Anda di halaman 1dari 2

FORMATIF 1 -2005 1. Hipersensitivitas tipe I diperantarai oleh IgG. 2.

Sel T tersensititasi mensekresi limfokin dan limfokin akan menarik dan mengaktivasi macrofag. Respon imun ini sesuai dengan reaks hipersensitivitas tipe lambat. 3. Vaskulitis dan deposisi komplek imun pada organ tertentu merupakan hipersensitivitas tipe II. 4. Sebuah antibody terhadap reseptor permukaan, berikatan dengan reseptor permukaan dan menyebabkan stimulasi atau disfungsi sel. Hal ini merupakan hipersenstivitas tipe II. 5. Fase akhir pada reaksi hipersensitivitas tipe I disebabkan oleh mediator primer. 6. Indurasi (wheal)pada hipersensitivitas tipe I disebabkan oleh peningkatan permebealitas vaskuler. 7. Self reactive clone yang terhindar dari toleransi sentral akan mengalami toleransi perifer oleh anergi, supresi sel T dan aktivasi Induced cell death. 8. Antigen tersekuestrasi maliputi antigen dalam testes dan lensa mata. 9. Cirri-ciri umum penyakit autoimun adalah hipergammaglobulinemia, hiperkomplemenemia, autoantibody, dan imunodefisiensi. 10. Autoantibodi spesifik mencakup antibody antinuclear, antibody antimitokondria, dan antibody anti membrane basal glomerolus. 11. Infeksi dapat menginduksi autoimun melalui aktivasi poliklonal. 12. Imunodefisiensi tidak erna ditemukan pada bayi berusaia kurang dari 6 bulan. 13. Persistent Generalized Lymphadenopathy akan bermanifestasi pada stadium akhir infeksi HIV. 14. Mekanisme deplesi sel CD4 pada infeksi HIv terjadi melalui efek sitopatik HIV, apoptosis, dan pembunuhan oleh sel2 sitotoksik. 15. Kelainan pada perkembangan embrional dapat menyebabkan severe combined immunodeficiency. 16. Antigen p24 dapat dideteksi pada kelenajr limfe pasien HIV. 17. Respon imun natural tidak disertai adanya memori. 18. Sel NK membunuh sel target dengan fagositosis dan penghancuran intraseluler. 19. Untuk menjadi imunogen,hapten memerlukan pengikatan pada molekul carrier. 20. Tempat pengikatan antigen oleh antibody adalah terminal N dari rantai berat dan rantai ringan Ig, yang merupakan region variable. 21. Respon imun primer yang terjadi pada imunisasi pertama, terutama memproduksi IgM. 22. Produksi sitokin bukan merupakan fungis sel T. 23. Molekul MHC kelas I penting untuk interaksi dengan molekul CD8 dipermukaan sel T. 24. Faktor rheumatoid merupakan autoantibodi terhadap IgG. 25. ANA dapat dideteksi dalam serum orang normal. 26. Tes Mantoux dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik imunodefisiensi humoral. 27. Pengukuran kadar imunoglobulin (IgG, IgA, IgM) merupakan tes umum untuk mengetahui fungsi sel B. 28. Infeksi berulang merupakan gejala utama dari defisiensi imun. 29. Imunoglobulin yang berperan pada reaksi hipersensitivitas tipe I adalah IgE dan IgM. 30. Imunoglobulin yang berperan pada reaksi hipersensitivitas tipe II adalah IgG dan IgM. 31. Imunoglobulin yang berperan pada reaksi hipersensitivitas tipe III adalah IgM dan IgG (terbanayak). 32. Komponen sistem imun yang berperan pada reaksi hipersensitivitas tipe IV adalah sel T. 33. Reaksi Anafilaksis masuk pada reaksi hipersensitivitas tipe I. 34. Reaksi tuberkulin masuk pada reaksi hipersensitivitas tipe III. 35. Kebanyakan anak tertular HIV dari ibunya. 36. Penularan HIV dapat melalui intra utero, intra partum, post partum, dan menyusui. 37. Penurunan selT-CD4 disebabkan virus HIV menempel pada reseptor pada sel CD4 dan merusak selnya. 38. HIV, HBV, HCV ditularkan melalui darah. 39. Cara penularan penyakit menular melalui darah yang penting saat ini di Indonesia yaitu dikalangan pecandu narkotika karena kebiasaan memakai jarum suntik bersama dan jarum suntik tidak steril. 40. Definisi HIV yang dipakai adalah jik western blot tidak mampu, dapat diperiksa 3x skrining dengan reagen berbeda. 41. Pemeriksaan western blot mendeteksi adanya antigen HIV dalam darah. 42. Pada populasi dengan prevalensi HIV < 10%, diagnosis penderita HIV asimptomatik menggunakan strategi III. 43. Pada masa jendela, dapat dilakukan deteksi antibodi HIV. 44. Deteksi dini infeksi HIV pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan pemeriksaan antigen p24. 45. HIV termasuk golongan retrovirus, karena mengandung enzim yang disebut reverse transcriptase. 46. p24 HIV merupakan antigen envelope. 47. Masa jendela (window period)adalah masa antara saat infeksi dan saat antigen HIV dapat dideteksi di dlm darah. 48. Strategi II dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan gejala AIDS dan prevalensi infeksi HIV sebesar 15%.

49. Western blot merupakan suatu teknik ynag dipakai untuk pemeriksaan penyaring anti-HIV. 50. Antobodi terhadap p24 harus ditemukan dalam darah pasien untuk memastikan diagnosis infeksi HIV berdasarkan kriteria WHO. 51. Orang dengan infeksi HIV hanya akan terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis bila nilai hitung sel T CD4 kurang dari 200sel/l. 52. Infeksi opportunistik virus sitomegalo (CMV)yang menyebabkan retinitis paling sering ditemukan pada infeksi HIV dengan hitung sel T CD4kurang dari 200sel/l. 53. Pneumocystitis carinii (Pneumocystitis jirovecli) merupakan jamur penyebab infeksi oportunistik. 54. Sarkoma kaposi disebabkan oleh HHV8 (human herpes virus 8). 55. Apenularan infeksi Mycobacterium Avian Complex (MAC) pada orang dengan infeksi HIV dapat terjadi karena tertelan ke saluran gastrointestinal. 56. Isolasi Streptococcus pneumoniae dari sputum bukan merupakan hal yang bermakna untuk diagnosis pneumonia bakterial pada orang dengan infeksi HIV. 57. Cryptococcus neoformans dapat menginfeksi penderita HIV dengan nilai CD4 200sel/l. 58. Pada pasien yang mendapatkan terapi HIV maupun TB, perburukan infiltrat dan berkembangnya gagal nafas akut (acute respiratory failure) dapat terjadi akibat rekonstitusi kekebalan (immune reconstitution). 59. Infeksi parasit opotunistik dapat mengenai individu yang imunokompeten. 60. Pada pasien AIDS, toksoplasmosis, sering merupakan akibat infeksi berulang. 61. Bradizoit adalah bentuk parasit yang aktif membelah dan mudah ditemukan di cairan serebrospinal. 62. Cryptosporodium, cyclospora, Isospora, dan Macrosporodia hidup dala enterosit usus dan bersifat invasif. 63. Salah satu faktor resiko utama pada strongiloidiasis adalah DM. 64. Pada pasien imunokompromais dapat terinfeksi Cryptosporodium melalui udara. 65. Triple response adalah respon vaskuler yang terlihat setelah suntikan histamin intradermal. 66. Antihistamin BUKAN merupakan obat pilihan utama untuk mengangani syok. 67. Atropin-like effect merupakan efek farmakodinamik histamin. 68. Suntikan antihistamin AH1 dalam dosis tinggi mmenimbulkan efek anestesi lokal. 69. Mabuk perjalanan dapat diatasi dengan antihistamin AH2. 70. Sodium kromolin bekerja denganmengahambat pengelepasan histamin dari sel mast.

Anda mungkin juga menyukai