V.1. Membuat Alternatif Pemecahan Masalah Setelah melakukan analisis penyebab paling mungkin masalah cakupan balita yang datang dan ditimbang (D/S) di Desa Senden, maka langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut, alternatif pemecahan tersebut dapat dilihat di tabel di bawah ini: Tabel 9. Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Balita yang Datang dan Ditimbang No. 1. Penyebab Masalah Kurangnya koordinasi lintas program dan lintas 2. institusi Kurangnya kerjasama Alternatif Pemecahan Masalah Melakukan rapat koordinasi lintas program dan lintas
dengan PAUD desa dan TK 3. Target mengenai datang kurang ke desa 4. Kurangnya kesadaran ibu mengenai pentingnya
29
dan
ditimbang
disosialisasikan
Melakuakan
penyuluhan
balita untuk datang dan 5. ditimbang di posyandu Kurangnya partisipasi kepala dusun untuk cakupan
sektoral tingkat desa untuk meningkatkan cakupan balita yang datang dan ditimbang Melakukan kegiatan evaluasi hasil kegiatan posyandu setiap akhir bulan
meningkatkan
balita yang datang dan 6. ditimbang Evaluasi posyandu maksimal bulanan belum
V.2. Daftar Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan analisis penyebab masalah didapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah, yaitu: 1. Melakukan rapat koordinasi lintas program dan lintas institusi. 2. Melakukan kerjasama dengan PAUD desa dan TK untuk mengadakan kegiatan posyandu. 3. Melakukan sosialisasi target posyandu mengenai balita yang datang dan ditimbang kepada kader desa 4. Melakuakan penyuluhan kepada ibu bayi dan balita tentang pentingnya datang ke posyandu. 5. Melakukan rapat lintas sektoral tingkat desa untuk meningkatkan cakupan balita yang datang dan ditimbang.
30
V.3. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternative pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan Metode Matriks: MxIxV C
Magnitude (M) Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau banyak penyebab masalah dapat diseelesaikan maka akan semakin efektif. Importancy (I) Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.
Vulnerability (V)
31
Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka akan semakin efektif. Skor untuk magnitude, importancy, dan vulnerability : 1. Sangat kurang efektif 2. Kurang efektif 3. Cukup efektif 4. Efektif 5. Sangat efektif Cost (C) Artinya biaya. Skor untuk cost : 1. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil. 2. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar. 3. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar. 4. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar. 5. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar.
Hasil Akhir
Urutan
Masalah Melakukan rapat koordinasi lintas program lintas institusi Melakukan kerjasama dengan desa PAUD dan TK dan
(M x I x V) / C
24
II
16
III
untuk melakukan kegiatan posyandu Melakukan sosialisasi target posyandu mengenai balita yang datang dan ditimbang kepada desa Melakukan evaluasi bulan kegiatan posyandu
33
12
IV
kader
3 setiap
VI
setelah
berlangsung Melakuakan penyuluhan kepada ibu bayi dan tentang pentingnya datang posyandu Melakukan rapat lintas tingkat untuk balita datang ditimbang sektoral desa cakupan yang dan 3 3 3 3 9 V ke balita 4 5 3 2 30 I
Dari hasil Metode Matriks yang dilakukan, maka didapatkan urutan prioritas penyelesaian masalah yang paling efektif dan efisien, yaitu: 1. Melakuakan penyuluhan kepada ibu bayi dan balita tentang pentingnya datang ke posyandu. 2. Melakukan rapat koordinasi lintas program dan lintas institusi.
34
3. Melakukan kerjasama dengan PAUD desa dan TK untuk melaksanakan kegiatan posyandu. 4. Melakukan sosialisasi target posyandu mengenai balita yang datang dan ditimbang. 5. Melakukan rapat lintas sektoral tingkat desa untuk meningkatkan cakupan balita yang datang dan ditimbang. 6. Melakukan evaluasi setiap bulan setelah kegiatan posyandu berlangsung.
35
36
37