Anda di halaman 1dari 26

Kapasitas Paru

Paru dapat mengembang karena adanya serat serat jaringan ikat elastik dan tegangan permukaan alveolus

Elastisitas paru tersebut adalah recoil elastik dan compliance. Recoil elastik menentukan kembalinya paru setelah deregangkan. Compliance adalahn usaha untuk meregangkan atau mengembangkan paru

Paru yang compliance rendah dikenal dengan paru kaku.karena tidak memiliki daya regang. Hal ini dapat terjadi akibat digantikannya jaringan paru normal dengan serat fibrous dan inhalasi serat asbestos atau iritan serupa.

Surfaktan
Adalah suatu cairan yang disekresikan oleh sel sel alveolus Tipe II . Peran surfaktan adalah menurunkan kecenderungan alveolus untuk menciut,ehingga mencegah alveolus kolaps

Usaha bernapas dapat meningkat pada kondisi kondisi : 1.Apabila compliance paru menurun,perlu kerja lebih berat untuk mengembangkan paru. 2.Bila resistensi saluran pernapasan meningkat,shg perlu usaha untuk menghasilkan gradien tekanan lebih besar guna mengatasi resisitensi shg udara dpt mengalir secara adekuat.

3.Apabila recoil elastik menurun. 4.Apabila terdapat peningkatan kebutuhan akan ventilasi. Mis .selama OR

Jumlah udara maksimum paru normal dewasa sekitar 5,7 liter pd pria,dan 4,2 liter pada wanita. Dengan rincian : Tidal Volume (TV).Volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali bernapas.Nilai rata2 pd istirahat = 500 ml.

Volume Cadangan Inspirasi (VCI).adalah volume tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi tv istirahat. VCL dihasilkan oleh kontraksi maksimum diafragma,otot antar iga eksternal,dan otot inspirasi tambahan. Nilai rata rata = 3000 ml.

Kapasitas Inspirasi (KI).adalah volume udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi normal tenang ( KI=VCL +TV). Nilai rata rata = 3500 ml

Volume Cadangan Ekspirasi (VCE). Adalah volume tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa. Nilai rata rata =1000 ml.

Volume Residual (VR).Volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah ekspirasi maksimum. Nilai rata rata =1200 ml.

Kapasitas Residual Fungsional (KRF). Volume udara di paru pada akhir ekspirasi (KRF=VCE+VR).nilai rata2=2200 ml Kapasitas Vital (KV).Volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas setelah inspirasi maksimum. (KV=VCI+TV+VCE).=4500 ml

Kapasitas Paru Total (KPT).Volume udara maksimum yang dpat ditampung oleh paru (KPT=KV+VR).=5700 ml. Volume Ekspirasi paksa dalam satu detik (forced expiratory volume, FEV).Volume udara yang dapat diekspirasi selama detik pertamaekspirasi pada penentuan KV

Pertukaran Gas
Adalah perpindahan O2 dan CO2 paru ke dalam darah .pertukaran ini melalui difusi pasif sederhana mengikuti penurunan gradien tekanan parsial. Faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan pertukaran Gas : 1.gradien tekanan parsial O2 dan CO2. 2.Luas permukaan membran alveolus.

3.Ketebalan sawar memisahkan udara dan darah melintasi membran alveolus. 4.Koefisien difusi (daya larut gas dalam membran)

Transportasi Gas
Oksigen yang diserap oleh darah di paru akan diangkut ke jaringan untuk digunakan oleh sel sel,sedang CO2 jaringan diangkut keparu untuk dieliminasi. Transportasi ini perlu Hb. Hb + O2 = HbO2 (oksihemoglobin)

PO2 merupakan faktor utama yang menentukan % saturasi Hb. Faktor lain yang dapat menentukan afinitas atau kekuatan ikatan antara Hb dan O2 : CO2,keasaman,suhu dan2,3-difosfogliserat.

Peningkatan PCO2 dapat menggeser kurva disosiasi CO2-Hb.adanya tambahana CO2 dalam darah menyebabkan penurunan afinitas Hb thd O2,shg Hb lebih banyak membebaskan O2 dijaringan.

Peningkatan keasaman jg menggeser kurva disosiasi. CO2 akan menghasilkan asam karbonat (H2CO3),shg darah lebih asam ditingkat kapiler sistemik karena menyerap CO2 jaringan.shg akan mempengaruhi afinitasnya thd O2 jaringan dan berakibat dilepaskannya O2 jaringan.

Pengaruh suhu yang terjadi akibat otot bermetabolisme akan menghasilkan panas,peningkatan ini jg akan meningkatkan pembebasan O2 dari Hb untuk digunakan jaringan yang aktif.

2,3-difosfogliserat (DPG) dihasilkan selama metabolisme sel darah merah yg dpt berikatan reversibel dg Hb dan mengurangi afinitasnya thd O2. Produksi DPG terus meningkat bila kadar Hb darah dalam kondisi unsaturated yaitu HbO2 arteri dibawah normal ,yaitu pada orang yang tinggal di tempat tinggi atau penyakit sirkulasi,pernasan atau anemia.

Gangguan pernapasan karena kelainan kadar gas darah.


Hipoksia adalah insufisiensi O2 ditingkat sel. Ada beberapa katagori hipoksia. 1.hipoksia hipoksik.ditandai rendahnya PO2 darah arteri yang disertai kurangnya saturasi Hb karena malfungsi pernapasan akibat gangguan pertukaran gas yi.PO2 alveolus normal tetapi PO2 Arteri kurang atau krn ketinggian shg PO2 aalveolus dan arteri berkurang.

2.Hipoksia anemik yi penurunan kapasitas darah yang mengangkut O2.Hal dpt disebabkan a) penurunan sel darah merah dalam sirkulasi.b) jumlah Hb yang tidak adekuat di sel darah merah atau c) keracunan CO.tanda kadar PO2 arteri normal tetapi kadar O2 darah arteri lebih rendah krn Hb yg berkurang.

3.|Hipoksia sirkulasi,tjd krn darah yg beroksigen berkurang sampai jaringan. Dpt krn gagal jantung kongestip atau syok sirkulasi.PO2 dan kandungan O2arteri normal ttp drh yg beroksigen mencapai seel sedikit. 4.hipoksia histotoksik.yi penyaluran O2 ke jaringan normalttp sel tdk mampu menggunakan O2 yg tersedia.dpt tjd krn keracunan sianida yg dpt menghambat enzimenzim sel utk respirasi internal.

Hiperoksi yaitu PO2 arteri diatas normal yg dpt menyebabkan keracunan oksigen dapat berakibat kerusakan otak dan retina yg menimbulkan kebutaan. Oleh karena itu terapi oksigen harus hati hati.

Hiperkapnia.yaitu kelebihan CO2 dalam drh arteri yg diakibatkan hipoventilasi. Hipokapnia,PCO2 arteri dibawah normal karena Hiperventilasi.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai