atau rekuren. Disebut juga fever blister, cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis (genitalis). Anamnesis : Infeksi primer Sering disertai gejala sistemik : demam, malaise, anoreksia Dapat ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional Fase laten Tidak ditemukan gejala klinis, tetapi penularan bsa terjadi pada fase ini Infeksi rekuren Reaktivasi HSV pada ganglion dorsalis, sehingga menimbulkan gejala klinis Pemicu : trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur, hubungan seksual), trauma psikis, obatan (kortikosteroid), menstruasi , makanan dan minuman yang merangsang
Factor resiko : penularan secara skon to skin contact, multipartner sex. Pemeriksaan fisik : Infeksi primer Vesikel berkelompok di atas kulit yang sembabdan eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatrik Kadang disertai infeksi sekunder sehingga memberikan gambaran yang tak jelas Daerah predileksi : HSV tipe1 di daerah pinggang ke atas terutama mulut dan hidung; HSV tipe2 di daerah pinggang ke bawah terutama daerah genital.
Infeksi rekuren
Gejala klinis yang timbul lebih ringan disbanding infeksi primer, biasanya berlangsung 7-10 hari. Sering diawali dengan gejala prodromal local berupa rasa panas, gatal dan nyeri pada kulit. Bisa timbul pada tempat yang sama atau berbeda Pemeriksaan laboratorium : percobaan T-zank dengan pewarnaan Giemsa pada bahan vesikel, ditemukan sel datia berinti banyak. Prognosis Resolusi tanda dan gejala: Primer pada 14-21 hari Pada serangan pertama non infeksi primer pada 14-17 hari Kejadian kambuhan pada 7-10 hari
Infeksi laten : rekutan pada 80% kejadian dalam 1 tahun pada pasien imunokompeten 3-4 kali per tahun Pada pasien AIDS, kejadian lebih berat dan susah untuk diatasi. Treatment dengan antivirus tidak menghilangkan virus dari tubuh. HK, Joseph. 2000. Catatan Kuliah Ginekologi & Obstetric (Obsgyn) Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. nuMed. Yogyakarta.