Anda di halaman 1dari 2

Pengetahuan Suchmn dalam purwanti (2004), menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai penyakit da n gejalanya kemungkinan dapat menjelaskan mengapa

kelompok etnis tertentu menggu nakan beberapa sarana pelayanan kesehatan. Asumsi yang umum adalah masyarakat ak an lebih menggunakan sarana pelayanan kesehatan apabila mereka mengetahui lebih banyak mengenai penyakit dan gejalanya. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh OR sebesar 5.255 dengan Confidence Interval 2.647 10.431. Hal ini berarti bahwa Ada hubungan bermakna antara varia bel pengetahuan dengan pencarian pengobatan pertama balita pneumonia, Ibu yang m empunyai pengetahuan kurang berisiko sebesar 5.255 kali untuk mencari pengobatan pertama pada non tenaga kesehatan dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan ba ik. Variabel pengetahuan juga merupakan variabel yang layak uji multivariat, dim ana nilai p value = 0,000 < 0,25. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai Exp (B) = 5,885, dengan Confidence Interval 2,464 14,058, variabel pengetahuan meru pakan variabel yang paling dominan terhadap pencarian pengobatan pertama balita pneumonia. Hal ini sesuai dengan hipotesis Health belief models Resenstock, (1974) dalam Mu zaham (2007), mengemukakan bahwa orang tidak akan mencari pertolongan medis atau pencegahan penyakit bila mereka kurang mempunyai pengetahuan dan motivasi minim al yang relavan dengan kesehatan, bila mereka memandang keadaan tidak cukup berb ahaya, bila tidak yakin terhadap keberhasilan suatu intervensi medis, dan bila m ereka melihat adanya beberapa kesulitan dalam melaksanakan perilaku kesehatan ya ng disarankan. Pekerjaan Ibu yang bekerja diasumsikan memiliki informasi yang lebih mengenai penyakit pne umonia. Disamping itu juga, dengan potensi pergaulan yang lebih luas, membuat ib u-ibu yang bekerja memiliki cakrawala pandangan yang lebih baik mengenai kesehat an sehingga dapat memberikan upaya pengobatan yang tepat bagi anaknya yang sakit pneumonia. Ibu yang bekerja, juga mandiri secara ekonomi sehingga ia dapat memi lih pengobatan yang baik pada balitanya. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh nilai OR sebesar 2,391 dengan Conf idence Interval 0,921 6,209. Hal ini berarti bahwa Ibu yang tidak bekerja berisi ko sebesar 2,391 kali untuk mencari pengobatan pertama pada non tenaga kesehatan dibandingkan ibu yang bekerja. Variabel pekerjaan tidak signifikan terhadap pencarian pengobatan pertama balita pneumonia. Hal ini diasumsikan bahwa ibu yang bekerja memiliki mobilitas yang t inggi. Berbagai aktivitas dan kesibukan Ibu yang bekerja dapat menghambat pencar ian pengobatan pertama pada pelayanan kesehatan. Disisi lain ibu yang tidak beke rja memiliki waktu untuk lebih sering kontak dengan anaknya sehingga dapat lebih sering memperhatikan keadaan anak, dan perubahan yang terjadi pada anaknya. Ibu yang tidak bekerja juga memiliki keleluasaan waktu untuk mencari pengobatan pad a fasilitas kesehatan. Dukungan suami, keluarga atau orang lain Beberapa studi menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara upaya pencarian pengobat an dengan pengaruh dari orang lain. Freidson dalam Hendrawan (2003), mengamati b ahwa sebelum mencari pengobatan profesional, seseorang umumnya meminta pertimban gan dari keluarga atau teman mengenai apa yang seharusnya mereka perbuat ketika menghadapi gejala penyakit tersebut. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh OR sebesar 0,180 dengan Confidence Interval 0.077 0,422. Hal ini berarti bahwa ibu yang tidak ada dukungan suami, keluarga atau orang lain dalam menentukan pengobatan, tidak akan mencari pengoba tan pertama pada non tenaga kesehatan. Variabel dukungan suami, keluarga atau or ang lain signifikan terhadap pencarian pengobatan pertama balita pneumonia, Conf idence Interval tidak mencakup nilai 1. Variabel dukungan suami, keluarga, atau orang lain dalam penelitian ini bersifat protektif terhadap pencarian pengobatan pertama balita pneumonia. Diasumsikan b ahwa tidak ada adanya dukungan suami, keluarga, atau orang lain dalam memberi ak ses ibu untuk mencari pengobatan ke non nakes seperti : informasi pengobatan ata

u biaya, ibu tidak akan membawa balitanya berobat ke non nakes. Berkaitan dengan biaya pengobatan, pelayanan kesehatan saat ini sudah tidak memb ebankan biaya pada pasien. Dibandingkan dengan pengobatan sendiri misalnya yang mesti mengeluarkan biaya dengan membeli obat sendiri, apalagi pengobatan pada du kun yang mesti memberikan upah atas jasa penyembuhan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 5 variabel yang layak uji multivariat, var iabel pengetahuan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap pencarian pengobatan pertama balita pneumonia. Bloom, (1965) dalam Ngatimin, (2005)9 mengemukakan bahwa pengetahuan atau kognit if merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers dalam Ashari (1990)10, mengungkapkan bahwa sebelum orang menga dopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, ya kni : Tahap pertama adalah awarness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadar i dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). Tahap kedua a dalah interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini s ikap subjek mulai timbul. Tahap ketiga adalah evaluation (menimbang-nimbang) ter hadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap re sponden lebih baik lagi. Tahap keempat adalah trial, di mana subjek telah berper ilaku baru sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Tahap kelima adalah adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesad aran dan sikapnya terhadap stimulus. Rogers dalam sumber yang sama menyatakan bahwa apabila perilaku baru atau adopsi perilaku disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka sika p tersebut akan bersikap langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku it u tidak disadari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama . Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan memberi kontribusi yang besar terhadap per ubahan perilaku. Perubahan sikap, kepercayaan, seseorang dapat memiliki profesi pekerjaan yang baikpun harus menempuh pendidikan. Pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Pengetahuan juga mempengaruhi dukung an sosial, ketika lingkungan sosial dengan tingkat pengetahuan kurang maka diasu msikan dukungan sosial akan berimplikasi pada perilaku negatif. Sebaliknya jika lingkungan sosial dengan tingkat pengetahuan baik maka akan berimplikasi pada pe rilaku positif.

Anda mungkin juga menyukai