PENDAHULUAN
Latar Belakang Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan seksual ikut menentukan
PEMBAHASAN
Pengertian Masalah Seksual Lansia Meliputi ketakutan akan berkurangnya atau bahkan tidak berfungsinya organ sex secara normal sampai ketakutan akan kemampuan secara psikis untuk bisa berhubungan sex.
Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :
Fase desire Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan kultural, kecemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi bisa bervariasi. Interval untuk meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria meningkat serta testoteron menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido. Fase arousal Lansia wanita : pembesaran payudara berkurang; elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra dan kandung kemih. Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat; penurunan produksi sperma akibat penurunan testoteron Fase orgasmik Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksi. Lansia pria : kekuatan dan jumlah konstraksi otot berkurang; volume ejakulat menurun. Fase pasca orgasmic pembangkitan gairah sampai timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.
Impotensi/ Disfungsi Ereksi Definisi Ketidakmampuan secara konsisten untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi sedemikian rupa sehingga mencapai aktivitas seksual yang memuaskan. (Vinik, 1998).
rangsangan psikologik (fantasi, bayangan erotik), olfaktorik (bau-bauan) sentuh atau rabaan.
Terapi Pada keadaan disfungsi ereksi terapi yang diberikan dapat berupa (weg, 1986; leslie, 1987; Hadi-Martono, 1996):
Terapi psikologik Medikamentosa (hormonal atau injeksi intra-korporeal dengan menggunakan papaverin atau alprostadil) Pengobatan dengan alat vakum Pembedahan, baik pembedahan vaskuler atau untuk pemasangan protesis penis.
obat per-oral yang baru ini meningkat popularitasnya untuk pengobatan DE adalah sildenafil sitrat (VIAGRA), Valdenafil (LEVITRA) ataupun Ciali.
Andropause Definisi Berasal dari kata Andro = kejantanan dan pause = istirahat . Diartikan sebagai perubahan akibat proses menua pada sistem reproduksi pria mungkin di dalamnya termasuk perubahan pada jaringan testis, produksi sperma dan fungsi ereksi.
Etiologi Sejak usia 30 tahun, kadar testoteron dalam tubuh menurun kurang lebih 10% setiap dekadenya. Sex Binding Hormone Globulin (SHBG) meningkat menangkap banyak testoteron yang bersirkulasi testoteron tidak tersedia untuk digunakan pada jaringan tubuh khususnya untuk terjadinya perilaku seksual yang normal dan terjadinya ereksi.
Terapi Testoterone replacement therapy baik secara injeksi maupun oral.
Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Berlangsung 6 tahun sebelum menopouse dan berakhir 6-7 tahun setelah menopouse Tanda-tanda Klimakterium : - Menstruasi tidak lancar atau tidak teratur - Haid banyak ataupun sangat sedikit - Sakit kepala terus menerus - Berkeringat - Neuralgia
Menopause Definisi : berhentinya haid yang terjadi karena tidak lagi menghasilkan esterogen yang cukup.
Etiologi Akibat dari kadar hormon esterogen, progesteron dan hormon ovarium yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001). Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogenpenipisan pada dinding vaginaepitel vagina menjadi atrofi dan tidak adanya darah kapilerpermukaan vagina menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurangpermukaannya menjadi licinsering sekali wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu senggama)malas berhubungan seksual.
Gejala Perubahan dalam gairah seksual; berkurangnya cairan vagina, akan timbul rasa sakit kalau terjadi hubungan badan. Gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, cemas, depresi, dan merasa kehilangan daya tarik fisik dan seksual, sehingga dia takut ditinggalkan suaminya (Purwoastuti, 2008).
Upaya pencegahan terhadap keluhan /masalah menopause yang dapat dilakukan di tingkat pelayanan dasar : Pemeriksaan alat kelamin Pap Smear Perabaan Payudara Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur fito-estrogen fito-estro-gen yang cukup seperti kedelai ( tahu, tempe, kecap), papaya dan semanggi merah Penggunaan bahan makanan sumber kalsium Menghindari makanan yang banyak mengandung banyak lemak, kopi dan alkohol
Senium Senium yaitu masa sesudah pasca menopause. Ditandai dengan telah tercapainya keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.
Penatalaksanaan Masalah Seksual pada Lansia Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan seksual pada lansia adalah sebagai berikut : 1. Anamnesa Riwayat Seks Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan memuaskan Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan tertutup Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya salah Uraikan dengan panjang lebar permasaIahanya Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap tentang obat-obatan yang dikonsumsi oieh pasien Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya. Anamnesis harus rinci, meliputi awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang dirasakan. Juga anamnese tentang gangguan sistemik maupun organik yang dirasakan.
Pria Lansia: Penggunaan suplemen testosteron untuk menyembuhkan Viropause/andropause pada pria (pemanasan dan ejakulasi). Wanita lansia: Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian estrogen pada klimakterium
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. FKUI, Jakarta. Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta PAPDI. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. FKUI, Jakarta Prawirohardjo, Sarwono. dkk. 2009. Ilmu Kandungan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Widyastuti, Yani. Rahmawati, Anita. Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya, Yogyakarta.