BAB I
PENDAHULUAN
Tugas dokter dalam menangani dan memeriksa korban terkadang menemui kesulitan.
Adapun permasalahan yang dibahas meliputi
2.1. Definisi Asfiksia Autoerotik
2.2. Epidemiologi Asfiksia Autoerotik
2.3. Etiopatogenesis Asfiksia Autoerotik
2.4. Gejala Kematian Pada Asfiksia
2.5. Klasifikasi Asfiksia Autoerotik
2.6.Gambaran Umum Postmortem Pada Asfiksia Karena Gantung Diri
2.7.Identifikasi Korban karena pembunuhan
2.8. Identifikasi Korban karena bunuh diri
2.9. Identifikasi Korban karena faktor ketidaksengajaan
2.10. Aspek Medikolegal pada kematian autoerotik
2.11. Contoh kasus
BAB III
PEMBAHASAN
Penyidik di tempat kejadian perkara juga harus waspada terhadap kemungkinan telah
disingkirkannya barang bukti berupa pakaian wanita atau benda lainnya oleh keluarga untuk
mengaburkan cara kematian, untuk menghindari stigma sosial. Sebagai contoh, pada kasus
yang dilaporkan oleh Garza dan Landron menyebutkan bahwa ayah korban memindahkan
gambar porno dari tempat kejadian perkara.
Perlu diingat bahwa tidak semua kriteria yang disebutkan harus didapatkan. Setidaknya
karakteristik berikut wajib untuk ditemukan: 1). Keinginan menjaga privasi, 2). Bukti adanya
aktivitas seksual sendiri, 3). Bukti praktek autoerotik berulang, 4). Tidak ada bukti keinginan
bunuh diri. (3)
Gambar 3.1 Korban Asfiksia Autoerotik
Gambar 3.2 Pengait permanen pada langit-langit yang digunakan untuk memfasilitasi
perilaku autoerotik berulang (B) dan gambar-gambar pornografi
1.1 Kesimpulan
1. Kematian autoerotik didefenisikan sebagai suatu kematian yang tidak disengaja (Accidental)
yang dilakukan bukan untuk menyakiti diri sendiri akan tetapi untuk mencapai kepuasan
seksual yang dilakukan oleh karena adanya suatu kelainan paraphilia baik letal maupun non-
letal,dilakukan dengan cara pengantungan, penjeratan, plastik-bag asphixation, elektrofilia,
dan anestesiofilia, dimana pada saat terjadi hipoksia dapat meningkatkan kepuasan seksual
pada korban.
2. Kematian akibat asfiksia autoerotik yang paling sering adalah akibat hanging, ciri-ciri
hanging pada asfiksia autoerotic adalah:
a. Tempat privasi.
b. Kaki selalu menyentuh lantai.
c. Adanya mekanisme penyelamatan diri.
d. Adanya benda-benda yang memicu fantasi seksual.
e. Ikatan tali mudah dilepaskan.
f. Adanya riwayat kelainan seksual
g. Korban biasaya dalam keadaan telanjang.
h. Adanya ikatan tali pengait yang permanen
i. Tidak ada rencana bunuh diri.
3. Ciri-ciri hanging akibat bunuh diri adalah :
a. Keadaan di TKP tenang atau tidak digunakan
b. Pakaian korban cukup rapih, sering didapatkan surat peninggalan
Adanya alat penumpu seperti bangku dan sebagainya
Jumlah lilitan : Semakin banyak jumlah lilitan, dugaan bunuh diri makin besar
c. Arah serabut tali penggantung: arah serabut tali menuju korban mengarah ke bunuh diri.
d. Macam simpul pada jerat di leher
- Simpul mati : Bila dilonggarkan maksimal, apakah dapat melewati kepala. Bila dapat
biasanya bunuh diri,. Bila tidak, curiga pembunuhan.
e. Jarak ujung jari kaki mendekati lantai.
f. Tidak adanya tanda-tanda perlawanan.
4. Ciri-ciri hanging akibat pembunuhan adalah:
a. Tidak mengenal batas usia.
b. Tanda jejas jeratan, berupa lingkaran tidak terputus, mendatar, dan letaknya di bagian tengah
leher, karena usaha pelaku pembunuhan untuk membuat simpul tali
c. Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depan leher dan simpul tali tersebut terikat
kuat
d. Macam simpul pada jerat di leher
- Simpul mati : Bila dilonggarkan maksimal, apakah dapat melewati kepala. Bila dapat
biasanya bunuh diri.
e. Arah serabut tali penggantung: arah serabut tali tidak menuju korban mengarah padadibunuh
terlebih dulu
f. Sebelumnya korban tidak mempunyai riwayat untuk bunuh diri
g. Ada cedera atau luka-luka.
h. Tangan dalam keadaan terikat.
i. Mayat ditemukan tergantungpada tempat yang sulit dicapai oleh korban dan alat yang
digunakan untuk mencapai tempat tersebut tidak ditemukan
j. Biasanya ruangan ditemukan terkunci dari luar.
k. Ada tanda-tanda perlawanan
1.2 Saran
Jika menghadapi seorang korban gantung diri, seorang dokter seharusnya dapat
membedakan korban gantung diri karena pembunuhan, bunuh diri, atau karena kegiatan
autoerotik (asfiksia autoerotik).
DAFTAR PUSTAKA
Poskan Komentar
Pengikut
Arsip Blog
2011 (16)
o Juli (16)
KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL
INFEKSI ODONTOGEN
NAPZA
Gastroenterologi Anak
AUTISME
CARDIAC ARRHYTHMIAS
VISUM ET REPERTUM
responsi JIWA
Mengenai Saya
umy_kyu
Lihat profil lengkapku