Anda di halaman 1dari 33

CHEST THERAPY PADA CERABRAL PALSY

Pengantar
CP terjadi karena hypoxia pada saat sesaat sebelum, saat dan sesaat sesudah proses kelahiran Bayi lahir tidak normal/ lahir prematur Ggn respirasi IRDS , MAS Alveolar kolaps << surfactant

RESPIRAS Fungsi I respirasi: ventilasi & gas


exchange Ventilasi: masuk dan keluarnya udara dari luar ke dalam sistem respirasi >> trachea bronchus terminalis Gas exchange: pertukaran gas, terjadi di alveoli, antara gas di kapiler dan di alveoli

MEKANISME VENTILASI

SYARAT MEKANISME
Struktur tulang bagus

Kartilago cukup rigid

tetapi elastis Diafragma cukup kuat dan tahan lama otot intercostalis cukup kuat Nervous sistem normal

Pusat pengontrolan respirasi

Tumbuh Paru
Mgg 6-16 :trachea- b.

terminalis +jar. Vaskular +kartilago +cilia Mgg. 17-24: bronchioli, alveolar duct, alveolar sact + jar. Darah-udara Mgg : 24-lahir : alveoli sempurna, surfactant produksi>> sempurna waktu lahir

Alveoli
Surfactant mgg 35 sempurna

Sifat alveoli
1. Recoil: alveoli bisa mekar karena ada

perubahan tekanan dalam alveoli 2. Compliance : kemampuan alveoli untuk mempertahankan membukanya alveoli Karena gravitasi alveoli, alveoli bag sup. Membukanya lebih lebar; sedangkan di bag distal hampir collapse (hukum per) Udara ke atas, darah ke bawah V/Q

Paru <jantung, tymus,

adenoid Bronchioli << kecil Kartilago bronchi <<, banyak kantung utk Sekresi (atelektasis) Jml alveoli sedikit

Beda anatomi
Sal. Kolateral alveoli

blm ada costae horisontal Insersi diafragma horisontal Otot type I diafragma lbh sedikit >> lelah Produk surfactant blm sempurna

Beda Fisiologi
<< komplian
Fase apnoea Konfigurasi costae 20 jam / hari tidur

Diafragma cepat

lelah Tk metabolisme >> Udara ke lobus atas Alveoli kolaps >Dead space >>

GAS EXCHANGE

Lobus Paru

Cabang Bronchus

Penyebab gangguan pernafasan pada CP


Mekanisme respirasi tidak berfungsi

dengan baik. Ketidaknormalan dari mekanisme kontrol saraf dan refleks Kelemahan dari otot-otot pernafasan Berkurangnya gerakan dari sendi-sendi shoulder girdle, spina, sterniclavicula sehingga terjadi penurunan ekspansi thorax

MANIFESTASI KLINIS
Sesak nafas Batuk tidak adequat Penumpukan sputum Gangguan hygiene bronchus

Stasis sputum

Infeksi

Malfungsi organ paru

Pengkajian Umun
Catatan Medis Rx kehamilan Umur hamil 2. Diskusi dengan Perawat Stabilitas Reaksi perawatan & reaksi kembali makan
1.

3. Observasi - Alat bantu sekitarnya - Pyrexia - Tachycardia - Apnoea - Saturasi

Pengkajian Umum (Lanj)


4. Obyektif - Recessi - Nasal flaring - Tachypnoea - Grunting - Stridor - Cyanosis - auscultasi
- Manifestasi cardiac
- Extensi leher - Head bobbing - Pallor - Malas makan - Tk kesadaran - Hasil Ro

- Lain

PROGRAM FISIOTERAPI
Rujukan Dokter

Fisioterapi

Proses Fisioterapi -Assessment -Pengkajian -Perencanaan -Pelaksanaan -Evaluasi / monitoring / follow-up

Peran Fisioterapi
Memelihara kebersihan saluran

pernafasan Memperbaiki pola dan fungsi pernafasan

Pelaksanaan
1. Assessment

Umum Khusus (keluhan batuk utama, riwayat keluhan, adanya sputum, batuk) Batuk Sesak (SoB) Sputum (warna, kepadatan, tdpt darah) General Appearance (posture, pola pernafasan, bentuk thorax, frekuensi pernafasan). Suara yang terdengar Suara bising tambahan Lokasi sputum Expansi thorax thachea

2. Inspeksi

3. Auscultasi

4. Palpasi

Aplikasi Tehnik
Inhalasi terapi
Postural drainase Manual technique

Latihan mobilisai sendi


Stimulasi eksternal pada trachea

(tracheal tickling) Fasilitasi kontraksi otot-otot inspirasi.

Terapi Inhalasi
Menghirup obat-obatan
Usaha memperbaiki hygiene bronchial

Prosedur Inhalasi
Aerosol (jet nebulizer, ultrasonic

nebulizer) Humidifikasi

Tehnik Pelaksanaan Inhalasi


Udara dalam ruangan
Posisi pasien Alat:

- Mouth piece - Masker

Waktu
Pre-Treatment -> bronchodilatator Secret yang keluar Tanda-tanda yang tidak biasa After treatment -> chest therapy

Obat-obatan yang dipakai


Bronchodilatator (ventolin, bricasma,

berotec, allupent) Mukolitik (Bisolvon, Fluimucil) Corticosteroid (Flixotide, pulmocort) Air sulingan atau garam fisiologis (NaCl 0.9%)

Bahaya inhalasi
Reflex broncchospasme dan vagal
Bacterial contamination Over hidrasi

Penumpukan secret
Bahaya spesifik dari obat-obatan.

Nasopharyngeal suction
Tujuan

Untuk memelihara saluran nafas tetap bersih Untuk mengeluarkan sputum dari pasien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri

Indikasi Pemberian suction


Pasien yang pita suaranya tidak dapat

tertutup Pasien koma Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan otot pernafasan Bayi atau anak < 2 tahun Pasien yang sputumnya sangat banyak dan kental dimana dia sendiri sulit untuk mengeluarkannya

Kerugian pemakaian suction


Perdarahan/kerusakan, jaringan epitel, mucosa Kontaminasi bakteri Kekurangan oksigen sesaat Perasaan takur dan panik Potensial terjadinya tachycardie karena emosi, bradycardie dan berhenti total denyut jantung karena anoksia Vagal reflex Extra iritasi -> ekstra produksi secret

Prosedur pemberian suction


Oral Nasal suction
Age
Infants Children Adults

Tracheal bronchial suction (tube in place)


Tube size LD
2.5-4.0 4.5-5.0 5.5-6.5 7.0-8.0 8.0-9.5 10

Catheter size
5fr 6-12fr 12-16fr

Catheter size
5 6 8-10 12 14 16-18

Prosedur pelaksanaan

Informasi yang jelas Persiapan ujung catheter -> hubungkan ke tube suction Dorong catheter keluar Masukkan catheter melalui mulut dan hidung secara perlahan-lahan Pasien terbatuk berarti ujung catheter sudah mencapai trachea Lakukan suction dengan menutup ruang control Lepaskan ibu jari sambil memutar catheter ke permukaan daerah yang lebih terbuka Lakukan pengulangan suction Durasi waktu tidak boleh > 10-15 detik Keluarkan catheter setelah penyedotan selesai Reogsigenasi Suction lagi jika perlu.

Kontra indikasi
Pasien dengan stridor
Kekurangan cairan cerebrospinal Gangguan penggumpalan darah

Pulmonary oedema
Post-operative pneumonectomy yang

baru.

Anda mungkin juga menyukai