Anda di halaman 1dari 3

2.3. Peresepan obat 2.3.1.

Resep obat Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk menyiapkan dan/atau membuat , meracik, serta menyerahkan obat kepada pasien. Yang berhak menulis reseo adalah dokter, dokter gigi, dan dokter hewan ( Syamsuni, 2006 ). Penulisan resep yang baik adalah sebagai berikut : Resep ditulis dengan menggunakan huruf kapital serta nama yang disetujui bila memungkinkan Pada resep dituliskan kuantitas obat dengan jelas dengan menggunakan singkatan yang telah ditetapkan. Contoh : g untuk gram, mg untuk milligram. Janagan menggunakan singkatan yang dapat membingungkan Pada penulisan resep angka penggunaan angka decimal sebaiknya dihindari, tetapi jika diperlukan , tulislah selalu angka nol sebelum angka decimal. Jangan menggunakan singkatan , seperti prn atau sos. Tulislah jika diperlukan , berikan jumlah maksimum, frekuensi, dan indikasi khusus penggunaan obat, misalnya : untuk demam maksimal setiap 4 jam Gunakan singkatan berikut ini dalam memberikan obat : IV intravena IM intramuscular INHAL inhalasi SC subkutan TOP topical PR perrektum ( Inseley,2005 )

Selain memperhatikan kejelasan penulisan resep, kelengkapan resep juga harus diperhatikan. Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut : Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, dan dokter hewan Tanggal penulisan resep (inscription) Tanga R pada bagian kiri setiap penulisan resep ( invocatio)

Nama setiap obat dan komposisinya ( praescriptio /ordonatio) Aturan pemakaian obat yang tertulis ( signature ) Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku (subcriptio) Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan Tanda seru dan/ atau paraf dokter untuk resep yang melebihi doso maksimalnya ( Syamsuni,2006)

Selain memperhatikan kesesuaian penuliasan dan kelengkapan resep. Cara menulis penulisan obat dalam resep juga harus diperhatikan. Adapun penulisan obat di dalam resep disusun berdasarkan uraian sebagai berikut : a. Obat pokoknya ditulis dulu, yang disebut remidium cardinal ( basis) b. Selanjutnya diikuti oleh penulisan bahan atau obat yang menunjang kerja bahan obat utama ( remidium adjuvantia) c. Corringens, yaitu bahan atau obat tambahan untuk memperbaiki warna, rasa, dan bau obat utama. d. Constituens / vehiculum / exipiens , yaitu bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar volume obat ( Syamsuni,2006). Setelah penulisan resep dilakukan, ada 4 hal yang harus dilakukan yaitu : 1. Resep yang telah dibuat seta disimpan menurut urutan tanggal menurut tanggal dan nomor penerimaan/ pemberian resep. 2. Resep yang mengandung narkotik harus dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis merah dibawah nama obatnya. 3. Resep yang telah disimpan lebih dari tiga tahun dapa dimusnahkan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai. 4. Pemusnahan resep dilakukan oleh APA bersama sekurang-kurangnya seorarng petugas apotek ( Syamsuni,2006). 2.3.2. Resep obat rasional

Resep obat yang rasional adalah peresepan obat yang aman dan bermanfaat, dengan mempertimbangkan pengetahuan tentang kerja obat, kebutuhan pasien, dan harga (Insley,2005).

Anda mungkin juga menyukai