Anda di halaman 1dari 2

Kaelan (2007) dalam bukunya menyebutkan, menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari aspek yaitu pertama, formal

democracy dan kedua, substantive democracy, yaitu menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu dilakukan (Winataputra,2006). Kaelan (2007), Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti sempit pemerintahan. Hal ini menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu negara misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan sistem presidensial atau sistem parlementer. Sistem Presidensial: sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan ekesekutif (kekuasaan menjalani pemerintahan) sepenuhnya berada di tangan presiden. Oleh karena itu presiden adalah merupakan kepala ekskutif (head of government) dan sekaligus menjadi kepala negara (head of state). Presiden adalah penguasa dan sekaligus sebagai simbol kepemimpinan negara (Tim LP3,UMY). Sistem demokrasi ini sebagaimana diterapkan di negara Amerika di negara Indonesia. Sistem parlementer: Sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif (head of government) adalah berada pada seorang perdana menteri. Adapun kepala negara (head of state) adalah berada pada seorang ratu, misalnya di negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden misalnya di India.Selain bentuk demokrasi sebagaimana dipahami di atas terdapat beberapa sistem demokrasi yang mendasarkan pada prinsip filosofi Negara. 1. Demokrasi Perwakilan Liberal Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas.Oleh karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi. Pemikiran tentang negara demokrasi sebagaimana dikembangkan oleh Hoobes,Locke dan Rousseau bahwa negara terbentuk karena adanya perbenturan kepentingan hidup mereka dalam hidup bermasyarakat dalam suatu natural state.Akibatnya terjadilah penindasan di antara satu dengan lainnya.Oleh karena itu individu-individu dalam suatu masyarakat itu membentuk suatu persekutuan hidup bersama dan yang disebut negara,dengan tujuan untuk melindungi kepentingan dan hak individu dalam kehidupan masyarakat negara.Atas dasar kepentingan ini dalam kenyataannya muncullah kekuasaan yang kadangkala menjurus ke arah otoriterianisme. Berdasarkan kenyataan yang dilematis tersebut,maka muncullah pemikiran ke arah kehidupan demokrasi perwakilan liberal,dan hal inilah yang sering dikenal dengan demokratdemokrat liberal.Individu dalam suatu negara dalam partisipasinya disalurkannya melalui wakilwakil yang dipilih melalui proses demokrasi. Menurut Held (2004:10),bahwa demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasan.Namun demikian perlu disadari bahwa dalam prinsip demokrasi ini apapun yang dikembangkan melalui kelembagaan negara senantiasa merupaka suatu manifestasi perlindungan serta jaminan atas kebebasan individu dalam hidup bernegara.Rakyat harus diberikan jaminan kebebasan secara individual baik di dalam kehidupan politik,ekonomi,sosial,keagamaan bahkan kebebasan anti agama. Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah berkembang persaingan bebas,terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga akibatnya individu yang tidak mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam.Akibatnya kekuasaan kapitalislah yang menguasai kehidupan negara,bahkan berbagai kebijakan dalam negara sangat ditenyukan oleh kekuasaan kapital.Hal ini sesuai dengan semangat pasar bebas yang dijiwai oleh filosofi demokrasi liberal,maka kaum kapitalislah yang berkuasa.Kapitalisme telah menjadi fenomena

global dan dapat mengubah masyarakat di seluruh dunia baik dalam bidamg sosial,polotik maupun kebudayaan. (Berger,1998).

2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme Demokrasi satu partai ini umumnya dilaksanakan di negara-negara komunis,seperti Rusia,Cina,Vietnam dan lainnya.Kebebabsan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat,dan akhirnya kapitalislah yang menguasai negara. Dalam hubungan ini Marx mengembangkan pemikiran sistem demokrasi commune structure (struktur persekutuan).Menurut sistem demokrasi ini masyarakat tersusun atas kemunitas-komunitas yang terkecil.Komunitas yang paling kecil ini mengatur urusan mereka sendiri,yang akan memilih wakil-wakil untuk unit-unit administratif yang besar misalnya distrik atau kota.Unit-unit administratif yang lebih besar ini kemudian akan memilih caloncalon administratif yang lebih besar lagi yang sering diistilahkan dengan delegasi nasional (Marx,1970:67).Susunan ini sering dikenal dengan struktur piramidadari demokrasi delegatif.Semua delegasi bisa ditarik kembali,diikat oleh perintah-perintah dari distrik pemilihan mereka dan diorganisasikan dalm suatu piramida komite-komite yang dipilih secara langsung.Oleh akrena itu menurut komunis,negara post kapitalis tidak akan melahirkan kemiripan apapun dengan suatu rezim liberal,yakni rezim parlementer.Semua perwakilan atau agen negar-negara akan dimasukkan ke dalam lingkungan seperangkat institusi-institusi tunggal yang bertanggung jawab secara langsung. Menurut pandangan kaum Marxis-Leninis,sistem demokrasi delegatif harus dilengkapi,pada prinsipnya dengan suatu sistem yang terpisah tetapi sama pada tingkat partai komunis.Transisi menuju sosialisme dan komunisme memerlukan kepemimpinan yang profesional,dari kader-kader revolusioner dan disiplin (Leninis,1947.Hanya kepemimpinan yang seperti itu yang mempunyai kemampuan untuk mengorganisasikan pertahanan revolusi melawan kekuatan-kekuatan kapitalis dan mengawasi rekonstruksi masyarakat.hal itu dikarenakan perbedaan kepentingan yang fundamental dalah kepentingan kelas,karena titik tolak kepentingan kelas pekerja merupakan suatu kepentingan progresif dalam masyarakat,dan karena selama dan setelah revolusi kepentingan kelas pekerja itu harus diartikulasikan secara pasti.Oleh karena itu partai revolusioner merupakan hal yang esensial.Partai tersebut merupakan instrument yang bisa menciptakan landasan bagi sosialisme dan komunisme (Held,2004 :15-17) Berdasrkan teori praktek demokrasi sebagaimana dijelaskan di atas maka pengertian demokrasi secara filosofis menjadi semakin luas,artinya masing-masing paham mendasarkan pengertian bahwa kekuasaan di tangan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai