Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul '' PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK'' untuk persyaratan tugas akhir semester mata pelajaran Bahasa Indonesia tanpa hambatan yang berarti. Dalam kata pengantar ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Terima kasih saya ucapkan kepada : 1. Ibu Dra. Saitin, M. Si. sebagai kepala SMA Negeri 1 Puri Mojokerto yang telah memberi kesempatan dan dorongan kepada penulis; 2. Ibu Sofiah, S. Pd sebagai guru bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini; 3. Perpustakaan SMA Negeri 1 Puri yang menyediakan buku-buku sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah ini. 4. Kedua orang tua kami yang telah memberi dorongan dan sekaligus membantu dalam proses penyelesaian makalah ini; Dengan pembutan karya ilmiah ini semoga saya mendapatkan nilai sesuai denagn usaha yang saya lakukan untuk menyelesaikan makalah ini secara maksimal. Tak ada gading yang tak retak begitu pula makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya dan kita semua pada umumnya. Amin

Mojokerto,06 Januari 2010 Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini) merupakan wahana yang sangat strategis untuk mengembangkan potensi anak, baik potensi fisik, psikis, dan sosial, dengan harapan agar semua potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara wajar. Penumbuhkembangan seluruh potensi yang dimiliki sang anak sangat penting digunakan sebagai persiapan untuk dapat menyesuaikan diri denagn lingkungan terutama sebagai bekal dan persiapan anak memasuki pendidikan selanjutnya. Upaya pengembangan dan pertumbuhan seluruh potensi anak sangat diperlukan guna mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu dibutuhkan upaya pendidikan dan bimbingan dalam upaya meningkatkan seluruh potensi anak. Menggalakkan keberadaan apa yang dikenal dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan semacam ini dapat dilakukan dengan tidak mengenal tempat dan lokasi, apakah di perkotaan maupun di pedesaan. Program ini bisa saja dalam bentuk lembaga formal dan dimungkinkan pula dalam bentuk lembaga non formal. Di Indonesia sekarang, mulai banyak orangtua yang memercayakan anak anaknya yang masih kecil untuk diserahkan dan disekolahkan ke playgroup atau lembaga lembaga PAUD lainnya. Tak hanya yang bersifat komersial tetapi juga PAUD bersifat gratis berbondong-bondong dibuka demi alasan memberikan pendidikan sedini mungkin bagi anak-anak. Tak hanya pendidikan, PAUD diharapkan juga dapat memberikan pelajaran moral dan akhlak yang dibutuhkan bagi anak anak untuk membentuk karakter yang dibutuhkan oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah PAUD dapat mempengaruhi karakter dan kepribadian anak? 2. Bagaimanakah pengaruh PAUD terhadap pengembangan karakter anak? 3. Apakah metode PAUD yang sesuai untuk mengembangkan karakter anak?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh PAUD terhadap kepribadian anak 2. Mengetahui bagaimana pengaruh PAUD terhadap kepribadian anak 3. Mengetahui metode PAUD yang sesuai untuk pengembangan kepribadian anak.

1.4 Metode Penelitian


Adapun metode penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka. Dalam pembuatan makalah ini penulis mengumpulkan data informasi dari beberapa buku yang berkaitan dengan tema makalah.

1.5 Manfaat Penulisan


a) Bagi Penulis: Melengkapi tugas akhir Bahasa Indonesia b) Bagi pembaca: Sebagai literatur mengenaimpembentukan kepribadian anak.

1.6 Hipotesis
PAUD dapat mempengaruhi pengembangan dan pembentukan kepribadian anak karena metode yang digunakan sesuai, yaitu bermain sambil belajar, dengan demikian minat anak untuk belajar dan menyerap segala yang diajarkan lebih besar. Ditambah lagi, pada usia dini, anak akan lebih mudah menerima segala yang diajarkan. Anak anak juga masih belum dicemari oleh pengaruh buruk lingkungan, mereka justru diajarkan untuk selalu berbuat baik. Di PAUD anak anak juga dapat belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Hal ini akan mengajarkan kepada anak anak cara bersosialisasi dengan sesamanya. Sementara anak yang tidak mengenyam PAUD akan lebih lambat dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya.

BAB II PENJELASAN 2.1 Pengertian PAUD


Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

2.2 Tujuan Diselenggarakan PAUD


Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu: * Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. * Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

2.3 Pentingnya PAUD


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang digalakkan di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal. Anak-anak yang sebelumnya memperoleh PAUD akan sangat berbeda dengan anak-anak yang sama sekali tidak tersentuh PAUD baik informal maupun nonformal. Ibarat jalan masuk menuju pendidikan dasar, PAUD memuluskan jalan itu sehingga anak menjadi lebih mandiri, lebih disiplin, dan lebih mudah mengembangkan kecerdasan majemuk anak. Dampak dari itu, ada berbagai daerah yang sudah mengeluarkan kebijakan mulai tahun ajaran baru pemerintah mengisyaratkan anak masuk SD harus memiliki surat tanda tamat melalui TK. Anjuran tersebut harus dipertimbangkan jika pemerintah ingin menyukseskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Dari hasil observasi di beberapa MI dan SD, tingkat drop out anak-anak SD yang tidak melalui TK lebih tinggi dari pada anak-anak yang melalui TK. Pemerintah harus memikirkan akibat yang ditimbulkan. Kesenjangan pasti terjadi.

Sebagai individu, anak usia dini adalah suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok yang unik. Sebagai makhluk sosio-kultural, ia perlu tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan sosial tempat ia hidup dan perlu diasuh dan dididik sesuai dengan nilai-nilai sosio-kultural yang sesuai dengan harapan masyarakatnya. Anak usia dini mengalami suatu proses perkembangan yang fundamental dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa usia dini dapat memberikan perkembangan yang membekas dan berjangka lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya. Ia memiliki sejumlah potensi baik potensi fisik-biologis, kognisi maupun sosio-ekonomi. Ia adalah individu yang sedang mengalami proses perkembangan sangat pesat serta merupakan pembelajar yang aktif dan energik. Para ahli psikologi perkembangan sepakat usia dini (0-4 tahun) adalah sebagai the golden age atau masa emas dalam tahap perkembangan hidup manusia. Dikatakan sebagai masa emas, karena pada masa ini tidak kurang dari 100 miliar sel otak siap untuk distimulasi agar kecerdasan seseorang dapat

berkembang secara optimal di kemudian hari. Dalam banyak penelitian menunjukkan, kecerdasan anak usia 0-4 tahun akan terbangun 50 persen dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia 4 tahun pertama adalah masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak dibandingkan masa-masa sesudahnya. Artinya, nilai pada usia tersebut anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi tumbuh kembang anak tidak akan teraktualisasikan secara optimal. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, atas kerja dan produktivitas. Pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Gambaran di atas menunjukkan betapa pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk anak-anak kita. Kalau dulu banyak orang beranggapan bahwa pendidikan untuk anak hanya akan efektif bila dimulai dari usia TK atau SD, maka persepsi tersebut harus diluruskan. Karena pendidikan anak yang dimulai dari TK atau SD sebenarnya sudah ketinggalan kereta.

2.4 PAUD Pembentuk Kepribadian Anak


Pendidikan terhadap anak sebaiknya dilakukan sejak anak usia 0 tahun atau bahkan sejak dalam kandungan. Hanya saja yang perlu diperhatikan, menu pendidikan yang diberikan pada anak dalam rentangan PAUD (0-6 tahun) tidak dibenarkan seperti anak usia sekolah dengan diajak menulis dan berhitung, akan tetapi lebih pada pengenalan angka dan huruf. Oleh sebab itu, mereka cukup diberikan menu pendidikan sederhana yang diramu dalam bentuk permainan menyenangkan namun tetap efektif guna merangsang tumbuh kembang anak, baik fisik maupun non fisik. Dengan demikian, dipandang dari sudut medis-neurologis, psikososiokultural dan edukatif dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan hal yang sangat esensial. Secara medisneurologis, PAUD sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan struktur dan fungsi otak anak sehingga dapat memberikan pengaruh yang menetap terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anak selanjutnya. Mendukung pemikiran ini, secara psiko-edukatif masa usia dini juga dipandang sebagai masa kritis bagi perkembangan intelektual, kepribadian dan perilaku sosial manusia sehingga rangsangan-rangsangan pada saat itu mempunyai dampak yang lama terhadap diri seseorang. Pengalaman pendidikan dipandang sebagai suatu yang berkesinambungan sehingga pengalaman

pendidikan pada masa dini akan melandasi proses dan hasil penelitian selanjutnya Secara lebih luas dari aspek sosio-kultural, PAUD dapat merupakan suatu realisasi dari hak anak untuk hidup dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Melalui PAUD, pewarisan nilai-nilai masyarakat dapat dilakukan sehingga dapat menyiapkan anak sebagai generasi penerus untuk masa depan. Bahkan secara ekonomik, PAUD dapat merupakan investasi bagi masa depan karena anak yang terdidik dan berkembang baik secara ekonomis akan menguntungkan pada masa yang akan datang.

2.5 Konsep pembelajaran


Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam.Masa depan yang berkualitas tidak datang dengan tiba-tiba, oleh karena itu lewat PAUD, pasang pondasi yang kuat agar di kemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Dengan konsep bermain sambil belajar tersebut, anak anak akan lebih mudah diarahkan sekaligus dididik dan diajarkan tentang berbagai hal. Apabila saat kecil anak anak sudah diperkenalkan tentang berbagai hal,termasuk hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, tentu hal ini akan terbawa sampai mereka dewasa. Karena di usia dini sperti ini lah, logika dan akal anak sedang berkembang dengan pesat dan cenderung mudah untuk dimasuki berbagai pengaruh. Pengaruh baik maupun buruk. Oleh karena itu, peran serta orangtua maupun guru sangat penting, karena mereka lah yang bertugas untuk membimbing dan mengingatkan anak mereka apabila mendapat pengaruh yang kurang baik dari lingkungan. Ditambah lagi, sebagian besar anak cenderung imitatif dengan segala yang mereka dapat di usia dini tersebut, mereka langsung meniru apa yang orang lain lakukan atau ajarkan kepada mereka tanpa memperhitungkan terlebih dulu baik tidaknya perbuatan mereka tersebut. Disinilah PAUD dapat berperan banyak. Menilik tujuan awal PAUD, yaitu membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, maka PAUD merupakan pondasi yang sangat baik untuk memberikan anak anak suatu landasan berpikir dan bertindak. Kajian dari berbagai sudut pandang

medis-neurologis, psikososial-kultural, dan pendidikan mengimplikasikan suatu pandangan yang komprehensif tentang anak usia secara singkat kajian tersebut menyimpulkan bahwa anak usia dini (sejak lahir hingga 6 tahun) adalah sosok individu makhluk sosial kultural yang sedang mengalami suatu proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan karakteristik tertentu.

2.6 Prinsip PAUD


Agar tujuan dan fungsi PAUD dapat tercapai, maka ada 4 prinsip yang harus dipegang dalam penyelenggaraan PAUD : Pertama, holistik dan terpadu. PAUD dilakukan dengan terarah ke pengembangan segenap aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak serta dilakukan secara terintegrasi dalam suatu kesatuan program utuh dan proporsional. Kedua, berbasis keilmuan. Prinsip ini mengandung arti bahwa praktek pendidikan anak usia dini yang tepat perlu dikembangkan berdasarkan temuan-temuan mutakhir dalam bidang keilmuan yang relevan. Ketiga, berorientasi pada perkembangan anak. PAUD dilaksanakan sesuai karakteristik dan tingkat pendidikan anak sehingga proses pendidikannya bersifat tidak terstruktur, informal, emergen dan responsive terhadap perbedaan individual anak, serta melalui aktivitas langsung dalam suasana bermain. Keempat, berorientasi masyarakat. Mengingat anak adalah bagian dari masyarakat dan

sekaligus menjadi generasi penerus dari masyarakat yang bersangkutan, maka PAUD hendaklah berlandaskan dan sekaligus turut mengembangkan nilai-nilai sosio-kultural yang berkembang pada masyarakat yang bersangkutan. Lebih lanjut, prinsip ini juga mempersyaratkan perlunya PAUD untuk memanfaatkan potensi lokal, baik itu berupa keragaman sosial budaya maupun berupa sumber-sumber daya potensial yang ada di masyarakat.

2.7 Tahap Perkembangan Anak


A. Perkembangan anak usia 4-5 tahun Dalam usaha membantu perkembangan anak usia dini secara maksimal, para pengajar PAUD di harapkan memahami karakteristik / tahap perkembangan anak. Dengan memahami prilaku anak pada usia tersebut sangat besar kotribusinya dalam rangka membantu pencapaian tujuan pendidikan. Di samping itu, dengan memahami karakteristik perkembangan anak, daharapkan usaha-usaha mambimbing anak punya pijakan dasar kuat dan dapat mencapai hasil yang maksimal. Anak usia 4-5 tahun memeiliki ciri sangat aktif dan energik. Hampir sebagian besar waktunya di habiskan untuk bermain,misalnya berlari,jingkrak-jingkrak, memanjat, dan melompat. Anak juga senang brmain peran, misalnya dokter-dokteran,masak-masakan,dll. Pada usia ini perkembangan kognitif anak berkembang cukup pesat. Anak senang mengucapkan cukup pesat. Anak senang mengungkapkan ide-ide, senang bertanya apa yang belum diketahui, dari segi sosial, anak telah menunjukkan senang bermain bersama teman, berkomunikasi lisan dengan teman sebaya, da keinginan kuat bergabung dengan kelompok lain,dll. Kemampuan-kemampuan dasar yang dikembangkan pada usia 4-5 tahun adalah: 1. Perkembangan Kemampuan Motorik a. Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot besar antara lain: 1) Berjalan mundur dengan tumit berjingkat 2) Melompat dengan dua kaki bersama ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan dengan alat atau tanpa alat 3) Menaiki, menuruni dan berjalan di atas papan titian 4) Melompat dari ketinggian 20 cm 5) Melempar dan menangkap kantong biji b. Motorik halus adalah gerakan yang dilakukan dengan menggunaakan otot halus

1) Mencontoh berbagai bentuk (silang, sgitiga, bujursangkar) 2) Menggambar bebas 3) Menggunting kertas 4) Melipat kertas

2. Perkembangan Kemampuan Berbahasa 1) Berbicara lancar dengan kalimat sederhana 2) Menyebutkan sebanyak- banyaknya nama benda 3) Bercerita tentang kejadian di sekitarnya 4) Menceritakan gambar berseri 5) Mengikuti beberapa perintah sekaligus 6) Membuaat sebanyak banyaknya kata

3. Perkembangan Kemampuan Kecerdasan 1) Menyebutkan urutan bilangan dari 1-10 2) Menyebutkan warna 3) Menyusun kembali kepingan puzzle 4) Memasang benda sesuai pasangan 5) Menggambar orang dengan 2-3 bagian 6) Kemampuan berkonsentrasi lebih lama 7) Bertambahnya pengalaman tentang pengertian berbagai fungsi

4. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri 1) Dapat memotong makanan dengan pisau 2) Mengikat tali sepatu 3) Mandi sendiri 4) Menyisir rambut 5. Perkembangan kemampuan bergaul 1) Bermain dan berkomunikasi dengan anak lain 2) Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar 3) Menunjukkan perhatian terhadap perbedaan jenis kelamin

B. Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun Anak usia 5-6 tahun adalah anak yang periang dan imajinatif. Mereka tiada hentinya bergerak dan menggunakan gerakan tubuhnya secara kreatif.

1. Perkembangan Kemampuan Motorik a. Kemampuan Motorik Kasar 1) Merangkak dengan berbagai variasi 2) Berjalan lurus, berjingkat, mengangkat tumit, membawa cangkir, dsb. 3) Berlari lurus, berjingkat, angkat tumit, dsb. 4) Berjalan di atas papan titian 5) Meloncat dari ketinggian 20-50 cm 6) Melompat dengan satu kaki

b. Motorik halus 1) Mencontoh berbagai gerakan dan bentuk 2) Menjiplak angka 1-5 3) Menjahit sederhana 4) Menjiplak bentuk-bentuk

2. Perkembangan Bahasa 1) Menirukan kembali urutan angka 2-4 2) Mengikuti beberapa perintah sekaligus 3) Berbicara lancar dengan kalimat sederhana 4) Bercerita tentang kejadian di sekitarnya 5) Memberikan informasi tentang suatu hal 6) Menceritakan gambar 7) Menyebutkan sebanyak- banyaknya nama benda dan binatang

3. Perkembangan Kemampuan Kecerdasan 1) Menyebut urutan bilangan 1-20 2) Mengelompokkan benda 3) Mengenal perbedaan berbagai macam sifat benda 4) Mengenal sebaab akibat 5) Menggunakan alat sekolah secara benar

4. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri 1) Membersihkan sikat gigi tanpa dibantu 2) Menjaga keamanan diri 3) Menyisir rambut sendiri 4) Ke toilet sendiri 5. Perkembangann kemampuan bergaul 1) Dapat bergaul dengan semua teman sebaya 2) Tenggang rasa terhadap orang lain 3) Mengendalikan emosi secara wajar dalam pergaulan 4) Mengembangkan sikap simpati maupun empati

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan PAUD dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Dalam PAUD, selain diajarkan tentang pelajaran,baik akademis maupun moral, anak anak juga belajar bagaimana bersosialisasi dengan teman teman sebayanya. Dengan bimbingan dari para mentor, pengajar, serta orangtua, anak dapat belajar tentang hal yang baik bagi pengembangan kepribadian anak tersebut. Tetapi orangtua dan mentor atau guru hendaknya juga dapat menjauhkan anak tersebut dari pengaruh buruk baik dari temannya maupun lingkungan. Bentuk pendidikan yang tepat bagi PAUD adalah bentuk pendidikan yang lebih menekankan pada pembentukan moral dan kepribadian anak, tentang bagaimana mengarahkan anak tersebut agar dapat bersosialisasi dengan sesamanya dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa melupakan kodrat dari anak anak itu sendiri, yaitu bermain. Jadi, pola pengajaran yang terbaik adalah bermain sambil belajar.

3.2 Saran PAUD merupakan hal yang sangat esensial dalam upaya untuk membentuk kepribadian yang baik dari anak anak sejak dini. Tetapi, hendaknya dalam memberikan pengajaran, mentor atau guru serta orangtua tidak melupakan bahwa usia anak anak adalah usia untuk bermain. Jadi alangkah baiknya apabila pembelajaran yang dilakukan terhadap anak tersebut dilakukan sambil bermain.

DAFTAR PUSTAKA

Arismantoro,ed.2008. Tinjauan Berbagai Aspek CHARACTER BUILDING, Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter. Jakarta : Tiara Wacana. Sjarkawi.2008. Pembentukan Kepribadian Anak.Jakarta : Bumi Aksara

Daftar Isi Halaman Judul. Kata Pengantar. Daftar Isi. Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan.. 1.4 Metode Penelitian. 1.5 Manfaat Penulisan. 1.6 Hipotesis.. Bab II Penjelasan 2.1 Pengertian PAUD.. 2.2 Tujuan Diselenggarakan PAUD 2.3 Pentingnya PAUD.. 2.4 Konsep pembelajaran. 2.5 Prinsip PAUD.. 2.6 Perkembangan anak usia 4-5 tahun. Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar Pustaka..

Anda mungkin juga menyukai