Anda di halaman 1dari 8

Buletin PUSAT STANDARDISASI DAN AKREDITASI

SETJEN - DEPTAN

Berita standardisasi mutu dan keamanan pangan Edisi Agustus 2003 Edisi Agustus 2003

Edisi bulan ini...

TBT DAN SPS, PELUANG DAN TANTANGAN BAGI PRODUK PANGAN INDONESIA

QUALITY NEWS Sistem HACCP, Menjaga Hak Konsumen Produk Pangan I

Mengenal lebih jauh mengenai sistem HACCP dan kenapa menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan di banyak negara saat ini.

BERITA SPS

Pemberitahuan awal produk tertentu yang akan masuk ke suatu negara I Salah satu tindakan pencegahan dalam menghambat merebaknya penyakit di suatu wilayah negara tertentu adalah dengan pemberitahuan awal produk tertentu yang akan masuk ke suatu negara yang terkait dengan makanan, tanaman, dan hewan.

Era AFTA dimulai bulan Januari tahun 2003. Pemberlakuan aturan main AFTA, menyebabkan beberapa konsekwensi. Konsekwensi itu antara lain : pemberlakuan standar tunggal bagi produk domestik sekaligus bagi produk impor. Ada dua standar yang harus diperlakukan dipasar perdagangan internasional. Standar tersebut adalah Technical Barrier to Trade (TBT) dan SPS (Sanitary and Phitosanitary). TBT merupakan standar yang dikenakan bagi produk dan komoditas, sementara SPS lebih ditujukan pada perlindungan terhadap manusia, hewan, tanaman dan lingkungan yang ada didalam satu negara. Sebenarnya penerapan k edua instrumen ini merupakan tantangan sekaligus peluang yang baik dalam meningkatkan daya saing komoditas

domestik kita. Tetapi sampai saat ini Indonesia belum mampu sepenuhnya menerapkan kedua instrumen ini. Akibat yang telah terlihat adalah membanjirnya produk impor. Faktor lain yang memicu membanjirnya produk impor antara lain tidak adanya sistem m onitoring keamanan pangan, khususnya produk pangan segar. Ketidakmampuan menerapkan SPS dan TBT, serta tidak adanya monitoring terhadap keamanan produk segar, menyebabkan sulitnya pemasaran produk segar domestik kepasar ekspor mancanegara disatu sisi, disisi lain kita tidak mampu menangkal masuknya produk luar ke pasar kita. Tidak adanya monitoring keamanan produk segar ditunjang dengan pendidikan petani yang apa adanya menyebabkan produk segar bersambung ke hal. 7........

Klik.......

Mari kita tingkatkan produktivitas, mutu dan keamanan pangan produk daging dan susu kita....! Dipersembahkan oleh ISPI (Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia) DKI Jaya

Edisi Agustus 2003

Dari Redaksi.
Kualitas dan keamanan produk segar menjadi isu penting di era globalisasi. Standar tunggal seperti TBT dan SPS menjadikan mutu dan keamanan produk segar sebagai tolok ukur diterimanya satu produk kita di negara tujuan ekspor. Selain itu banyak penyakit degeneratif maupun penyakit infeksi terjadi akibat pangan segar yang tidak aman untuk dikonsumsi. Untuk menjadikan produk pangan segar menjadi tuan rumah di negeri sendiri, perlu penggalangan peraturan yang memastikan pangan segar yang beredar aman untuk dikonsumsi. ini bukan merupakan hal yang mudah, apalagi orang Indonesia dikenal sulit untuk diatur. Tetapi mau tidak mau, suka tidak suka harus mulai menyortir pangan segar yang beredar di pasar, melalui standar TBT dan SPS kalau tidak ingin tertindas pasar global !!!

Profil Laboratorium Lingkup Pertanian


Nama Laboratorium Laboratorium Penguji Pusat Penelitian Teh dan Kina Alamat Gambung P.O.Box 1013 Bandung 40010 No. telp / fax (022) 5928185 (T) ; (022) 5928186 (F) Ruang Lingkup Komoditi 1. Tanah 2. Tanaman 3. Kina 4. Residu 5. Teh Parameter Pengujian 1. Tanah - Penetapan besar butir - Penetapan daya hantar listrik - Penetapan pH H2O dan KCl - Penetapan nilai tukar kation dan susunan kation - Penentuan C - Organik - Penetapan nitrogen total - Penetapan nitrat - Penetapan aluminium - Penetapan pospor dalam HCl 25 % - Penentuan pospor dalam asam sitrat - Penentuan pospor dalam NaHCO3 - Penentuan pospor dalam NH4F + HCl - Penentuan pospor dalam NH4 Acetat - Penentuan pospor dalam H2SO4 - Penetapan Kalium dalam HCL 25 % - Penetapan Kalium dalam asam sitrat - Penetapan Kalium dalam NaHCO3 - Penetapan Kalium dalam NH4F + HCl - Penentuan Kalium dalam NH4 Acetat - Penentuan Kalium dalam Oksalat + HCl - Penentuan Kalium dan Magnesium - Ca dan Mg dalam HCL 25 % - Ca dan Mg dari susunan kation (NTK) - Ca dan Mg dalam NH4 Acetat Penetapan Aluminium Penetapan Besi Penetapan Mangan Penetapan Sulfat Penetapan Nitrat Penetapan Chlorida Penetapan Al dan Hidrogen dapat ditukar 2. Tanaman - Kadar air - Destruat - Kadar nitrogen - Kadar fosfor - Kadar kalium - Kadar Mg dan Ca - Kadar Mangan - Kadar Besi - Kadar seng - Kadar aluminium - Pengabuan - Kadar borium - Kadar cuprum - Kadar belerang - Kadar cadmium, timbale dan mercury - Kadar chlorofil 3. Kina - Kadar kinin sulfat - Kadar kinidin - Kadar cinchonidin - Kadar cinchonin - Kadar air 4. Residu - Organophosfat - Organochlorine 5. Teh - Kadar abu total - Kadar ekstrak dalam air - Kadar abu tak larut dalam air - Kadar abu tak larut dalam asam - Alkalinitas abu yang larut dalam air - Kadar serat kasar - Pengujian jamur dalam simpanan/ gudang (Aspergillus sp.,Mucor sp., Rhizopus sp.) - Penentuan besarnya partikel - Penentuan kadar gagang dan tulang - Penentuan kenampakan teh hitam kering, air seduhan dan ampas seduhan Personil Kunci / Contact Person 1. Dr. Ir. Zuhdi 2. Ir. Kustamiyati Bambang, MS Status Akreditasi Belum Terakreditasi Bersambung.................

Redaksi Infomutu: Penanggung jawab : Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Pemimpin Redaksi: Sri Bintang K Redaksi : Erna, Iin, Slamet Hartanto, Chandra, Apriadi Art Director: M. Nurman Nara sumber/reporter: Erry Wardhana Iklan dan Promosi: Endah A Sucipto Alamat: Gedung E Lantai 7 Kanpus Deptan, J.l Harsono RM No. 3, Pasar Minggu, Jakarta 12550 Tlp/Fax. (021)-78842042 email:infomutu@agrimutu.com

Edisi Agustus 2003 APRESIASI DAN FASILITAS PENYUSUNAN DOKUMENTASI SISTEM MUTU DALAM RANGKA PROSES AKREDITASI DI LABORATORIUM KARANTINA HEWAN NGURAH RAI, BALI Dalam rangka mendukung program akreditasi laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi lingkup Departemen Pertanian, pada bulan Agustus 2003, Pusat Standardisasi dan Akreditasi memberikan apresiasi mengenai Sistem manajemen mutu Laboratorium dan fasilitasi Dokumentasi Sistem Mutu (penyusunan Panduan Mutu) berdasarkan SNI 19-17025-2000 di Laboratorium Balai Karantina Hewan Ngurah Rai Bali. Apresiasi dan fasilitasi tersebut dihadiri oleh peserta yang mewakili petugas laboratorium dan personel yang terkait. Apresiasi dan fasilitasi ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan wacana kepada para peserta untuk mendapatkan kesatuan dan kesamaan pemahaman akan pentingnya program akreditasi laboratorium di lingkup Laboratorium Balai Karantina Hewan Ngurah Rai - Bali serta untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam rangka menyambut era globalisasi.

Apresiasi dan fasilitasi tersebut membahas masalah pemahaman akreditasi laboratorium berdasarkan SNI 19-17025-2000 meliputi : Sistem Standardisasi Pertanian, Sistem Akreditasi Laboratorium Penguji, SNI 19-17025-2000 dan Dokumentasi Sistem Mutu. Apresiasi dan fasilitasi ini diberikan dengan metode presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Hasil dan kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman Sistem Manajemen Mutu laboratorium berdasarkan SNI 19-17025-2000 dan pentingnya peranan laboratorium yang terakreditasi dalam menghadapi persaingan pasar bebas kepada semua personel yang terlibat. Tindak lanjut dan kegiatan ini mengarah pada penyusunan Dokumen level II, III, IV (Dokumen Prosedur, Instruksi Kerja dan Form/Rekaman) sebagai bagian dan proses persiapan akreditasi laboratorium di lingkup Laboratorium Balai Karantina Hewan Ngurah Rai Bali.(red)

Pentingkah kolesterol dalam makanan?


Ada mitos, makanan olahan pabrik yang dibuat untuk tujuan menurunkan kandungan kolesterol darah sangat baik untuk kita. Kenyataannya memang makanan ini dapat menurunkan kholesterol dalam darah, karena mengalami menambahkan sterol pada saat proses pembuatannya ( refining process ). Tetapi banyak fihak yang menyatakan bahwa produksi makanan ini dilarang karena masih dalam penelitian tentang pengaruhnya bagi tubuh dalam jangka panjang. Perhatian sekarang secara langsung dipusatkan pada sterol yang sifatnya berlawanan dengan mekanisme produksi kholesterol dalam tubuh kita, juga berlawanan dengan stabilitas dan kesehatan jangka panjang tubuh kita. Apalagi, jika kita mempertimbangkan melalui makanan ini sterol terkirim ke dalam tubuh kita, maka kita akan menemukan isu lain yang bisa dipertanyakan. Efek yang kurang baik dari asam-asam lemak (trans-fatty acids) yang ditemukan dalam produk makanan yang didehidrogenasi, bahkan sebagian margarin telah dihubungkan dengan penyakit yang biasa menyerang orang Barat dan juga bisa meningkatkan resiko terserang penyakit jantung. Susu dan yoghurt yang mengalami penambahan sterol dan prosesnya yang masih kasar ( harsh processing ) dapat menjadi beban bagi tubuh kita selama proses metabolisme dibandingkan dengan mengkonsumsi bahan nutrisi alami yang tidak mengalami pengolahan ( unrefined counterfart ) seperti susu murni dan mentega. Penambahan sterol dalam makanan yang telah diolah ( refined ) dapat menghambat penyerapan kholesterol dari makanan lain ke dalam tubuh kita. Kelihatannya memang baik, tetapi pada kenyataannya kita tidak mengetahui efek apa yang akan terjadi dalam jangka panjang terhadap tubuh kita. Sebenarnya tubuh kita menggunakan kholesterol setiap harinya, hati kita memerlukan 80% kholesterol dalam pembentukannya, sedangkan sisanya 20% diperoleh dari sumber makanan lain. Kholesterol merupakan komponen yang sangat penting dalam membran sel-sel tubuh, digunakan untuk membentuk steroid (hormon reporduktif) dan unsur asam empedu yang penting untuk utilisasi dan penyerapan vitamin A yang larut dalam lemak, vitamin D,E dan K dan vitamin yang bisa mencegah kanker ( anti cancer vitamin ). Jika kita tidak mendapakan kholesterol yang cukup dalam makanan kita, hati kita akan membuat kholesterol sendiri tetapi tidak bisa memperkirakan berapa jumlah yang dibutuhkan, jika masih kurang maka selsel tubuh di usus halus akan membuatnya juga. Jika kholesterol dalam darah kita sangat tinggi, berarti disebabkan karena hati dan usus halus kita membuat kholesterol terlalu banyak. Ini bisa diakibatkan karena kurangnya sumber kholesterol yang diperoleh dari makanan atau penambahan bahan sterol yang terdapat dalam makanan, minuman dan pil penurun kadar kholesterol. Kandungan kholesterol dalam darah yang semakin banyak cenderung disebabkan oleh masalah metabolis tubuh, bukan sepenuhnya diakibatkan oleh makanan, kecuali jika kita makan terlalu banyak yang mengandung kholesterol maka hal itu harus segera dikurangi. Sebenarnya masih banyak cara kita untuk mengurangi kandungan kholesterol tanpa harus tergantung pada konsumsi pil, minuman atau makanan buatan (fiddled foods). Sterol terdapat dalam jumlah yang kecil dalam semua makanan buatan pabrik yang mengalami refine processing. Sebenarnya ini sama saja jika kita mengkonsumsi sterol dari sumber makanan yang lebih alami dengan perlindungan bioflavonoids . Makanan yang mengandung lecithin (khususnya telur), vitamin C, E, makanan berserat tinggi dan makanan yang telah difermentasi (misalnya tape, brem), adalah makanan yang alami dan efektif untuk mengurangi kandungan kholesterol dalam darah. Sumber : http://www.quackbusters.com.au/ (slmt)

Edisi Agustus 2003

Sistem HACCP, Menjaga Hak Konsumen Produk Pangan I


HACCP ( Hazard Analysis Critical Control Keamanan pangan menjadi Point ) adalah Analisa sesuatu yang sangat pengendalian titik diperhatikan di banyak kendali kritis diciptakan negara saat ini. Hal ini untuk menangani disebabkan karena masalah keam anan meningkatnya penyakit yang pangan. Fokus utama disebabkan oleh pangan dari sistem HACCP sehingga mulai menyadarkan adalah dari lahan ke kita akan pentingnya meja. Dengan kata lain, makanan yang aman untuk setiap orang dikonsumsi. Maka tidak berkewajiban dalam heran apabila negara maju keamanan produk seperti Amerika dan negara pangannya. eropa sangat ketat dalam hal Faktor utama dari menerima produk pangan implementasi sistem impor dari negara lain. Dan HACCP ini adalah untuk Indonesia sendiri, telah keseluruhan proses dan mengeluarkan penerapan bukan pada masingsistem HACCP ini melalui SNI masing bagian dari No. 01-4852-1998 proses. Dengan mengambil pendekatan pada suatu sistem, maka akan melibatkan seluruh bagian dari penanganan dan proses. Pada makanan misalnya, sistem ini akan melibatkan seluruh proses dari pengolahannya selangkah demi selangkah, pengiriman hingga sampai dengan saat akan dikonsumsi (dari lahan ke meja). Ini merupakan rencana pemeliharaan pencegahan lebih dari sekedar konsep perbaiki ketika terjadi. HACCP adalah konsep dan cara melakukan proses. Misalnya ketika makanan terkontaminasi oleh bakteri maka kita sistem ini akan meminta kita untuk mengontrol baik proses, bahan baku material, lingkungan dan orang, dari awal sistem produksi pangan sebisa mungkin. Komponen yang sangat penting pada sistem HACCP adalah langkah dalam mengambil tindakan perbaikan pada kesalahan atau peraturan-peraturan pada proses sehingga perbaikan tersebut dapat digunakan pada proses yang akan datang. Dengan menerapkan sistem HACCP maka akan : meningkatkan proses pengolahan makanan baik dari peraturan maupaun pemrosesan produk pangan Anda. mengurangi resiko penyakit yang dapat ditimbulkan oleh makanan. mengidentifikasikan dan mendokumentasikan hal yang perlu diperbaiki Anda akan memiliki catatan mengenai hal-hal yang penting pada seluruh langkah dalam pemrosesan produk pangan Anda khususnya untuk keamanan pangan dan memberikan perhatian yang khusus pada area yang yang rawan bahaya. Kiranya adalah kewajiban bagi pedagang-pedagang eceran yang menjual produk pangannya langsung kepada konsumen untuk memberlakukan pemenuhan seluruh sistem HACCP kepada para pihak-pihak yang mensuplai produk pangan. Sehingga hal ini diharapkan dapat menjamin keamanan pangan yang sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga terkait. Seperti telah dipaparkan diatas, bahwa rencana dan prosedur operasi HACCP dapat beradaptasi pada seluruh proses produksi pangan, berikut di contohkan penerapan sistem HACCP pada pedagang eceran. HACCP dan Pedagang Pangan Eceran Prinsip sistem HACCP dapat diterapkan disemua aktivitas pada pedagang pangan eceran baik skala kecil maupun besar. Daerah kritis di supermarket dan tempat penjual pangan lainnya yang berpotensi membahayakan konsumen adalah sama baik itu di toko besar, maupun toko kecil. Konsep keseluruhan program HACCP adalah untuk memberikan konsumen rasa aman terhadap pangan yang konsumsi. Industri makanan bertanggung jawab untuk memproduksi dan memasarkan pangan yang aman. Pekerja pada toko makanan harus mengerti mengenai bahaya yang ditimbulkan dan dampaknya terhadap para konsumen. Namun, karena begitu kompleksnya sistem distribusi yang digunakan untuk mendistribusikan pangan dari suplier ke konsumen, merupakan titik kritis terhadap pangan yang aman. Titik kritis (CCP) dapat terjadi pada pisau yang mengandung bakteri di toko daging atau sanitasi yang tidak tepat atau lampu bohlam yang secara tiba-tiba jatuh kedalam mixer pada toko roti. Program HACCP didesign sehingga kita menyadari akan bahaya kritis yang dapat ditimbulkan, dan meyakinkan bahwa bahaya kritis tersebut termonitor secara baik untuk menghasilkan pangan yang aman di konsumsi. Persyaratan HACCP Untuk melaksanakan program keamanan pangan, para pengecer harus mengerti dan menyadari mengapa keamanan pangan ini perlu. Para peneliti harus menyelidiki dasar dari keamanan pangan dan apa saja yang terlibat dalam memproduksi pangan yang aman dikonsumsi. Bagaimanapun juga, industri makanan sangat buruk dalam memberikan informasi kepada para pekerjanya terhadap masalah tersebut diatas. Semua tahu bahwa bakteri dapat mengakibatkan penyakit pada makanan, tetapi apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalkan perkembangan bakteri tersebut dan mengamankan makanan ? Para pekerja harus mempunyai pengetahuan dasar bagaimana suatu organisme berkembang, bertahan hidup dan mati. Ini adalah informasi yang penting untuk kita untuk mengontrol organisme dalam rantai distribusi makanan. Pengetahuan ini harus diinformasikan terlebih dahulu kepada pekerja sebelum penerapan program HACCP. Kedua, kita harus mengetahui bahaya apa yang harus dikontrol untuk menentukan dimana titik kritis terdapat. Apakah produk yang kita tangani rentan terhadap perkembangan mikroorganisme, terlebih lagi yang menyebabkan racun pada makanan? Atau apakah produk kita terkontaminasi kerikil/ benda asing karena kondisi panen dan alat pertanian yang

Edisi Agustus 2003

digunakan saat panen? Atau, apakah produk kita rentan terhadap kontaminasi bahan kimia karena proses fumigasi, atau sterilisasi? Semua kasus ini harus diketahui apa yang harus dikontrol sebelum kita dapat menentukan program yang tepat untuk mengontrolnya. Ketiga, sangat penting untuk mengetahui batasan yang diperlukan untuk mengontrol bahaya. Jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada tiap satu juta kontainer, apakah pada tingkatan ini yang harus kita kontrol? Jika kita menemukan irisan logam pada mesin sedikitnya sekali dalam sehari, apakah pada tingkatan ini yang harus kita kontrol? Untuk menentukan batas yang penting untuk mengontrol bahaya, standar sangat dibutuhkan dengan membandingkan operasi kita dengan kondisi yang diterima dalam industri. Beberapa badan yang menangani masalah keamanan pangan (FDA, USDA, dll) telah mengembangkan beberapa buku petunjuk, yaitu : 1. Good Manufacturing Practices (GMP) berdampak terhadap situasi industri dan memberikan rekomendasi tipe peralatan, konstruksi dan operasi. 2. Standar Prosedur Operasi Sanitasi (SSOP) mengembangkan dasar untuk memelihara fasilitas makanan yang bersih, sanitasi lingkungan yang bebas dari bahaya makanan. Selain

dari kedua program diatas, perusahaan harus menerapkan SSOP-nya masing-masing dimana perusahaan tersebut menentukan bagaimana harus diterapkan, kapan harus diterapkan, siapa yang melakukannya, dan pada tingkatan operasi apa prosedur telah diluar kendali dan perlu dikaji ulang kembali. Sebagai contoh adalah mesin pendingin yang merupakan tempat penyimpanan ikan segar. SSOP anda mungkin mengharuskan untuk membersihkan dan sanitasi pendingin tersebut seminggu sekali dan untuk menjaga agar suhu pendingin tidak lebih dari 40oF, dengan suhu diperiksa setiap 4 jam. Bagaimana bila ditemukan bahwa suhu diatas 45oF? SSOP harus memberikan indikasi apa yang harus dilakukan bila terjadi hal tersebut dan bagaimana mengatasi masalah tersebut. Anda juga harus menentukan apa yang harus dilakukan terhadap produk yang terdapat di mesin pendingin tersebut. Demikian sekilas tentang sistem HACCP dan contoh penerapannya pada pedagang tingkat eceran dimana produk pangan langsung sampai kepada konsumen. Adalah hak pembeli produk pangan untuk mendapat pangan yang aman dan salah satu menjaminnya para produsen dapat menerapkan sistem HACCP ini. bersambung .... (source:http://ohioline.osu.edu)

MINYAK ATSIRI PENENTUAN SISA PENYULINGAN UAP (SNI 06-3189-1992) 1. Ruang Lingkup Kotoran yang tidak mudah menguap dengan uap dan tidak dapat didestilasi akan sangat menambah besarnya sisa. Metoda ini menguraikan suatu cara untuk menentukan secara kuantitatif jumlah kotoran dalam mmyak atsiri, yang disebut sebagai sisa. 2. Definisi Sisa penyulingan uap dan suatu minyak atsiri adalah banyaknya sisa dan minyak tersebut setelah mengalami penyulingan dengan uap, dinyatakan dalam persen bobot/bobot. 3. Prinsip Senyawa yang tidak menguap didapat dengan penyulingan uap dan minyak atsiri. Sisa penyulingan ditimbang setelah mencuci dan mendestilasi kembali pelarutnya. 4. Peralatan 4.1 Bahan kimia - Na-sulfat anhidrat - Eter. 4.2 Peralatan - Alat-alat destilasi terdiri dan labu destilasi 250 ml, kondensor dan generator uap. - Labu pemisah 250 ml. - Labu destilasi 150 ml. - Penangas air. - Blower (Mesin peniup). 5. Cara Kerja Timbang 5 gram contoh dan masukkan ke dalam labu destilasi (4.2.1), lalu disuling dengan uap selama 3 jam mulai dari mendidih. Setelah didinginkan isi labu dimasukkan ke dalam corong pemisah (4.2.2), labu dibilas dengan eter (4.1.2) dan tambahkan larutan ini pada residu. Isi dalam corong dikocok 2 kali dengan eter masing-masing sebanyak 25 ml. Pisahkan larutan-larutan eter lalu dikeringkan dengan 1 gram Na2SO4 anhidrat (4.1.1). Saring larutan dan tuangkan ke dalam labu yang sudah diketahui beratnya (4.2.3) dan sudah berisi batu didih. Semua alat-alat dan corong dibilasi dengan eter dan larutan eter ini disatukan di dalam labu (4.2.3). Eter disuling, sisa penyulingannya dalam labu dikeringkan di atas penangas air (4.2.4) dan uapnya ditiup dengan blower (4.2.5). Timbang labu dengan sisa penyulingan sampai berat tetap. 6. Cara Menyatakan Hasil Sisa penyulingan uap persen bobot/bobot W2 = x 100 % W1 di mana W 2 = berat sisa penyulingan (dalam gram) W 1 = berat contoh (dalam gram) Nyatakan hasilnya sampai satu desimal.

Edisi Agustus 2003

Pemberitahuan awal produk-produk tertentu yang akan masuk ke suatu negara


Diera perdagangan bebas pada saat ini, negaranegara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (W TO) dituntut untuk lebih waspada akan pentingnya perlindungan wilayahnya dari kemungkinan menyebarnya penyakit-penyakit baik hewan maupun tumbuhan. Sebagai salah satu instrumen dalam menghambat kemungkinan merebaknya penyakit-penyakit tersebut diatas di suatu wilayah negara tertentu, tindakan Sanitary & Phytosanitary (SPS) memegang peranan penting dalam menahan suatu produk tertentu yang berpotensi sebagai pembawa penyakit. Perjanjian Sanitary and Phytosanitary (SPS) merupakan salah satu bagian dari Perjanjian yang disepakati dalam Putaran Uruguay - GATT/WTO 1994, yang khusus membidangi masalah pengaturan perdagangan dalam kaitannya dengan kesehatan manusia, hewan dan tanaman. M e l a l u i perjanjian SPS, semua n e g a r a a n g g o t a berharap akan adanya suatu perdagangan yang fair yang dapat mengatasi prak tekpraktek perdagangan yang sering menggunakan instrumen SPS secara sewenang-wenang (abuse) dan menjadikannya sebagai hambatan teknis dalam perdagangan produk-produk pangan. Sangat disadari, bahwa penerapan aturan SPS suatu negara tidak hanya berdampak pada produk yang masuk ke negara tersebut, tetapi juga pada produsen dalam negri. Oleh sebab itu, aturan SPS yang dibuat sebisa mungkin tidak menjadi bumerang bagi produk yang dihasilkan di dalam negeri. Perjanjian SPS GATT/WTO sebagai gerbang utama di dalam pengaturan global perdagangan komoditi pangan internasional dewasa ini, disadari telah menjadi piranti strategis yang memiliki implikasi luar biasa dalam perkembangan nantinya. Saat ini hampir oleh semua negara khususnya anggota WTO, aturan main tersebut direfleksikan sebagai instrumen pengikat di dalam membuka akses pasar disamping tentunya sebagai justifikasi modern yang diakui secara internasional. Salah satu dari beberapa tindakantindakan SPS yang ditujukan untuk melindungi kepentingan keamanan pangan, kesehatan hewan dan tumbuhan adalah perkarantinaan. Suatu tindakan karantina khusus biasanya diperlakukan terhadap produk-produk tersebut, baik di pelabuhan-pelabuhan (udara dan laut) tempat masuknya produk tersebut maupun titik-titik perbatasan (check-point) antar negara. Sebagai contoh kecil tindakan pencegahan tersebut adalah suatu pernyataan yang mengharuskan seseorang untuk memberitahukan barangbarang bawaan yang terkait dengan makanan, tanaman, dan hewan. Di beberapa negara tertentu, jika pernyataan tersebut tidak dilakukan sejak awal, maka denda atau hukuman tertentu yang cukup berat sudah menanti. Sebagai contoh adalah Australia. Di negara tersebut, seseorang yang memasuki wilayah hukum Australia baik lewat laut maupun udara diwajibkan untuk melaksanakan ketentuan seperti diatas. Pihak karantina Australia dalam menerapkan peraturan yang berlaku, sehingga beberapa hewan anjing yang terlatih ditugaskan untuk mencari produk-produk yang dilarang di tas bawaan masingmasing. Sedemikian ketatnya peraturan tersebut sehingga jika tertangkap tangan beberapa produk yang dilarang, maka akan langsung dibuang kedalam wadah khusus. Tindakan tersebut dilakukan agar wabah yang dicurigai terbawa dalam produk tersebut dapat dicegah penyebarannya. (up_re). bersambung...

Informasi tentang SPS dapat menghubungi PSA atau email ke: sps_ind@deptan.go.id

Edisi Agustus 2003 sambungan dari hal. 1

TBT dan SPS, peluang ....


domestik tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang berdampak pada perolehan devisa negara nonmigas, antara menuntut mutu tinggi. Beberapa parameter yang harus dipenuhi lain. Tingginya resiko bagi turis dan pelancong mancanegara, oleh produsen, antara lain : kualitas, sanitasasi serta higiena. sehingga akan menurunkan jumlah turis yang akan datang Sebagai contoh produk segar domestik pada umumnya masih ke Indonesia. mengandung tingkat residu pestisida yang Perlukah penerapan sistem pengawasan cukup tinggi. keamanan produk segar ??? Selain dari aspek perdagangan, Ada hal yang patut menjadi perhatian kita monitoring keamanan produk segar, juga mengapa belum diterapkannya monitoring Padahal selama tidak ada perlu untuk menjamin kesehatan keamanan produk segar. Dari hasil kajian monitoring terhadap konsumen. Monitoring keamanan produk PSA, ternyata masalah keamanan kualitas dan keamanan segar perlu dilakukan terhadap produk pangan produk segar belum menjadi terhadap produk segar, secara keseluruhan. Baik produk impor perhatian utama oleh pelaku yang terkait tidak pernah ada jaminan maupun produk domestik. Sebagian besar dengan produk segar. Hal ini diperlihatkan bahw a produk yang masyarakat konsumen di Indonesia, masih dengan beberapa fakta dilapangan antara beredar itu aman untuk menganggap produk impor jauh lebih baik lain : dikonsumsi. Apalagi dari produk domestik. Padahal selama o Belum ada institusi pemerintah ditunjang dengan belum tidak ada monitoring terhadap kualitas dan yang merasa masalah keamanan pangan keamanan terhadap produk segar, tidak produk segar merupakan tanggung diterapkannya standar pernah ada jaminan bahwa produk impor jawabnya. mutu TBT dan SPS. Bukan yang beredar itu aman untuk dikonsumsi. Praktek-praktek lapangan dinilai tidak mungkin Indonesia o Apalagi ditunjang dengan belum masih membahayakan produk yang akan memperoleh produk diterapkannya standar mutu TBT dan SPS. dihasilkan.misalnya: penggunaan buangan atau yang Bukan tidak mungkin Indonesia akan pestisida yang tidak sesuai dengan memiliki kelas paling jelek. memperoleh produk buangan atau yang dosis, pengunaan air tercemar, aspek Sementara produk dengan memiliki kelas paling jelek. Sementara sanitasi dan higieana pada penanganan kualitas pertama dikirim produk dengan kualitas pertama dikirim produk segar. kenegara lain. kenegara lain. o Peredaran produk segar tanpa Beberapa Ak ibat dengan tidak pengawasan terhadap keam anan diterapkannya monitoring keamanan produk pangannya segar antara lain : o Pembinaan pada petani tentang Meningkatnya kasus-kasus penyakit yang disebabkan GFP (Good Farming Practices) belum banyak dilakukan. oleh bahan makanan, dapat menimbulkan : o Undang-Undang No 7 tahun 1996 dan UU No.8 tahun 1. Akibat yang serius dan fatal pada anak anak dan lanjut 1999 belum disosialisasikan. usia. o Rangkaian sistem HACCP belum banyak dikenal. 2. terjadinya demam, diare, mual, muntah dan sakit Dengan kondisi produk segar domestik yang tidak baik perut pada orang sehat. tersebut, sangat perlu diterapkan pengawasan keamanan 3. Kom plikasi kerusakan ginjal, radang sendi, produk segar. Mengapa Sistem ? Karena dengan sistem septisemia dan kematian pengawasan keamanan produk segar, produk segar yang Rendahnya kualitas produk segar yang beredar akibat dan beredar baik impor maupun domestik dijamin keamanannya buruknya k ualitas sanitasi dan higiena yang secara konsisten. dipersyaratkan, tingginya cemaran bahan kimia, residu Beberapa rantai monitoring yang mungkin dilakukan antara pestisida serta kontaminan fisik. lain: Tidak adanya monitoring terhadap keamanan produk segar o Monitoring pada proses produksi dan penanganan lebih jauh dapat menyebabkan beredarnya produk pangan produk segar. segar yang tidak aman. Beberapa akibat lanjutan yang dapat o Monitoring jaminan mutu, dengan memeriksa sertifikat terjadi akibat beredarnya produk segar yang tidak aman antara jaminan mutu dan pemeriksaan dilaboratorium. lain: o Pengawasan pemenuhan ketentuan standar tertentu. o Terganggunya kesehatan penduduk dan meningkatnya (red) angka kesakitan. o Menurunnya produktivitas kerja ANDA INGIN MENDAPATKAN VCD HACCP o Membebani anggaran pemerintah PRODUK SEGAR PADA RUMAH KEMASAN ? o Merugikan perekonomian dan citra bangsa. HUB : REDAKSI INFOMUTU Tidak dapat dihindari bahwa buruknya mutu kemanan pangan TELP.: (021) 78842042 EXT.103 yang beredar dapat menyebabkan beberapa hal yang FAX.: (021)78842042 EXT.116 merugikan bagi perolehan devisa negara. Akibat yang e-mail : infomutu@deptan.go.id

Edisi Agustus 2003

Sekilas Info PSA

APRESIASI SISTEM HACCP DAN SOSIALISASI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) DI SEKTOR PERTANIAN DI 3 PROPINSI (BENGKULU, SUMATERA BARAT, NUSA TENGGARA BARAT)
Keamanan Pangan Sistim HACCP diikuti oleh 18 peserta yang terdiri dari Penyuluh Pertanian Tingkat Kecamatan di seluruh Kabupaten Agam Sumatera Barat dan beberapa pengusaha skala kecil yang bergerak dibisnis pengasapan ikan dan peternakan sapi potong. Dan kegiatan ini ada beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti yaitu usulan dan ketua BAPPEDA Kabupaten Agam dan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Agam Sumatera Barat kepada Pusat Standardisasi dan Akreditasi Departemen Pertanian yaitu perlunya diadakan pilot proyek penerapan HACCP Sapi Potong di lokasi proyek Agropolitan yang menjadi proyek andalan Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Oleh karena itu perlu segera dibuat TOR oleh Pusat Standardisasi dan Akreditasi Departemen Pertanian yang nantinya akan dibiayai oleh BAPPEDA Kabupaten Agam dan Pusat Standardisasi dan Akreditasi Departemen Pertanian. Propinsi Nusa Tenggara Barat Pada bulan Agustus 2003, Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Departemen Pertanian RI bekerjasama dengan Badan Urusan Ketahanan Pangan Daerah (BUKPD) Propinsi Nusa Tenggara Barat mengadakan acara Apresiasi Standar Nasional Indonesia (SNI) balk yang merupakan standar produk (kubis, dendeng sapi, dll) maupun sistem HACCP di Kota Mataram. Metoda pelatihan ini adalah pemberian teori di kelas dan pengenalan sistem jaminan mutu yang berdasarkan sistem HACCP pada unit usaha Telur Asin yang sangat dikenal di wilayah Kota Mataram sebagai telur asin dan Lombok. Peserta Apresiasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dilkuti oleh 25 peserta yang terdiri dan Kelompok Tani Andalan Nasional, dan Usaha Kecil Menengah yang bergerak dibisnis pertanian dan aparat pembina dan Dinas Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur dan kabupaten Bima. Rencana tindak lanjut dan kegiatan ini antara lain pelatihan penerapan sistem HACCP bagi peserta yang telah mengikuti pengenalan standar sistem HACCP dan uji penerapannya sebagal pilot proyek agar mendapatkan

Propinsi Bengkulu Pada bulan Agustus tahun 2003 Pusat Standardisasi dan Akreditasi bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Bengkulu menyelenggarakan apresiasi sistem HACCP dan Sosialisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) di sektor pertanian. Apresiasi sistem HACCP dihadiri oleh 30 peserta perwakilan dan lingkup Dinas Pertanian Propinsi, Kabupaten, dan Kota Bengkulu, serta Pelaku usaha/home industri. Tujuan dan pelatihan pengenalan sistem HACCP adalah untuk pemahaman sistem HACCP bagi petugas dan pelaku usaha, sehingga HACCP diharapkan dapat diterapkan. Materi yang dipaparkan dalam pelatihan ini meliputi dasar-dasar umum sistem HACCP, 7 prinsip dan 12 Iangkah sistem HACCP, dan simulasi/latihan penerapan. Tindak lanjut apresiasi sistem HACCP ini akan ditindak lanjuti TOT bagi petugas pembina mutu dan pelaku usaha agnibisnis di Propinsi, Kabupaten dan Kota Bengkulu. Sedangkan untuk sosialisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dihadiri oleh 60 orang peserta perwakilan dan Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Depkes, Badan POM, dan pelaku usaha. Acara sosialisasi dibuka oleh Kepala Dinas Badan Ketahanan Pangan Propinsi Bengkulu, dipandu oleh kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi sebagai fasilitator. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dipaparkan dalam pelaksanaan sosialisasi ini meliputi Sistem Standardisasi Pertanian, Sistem Keamanan Pangan dan Pangan Organik, dibuka diskusi interaktif pada peserta. Tindak lanjut dan kegiatan ini adalah penyusunan rencana kerja penerapan program standardisasi yang sinergis antara Pusat dan Daerah, khususnya Propinsi Bengkulu. Propinsi Sumatera Barat. Pada bulan Agustus 2003, Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Departemen Pertanian RI bekerjasama dengan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat mengadakan acara Sosialisasi Standard Nasional Indonesia (SNI) di Kabupaten Lubuk Basung Sumatera Barat dan Pelatihan Keamanan Pangan Sistim HACCP di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Adapun peserta Sosialisasi Standard Nasional Indonesia (SNI) diikuti oleh 60 peserta dan instansi terkait yang ada di Propinsi Sumatera Barat, sedangkan untuk kegiatan Pelatihan

s er t i f i k as i s i s t em HACCP. Unt uki t uper l udi buat r enc anakerja

tahun 2004 oleh BUKPD dan disinergikan dengan kegiatan Pusat Standardisasi dan Akreditasi Departemen Pertanian t ahunanggar an2004. ( red)

Lengkapi koleksi referensi anda... Bulletin INFOMUTU 2002


Hubungi Redaksi INFOMUTU : Gd.E Lt.7 Kanpus Deptan, Jl. Harsono RM3, Ragunan Jakarta Selatan 12550 Telp.021-78842042 ext.103 Email : infomutu@deptan.go.i

Edisi 02
01 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

Headline
SNI Pertanian dan Penerapannya. Peningkatan Mutu Pangan untuk Internasional Hambatan produk hortikultura di Taiwan Alasan FMD dipertanyakan Argentina Komite SPS Nasional Akreditasi di Departemen Pertanian Dilema : Pemberlakuan SNI Pertanian Sertifikasi Bertahap menuju Pertanian Organik Peraturan Baru Produk Pangan ke AS Era AFTA : Laboratorium Domestik Penerapan ISO 9001:2000

Harga : Rp.50.000,-

(persediaan terbatas)

Anda mungkin juga menyukai