Anda di halaman 1dari 15

a.

Pengertian UKS Depdiknas, 2006: Segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah. Enjtang 2000: Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Ananto 2006: Upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. b. Landasan Hukum Berdirinya UKS a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 b. Nomor 1/U/Surat Keputusan Bersama; Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/200; Nomor MA/230A/2003; Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS c. Nomor 2/P/SKB/2003; Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230B/2003; Nomor 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS c. Tujuan UKS Umum Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal. Khusus o Meningkatkan kemampuan anak untuk menolong dirinya sendri melalui: penajaman masalah kesehatan pada dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya dan mempunyai kemampuan untuk berperilaku hidup sehat. o Meningkatkan kemampuan anggota keluarga, khususnya orang tua/ibu dalam melaksanakan pengasuhan anak yang mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat dari anak usia sekolah di keluarga tersebut. o Meningkatkan peran serta dari unsur di luar lingkungan keluarga yang mempunyai nilai strategik dalam upaya pembinaan anak usia sekolah, diantaranya guru, pembina anak usia sekolah, diantaranya guru, pembina organisasi pemuda, tokoh masyarakat, kader bidang kesehatan. d. Sasaran UKS Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas termasuk perguruan agama beserta lingkungannya. Sasaran Pembinaan UKS: peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah), sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat) Depdiknas 2006. e. Kebijakan UKS Kebijakan usaha kesehatan sekolah mengikuti kebijaksanaan umum Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemerintah Daerah diberikan wewenang untuk

menjalankan usaha kesehatan sekolah yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah setempat, sesuai dengan usaha mewujutkan desentralisasi dan otonomi daerah dalam usaha-usaha di bidang kesehatan (Depkes, 2001). Usaha kesehatan sekolah dilakukan dengan kerjasama yang erat antara petugas kesehatan, petugas sekolah, anak didik, pemerintah setempat, orang tua murid dan golongan-golongan lain dalam masyarakat. Pada tanggal 23 Juli 2003, usaha kesehatan sekolah telah dikukuhkan pelaksanaannya secara terpadu lintas sektor dan lintas program dalam surat keputusan bersama Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 0408/U/1984, Nomor: 74/Tn/1984, Nomor: 60 Tahun 1984 tanggal 3 September 1984 tentang Pokok Kebijaksaan Usaha Kesehatan Sekolah f. Tiga Program Pokok UKS Menurut Depdiknas tahun 2006, tiga program pokok UKS (trias UKS) antara lain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. 1. Pendidikan Kesehatan Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang. Tujuan: Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan. Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang seimbang. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar. Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit. Pelaksanaan Dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. i. Kegiatan Kurikuler Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi,

pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani. ii. Kegiatan Ekstrakurikuler Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain. Cara untuk melaksanakan Pendidikan Kesehatan a. Penyajian/ceramah Penyajian materi menggunakan metode ceramah, diskusi, demontrasi, bimbingan, Permainan dan penugasan oleh guru dengan mengikutsertakan peran aktif peserta pelatihan. b. Menanamkan Kebiasaan Menanamkan kebiasaan dilakukan dengan penugasan untuk melakukan cara hidup sehari-hari dan diadakan pemeriksaan serta pengamatan yang terus menerus dan berkelanjutan oleh guru dan kepala sekolah serta petugas kesehatan. 2. Pelayanan Kesehatan Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat. Tujuan Umum: Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat secara optimal. Khusus: Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal. Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan. a. Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif) Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: Latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain: 1. Dokter Kecil 2. Kader Kesehatan Remaja

3. Palang Merah Remaja 4. Pembinaan warung sekolah sehat. 5. Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit. 6. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. b. Kegiatan Pencegahan (Preventif) Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa: 1. Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu. 2. Penjaringan kesehatan anak sekolah. 3. Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik. 4. Imunisasi peserta didik. 5. Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah. 6. Konseling kesehatan di sekolah. c. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif) Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah: 1) Diagnosa dini 2) Pengobatan ringan 3) Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit 4) Rujukan medik 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar. Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi: a. Program pembinaan lingkungan sekolah 1) Lingkungan fisik sekolah meliputi: a) Penyediaan air bersih b) Pemeliharaan penampungan air bersih c) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah d) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah e) Pemeliharaan WC/kakus f) Pemeliharaan kamar mandi g) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat ibadah h) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah i) Pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah. 2) Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan: a) Konseling kesehatan

b) Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan c) PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja b. Pembinaan lingkungan keluarga Pembinaan lingkungan keluarga ini bertujuan: 1) Meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal hal yang berhubungan dengan kesehatan. 2) Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat. Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan: 1) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS. 2) Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah. c. Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara: 1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat. 2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual. g. Strata Pelaksanaan UKS Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat (Depdiknas, 2006). 1. Pendidikan Kesehatan Strata Minimal Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan. Strata Standar Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani. Strata Optimal Dipenuhinya strata standard, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain). Strata Paripurna Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain. 2. Pelayanan Kesehatan Strata Minimal Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD. Strata Standar Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan, pemeriksaan

kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah. Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa. Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani. 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Strata Minimal Meliputi ada air bersih, ada tempat cuci tangan , ada WC/jamban yang berfungsi, ada tempat sampah, ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi, ada halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu. Strata Standar Meliputi memenuhi strata minimal, ada kantin/warung sekolah, memiliki pagar, ada penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, ada tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran, ada tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, ada petugas kantin yang bersih dan sehat, ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah, ada jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, ada halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga, ada pagar yang aman , memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, ada tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran dan dilengkapi sabun, ada kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, ada air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC : siswa 1 :20, saluran pembuangan air tertutup ada pagar yang aman dan indah, ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1 : 1,51,75 m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. 2. DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SEKOLAH No. Data Masalah Penyebab

1. DS: 98 % siswa mengatakan tidak mencuci tangan sebelum makan jajanan. DO: Dari hasil screening 64,08 % siswa mengalami caries gigi. Dari hasil angket 12,01 % siswa mencuci rambut seminggu sekali dan 32,75 % kuku siswa dalam keadaan kotor. Risiko terjadinya penyakit pada siswa SDN Jaya Sari Kurangnya pengetahuan mengenai PHBS (Personal Hygiene, Lingkungan, Gigi) 2. DS: Menurut guru yang memegang bidang UKS, di SDN Jaya Sari UKS sudah 5 tahun belum dilakukan pembinaan dan pelatihan tentang Tidak berfungsiny a UKS Kurangnya pembinaan an pelatihan mengenai UKS UKS dan perawat kecil. DO: Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah WC kotor dan berbau, kantin sekolah terletak didepan WC, makanan yang dijual tidak tertutup, ruang kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat cuci tangan guru jarang diganti dan ditemukan jentik nyamuk. 3. DS: DO: Dari hasil screening berdasarkan tumbuh kembang diketahui siswi yang sudah mengalami menstruasi sebanyak 4 orang dan 5 orang siswa yang telah mengalami mimpi basah. Kurang pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi Kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Tujuan Evaluasi Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi Risiko terjadinya penyakit pada siswa SDN Jaya Sari Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien mampu mengetahui dan melakukan perawatan personal hygiene. Klien mengenal personal hygiene., dengan kriteria : setelah 1 x pertemuan (30 menit), a. Pengertian personal hygiene. b. Tujuan personal hygiene c. Macam-macam personal hygiene. d. Cara perawatan personal hygiene. Verbal Klien dapat menjelaskan masalah: a. Pengertian personal hygiene: Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri seseorang untuk memelihara kesehatannya. Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri dipengaruhi kondisi fisik atau keadaan emosional klien.

b. Tujuan perawatan personal hygiene: - Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri. - Menghilangkan bau badan yang berlebihan. - Memelihara integritas permukaan kulit. - Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah. - Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien. - Memberikan kesempatan pada perawatan 1. Jelaskan kepada klien mengenai pengertian personal hygiene, sanitasi lingkugan . 2. Jelaskan kepada klien mengenai jenis-jenis personal hygiene. 3. Jelaskan kepada klien mengenai cara perawatan personal. untuk mengkaji kondisi kulit klien. - Meningkatkan percaya diri seseorang. - Menciptakan keindahan. - Meningkatkan derajat kesehatan sesorang. c. Macam-macam personal hygiene. 1. Perawatan kulit kepala dan rambut. 2. Perawatan mata. 3. Perawatan hidung. 4. Perawatan telinga. 5. Perawatan kuku kaki dan tangan. 6. Perawatan genetalia. 7. Perawatan kulit seruruh tubuh. 8. Perawatan tubuh secara keseluruhan. d. Cara perawatan personal hygiene: 1. Perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun dari tidur, untuk melakukan tindakan. Perawatan diri seperti mencuci muka dan tangan serta menjaga kebersihan mulut. 2. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit dan kuku, serta membersihkan mulut. Tidak berfungsinya UKS Meningkatnya kesadaran

akan pentingnya kesehatan UKS berfungsi dengan optimal verbal 1. Klien dapat menjelaskan mengenai: a. pendidikan jasmani yang dilaksanakan secara kurikuler b. fungsi UKS c. pentingnya pertolongan pertama pada kecelakaan 2. Klien dapat memberikan motivasi kepada teman-temannya agar meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan 1. Memberikan penyuluhan mengenai: - pendidikan jasmani yang dilaksanakan secara kurikuler - fungsi UKS sebagaimana mestinya kesehatan dan dilakukan secara kurikuler 2. Melakukan pembinaan percil Ketidaktahuan mengenai penatalaksanaan seputar kesehatan reproduksi Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien mampu mengetahui dan melakukan perawatan tentang kesehatan reproduksi Klien mengenal tentang kesehatan reproduksi, dengan kriteria : setelah 1 x pertemuan (45

menit), a.pengertian kesehatan reproduksi pada remaja. b. Perkembangan Remaja Berdasarkan Kurun Waktunya c. Perubahan-perubahan Pada Remaja d. Alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan Verbal Klien dapat menjelaskan masalah. a. Pengertian kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja, khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang kesiapanya sudah dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki. b. Perkembangan remaja berdasarkan kurun waktu perkembangan remaja berdasarkan kurun waktunya antara lain. 1. Masa pra remaja kurun waktunya sekitar 11-13 tahun bagi wanita dan bagi pria sekitar 12-14 tahun. 2. Masa remaja awal sekitar 13-17 tahun bagi wanita dan bagi pria 14-17 tahun 6 bulan. 3. Masa remaja akhir sekitar 17 tahun21 tahun bagi wanita dan bagi pria 17 tahun 6 bulan-22 tahun. c. Perubahan-perubahan Pada Remaja 1. Jelaskan kepada klien mengenai pengertian reproduksi pada remaja 2. Jelaskan kepada klien mengenai perkembangan remaja berdasarkan kurun waktu. 3. Jelaskan kepada klien mengenai perubahanperubahan pada remaja 4. Jelaskan kepada klien mengenai alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan

Tanda-tanda sekunder dapat disebutkan antara lain: 1. Pria a. Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lain-lain. b. Selaput suara semakin besar dan berat. c. Badan mulai membentuk segi tiga, urat-urat pun jadi kuat, dan muka bertambah persegi. 2. Wanita a. Pinggul semakin besar dan melebar. b. Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak). c. Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi. d. Muka menjadi bulat dan berisi. Adapun tanda-tanda tertier antara lain: biasanya diwujudkan dalam perubahan saikap dan perilaku, contoh bagi pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara menagtur rambut, bahasa yang diucapkan, aktingnya. Juga bagi wanita ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara berpakaian, cara berjalan, dan lainlain. d. Alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan 1. Alat reproduksi pada perempuan a. Struktur eksterna (vulva), terdiri dari : mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum (muara uretra, kelenjar parauretra, vagina, kelenjar paravagina), fourchette, perineum. b. Struktur interna, terdiri dari : ovarium, tuba uterus (fallopi) ; infundibulum, ampula, istmus, interstisial, uterus ; fundus, korpus, istmus, serviks, vagina 2. Tanda berfungsinya alat reproduksi pada perempuan a. Ditandai dengan datangnya haid pertama b. Bila sudah terjadi menarche berarti sudah menghasilkan seltelur yang dapat dibuahi oleh sperma melalui hubungan seksual 3. Alat reproduksi pad laki-laki a. Struktur eksterna, terdiri dari : mons pubis, penis, skrotum b. Struktur interna, terdiri dari :

Testis, duktus/kanal testis (tubulus seminiferus, epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, uretra), kelenjar sal. reproduksi aksesoris. 4. Tanda berfungsinya alat reproduksi pada pria a. Mimpi basah b. Ereksi Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu : 1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat 2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi : Sanitasi dan air yang cukup Bebas dari segala macam bentuk kekerasan Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya Pekarangan sekolah yang aman Dukungan masyarakat yang sepenuhnya 3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan : Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua 4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu : Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana Kerjasama dengan Puskesmas setempat Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan keamanan makanan 6 5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan meningkatkan kesehatan, yaitu : Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan 6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan : Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat
Pendanaan Untuk pelaksanaan kegiatan UKS dana diperoleh dari Dana sehat. Dana sehat adalah uang / barang yang diterima atau dikumpulkan oleh Tim Pelaksana UKS baik dari peserta didik, komite sekolah, pemerintah maupun dari masyarakat untuk pelaksanaan program UKS. 7. Struktur UKS Susunan tim pelaksana UKS : Pembina : Lurah Ketua : Kepala Sekolah Sekretaris I : Guru Pembina UKS

Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah Anggota : 1. Unsur Komite Sekolah 2. Petugas Puskesmas 3. Unsur Guru 4. Unsur Siswa 8. Peran Perawat Sekolah 8.1 Sebagai pelaksana asuhan keperawatan disekolah perawat mempunyai peran : Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisis data serta perumusan dan prioritas masalah. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina UKS Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan 8.2 Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas menjadi salah satu anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai salah satu orang kordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola kesehatan UKS. 8.3 Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasik) atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorangan. 9. Fungsi Perawat Sekolah 9.1 Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada disekolah. 9.2 Memberikan konstribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik dan sosial. 9.3 Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan masyarakat lainnya. 10. Persyaratan Sekolah sebagai Pelaksana UKS : 10.1 Mempunyai SK tim pelaksana UKS dari kepala sekolah 10.2 Mempunyai guru yang telah dibina materi UKS 10.3 Mempunyai ruang UKS beserta perlengkapannya 10.4 Mempunyai KKR/Triwisada yang sudah ditatar dengan jumlah minimal 10% dari seluruh siswa 10.5 Melaksanakan TRIAS UKS dalam kehidupan sehari-hari 11. Ciri Sekolah yang Melakukan Promosi Kesehatan Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu : 1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat 2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi : Sanitasi dan air yang cukup Bebas dari segala macam bentuk kekerasan Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya Pekarangan sekolah yang aman Dukungan masyarakat yang sepenuhnya 3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :

Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua 4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu : Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana Kerjasama dengan Puskesmas setempat Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan keamanan makanan 5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan meningkatkan kesehatan, yaitu : Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan 6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan : Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu tempat yang dapat meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan Health Promotion School atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut. Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan Sekolah Promosi Kesehatan. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat menggunakan kekuatan organisasinya secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah. Perawat kesehatan sekolah, Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986) Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.

Anda mungkin juga menyukai