Anda di halaman 1dari 1

Perkembangan demokrasi di Indonesia Dalam sejarah bangsa Indonesia telah banyak terjadi perubahan pada demokrasi yang dianut.

Masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia ialah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dalam beraneka ragam pola adat dan budayanya. Masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dengan kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta character and nation building, dengan partisipasi rakyat, sekaligus menghindarkan timbulnya diktatur perorangan, partai maupun militer. Perkembangannya ada empat periode, antara lain: 1. Periode 1945-1959 Masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Kelemahan pada masa ini yaitu memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Hal ini mengakibatkan perjuangan melawan musuh menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan. 2. Periode 1959-1965 Masa demokrasi terpimpin. Pada masa ini banyak aspek yang menyimpang dari demokrasi konstitusional dan menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Beberapa tanda dari masa ini adalah adanya dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkambangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur sosial-politik. 3. Periode 1966-1998 Masa demokrasi Pancasila era Orde Baru. Masa ini merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan pformal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka memperbaiki penyelewengan UUD 1945 pada masa demokrasi terpimpin. Namun dalam perkembangannya peran presiden pada masa ini lebih dominan terhadap lembaga-lembaga asing. Pada masa ini nama Pancasila digunakan sebagai legitimasi politis penguasa saat itu, sebab apa yang dilakukan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 4. Periode 1999-sekarang Masa demokrasi Pancasila era Reformasi. Masa ini berakar pada kekuatan multipartai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, yudikatif dan legislatif. Pada masa ini peran partai politik kembali berperan sehingga demokrasi Pancasila mendapat nafas baru. Esensi demokrasi pada masa ini adalah kekuasaan di tangan rakyat, maka prakteknya saat pemilu memang demikian namun setelah pemilu banyak kebijakan yang lebih mengarah ke pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan kata lain model demokrasi pada masa ini kurang mendasar pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai