Anda di halaman 1dari 29

Terapi cairan dan transfusi

Diaz Rahmadi ( 030.08.082 )


Bagian Anestesiologi RSUD KARAWANG

Pendahuluan
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam batas-batas fisiologis dengan cairan kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena. Tujuan utama terapi cairan perioperatif adalah untuk mengganti defisit pra bedah, selama pembedahan dan pasca bedah

Komposisi dan distribusi cairan tubuh

Cairan tubuh

Elektrolit

Non-Elektrolit (glukosa, urea, kreatinin,bilirubin)

Kation ( Na,K,Ca,Mg)

Anion (Cl,HCo3,HPo4,SO4)

Natrium
Kation utama ekstrasel Kadar Na plasma : 135-145 mEq/L Intake : 100 mEq/hari (6-15gram) Ekskresi urin : 100 mEq/L/hari,feces : 35 mEq/L/hari, keringat 58 mEq/L/hari Diregulasi oleh GFR dan RAA

Kalium
Kation utama intrasel Sebagian besar ada di dalam sel (150 mEq/L) Fungsi : merangsang saraf otot, menghantarkan impuls listrik Konsentrasi K dalam infus sebaiknya <40 mEq/L Pengaruh kuat terhadap jantung dan ginjal hati-hati dalam pemberian

Kalsium
Didapat dari makanan dan minuman (susu) 80-90% dikeluarkan melalui feaces, 20% melalui urin Metabolismenya dipengaruhi kel.tiroid, paratiroid, dan hipofisis

Klorida
Banyak terdapat di ekstrasel Berfungsi membantu proses keseimbangan natrium Sumber ion klorida terbanyak dari garam dapur

mEq/l Kation Na K Ca Mg Anion Cl HCO3 HPO4 SO4 Asam organik Protein Total

Plasma 142 4 5 3 103 27 2 1 5 16 154

Interstitial 114 4 2,5 1,5 114 30 2 1 5 0 152

Interselular 15 150 2 27 1 10 100 20 0 63 194

Mekanisme regulasi cairan


Osmoler
ADH
Cairan intravaskuler osmolaritas Hipotalamus anterior pituitary posterior ADH reabsorbsi Na+air volume cairan intravaskuler

RAA
Cairan intravaskuler renin angiotensin 1 angiotensin 2 (vasokonstriktor kuat ) stimulasi korteks adrenal aldosteronreabsorbsi air dan Na

Non-osmoler
Semua respon hemodinamik akan mempengaruhi reflek kardiovaskuler, yang juga akan mengatur volume cairan dan pengeluaran urin

Pergerakan air

Kebutuhan cairan tubuh


Masukan (ml/24 jam) Tampak Minum Makan Hasil oksidasi 1200 Total 1200 1300 1300 Paru Total 1200 400 1300 1200 1000 300 Tak tampak Air kemih Tinja Keringat Keluaran (ml/24 jam) Tampak 1200 100 800 Tak tampak

Perubahan cairan tubuh

Tabel pedoman dehidrasi WHO


Klinis Dehidrasi (5%) Keadaan umum Mata cekung, kering Air mata Mulut/lidah kering Baik, kompos mentis Normal Ada Lembab ringan Dehidrasi sedang (5- Dehidrasi 10%) Gelisah, rewel, lesu Cekung Kering Kering (>10%) Letargik, tak sadar Sangat cekung Kering sekali Sangat kering, pecahpecah Haus Turgor Nadi Tekanan darah Air kemih Minum normal Baik Normal Normal Normal Haus Jelek Cepat Turun Kurang, oliguria Tak bias minum Sangat jelek Cepat sekali Turun sekali Kurang sekali berat

Cara rehidrasi : A.Nilai status rehidrasi (sesuai tabel di atas), banyak cairan yang diberikan (D) = derajatdehidrasi (%) x BB x 1000 cc B.Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan C.Pemberian cairan : 6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M

Macam-macam cairan intravena


Tujuan :
Mengganti kekurangan air dan elektrolit. Memenuhi kebutuhan tubuh Mengatasi syok Mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang diberikan Sebagai tambahan untuk memasukkan obat dan zat makanan secara rutin

Cairan Kristaloid
Ringer Laktat Cairan Fisiologis Replacement therapy pada shock hipovolemik,luka bakar, diare,trauma Laktat di metabolisme di hati menjadi bikarbonat NaCl 0,9% Replacement therapy pada : kadar Na rendah, RL tidak cocok ( alkalosis,retensi kalium),trauma kepala, Mengencerkan sel darah merah

Cairan kristaloid
Dextrose 5% dan 10% Maintenance pada pembatasan intake Na Penggunaan perioperatif untuk : berlangusngnya metabolisme, menyediakan air,mencegah hipoglikemia Ringer Komposisinya mendekati fisiologis Mirip RL tapi memiliki kekurangan : kadar Cl terlalu tinggi,tidak memiliki laktat Dapat digunakan pada keadaan dehidrasi dengan hiperkloremia, muntahmuntah

Cairan Koloid
Alami Fraksi protein plasma dan albumin Dibuat dengan memanaskan plasma atau plasenta 60C selama 10 jam untuk membunuh virus Sintetis Dextran 40 dan 70 Hidroxylethyl starch (Hes) Gelatin

Terapi cairan resusitasi


Untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intravaskuler untuk memperbaiki perfusi jaringan. Misalnya pada keadaan syok dan luka bakar. Terapi cairan resusitasi dapat dilakukan dengan pemberian infus Normal Saline (NS), Ringer Asetat (RA), atau Ringer laktat (RL) sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit. Jika syok terjadi :
Berikan segera oksigen Berikan cairan infus isotonic RA/RL atau NS Jika respon tidak membaik, dosis dapat diulangi

Terapi cairan rumatan


Bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Diberikan dengan kecepatan 80 ml/jam. Untuk anak gunakan rumus 4:2:1, yaitu :
4 ml/kg/jam untuk 10 kg pertama 2 ml/kg/jam untuk 10 kg kedua 1 ml/kg/jam tambahan untuk sisa berat badan

Atau 60 ml ditambah 1 ml/kgBB untuk berat badan lebih dari 30 kg

Terapi cairan perioperatif


Hal yang harus diperhatikan :
1. Kebutuhan Normal Cairan Dan Elektrolit Harian
Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35 ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+=1-2 mmol/kgBB/haridan K+= 1mmol/kgBB/hari

2.

Defisit Cairan Dan Elektrolit Pra Bedah


Hal ini dapat timbul akibat dipuasakannya penderita terutama pada penderita bedah elektif (sektar 6-12 jam), kehilangan cairan abnormal seringkali menyertai penyakit bedahnya (mualmuntah,diare,diuresis berlebihan)

3.Kehilangan Cairan Saat Pembedahan Secara teoritis perdarahan dapat diukur dari suction pump dan kasa yang digunakan
Evaporasi dan translokasi cairan internal. Kehilangan cairan akibat penguapan (evaporasi) akan lebih banyak pada pembedahan dengan luka pembedahan yang luas dan lama. Sedangkan perpindahan cairan atau lebih dikenal istilah perpindahan ke ruang ketiga atau sequestrasi secara masif dapat berakibat terjadi defisit cairan intravaskuler

4. Gangguan fungsi ginjal


Trauma, pembedahan dan anestesia dapat mengakibatkan: GFR menurun. Reabsorbsi Na+ di tubulus meningkat yang sebagian disebabkan oleh meningkatnya kadar aldosteron. Meningkatnya kadar hormon anti diuretik (ADH) menyebabkan terjadinya retensi air dan reabsorpsi Na+ di duktus kolektivus (collecting tubules) meningkat. Ginjal tidak mampu mengekskresikan free water atau untuk menghasilkan urin

Tatalaksana terapi cairan perioperatif


Pra bedah
Nilai status dari :
Anamnesa : muntah, diare, kencing PF : TD, nadi,pernapasan,mata dan mukosa bibir Lab : Elektrolit, hb, ht

Cairan preoperatif diberikan dalam bentuk maintenance


rumus 4:2:1

Tatalaksana terapi cairan perioperatif


Durante bedah
Derajat Trauma Jaringan
Minimal (contoh: herniorrhaphy) Moderate (contoh: cholecystectomy) Severe (cotoh: bowel resection)

Kebutuhan Cairan Tambahan


2-4 mL/kg 4-6 mL/kg 6-8 mL/kg

Nilai perdarahan dari suction pump dan kasa yang dipakai Berdasar berat-ringannya perdarahan :
Perdarahan ringan, perdarahan sampai 10% EBV, 10 15%, cukup diganti dengan normal saline. Perdarahan sedang, perdarahan 10 20% EBV, 15 30%, dapat diganti dengan cairan kristaloid dan koloid. Perdarahan berat, perdarahan 20 50% EBV, > 30%, harus diganti dengan transfusi darah.

Tatalaksana terapi cairan perioperatif


Pemberian cairan saat operasi berlangsung:
pemberian cairan pada jam pertama operasi : (kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi + 50% X kebutuhan cairan puasa) pemberian cairan pada jam kedua operasi :
(kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi + 25% X kebutuhan cairan puasa) pemberian cairan pada jam ketiga operasi : (kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi + 25% X kebutuhan cairan puasa) Pemberian cairan pada jam keempat operasi : (kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi

Tatalaksana terapi cairan pasca bedah


Terapi cairan paska bedah ditujukan untuk :
Memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan nutrisi. Mengganti kehilangan cairan pada masa paska bedah (cairan lambung, febris). Melanjutkan penggantian defisit prabedah dan selama pembedahan. Koreksi gangguan keseimbangan karena terapi cairan.

Kesimpulan
Inti dari terapi cairan perioperatif adalah untuk menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskuler yang adekuat agar sistem kardiovaskular dalam keadaan yang optimal,yaitu dapat menghasilkan aliran darah yang adekuat ke organ-organ vital,dan ke jaringan yang mengalami trauma dan efektif untuk penyembuhan luka

Anda mungkin juga menyukai