.

Pasien mengerti
bahayanya mengkonsumsi obat diluar anjuran dokter

Pasien hanya
mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan kontrol jika ada keluhan.

Indeks koping

Kesimpulan Pembinaan Keluarga pada Pembinaan Keluarga Saat ini (keadaan kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama, faktor-faktor pendukung dan penghambat partisipasi keluarga, indikator keberhasilan, serta rencana pembinaan keluarga selanjutnya) Masalah kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama dan coping score akhir Saat ini pasien sudah merasa nyaman dan cocok tinggal dengan paman dan tantenya, namun hal ini hanya akan berlangsung sebentar karena pada dasarnya masalah utama pasien adalah karena ditinggal anak dan ditelantarkan oleh saudara kandungnya. Pada akhirnya nantinya pasien akan mulai bosan dengan kehidupan dijakarta dan akan kembali memikirkan masalah yang menjadi stressor utama pasien. Coping score skala 3 (Mampu melakukan perawatan diri, tapi hanya mampu melakukan pekerjaan ringan) Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan keluarga Akses layanan kesehatan dekat Adanya pelaku rawat (tante pasien) Kesabaran keluarga pasien saat ini dalam memberi dukungan dan perhatian yang lebih terhadap pasien

BERKAS OKUPASI Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : --No Berkas No Rekam Medis Pasien Ke : --: --: ---

Data Administrasi Tanggal diisi oleh Nama : 22 Juli 2011 : Yudha/Fauzi Pasien Nama Umur / Tgl. Lahir Sumiyati 53 thn /22 agustus 1962 1. KK 2. Istri Kedudukan dalam keluarga 3. Anak 4. Orangtua 5. Keponakan 6. Lain-lain, yaitu. Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Kedatangan yang ke Telah diobati sebelumnya Perempuan Islam SD Pembantu rumah tangga Janda Tidak lulus Pembantu rumah tangga NPM : 0910221018 / 207.315.143 Keterangan

Ya

Diobati sendiri

Alergi obat Sistem pembayaran

Tidak ada

Menurut pengakuan pasien

Data Pelayanan ANAMNESIS (dilakukan secara autoanamnesis) A. Alasan kedatangan/keluhan utama Nyeri lutut hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu B. Keluhan lain/tambahan --C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang Pasien mengeluh kedua lututnya terasa nyeri dan linu. Keluhan sudah dirasakan pasien kambuh-kambuhan sejak 2 tahun yang lalu, awalnya nyeri dirasakan pada lutut kanan dan kemudian terakhir lutut kiri pun menjadi nyeri. Nyeri dirasakan terutama saat aktivitas seperti berjalan kaki dan mengepel lantai sehingga pasien harus berhenti sejenak sampai nyeri mereda dan nyeri bertambah parah dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa bulan terakhir pasien juga merasa mudah lelah dan badan menjadi tidak bugar sehingga aktivitasnya menjadi terganggu, yang tadinya keseharian pasien mencuci baju, piring, nyetrika dan membersihkan lantai sekarang pasien sudah lelah ketika membersihkan lantai saja. Sehingga pekerjaannya banyak yang tertunda. Hal ini membuat pasien menjadi harus tidur lebih malam untuk menyelesaikan semua aktivitasnya. Pasien juga mengakui adanya bengkak pada kedua lutut dan kaki. Untuk mengobati nyeri pada kakinya pasien menggunakan balsem atau koyo. Pasien mengaku keluhan membaik dengan menggunakan balsem dan koyo tersebut. D. Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit maag sejak muda, membaik dengan obat promag yang dibeli sendiri. Penyakit kencing manis, asma, sakit jantung, penyakit ginjal, alergi obat dan makanan disangkal, Riwayat peningkatan kadar asam urat sebelumnya tidak diketahui E. Riwayat penyakit keluarga Penyakit kencing manis, asma, sakit jantung, penyakit ginjal, alergi obat dan makanan disangkal. Riwayat penyakit sendi yang sama pada keluarga tidak diketahui. F. Riwawat imunisasi Pasien tidak tau

G. Riwayat sosial dan ekonomi Pasien seorang pembantu rumah tangga yang sudah 5 tahun bekerja dengan majikannya yang sekarang. Sebelumnya pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga dirumah anak majikannya dibandung. Pasien pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar namun tidak sampai lulus. Pekerjaan pasien sehari-hari sebagai pembantu rumah tangga sejak berusia 35 tahun. Bekerja sejak pagi hingga malam. Pasien beristirahat siang sekitar 2-3 jam setiap harinya pada sore hari. Pekerjaan relatif berat karena dikerjakan sendiri. Aktivitas berupa tugas-tugas rumah tangga harian seperti mencuci pakaian, mencuci piring, menyetrika dan membersihkan lantai. Pasien mencuci pakaian dengan tangan dengan posisi duduk, mencuci piring dengan posisi berdiri, menyetrika dalam posisi berdiri kadang duduk, dan

membersihkan lantai dengan posisi berdiri.

Kebiasaan waktu makan tidak teratur, 2-3 kali sehari. Ia menyukai makanan yang asin, pedas, dan asam. Menu makan pasien terbilang cukup baik. Karena sesuai dengan menu makanan majikannya. Pasien jarang berolah raga karena tidak mempunyai waktu khusus untuk melakukannya dan tidak terlalu paham pentingnya berolah raga. Namun aktivitas fisiknya senantiasa terjaga karena ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah harian. Merokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi obat terlarang disangkal. Pasien berstatus janda, pasien pernah menikah saat berusia 23 tahun lalu dengan cara dijodohkan. Suami pasien sudah meninggal saat berusia 45 tahun karena sakit batuk lama. Sejak suami meninggal, pasien kemudian bekerja sebagai pembantu rumah tangga dibandung. Pasien tidak pernah menikah lagi sejak suaminya meninggal. Pasien mempunyai dua orang anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki pasien sudah menikah dan sudah bekerja sebagai pedagang bakso keliling di daerah ciamis. Anak perempuan pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah anak majikan pasien dibandung.

ANAMNESIS OKUPASI 1. Jenis pekerjaan Jenis pekerjaan Bahan/material yang digunakan Pembantu rumah tangga Deterjen, lap pel, sapu, ember, papan cuci, setrika, papan setrika, 2. Uraian pekerjaan Pasien mulai bekerja dari pagi sampai malam hari. Isirahat pada sore hari sekitar 2-3 jam. Pagi hari pasien memasak sarapan, menyapu lantai kemudian mengepel lantai. Setelah itu pasien melanjutkan pekerjaanya mencuci baju, kemudian pasien memasak makan siang dan makan malam sekaligus. Kemudian pasien mencuci piring dan terakhir menyetrika baju. Jika pasien merasa lelah, sebelum memulai pekerjaan lain pasien beristirahat terlebih dahulu. Rutinitas harian membuat pasien terkadang merasa bosan. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja Tempat kerja (perusahaan) Jln. Waringin raya Lama kerja (dalam bulan/tahun) 18 tahun

Bahaya Potensial Urutan kegiatan Fisik Kimia Bio Ergo Psiko

Gangguan kesehatan yang mungkin

Risiko kecelaka an kerja

Debu Menyapu lantai

Tun

Punggung : menunduk Jenuh Tungkai : berdiri gau Tangan dan pergelangan ISPA, mialgia, LBP tangan : power grip Gerakan repetitif

Sabun Mengepel lantai pembers ih lantai

Punggung : menunduk Tungkai : berdiri Tangan dan pergelangan tangan : power grip Gerakan repetitif

Jenuh

Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia, LBP,

Jatuh tergelincir

Deterjen , Mencuci baju Pewangi pakaian

Punggung : menunduk Tungkai : posisi duduk dikursi pendek Tangan dan pergelangan tangan : power grip Rotasi Gerakan repetitif, mengangkat berat Punggung : menunduk Tungkai : posisi duduk dikursi pendek Tangan dan pergelangan tangan : power grip Rotasi Gerakan repetitif Punggung : menunduk Tungkai : posisi duduk dikursi pendek, berdiri Tangan dan pergelangan tangan : power grip Gerakan repetitif

Jenuh
Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia, LBP, osteoartritis

Sabun cuci Mencuci piring piring

Jenuh Terkena
Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia

pecahan kaca

Panas, gelomba Menyetrika baju ng elektrom agnetik dan listrik Panas, Benda tajam Memasak makanan

Pewangi pakaian

Terbakar Dehidrasi, mialgia, osteoartritis setrika, tersengat listrik

Bumbu masakan

Tungkai : Berdiri Tangan dan pergelangan tangan : power grip Gerakan repetitif

Terbakar Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia., carpal tunnel syndrome, dehidrasi. api kompor, tersayat pisau atau peralatan masak lainnya

Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala/keluhan yang ada) Pasien mengeluh kedua lutut kakinya nyeri dan linu dan dirasakan bertambah berat jika sedang bekerja.

PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk status gizi Kesadaran : Compos mentis

Keadaan umum : Baik Penampilan : Pasien seorang perempuan dengan penampilan agak lusuh, warna kulit

sawo matang, rambut hitam sebahu terlihat acak-acak. Tinggi badan Berat badan Status gizi Tanda vital : 158 : 51 : Normal IMT : 20.4

: Tekanan darah : 120/80 Frekuensi nadi : 84 Frekuensi nafas : 16 Suhu : afebris

B. Status generalis Kepala Mata : Normochepal : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, reflek cahaya +/+. Telinga Hidung : Normal, liang telinga lapang, serumen tidak ada : Simetris, septum tidak deviasi , konka nasalis tidak hipertrofi, sekret tidak ada. Tenggorok : Uvula ditengah, tonsil T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis

Gigi dan mulut : Bibir simetris, lidah tidak kotor. Leher : simetis, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.

Dada Paru Inspeksi

: Gerakan dinding thorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis, tidak ada retraksi sela iga

Palpasi

: Vokal fremitus sama pada kedua hemithoraks

Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi

: Sonor pada kedua lapang paru. : Suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing

: Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis tidak kuat angkat : Batas atas : ICS II linea parasternal sinistra

Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra Batas kanan : ICS IV linea mid klavikula sinistra. Auskultasi Abdomen Inspeksi Palpasi : Datar, tidak ada sikatrik : Supel, tidak ada nyeri tekan epigastrium, hepar dan lien tidak teraba membesar, ballotement (-) Perkusi Auskultasi Ekstremitas : Timpani : Bising usus (+) normal : Tungkai tidak edema, akral tidak pucat serta tidak sianosis, kekuatan otot 5555 5555 Muskuloskeletal Status neurologis : Dalam batas normal : pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks 5555 5555 : BJ I-II normal, murmur tidak ada, gallop tidak ada

cahaya tak langsung +/+ Tanda rangsang meningeal tidak diperiksa Nervus kranialis kesan normal Refleks fisiologis + + Refleks patologis -/+ +

C. Status lokalis Genu dextra et sinistra Look : Anterior dan posterior simetris, tidak tampak deformitas, posisi normal, udem (-/-) Feel : Nyeri tekan (+/+), udem (-/-), krepitasi (-/-) Move : Fleksi 160/160 Kesan : Pergerakan tidak terbatas

PEMERIKSAAN FISIS OKUPASI 1. Tanda Vital


a. Nadi : 84 x/ menit c. Tekanan Darah (duduk) : 120/80 mm Hg

b. Pernafasan

: 16 x/ menit

d. Suhu Badan

: Afebris

2. Status Gizi

a.

Tinggi Badan

: 158 cm

Berat Badan

: 51 Kg

IMT = 20.4

b.

Bentuk Badan

Astenikus

Atletikus

Piknikus

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum

Keterangan

a. Kesadaran

Compos Mentis

Kesadaran menurun

b. Tampak kesakitan

Tidak

Ya

c. Berjalan ada gangguan

tidak

Ya

4. Kelenjar Getah Bening

Jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi

a.

Leher

Normal

Tidak Normal

b.

Submandibula

Normal

Tidak Normal

c.

Ketiak

Normal

Tidak Normal

d.

Inguinal

Normal

Tidak Normal

5. Mata Ket

mata kanan

mata-kiri

a.

Persepsi Warna

Normal

Buta Warna Parsial Buta Warna Total

Normal

Buta Warna Parsial Buta Warna Total

b.

Kelopak Mata

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

c.

Konjungtiva

Normal

Hiperemis Pucat

Sekret Pterigium

Normal

Hiperemis Pucat

Sekret Pterigium

d.Kesegarisan / gerak bola mata

Normal

Strabismus

Normal

Strabismus

e.

Sklera

Normal

Ikterik

Normal

Ikterik

f.

Lensa mata

tidak keruh

Keruh

Tidak keruh

Keruh

g.

Bulu Mata

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

h.

Penglihatan 3 dimensi

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

i.

Visus mata

Kanan 6/6

Kiri 6/6

6.Telinga

Telinga kanan

Telinga kiri

a.

Daun Telinga

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

b.

Liang Telinga

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

- Serumen

Tidak ada

Ada serumen Menyumbat (prop)

Tidak ada

Ada serumen Menyumbat (prop)

c.

Membrana Timpani

Intak

Tidak intak lainnya

Intak

Tidak intak lainnya ..

d.

Test berbisik

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

e.

Test Garpu tala

Rinne

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal (Tidak dilakukan)

f.

Weber

(Tidak dilakukan)

g.

Swabach Lain lain .

(Tidak dilakukan)

h.

7. Hidung

a.

Meatus Nasi

Normal

Tidak Normal

b.

Septum Nasi

Normal

Deviasi ke ........

c.

Konka Nasal

Normal

Udem

lubang hidung ........

d.

Nyeri Ketok Sinus maksilaris

Normal

Nyeri tekan positif di ..

e.

Penciuman : normosmia

8. Gigi dan Gusi

87654321 12345678

87654321 12345678

9. Tenggorokan

a.

Pharynx

Normal

Hiperemis

Granulasi

b.

Tonsil :

Ukuran

Kanan : To T1 T2

T3

Kiri : To T1 T2 T3

Normal

Hiperemis

Normal

Hiperemis

c.

Palatum

Normal

Tidak Normal

d.

Lain- lain

10. Leher

Keterangan

a.

Gerakan leher

Normal

Terbatas

b.

Kelenjar Thyroid

Normal

Tidak Normal

c.

Pulsasi Carotis

Normal

Bruit

d.

Tekanan Vena Jugularis

Normal

Tidak Normal

e.

Trachea Lain-lain : ..

Normal

Deviasi

f.

11. Dada

Keterangan

a.

Bentuk

Simetris

Asimetris

b.

Mammae

Normal

Tidak Normal

Tumor : Ukuran Letak Konsistensi

c.

Lain lain

12. Paru- Paru dan Jantung Keterangan

a.

Palpasi

Normal

Tidak Normal

Kanan

Kiri

b.

Perkusi

Sonor

Redup

Hipersonor

Sonor

Redup

Hipersonor

Iktus Kordis

Normal

Tidak Normal , sebutkan ............. Tidak Normal , sebutkan

Batas Jantung :

Normal

c.

Auskultasi : - bunyi napas

Vesikular

Bronchovesikular

Vesikular

Bronchovesikular

- Bunyi Napas tambahan

Ronkhi

Wheezing

Ronkhi

Wheezing

- Bunyi Jantung

Normal

Tidak Normal

Sebutkan ....

13. Abdomen

Keterangan

a.

Inspeksi

Normal

Tidak Normal

b.

Perkusi

Timpani

Redup

c.

Auskultasi:

Bising Usus

Normal

Tidak Normal Teraba.jbpx jbac Teraba shoeffne ..

d.

Hati

Normal

e.

Limpa

Normal

Kanan : f. Ginjal

Normal Tidak Normal

Kiri :

Normal Tidak Normal

Kanan : g. Ballotement

Normal Tidak Normal

Kiri :

Normal Tidak Normal

Kanan : h. Nyeri costo vertebrae

Normal Tidak Normal

Kiri :

Normal Tidak Normal

14. Genitourinaria Tidak diperiksa a. Kandung Kemih Normal Tidak Normal

b. Anus/Rektum/Perianal

Normal

Tidak Normal ............

Normal c Genitalia Eksternal

Tidak Normal

d. Prostat (khusus Pria)

Normal

Tidak Normal

Kanan

Kiri

15a.Tulang/Sendi Ekstremitas Atas

- Gerakan

Normal

Tidak normal

Normal

Tidak normal

- Tulang

Normal

Tidak normal

Normal

Tidak normal

- Sensibilitas

Baik

Tidak baik

Baik

Tidak baik

- Oedema

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

- Varises

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

- Kekuatan otot

5/5/5/5

5/5/5/5

- Vaskularisasi

Baik

Tidak baik

Baik

Tidak baik

- Kelainan kuku jari

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

Kanan

Kiri

15b.Tulang/Sendi Ekstremitas Bawah

- Gerakan

Normal

tidak normal

Normal

Tidak normal

- Kekuatan otot

5/ 5 / 5 / 5

5/5/5/5

- Tulang

Normal

Tidak normal

Normal

Tidak normal

- Sensibilitas

Baik

Tidak baik

Baik

Tidak baik

- Oedema

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

- Varises

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

- Vaskularisasi

Baik

Tidak baik

Baik

Tidak baik

- Kelainan kuku jari Tidak ada Ada

Tidak ada

Ada

15c. Otot Motorik

1.

Trofi

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

2.

Tonus

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

3.

Kekuatan (Fs motorik)

5/5/5/5

5/5/5/5

Gerakan abnormal : Tidak ada Tic Ataxia Lainnya ..

15d. Refleks

Kanan

Kiri

a. Refleks Fisiologis patella, lainnya

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

b Refleks Patologis: Babinsky

Negatif

Positif

Negatif

Positif

lainnya

16. Kulit

a.

Kulit

Normal

Tidak Normal

b.

Selaput Lendir

Normal

Tidak Normal

c.

Kuku Lain lain

Normal

Tidak Normal

d.

PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Karena salah satu diagnosis banding adalah hiperuricemia, pemeriksaan penunjang yang dianjurkan adalah cek asam urat

HASIL BODY DISCOMFORT MAP Terdapat nyeri pada regio perbatasan 14 15 depan dan 16 17 depan Depan Belakang

Keterangan : Tanda pada gambar area yang dirasakan : Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / / Baal = vvv Nyeri = /////

BRIEF SURVEY KRITERI TANGAN & A PERGELANGAN SIKAP SIKUT BAHU LEHER PUNGGU NG TUNGKAI

KEKU ATAN

Menjepit > 1 kg Menggengam > 5 kg Jepitan/Genggaman > 10 detik 30 manipulasi per menit Kiri Kanan 2 3

Beban > 5 kg

Beban > 5 kg > 10 detik >2/menit Kir Kana i n 3 3

Dengan Beban

Menangani Beban > 10 kg > 10 detik > 2/menit 6

Pedal Kaki yg > 10 kg > 30% / 8 jam > 2/menit Kiri Kan 3 an 3

LAMA FREK WENSI TOTAL

Salah satu sikap > 2/menit Kir Kanan i 0 0

> 10 detik > 2/menit

HASIL BRIEF SURVEY Anggota Tubuh Tangan - pergelangan Posisi Kanan Kiri Sikut Kanan Kiri Bahu Kanan Kiri Leher Punggung Tungkai Kanan Skor/risk assesment 3 (high risk) 2 (high risk) 0 (no risk) 0 (no risk) 3 (high risk) 3 (high risk) 0 ( no risk) 6 (high risk) 3 (high risk)

Kiri

3 (high risk)

KESIMPULAN BRIEF SURVEY Pada tangan, pergelangan tangan, bahu, punggung dan kedua tungkai memiliki risiko tinggi untuk mendapatkan gangguan muskuloskeletal RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT Pasien mengeluh kedua lututnya terasa nyeri dan linu. Keluhan sudah dirasakan pasien kambuh-kambuhan sejak 2 tahun yang lalu, awalnya nyeri dirasakan pada lutut kanan dan kemudian terakhir lutut kiri pun menjadi nyeri. Nyeri dirasakan terutama saat aktivitas seperti berjalan kaki dan mengepel lantai sehingga pasien harus berhenti sejenak sampai nyeri mereda dan nyeri bertambah parah dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa bulan terakhir pasien juga merasa mudah lelah dan badan menjadi tidak bugar sehingga aktivitasnya menjadi terganggu Pasien mulai bekerja dari pagi sampai malam hari. Isirahat pada sore hari sekitar 2-3 jam. Pagi hari pasien memasak sarapan, menyapu lantai kemudian mengepel lantai. Setelah itu pasien melanjutkan pekerjaanya mencuci baju, kemudian pasien memasak makan siang dan makan malam sekaligus. Kemudian pasien mencuci piring dan terakhir menyetrika baju. Jika pasien merasa lelah, sebelum memulai pekerjaan lain pasien beristirahat terlebih dahulu. Pada pemeriksaan fisik genu dextra et sinistra terdapat nyeri tekan pada kedua genu. Dari hasil body discomfort map terdapat nyeri pada regio perbatasan 14 15 depan dan 16 17 depan. Pada hasil brief survey terdapat resiko tinggi pada tangan, pergelangan tangan, bahu, punggung dan kedua tungkai DIAGNOSIS KERJA Artralgia ec. Suspect osteoarthritis yang diperberat oleh pekerjaan

DIAGNOSIS DIFERENSIAL dd. Hiperuricemia, Rheumathoid arthritis

DIAGNOSIS

OKUPASI

(LIHAT

HARD

COPY

UNTUK

KETERANGANG

LANGKAHNYA Langkah 1 Diagnosis klinis : Artralgia ec. Suspect osteoarthritis yang diperberat oleh pekerjaan Langkah 2 Pajanan ergonomis pada tungkai seperti saat posisi duduk dikursi pendek, berdiri pada pasien ketika menyapu lantai, mengepel lantai, mencuci baju, mencuci piring, menyetrika baju dan memasak makanan. Langkah 3 Pasien berjenis kelamin wanita dan usia pasien saat ini sudah 52 tahun, dimana pembentukan tulang baru pada tulang rawan, sendi dan tepi sendi menurun karena proses degenerative menyebabkan perubahan metabolisme tulang menurunkan kadar proteoglikan menyebabkan terjadi perubahan sifat sifat kolagen sehingga menurunkan kadar air tulang rawan sendi. Permukaan tulang rawan sendi menjadi terbelah pecah dengan robekan, ketika timbul laserasi. Kartilago menjadi hancur dan tulang subchondria dalam keadaan proses mengganti bentuk. Osteophytes atau duri-duri dari tulang baru, timbul pada tepi-tepi sambungan struktur penunjang. Ini tumbuh banyak dan tumbuh didalam rongga sendi. Pada pekerjaan seperti menyapu lantai, mengepel lantai, mencuci baju, mencuci piring, menyetrika baju dan memasak makanan menjadi predisposisi karena pada saat melakukan hal tersebut terjadi pemakaian lama dan terus menerus pada sendi sehingga memperburuk robekan pada sedi yang terserang (iritasi kronis)

Langkah 4 Pasien bekerja mulai sejak bangun pagi hingga malam hari dan beristirahat siang sekita 2-3 jam. Pasien melakukan kegiatan menyapu lantai, mengepel lantai, mencuci baju, mencuci piring, menyetrika baju dan memasak makanan setiap hari. Langkah 5 Faktor individu : Usia pasien sudah 52 tahun Langkah 6 Langkah 7 Penyakit yang dialami merupakan penyakit yang diperberat pekerjaan karena pada usia lanjut dimana suplay nutrisi kejaringan sendi menurun akan terjadi perubahan sifat sifat kolagen sehingga menurunkan kadar air tulang rawan sendi. Permukaan tulang rawan sendi menjadi terbelah pecah dengan robekan. Hal ini mungkin akan dapat diatasi oleh tubuh jika asupan nutrisi, aktifitas dan istirahat sendi seimbang. Namun pada pasien ini terjadi pemakaian berlebih dalam waktu lama dan terus menerus sehingga memperburuk robekan pada sendi dan proses penyembuhan menjadi terganggu.

KATEGORI KESEHATAN a. Kesehatan baik b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan c. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu d. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan PROGNOSIS Klinis : Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam Okupasi: Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam : ad bonam : ad bonam : ad bonam : ad bonam : ad bonam : dubia ad bonam

PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA TATALAKSANA Jenis Permasalahan Nyeri lutut hilang timbul sejak 2 Rencana Tindakan Waktu (Materi & Metode) Mengedukasi pasien mengenai penyakit yang diderita, penyebabnya, hal-hal yang memperburuk dan memperingan penyakitnya. Pasien dianjurkan membuat program latihan olah raga teratur yang bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoarthritis yang jika tidak diatasi akan memperburuk osteoarthritisnya. Sering mengubah posisi pada saat bekerja dan, hindari gerakan yang menyentak Dianjurkan untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Kompres dengan air hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari dan berikan masase yang lembut 22 Juli 2011 Pasien mengerti tentang penyakitnya dan memahami cara mengatasinya. Hasil yang diharapkan

No.

1.

tahun yang lalu.

Beristirahat dengan merelaksasikan kaki antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya atau beristirahat ketika suatu pekerjaan sudah terlalu lama dilakukan. Jika nyeri tidak bisa diatai segeralah kedokter

Persetujuan Pembimbing Studi Kasus Okupasi Tanda Tangan :

Nama Jelas Tanggal

: dr. Dewi Friska :

Anda mungkin juga menyukai