Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan : Peraturan Pemerintah No.

2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Dan/Atau Penerimaan Hibah Serta Penerusan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri Tanggal 30 Januari 2006 I. Pendahuluan 1. Dasar Pertimbangan Untuk melaksanakan UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri guna mengantisipasi kebutuhan masa depan dan mempertimbangkan perlunya mempertahankan kondisi kesehatan dan kesinambungan perekonomian nasional. 2. Peraturan Terkait a. Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. b. Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara c. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional d. Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah e. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. PER.05/M.PPN/06/2006 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan Serta Penilaian Kegiatan Yang Dibiayai dari PHLN. II. Pokok-pokok Isi A. Kewenangan B. Sumber dan Jenis C. Perencanaan dan Pengadaan D. Pelaksanaan dan Penatausahaan E. Penerusan Pinjaman/Hibah Luar Negeri F. Pelaporan, Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan G. Pembayaran Pinjaman H. Transparansi dan Akuntabilitas

I. Ketentuan Peralihan J. Ketentuan Penutup III. Ringkasan A. Kewenangan 1. Pemerintah berwenang melakukan pinjaman luar negeri yang pelaksanaannya dilakukan oleh Menteri yang bertanggung jawab dibidang pengelolaan keuangan negara. 2. Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah dilarang melakukan pinjaman luar negari. B. Sumber dan Jenis 1. Sumber pinjaman dan/atau hibah luar negeri adalah : a. b. c. d. Negara asing Lembaga mulitlateral Lembaga keuangan dan non keuangan asing Lembaga keuangan non asing

2. Jenis pinjaman luar negeri : a. Pinjaman lunak b. Fasilitas Kredit Ekspor (FKE) c. Pinjaman komersial d. Pinjaman campuran C. Perencanaan dan Pengadaan 1. Rencana kebutuhan PLN Presiden menetapkan Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri selama 5 (lima) tahun yang disusun sesuai prioritas bidang pembangunan yang dapat dibiayai dengan PLN dan berdasarkan Renjana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Dalam menyusun rencana kebutuhan PLN, Presiden dapat meminta pertimbangan Gubernur Bank Indonesia. 2. Usulan Kegiatan Prioritas Kementerian Negara/Lembaga Kementerian Negara/Lembaga mengajukan usulan kegiatan prioritas yang dibiayai PHLN ke Menteri Perencanaan dengan dilampiri : a. Kerangka Acuan Kerja (KAK)

b. Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan 3. Usulan kegiatan investasi Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah mengajukan usulan kegiatan investasi untuk mendapatkan penerusan PLN ke Menteri Perencanaan dengan dilampiri : a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) b. Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan c. Surat persetujuan DPRD 4. Usulan kegiatan investasi BUMN BUMN mengajukan usulan kegiatan investasi untuk mendapatkan penerusan PLN ke Menteri Perencanaan dengan dilampiri : a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) b. Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan 5. Penilaian oleh Menteri Perencanaan a. Dengan memperhatikan rencana kebutuhan PLN dan prioritas bidang pembangunan Menteri Perencanaan melakukan penilaian atas usulan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga, Pemerintah Daerah dan BUMN. b. Hasil penilaian dimaksud dituangkan dalam Daftar Rencana Prioritas PHLN (DRPHLN) c. Berdasarkan DRPHLN dan rencana pinjaman calon PPLN/PHLN, Menteri Perencanaan menyampaikan kepada Menteri yang mengelola keuangan negara. 6. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pengajuan usulan kegiatan dan penilaian usulan kegiatan diatur dengan Peraturan Menteri Perencanaan 7. Alokasi Pinjaman Pemerintah Menteri pengelola keuangan negara menetapkan alokasi pinjaman Pemerintah menurut sumber adn persyaratannya. 8. Usulan PHLN

Menteri Keuangan mangajukan usulan PHLN kepada calon Pemberi Pinjaman Luar Negeri (PPLN)/Pemberi Hibah Luar Negeri (PHLN) dengan mengacu pada DRPPHLN 9. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN mempersiapkan pelaksanaan kegiatan PHLN untuk memenuhi kriteria kesiapan kegiatan berdasarkan komitmen pemberian PHLN dari calon PPLN/PHLN 10.Perundingan dengan calon PPLN/PHLN Setelah kriteria kesiapan kegiatan dipenuhi perundingan NPPLN/ NPHLN dengan calon PPLN/PHLN dilaksanakan oleh Menteri Keuangan atau pejabat yang diberi kuasa, dengan melibatkan unsur-unsur Departemen Keuangan, Kementerian Perencanaan, Departemen Luar Negeri dan Instansi terkait lainnya dengan didampingi oleh ahli hukum 11.Hasil Perundingan Hasil perundingan NPPLN/NPHLN dilaporkan kepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan dan dituangkan dalan NPPHLN yang memuat jumlah, peruntukan dan persyaratan pinjaman/hibah dan ditandatangani oleh Menteri atau Pejabat yang diberi kuasa oleh Menteri. D. Pelaksanaan dan Penatausahaan 1. Penatausahaan Menteri melaksanakan penatausahaan pinjaman/hibah luar negeri yang mencakup administrasi dan akuntansi pengelolaan pinjaman/ hibah luar negeri. 2. APBN a. Jumlah/bagian dari jumlah pinjaman/hibah luar negeri dalam NPPLN dituangkan dalam dokumen satuan anggaran dan selanjutnya dituangkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran. Bilamana APBN telah ditetapkan, jumlah/bagian/jumlah pinjaman/ hibah dimaksud dituangkan dalam APBN Perubahan b. Penarikan pinjaman/hibah luar negeri dicatat dalam realisasi APBN

3. Dana Pendamping/prosi rupiah a. Dana pendamping/porsi rupiah lainnya disediakan dalam dokumen satuan anggaran dan dokumen pelaksanaan anggaran dalam tahun berkena b. Dana pinjaman/hibah luar negeri yang belum selesai digunakan ditampung dalam dokumen anggaran tahun berikutnya 4. Perubahan NPPLN/NPHLN Perubahan NPPLN/NPHLN diajukan Menteri/Pimpinan Lembaga ke Menteri Keuangan yang selanjutnya Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Perencanaan mengajukan usulan perubahan NPPLN/NPHLN tersebut kepada PPHLN E. Penerusan Pinjaman/Hibah Luar Negeri 1. Pinjaman/hibah luar negeri yang akan diteruspinjamkan/ diterushibahkan kepada Pemerintah Daerah dan diteruspinjamkan/ dijakdikan penyertaan modal kepada BUMN ditetapkan oleh Menteri. 2. Pinjaman/hibah luar negeri Pemerintah yang diteruspinjamkan dituangkan dalan NPPP, dan yang diterushibahkan dituangkan dalan NPH 3. Jumlah/bagian jumlah pinjaman/hibah luar negeri termuat dalam NPPP/NPH dituangkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran Pemerintah Daerah/BUMN 4. Pemerintah Daerah/BUMN wajib membayar kembali atas penerusan pinjaman sesuai ketentuan yang diatur dalam NPPP F. Pelaporan Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan 1. Pelaporan Laporan triwulan tentang proses pengadaan barang/jasa, realisasi penyerapan pinjaman dan kemajuan fisik kegiatan disampaikan Kementerian Negara/Lembaga kepada Menteri dan Menteri Perencanaan 2. Monitoring dan Evaluasi

a. Monitoring dan evaluasi triwulan dilakukan oleh Menteri, Menteri Perencanaan dan Menteri Negara/Pimpinan Lembaga b. Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan pinjaman/hibah luar negeri triwulan yang memuat perkembangan pelaksanaan kegiatan dan langkah tindak lanjut penyelesaian masalah dikeluarkan oleh Menteri Perencanaan c. Laporan Realisasi Penyerapan pinjaman/hibah luar negeri triwulanan dikeluarkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia d. Langkah penyelesaian kelambatan pelaksanaan/rendahnya penyerapan pinjaman diambil oleh Menteri dan Menteri Perencanaan 3. Pengawasan a. Instansi pengawas internal dan eksternal melakukan pengawasan atas pelaksanaan/penggunaan pinjaman/hibah luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan. b. Hasil pegawasan dilaporkan kepada instansi terkait sesuai peraturan perundang-undangan G. Pembayaran Pinjaman 1. Bank Indonesia berdasarkan permintaan Menteri melaksanakan pembayaran pokok, bunga dan biaya lainnya pada saat jatuh tempo sesuai ketentuan dalam NPPLN yang dananya setiap tahun disediakan dalan APBN sampai berakhirnya kewajiban pembayaran kepada PPNL 2. Pembayaran pokok, bunga dan biaya lain yang melampaui dana tersedia dalan APBN disampaikan kepada DPR dalam pembahasan perubahan ABPN tahun yang bersangkutan H. Transparansi dan Akuntabilitas 1. Menteri menyelenggarakan publikasi mengenai pinjaman/hibah luar negeri yang meliputi : a. Kebijakan pinjaman/hibah luar negeri b. Jumlah pinjaman, posisi hibah, jenis valuta, struktur jatuh tempo dan komposisi suku bungan c. Sumber pinjaman/hibah luar negeri d. Jenis pinjaman/hibah luar negeri

I. Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup a. Semua peraturan perundang-undangan mengenai tata cara pengadaan dan penerusan pinjaman/hibah luar negeri tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan/belum diganti dengan Peraturan Pemerintah. b. Pelaksanaan pengadaan/penerusan pinjaman/hibah luar negeri yang berasal dari pinjaman bilateral, multilateral dan fasilitas kredit ekspor/pinjaman komersial tidak mengikuti ketentuan yang berlaku sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini. c. Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai