Anda di halaman 1dari 7

Bagaimana Cara Mengenal Allah SWT??

OPINI | 12 May 2010 | 19:16 Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warrahmatullohi wabarakatuh Wahai saudaraku alangkah indahnya jikalau kita dapat menjalani hidup dengan ketenangan yang luar biasaketenangan dalam melakukan segala sesuatu tanpa rasa takut, was-was, dan khawatirkarena kita tahu bahwa segala sesuatunya adalah berasal dan akan kembali padaNyadan kita harus meyakini segala kebaikan yang kita lakukan adalah untuk kita sendiri, berikut adalah hal yang insyaAllah dapat mengingatkan ana dan saudaraku sekalian untuk terus memarifati Allah Aza Wajalla sehingga kita mendapatkan ketenangan..kiranya semoga sedikit rangkuman dari buku Aqidah karya Sayid Sabiq ini dapat kita renungkan bersama-sama, dan semoga kelak di akherat kita akan bertemu di surganya..dan menjadi hamba yang dicintaiNya..amin 1. Marifatulloh (Mengenal Allah SWT) Marifatulloh merupakan asas, fundamen atau dasar dari segala aspek kehidupan.

Dibaca: 4664

Komentar: 1

Nihil

Cara bermarifat: a. Dengan menggunakan akal pikiran dan memeriksa secara teliti apa-apa yang diciptakan Allah SWT. b. Dengan memarifati nama-nama Allah SWT serta sifat-sifatNya.

Bermarifat dengan pikiran a. Inti peribadatan kepada Tuhan adalah dengan menggerakan akal dan melepas kekangannya, segera bangun dari tidur nyenyaknya untuk mengadakan perenungan dan pemikiran. S. Yunus 10:101, S. Saba 34:46 b. Barang siapa yang mengingkari kenikmatan akal dan tidak suka menggunakannya untuk sesuatu yang semestinya dikerjakan oleh akal itu, bahkan melalaikan ayat-ayat dan bukti-bukti tentang

adanya kuasa Allah SWT, maka orang semacam itulah yang patut sekali mendapat cemoohan dan hinaan. S. Yusuf 12:105, S. Yasin 36:46 c. Menganggurkan akal dari tugas yang semestinya itu akan menurunkan manusia itu sendiri ke suatu taraf yang lebih rendah dan lebih hina dari taraf binatang. S. Al Araf 7:179

Taklid adalah penutup akal pikiran a. Taklid menurut Dr. Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Ushul AlFiqh Al-Islami Taklid adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui dalilnya, dalil adalah segala sesuatu yang bisa membuat kita mengetahui matlub khaban (kesimpulan). b. Taklid menurut Imam Al- Ghazali Taklid adalah menerima perkataan orang lain tanpa dasar Allah SWT sangat memuji sekali kepada orang-orang yang dapat menjernihkan sesuatu tentang hakikatnya, disisihkannya dari bendabenda lain, kemudian dibedakan dan dimurnikan benda-benda itu setelah dibahas, diperiksa, diteliti, dan disaring oleh akal pikirannya. S. Az Zumar 39:17-18 Allah Taala benar-benar mencela kepada orang-orang yang suka mengekor, mengembik, yakni para ahli taklid yang tidak suka menggunakan akal pikirannya sendiri, yang mereka ikuti hanyalah akal orang-orang lain. Mereka betul-betul beku. Firman Allah yang berkaitan dengan ini S. Al-Baqarah 2:170.

Bidang-bidang pemikiran Agama islam mengajak seluruh umat manusia agar berpikir dan menggunakan akalnya dan bahkan betapa hebatnya anjuran ke arah itu, tetapi yang dikehendaki dalam islam bukanlah pemikiran yang tidak terkendali kebebasannya. Melainkan di dalam islam dianjurkan untuk berpikir sebatas ciptaan Allah SWT yakni apa-apa ciptaannya yang ada di langit dan di bumi. Tidak sebuah atau sesuatu pemikiranpun yang dilarang oleh Allah SWT kecuali memikirkan

dzatNya Allah, sebab soal yang satu ini adalah pasti di luar kekuatan akal pikiran manusia. Al-Quran Al-Karim sendiri penuh dengan beratus-ratus ayat (bukti dan tanda) yang mengajak kita semua untuk memikirkan keadaan alam semesta yang terbuka lebar dan luas di hadapan kita ini, beserta cakrawalanya yang tak terbatas oleh sesuatu apapun karena sangat besarnya dan tidak ada ujung pangkalnya. S. Al-Baqarah 2:219-220

Tujuan pemikiran Tujuan utama diperintahkannya dalam islam untuk mengadakan pemikiran-pemikiran adalah untuk membangunkan akal dan menggunakan tugasnya dalam berpikir untuk menjernihkan hakikat dan menyelidiki. Sehingga sampailah manusia itu kepada petunjuk yang memberikan penerangan sejelas-jelasnya mengenai peraturan kehidupan, sebab-sebabnya perwujudan, tabiat-tabiat keadaan, dan hakikat segala sesuatu. Manakala hal itu sudah terlaksana dengan baik, tentu akan dapat merupakan cahaya terang untuk menyingkap siapa yang sebenarnya menjadi Maha Pencipta dan pembentuk semuanya itu. Selanjutnya setelah diperoleh, maka dengan perlahan-lahan akan dicapailah hakikat yang terbesar, yaitu bermarifat kepada Allah SWT. Jadi kemarifatan kepada Allah SWT itulah yang sesungguhnya merupakan buah atau natijah daripada akal pikiran yang cerdik dan bergerak terus, juga sebagai hasil dari usaha pemikiran yang mendalam serta disinari oleh cahaya yang terang-benderang seperti proses pemikiran dan pencarian Nabi Ibrahim akan siapakah Tuhannya.

Cara Mengenal Allah


Juli 22, 2008 in cara mengenal Allah | Tags: Allah, cara mengenal Allah, islam

Bagaimana ciri-ciri orang yang mengenal Allah? Kalau orang yang mengenal Allah setiap dia mengalami suatu masalah pasti masalah itu akan dikembalikan kepada Allah, berdoa dan mengadu kepada Allah karena hanya kepada Allahlah kita akan kembali. Anda dapat mengenal Allah melalui Al-Quran, bahkan ada satu surat dimana Allah menjelaskan siapa diri-Nya, coba anda lihat Al-Quran surat Maryam 65 yang berbunyi : Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi, dan apa-apa yang ada diantara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah?) Betapa indah dan tegasnya ayat tersebut, bahkan selain menjelaskan tentang siapa Allah ayat tersebut juga menjelaskan apa kewajiban kita sebagai seorang hamba kepada Sang Pencipta yaitu beribadah kepada-Nya, dan sampai kapan kita harus terus beribadah? sampai kita MATI. Ibadah memiliki syarat agar ibadah itu di kategorikan sebagai ibadah yang benar yaitu :

Ikhlas, ikhlas melaksanakan ibadah karena Allah Sesuai dengan syariat yaitu sesuai Al-Quran dan hadist jadi kalau tidak ada di dalam Al-Quran dan Hadist jangan dikerjakan karena bidah hukumnya haram dan amalannya akan tertolak

Pokok-pokok ibadah ada 3 yaitu :

Mahabbah (rasa cinta)

Bagaimana caranya kita mencinta Allah? dengan mencinta semua perkara yang Allah cintai dan membenci semua perkara yang dibenci Allah. Allah berfirman, Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, rumahrumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik (QS. At-Taubah: 24) (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada Allah dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram (QS.ArRad: 28)

Khauf (rasa takut)

Rasa takut adalah kondisi jiwa yang tersiksa karena disebabkan takut kepada Allah, jika anda melakukan ibadah harus didasari rasa takut kepada Allah bukan kepada atasan atau bos di kantor dimana ibadah dilakukan karena bos di kantor rajin shalat jadi shalatnya supaya dilihat oleh bos bukan karena takut kepada Allah, Allah berfirman, Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman (QS.Ali Imron: 17 5) Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku (QS.AlMaidah: 44) Hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk). (QS. Al-Baqarah: 40) Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa takut :

1. 2.

Rasa takut bisa timbul jika anda mengetahui betapa kerasnya hukuman Allah kepada orang-orang yang bermaksiat. Rasa takut bisa timbul dengan mengingat masa lalu dimana, saat waktu-waktu anda yang berharga anda gunakan untuk bermaksiat dan membandingkannya dengan masa saat anda dekat kepada-Nya. Rasa takut bisa timbul jika kita mengenali sifat-sifat Allah Menumbuhkan ketakutan dengan kondisi taubatnya apakah diterima atau tidak? dan takut kalau-kalau akan diakhirkan dengan kondisi suul khatimah. Ar-Raja (harapan)

3. 4.

Ar-raja adalah sikap berharap agar Allah membalas perbuatan anda dengan pahala dan mengharapkan akan diampuni dosa-dosanya dan mengharap datangnya rahmat Allah. Allah berfirman, Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan) (QS. Al-Araf: 56) Orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? (QS. Az-Zumar: 9) Maka kami perkenankan doanya dan kami anugerahkan kepadanya yahya dan kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas (QS. Al-Anbiya: 90) Harapan sendiri terbagi menjadi 3 yaitu: 1. 2. 3. Harapan seseorang yang taat kepada Allah agar amal perbuatannya diterima Allah, diberi pahala kepada kemenangan surga dan dihindarkan dari siksa neraka. Harapan seseorang yang berdosa dan bertaubat agar kiranya Allah mengampuni dosadosanya dan memaafkan kesalahan mereka. Harapan seseorang yang berpanjang-panjang dalam meremehkan agama sambil terus bermaksiat dengan mengharapkan ampunan Allah sementara dia terus melakukan maksiat (meremehkan yang wajib dan melakukan yang haram). Harapan yang terakhir ini adalah harapan yang sia-sia

Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah (QS. Al-Baqarah: 218) (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angannya ahli kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dari kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah (QS. An-Nisa: 123)

Bagaimana Cara Mengenal Allah

Ustadz Galih Gumelar - Bagaimana ciri-ciri orang yang mengenal Allah? Kalau orang yang mengenal Allah setiap dia mengalami suatu masalah pasti masalah itu akan dikembalikan kepada Allah, berdoa dan mengadu kepada Allah karena hanya kepada Allahlah kita akan kembali. Kita dapat mengenal Allah melalui Al-Quran, bahkan ada satu surat dimana Allah menjelaskan siapa diriNya, coba anda lihat Al-Quran surat Maryam 65 yang berbunyi : Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi, dan apa-apa yang ada diantara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah?) Betapa indah dan tegasnya ayat tersebut, bahkan selain menjelaskan tentang siapa Allah ayat tersebut juga menjelaskan apa kewajiban kita sebagai seorang hamba kepada Sang Pencipta yaitu beribadah kepadaNya, dan sampai kapan kita harus terus beribadah? sampai kita MATI. Ibadah memiliki syarat agar ibadah itu di kategorikan sebagai ibadah yang benar yaitu : Ikhlas, ikhlas melaksanakan ibadah karena Allah

Sesuai dengan syariat yaitu sesuai Al-Quran dan hadist jadi kalau tidak ada di dalam Al-Quran
dan Hadist jangan dikerjakan karena bidah hukumnya haram dan amalannya akan tertolak Pokok-pokok ibadah ada 3 yaitu : Mahabbah (rasa cinta) Bagaimana caranya kita mencinta Allah? dengan mencinta semua perkara yang Allah cintai dan membenci semua perkara yang dibenci Allah. Allah berfirman, Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik (QS. At-Taubah: 24) (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada Allah dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram (QS.Ar-Rad: 28) Khauf (rasa takut) Rasa takut adalah kondisi jiwa yang tersiksa karena disebabkan takut kepada Allah, jika anda melakukan ibadah harus didasari rasa takut kepada Allah bukan kepada atasan atau bos di kantor dimana ibadah dilakukan karena bos di kantor rajin shalat jadi shalatnya supaya dilihat oleh bos bukan karena takut kepada Allah, Allah berfirman, Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman (QS.Ali Imron: 17 5) Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku (QS.Al-Maidah: 44) Hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk). (QS. Al-Baqarah: 40) Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa takut : 1. Rasa takut bisa timbul jika anda mengetahui betapa kerasnya hukuman Allah kepada orang-orang yang bermaksiat.

2. Rasa

takut bisa timbul dengan mengingat masa lalu dimana, saat waktu-waktu anda yang berharga anda gunakan untuk bermaksiat dan membandingkannya dengan masa saat anda dekat kepada-Nya.

3. Rasa takut bisa timbul jika kita mengenali sifat-sifat Allah 4. Menumbuhkan ketakutan dengan kondisi taubatnya apakah diterima atau tidak? dan takut kalaukalau akan diakhirkan dengan kondisi suul khatimah.

Ar-Raja (harapan)

Ar-raja adalah sikap berharap agar Allah membalas perbuatan anda dengan pahala dan mengharapkan akan diampuni dosa-dosanya dan mengharap datangnya rahmat Allah. Allah berfirman, Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan) (QS. AlAraf: 56) Orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? (QS. Az-Zumar: 9) Maka kami perkenankan doanya dan kami anugerahkan kepadanya yahya dan kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas (QS. AlAnbiya: 90) Harapan sendiri terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Harapan seseorang yang taat kepada Allah agar amal perbuatannya diterima Allah, diberi pahala kepada kemenangan surga dan dihindarkan dari siksa neraka.

2. Harapan

seseorang yang berdosa dan bertaubat agar kiranya Allah mengampuni dosa-dosanya dan memaafkan kesalahan mereka.

3. Harapan seseorang yang berpanjang-panjang dalam meremehkan agama sambil terus bermaksiat
dengan mengharapkan ampunan Allah sementara dia terus melakukan maksiat (meremehkan yang wajib dan melakukan yang haram). Harapan yang terakhir ini adalah harapan yang sia-sia Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah (QS. Al-Baqarah: 218) (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut anganangannya ahli kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dari kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah (QS. AnNisa: 123)

Anda mungkin juga menyukai