Anda di halaman 1dari 7

NO 1 2 3 4 5 6 7

petemuan Definis, Skope Pestisida, Pola pengembangan Peraturan penggunaan, IC50 Insectisida: Jenis Insectisida: Sintesis Cara analsis insectisida (SNI) Herbisida Herbisida

Pengampu Bambang Cahyono Khairul Anam Bambang Cahyono Bambang Cahyono Bambang Cahyono Bambang Cahyono Bambang Cahyono

8
9 10 11 12 13

Mid test
Fungisida dan rodentisida Bakterisida Akarisida Zat pengatur tumbuh Cara uji

Bambang Cahyono
Khairul Anam Khairul Anam Khairul Anam Khairul Anam Khairul Anam

Jenis:
insectisida herbisida, fungisida dan rodentisida, akarisida, bakterisida.
Pestisida dapat menghancurkan ekosistem yang berada di area pertanian yang mengkonsumsi pestisida bila tidak dilakukan dengan seksama. Tetapi. Penggunaan pestisida telah memberi kontribusi perbaikan produk pertanian

PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973


Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:

tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan sesuai izin yang berlaku tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuanketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.

Cara Kerja
Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran. Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman. Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.

Formulasi Pestisida
1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates). Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi. Butiran (granulars). Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule). Debu (dust). Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).

2.

3.

. lanjutan
4. Tepung (powder) Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder). Oli (oil). Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas. Fumigansia (fumigant) Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.

5.

6.

Prinsip Penggunaan
harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati efisien untuk mengendalikan hama tertentu meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai

dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi) harga terjangkau bagi petani.

Anda mungkin juga menyukai