Menurut buku Dasar-dasar Penelitian Klinis Edisi ke-4, Study Cross-Sectional marupakan salah satu studi observasional untuk menentukan hubungan antara factor resiko dan penyakit. Mencari hubungan antara variable bebas (factor resiko) dengan variable tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat. Menurut buku Metodologi Penelitian Kesehatan, Rancangan Survei Cross-Sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek. Dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) Langkah- langkah pada study cross-sectional: 1. 2. 3. 4. 5. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai. Mengidentifikasi variable bebas dan tergantung. Menetapkan subyek penelitian. Melaksanakan pengukuran. Melakukan Analisis.
Kelebihan : Penelitian relative mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat di peroleh. Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya paien yang mencari pengobatan, dengan demikian maka generalisasinya cukup memadai Dapat dipakai untuk meneliti banyak variable sekaligus. Jarang terancam loss to follow up(drop out). Dapat dimasukkan ke dalam tahapan penelitian selanjutnya yang bersifat lebihkonklusif.
Kekurangan : Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data resiko dan efek dilakukan pada satu saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas). Individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila variable yang dipelajari banyak. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens maupun prognosis. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang. Mungkin terjadi bias prevalens / bias insiden karena efek suatu factor resikoselama periode tertentu dapat di salahtafsirkan sebagai efek penyakit