Anda di halaman 1dari 5

Untuk Apa Kita diciptakan?

penulis Al ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi Syariah Aqidah 05 - Juli - 2003 06:54:34 Kehidupan di dunia pada dasar hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tdk tahu utk apa ia diciptakan Allah dan menjalani kehidupan di dunia ini. Kalau kita melihat besar kekuasaan Allah niscaya kita akan segera mengucapkan Allahu Akbar Subhanallah. Allah menciptakan langit tanpa tiang serta semua bintang yg menghiasi dan Allah turunkan dari air hujan dan tumbuh dengan segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas segala jenis makhluk bertempat tinggal di atas berbagai kenimatan dikandung dan tiap orang dgn mudah bepergian ke mana yg dia inginkan. Binatang ada dgn berbagai jenis bentuk dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dgn segala jenis dan buahbuahan dgn segala rasa dan warnanya. Laut yg sangat luas dan segala rizki yg ada di dlm semua mengingatkan kita kepada kebesaran Allah dan ke-Mahaagungan-Nya. Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semua itu memiliki tujuan dan tdk sia-sia. mk dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tdk sia-sia dlm arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yg mungkin berbeda dgn yg lain. Allah berfirman Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguh Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami? Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ? Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah. Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main. Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yg ada di muka bumi ini dan yg ada di langit serta apa yg ada di antara kedua tdk ada yg sia-sia. Lalu utk siapakah semua itu? Mari kita melihat keterangan Allah di dlm Al Quran: Dialah yg telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian krn itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya. Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi utk kalian. Allah-lah yg menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap lalu membentuk kalian membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yg baik-baik yg demikian itu adl Allah Tuhanmu Maha Agung Allah Tuhan semesta alam. Ibnu Katsir dlm tafsir beliau mengatakan: Allah mengeluarkan bagi mereka segala macam tumbuhtumbuhan dan buah-buahan yg bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yg telah disebutkan di banyak tempat di dlm Al Quran. As-Sadi mengatakan di dlm tafsir beliau hal. 30: Allah menciptakan segala apa yg ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat dari bersenang-senang dan bisa menggali apa yg ada padanya. dan Allah menciptakan semua agar manfaat kembali kepada kita. Sungguh sangat jelas bahwa semua apa yg ada di langit dan di bumi dipersiapkan utk manusia seluruhnya. Maha Dermawan Allah terhadap hamba-Nya dan Maha Luas rahmat-Nya. Dari keterangan di atas berarti manusia diciptakan oleh Allah dgn dipersiapkan bagi segala kenimatan

tentu memiliki tujuan yg agung dan mulia. Lalu utk apakah tujuan mereka diciptakan? Tujuan Diciptakan Manusia Manusia dgn segala nimat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Quran: Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku. Abdurrahman As Sadi dlm tafsir beliau mengatakan: Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul utk menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yg mencakup di dlm pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya bertaubat kepada-Nya menghadap dgn segala yg dimiliki kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya. Semua nimat yg diberikan oleh Allah kepada manusia tdk lain hanya utk membantu mereka dlm mewujudkan tugas dan tujuan yg mulia ini. Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dlm kitab Al Qaulul Mufid mengatakan: Dengan hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab dan jika tujuan diciptakan manusia adl seperti tujuan diciptakan binatang niscaya akan hilang hikmah diutus para rasul dan diturunkan kitab-kitab krn yg demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yg tumbuh lalu berkembang dan setelah itu mati. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dlm kitab Majmu Fatawa mengatakan: Maka sesungguh Allah menciptakan manusia utk menyembah-Nya sebagaimana firman Allah Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku. Ibadah kepada Allah hanya dilakukan dgn cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tdk dikatakan ibadah kecuali apa yg menurut syariat Allah adl sesuatu yg wajib atau sunnah. Makna Ibadah Ibadah secara bahasa arti menghinakan diri. Sedangkan menurut syariat Ibnu Taimiyyah mengatakan: Nama dari segala yg dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya dari segala bentuk perbuatan dan ucapan baik yg nampak ataupun yg tdk nampak. Macam Ibadah Dari definisi Ibnu Taimiyah di atas kita mendapatkan faidah bahwa ibadah itu ada dua bentuk yaitu ibadah yg nampak dan tdk nampak. Atau dgn istilah lain ibadah dzahiriyyah dan ibadah bathiniyyah; atau dgn istilah lain lagi ibadah badaniyyah dan ibadah qalbiyyah. Ibadah badaniyyah atau dzahiriyyah adl segala praktek ibadah yg dapat dilihat melalui gerakan anggota badan yg diridhai Allah dan yg dicintai-Nya seperti shalat zakat puasa berhaji berdzikir berinfak menyembelih bernadzar menolong orang yg membutuhkan dan sebagainya. Adapun ibadah bathiniyyah atau ibadah qalbiyyah adl ibadah yg terkait dgn hati dan tdk nampak seperti takut tawakkal berharap khusyu cinta dan sebagainya. Dari kedua jenis ibadah ini yg paling banyak kaum muslimin terjebak pada adl yg berkaitan dgn ibadah bathiniyyah atau ibadah hati dikarenakan sedikit dari kaum muslimin yg mengetahuinya. Ubudiyyah dan Tingkatannya Telah berbicara para ulama tentang tingkatan ubudiyah ini berdasarkan apa yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Quran. Pertama ubudiyyah yg bersifat umum. Ubudiyyah ini bisa dilakukan oleh tiap makhluk Allah yg muslim atau yg kafir. Inilah yg diistilahkan dgn ketundukan terhadap takdir dan sunnatullah. Allah berfirman

Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi kecuali akan datang kepada Tuhan yg Maha Pemurah selaku seorang hamba. . Tentu di dlm ayat ini masuk juga orang2 kafir. Kedua ubudiyyah ketaatan yg bersifat umum. Ini mencakup ketundukan tiap orang terhadap syariat Allah sebagaimana firman Allah: Dan hamba-hamba Allah yg Maha Penyayang itu adl orang2 yg berjalan di muka bumi ini dgn rendah hati . Ketiga ubudiyyah yg khusus. Ubudiyyah yg khusus ini adl tingkatan para Nabi dan Rasul Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh: Sesungguh dia adl hamba-Ku yg bersyukur. . Kemudian Allah berfirman tentang Rasulullah: Dan jika kalian ragu-ragu terhadap apa yg Kami turunkan kepada hamba Kami . Dan Allah berfirman tentang seluruh para rasul: Dan ingatlah akan hamba-hamba Kami Ibrahim Ishaq dan Yaqub yg memiliki perbuatan-perbuatan yg besar dan ilmu-ilmu yg tinggi. . Ini merupakan ubudiyyah para rasul yg tdk ada seorangpun akan bisa mencapainya. Syarat Diterima Ibadah Tentu sebagai orang yg dikenai beban syariat tdk menginginkan jikalau ibadah pengabdian dan pengorbanan kita tdk bernilai di hadapan Allah. Telah sepakat para ulama Ahlus Sunnah bahwa sebuah ibadah akan diterima oleh Allah dgn dua syarat yaitu mengikhlaskan niat semata-mata utk Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah. Kedua syarat ini merupakan makna dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammadur Rasulullah. Kesepakatan Ahlus Sunnah dgn kedua syarat ini dilandasi Al Quran dan hadits di antara adl firman Allah: Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dgn mengikhlaskan agama bagi-Nya. . Rasulullah bersabda: Sesungguh amal itu sah dgn niat dan seseorang akan mendapatkan apa yg dia niatkan. Rasulullah bersabda: Barang siapa yg melakukan suatu amalan dan bukan dari perintahku mk amalan tertolak. Wallahu alam. Tidak diragukan lagi bahwasannya Allah Swt adalah Wujud Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan), jika demikian, mengapa manusia diciptakan? Apa tujuan dari penciptaanya? Dengan kata lain; apa diballik tujuan penciptaan manusia? Tidakkah hal ini berarti bahwa Dia (Allah Swt) adalah wujud yang melalui tujuan penciptaan manusia membutuhkan atas sesuatu? Kalau seandainya tidak mempunyai tujuan, berarti perbuatan Allah Swt tsb adalah sia-sia? Untuk mengatasi persoalan diatas, tidaklah terlepas dari dua pokok proposisi: 1. Allah Swt, sebagai Wujud Yang Maha Sempurna, dan tidak membutuhkan, juga bagiNya tidak mempunyai tujuan dalam pencapaian suatu kebutuhan. 2. Perbuatan Allah Swt tidaklah menuju kesia-siaan, haruslah bagiNya meraih

tujuan. Tujuan tersebut berkenaan dengan tindakan (objek),bukanlah bagi pelaku perbuatan(subjek). Mereka yang memaparkan persoalan ini, tentunya menyakini bahwa perbuatan Allah sama seperti mahlukNya dan menggambarkan bahwa Allah Swt sebagai Maha Sempurna Yang Absolut yang tidak memiliki kekurangan , haruslah bertujuan dibalik tindakan perbuatanNya. Dikarenakan, ketika perbuatan Allah Swt tanpa tujuan, akan melahirkan sebuah tindakan yang sia-sia. Allah Swt Maha Kaya dan Sempurna, tidaklah memiliki kekurangan yang mendasari sebuah tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana ulama teologi berkata: Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan. Pengertiannya adalah; sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan. Namun, seandainya kita katakan bahwa Allah Swt tidaklah mempunyai tujuan dalam penciptaan makhluk dan alam, berbeda kalau kita katakan bahwa hasil ciptaannya adalah perbuatan yang sia-sia. Disini adanya perbedaan antara lain kaum materalisme berpendapat tidaklah mempunyai tujuan dari penciptaan alam dan manusia. Adapun dalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah Swt dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam alquran Allah Swt berfirman: Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115) dalam surat lain, Allah Swt berfirman:. ..Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka .(QS Al-Imran ayat 191), juga dalam ayatNya : Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. (QS Anbiya ayat 16) Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia. Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat

memetik hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai