Anda di halaman 1dari 46

KELOMPOK 3

ANITA RESNAWATI DISTY ANDRYANI IVANA UTAMI DEWI MARTINA ALIFA CITRA AYU DELVIRA PUTRI AZMI DARINI SAHARA IIN NURRAHMAH IKA AYU PARAMITA NUROHTUN HASANAH

1102005024 1102005071 1102005131 1102005150 1102006052 1102006054 1102006066 1102006117 1102006118 1102006197

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang klasik dan paling sering ditemukan,tetapi banyak sindrom psikotik lain yang tidak memenuhi kriteria skizofrenia. Sindrom psikotik lainnya yang utama adalah gangguan skizofreniform, gangguan skizoafektif, gangguan delusional, dan gangguan psikotik singkat. Gejala gangguan skizofreniform adalah identik dengan gangguan skizofrenia, kecuali bahwa gejalanya telah ada selama sekurangnya satu bulan tetapi kurang dari enam bulan. Gangguan skizoafektif ditandai oleh adanya sindrom lengkap dari gejala skizofrenia maupun suatu gangguan mood. Gangguan delusional, seperti skizofrenia, adalah suatu gangguan yang kronis tetapi ditandai oleh adanya waham sebagai gejala yang menonjol. Gangguan psikotik singkat ditandai terutama oleh lama (durasi) yang singkat (sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan) adalah gejala skizofrenik. Setiap memeriksa pasien psikotik, pertimbangkan kemungkinan psikosis tersebut disebabkan oleh kondisi medis umum atau diakibatkan oleh zat.

DSM-IV memasukkan diagnosis baru dua gangguan psikotik di dalam apendiks: gangguan depresif pascapsikotik dari skizofrenia dan gangguan deterioratif sederhana (skizofrenia simpleks). Gangguan depresif pascapsikotik dari skizofrenia ditandai oleh adanya semua gejala episode depresif berat selama fase residual dari skizofrenia. Gangguan deterioratif sederhana (skizofrenia simpleks), ditandai oleh perkembangan progresif gejala penarikan sosial dan gejala lain yang mirip dengan gejala defisit dari skizofrenia. DSM-IV memiliki kriteria diagnosikuntuk gangguan psikotik terbagi (shared psychotic disorder), yang merupakan klasifikasi bagi orang dengan gejala psikotik yang berkembang karena hubungan mereka dengan orang psikotik lainnya. Psikosis pascapersalinan (postpartum psychosis) terjadi pada beberapa wanita setelah melahirkan seorang anak. Di samping psikosis tersebut dan psikosis atipikal lainnya, terdapat beberapa sindrom psikotik terikat kultur (culture-bound) seperti amuk dan koro.

GANGGUAN PSIKOTIK KARENA KONDISI UMUM DAN GANGGUAN PSIKOTIK AKIBAT ZAT
Epidemiologi Gangguan ini paling sering ditemukan pada pasien yang menyalahgunakan alkohol atau zat lain atas dasar jangka panjang. Etiologi 1. Kondisi fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah osipitalis dan temporalis dapat menyebabkan halusinasi. 2. Zat psikoaktif yang paling sering terlibat adalah alcohol, halusinogen indol sebagai contoh, lysergic acid dietylamide (LSD)amfetamin, kokain, mescalin, phencyclidine (PCP), dan ketamin. Banyak termasuk steroid dan thyroxine disertai dengan halusinasi akibat zat. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Psikotik Karena Kondisi Medis Umum A. Halusinasi atau waham yang menonjol B. Terdapat bukti atau riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum C. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain D. Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Psikotik Akibat Zat


Halusinasi atau waham yang menonjol Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium adanya salah satu : 1. Gejala pada kriteria A berkembang selama, atau dalam satu bulan, intoksikasi atau putus obat 2. Pemakaian medikasi adalah berhubungan secara etiologi dengan gangguan Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan psikotik yang bukan diakibatkan zat Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium

A. B.

C. D.

Gambaran Klinis Halusinasi dapat terjadi pada satu atau lebih modalitas sensorik. Halusinasi taktil adalah karakteristik pada penggunaan kokain. Halusinasi dengar (auditoris) biasanya berhubungan dengan penyalagunaan zat psikoaktif; juga dapat terjadi pada orang yang tuli. Halusinasi cium (olfaktorius) dapat terjadi pada epilepsy lobus tempralis. Halusinasi liat (visual) dapat terjadi pada orang tua akibat katarak. Diagnosis Banding - delirium di mana pasien mengalami kesadaran yang berkabut - demensia dimana pasien menderita mengalami deficit intelektual - skizofernia dimana pasien memiliki gejala lain gangguan berpikir dan gangguan fungsi - gangguan mood psikotik.

Terapi
Identifikasi kondisi medis umum atau zat tertentu yang terlibat. Kondisi yang mendasari dan mengendalikan prilaku pasien dengan segera. Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk menilai pasien secara menyeluruh dan untuk memastikan keamanan pasien. Obat antipsikotik mungkin diperlukan untuk mengendalkan prilaku psikotik atau prilaku yang agresif dengan segera dan jangka pendek. Benzodiazepine dapat juga berguna untuk mengendalikan agitasi dan kecemasan.

GANGGUAN PSIKOTIK DI DALAM APENDIKS DSM IV Gangguan Depresif Pascapsikotik dari Skizofrenia Tanpa adanya criteria diagnosis yang spesifik, insiden depresi pascapsikotik skizonfrenia yang dilaporkan adalah sangat bervariasi mulai 10 sampai lebih dari 79 persen. Penelitian lain pasien dengan gangguan ini memiliki penyesuaian pramorbid yang buruk, sifat gangguan kepribadian skizoit yang nyata, dan suatu onset gejala psikotiknya yang samar-samar

Diagnosis dan Diagnosis Banding Gangguan depresi pascapsikotik dari skizofrenia dapat menyerupai gejala fase residual dari skizofrenia dan efek samping medikasi antispikotik , tipe depresi. Kritik utama dari gangguan adalah karena hampir seluruhnya disebabkan oleh efek medikasi antispikotik. Namun klinis tidak boleh mengacaukan efek samping akathsia dan akinesia akibat antipsikotiksebagai gejala gangguan depresif pascapsikotik dari skizofrenia. Terapi Pemakaian antidepresan dalam pengobatan gangguan depresif pascapsikotik dari skizofrenia telah dilaporkan dalam beberapa penelitian. Medikasi antidepresan kemungkinan menghilanhkan gejala defresif pada beberapa pasien, tetapi hasil cmpuran penelitian mencerminkan ketidakmampuan sekarang ini untuk membedakan pasien mana yang akan merespon dan pasien mana yang tidak merespon terhadap antidepresan.

Gangguan Deterioratif Sederhana (Skizofrenia Simpleks)


Kriteria Riset untuk Skizofrenia Simpleks A. Perkembangan progresif selama sekurangnya satu tahun dari semua berikut ini : 1. Penurunan nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademis 2. Penampakan dan pendalaman bertahap gejala negatif seperti pendataan efek, alogia, dan avolisi 3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi sosial, ayau penarikan sosial B. Kriteria A untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi
C.

Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan kepribadian skizofrenia atau skizoid, gangguan psikotik, gangguan mood, gangguan kecemasan, demensia, atau retardasi mental dan tidak merupakan efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum.

Gangguan Psikotik Atipikal


Gangguan psikotik terbagi (folie a deux) Gangguan psiotik terbagi adalah suatu gangguan yang jarang terjadi dan diklasifikasikan menderita gangguan psikotik terbagi jika gejala psikotik pasien berkembang selama hubungan jangka panjang dengan orang lain yang memiliki sindrom psikotik yang mirip sebelum onset gejala pada pasien dengan gangguan psikotik terbagi. Mardon de Montyel membagi folie a deux ke dalam tiga kelompok : 1. Folie impose adalah bentuk gangguan yang paling sering dan paling klasik; orang dominan mengembangkan suatu system waham dan secara progresif menanamkan system waham tersebut ke dalam orang biasanya lebih muda dan lebih pasif. 2. Folie simultanee system waham yang serupa dikembangkan secara terpisah pada dua orang yang berhubungan erat. 3. Folie communiqu orang dominan terlibat dalam mengakibatkan system waham yang mirip pada orang yang tunduk, tetapi orang yang tundukmengembangkan system wahamnya sendiri, yang tidak menghilang setelah perpisahan kedua belah pihak. Di dalam folie induite satu orang dengan waham memperluas wahamnya dengan mengambil waham dari orang kedua.

Etiologi
Gangguan memiliki dasar psikosial, kenyataan bahwa orang yang terkena adalah didalam keluarga yang sama lebih dari 95%. Sejumlah data yang menyatakan bahwa orang yang terkena sering kali memiliki riwayat keluarga adanya skizofrenia.

Gambaran klinis
Gejala utama penerimaan waham orang lain tanpa dipertanyakan lagi. Waham sendiri sering kali dalam hal yang dimungkinkan dan biasanya tidak sekacau yang ditemukan pada banyak pasien dengan skizofrenia. Isi wahaw sering kali kejar atau hipokondriakal. Gejala gangguan kepribadian yang menyertai mungkin ditemukan, tetapi tanda dan gejala yang memenuhi criteria untuk diagnostic untuk skizofrenia, gangguan mood, dan gangguan delusional tidak ada. Pasien mungkin memiliki gagasan tentang bunuh diri atau perjanjian tentang pembunuhan; informasi tersebut harus digali dalam wawancara klinis.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Psikotik Terbagi

A. B. C.

Waham berkembang pada seorang individu dalam konteks hubungan erat dengan orang lain, yang memiliki waham yang pasti. Waham memiliki konteks yang mirip dengan orang yang telah memiliki waham yang pasti. Gangguan tidak lebih baik diteragkan oeh gangguan psikotik lain (misalnya: skizofrenia) atau suatu gangguan mood dengan ciri psikotik dan tidak karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya: obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.

Diagnosis banding Berpura-pura, gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjil, gangguan psikotik karena kondisi medis umum, dan gangguan psikotik akibat zat perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis banding kondisi ini. Hubungan antara gangguan psikotik terbagi dan kegilaan kelompok umum (generic group madness), seperti pembunuhan massal Jonestown di Guyana, adalah tidak jelas.

Terapi
Langka awal dalam terapi adalah perpisahan orang yang terkena waham, pasanganyang dominan. Pasien mungkin membutuhkan bantuan yang bermakna untuk mengompensasi kehilangan orang tersebut Obat antipsikotik dapat digunakan jika gejala waham tidak menghilang dalam satu atau dua minggu. Psikoterapi dengan anggota keluarga pasien yang tidak memiliki waham harus dilakukan. Untuk mencegah rekurensi sindrom

GANGGUAN PSIKOTIK ATIPIKAL LAIN


Psikosis Autoskopik Gejala karakteristik untuk psikosis autoskopik adalah halusinasi visual dari semua atau sebagian tubuh pasien sendiri. Persepsi halusinasi (phantom) biasanya tidak berwarna dan tembus pandang dan dirasakan seperti tampak dari cermin, karena phantom mengikuti pergerakan pasien. Phantom cenderung timbul mendadak dan tanpa peringatan. Epidemiologi Autoskopi adalah suatu fenomena yang jarang. Walaupun data adalah terbatas, jenis kelamin, usia, hereditas, dan kecerdasan tampaknya tidak berhubungan dengan terjadinya sindrom. Etiologi Penyebab fenomena autoskopik adalah tidak diketahui. Perjalanan Penyakit Dan Prognosis Orang yang terkena biasanya mempertahankan suatu jarak emosional dari fenomena, kemungkinan menyatakan adanya lesi neuroanatomik spesifik. Gejala memang sekali-sekali mencerminkan onset skizofrenia atau gangguan psikotik lainnya.

Sindrom Capgras Gejala karakteristik dari sindrom Capgras adalah waham bahwa orang lain, biasanya orang yang berhubungan erat dengan pasien, telah digantikan oleh penggantinya yang mirip, yang semu. Penyemu (imposter) tersebut mengambil peranan dari orang yang ditirunya dan berkelakuan dengan mirip. Sindrom ini pertama kali digambarkan di tahun 1923 oleh dokter psikiatrik Prancis Jean Marie Joseph Capgras, yang menamakannya l'illusion des sosies, yang berarti ilusi tentang pengganti.
Epidemiologi Sindrom yang jarang ini terjadi lebih sering pada wanita daripada lakilaki. Keadaan ini sering kali diklasifikasikan sebagai suatu gangguan delusional, walaupun dapat juga merupakan gejala dari skizofrenia pada beberapa pasien. Etiologi Merupakan disfungsi neurogiologis di daerah otak yang biasanya menghubungkan persepsi dengan pengenalan orang. Hipotesis psikoanalisis menyatakan bahwa apa yang dirasakan pasien tetang seseorang yang berkonfrontasi dengan dirinya (sebagai contoh, kemarahan atau ketakutan) dialihkan (displaced) menjadi pengganti, yang merupakan penyemu dan, dengan demikian, mungkin dengan aman dan layak direjeksi.

Sindrom Cotard Di abad 19 dokter psikiatrik Prancis Jules Cotard menggambarkan beberapa pasien yang menderita sindrom yang dinamakannya delire denegation. Sindrom kadang-kadang diaebut sebagai gangguan delusional nihilistik. Pasien dengan sindrom mengeluh telah kehilangan bukan hanya barang milik, status, dan kekuatannya tetapi juga jantung, darah, dan ususnya. Dunia di sekeliling mereka diturunkan sampai tidak berarti.

EPIDEMIOLOGI Sindrom ini biasanya dipandang sebagai prekursor episode skizofrenik atau depresif. Keadaan ini relatif jarang; dengan penggunaan obat antipsikotik yang sering sekarang ini, sindrom terlihat lebih jarang lagi daripada di masa lalu.

ETIOLOGI Dalam bentuk murninya sindrom terlihat pada pasien yang menderita depresi, skizofrenia, dan gangguan psikotik karena kondisi media umum, sering kali disertai dengan demensia.
PROGNOSIS DAN TERAPI Sindrom biasanya berlangsung hanya beberapa hari sampai minggu dan berepson terhadap pengobatan yang diarahkan pada gangguan dasar. Bentuk sindrom jangka panjang biasanya berhubungan dengan sindrom yang menyebabkan demensia, seperti demensia tipe Alzheimer.

Skizofrenia atipikal Suatu bentuk tertentu dari skizofrenia dan dinamakan katatonia periodik. Pasien yang menderita gangguan ini mengalami penderitaan periodik katatonia stupor atau tereksitasi, berhubungan dengan pergeseran metabolik di dalam keseimbangan nitrogen. Sindrom ini jarang ditemukan, berespons baik dengan obat antipsikotik standar, dan dicegah oleh medikasi pemeliharaan.

SINDROM PSIKOTIK TERIKAT KULTUR Sindrom psikotik terikat kultur (culture-bound psychotic syndrome). Pertama, jika sindrom adalah unik dan terbatas pada kultur spesifik, sindrom tersebut menimbulkan kemungkinan bahwa faktor kultural atau biologis spesifik berperan terhadap terjadinya psikosis. Kedua, jika sindrom adalah bentuk dari diagnosis standar - skizofrenia, sebagai contoh - keberadaannya menyatakan bahwa isi dari waham dan halusinasi penderita dapat sangat dipengaruhi oleh masyarakat dan kultur. Contohnya adalah amuk, koro, piblokto dan wihtigo. GANGGUAN PSIKOTIK LAIN YANG TIDAK DITENTUKAN Kategori ini digunakan bagi pasien yang memiliki gejala psikotik (sebagai contoh. waham, halusinasi, dan disorganisasi pembicaraan dan perilaku) tetapi yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan psikotik yang ditentukan secara spesifik lainnya.

1.

2. 3. 4.

5.

Tabel 14.1-6 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Psikotik Yang Tidak Ditentukan Kategori ini termasuk simptomatologi psikotik (yaitu, waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi. perilaku yang terdisorganisasi atau katatonik) di mana tidak terdapat informasi yang adekuat untuk membuat diagnosis spesifik atau di mana terdapat informasi yang bertentangan, atau gangguan dengan gejala psikotik yang tidak memenuhi kriteria untuk salah satu gangguan psikotik spesifik. Contohnya adalah: Psikosis pascapersalinan yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan mood dengan ciri psikotik, gangguan psikotik singkat, gangguan psikotik karena kondisi media umum, atau gangguan psikotik akibat zat. Gejala psikotik yang telah berlangsung kurang dari 1 bulan tetapi yang belum mengalami remisi,sehingga kriteria utk gangguan psikotik singkat tidak terpenuhi Halusinasi dengar yang menetap tanpa adanya gambaran lain Waham menetap yang tidak aneh dengan periode tumpang tindih dengan episode mood yang telah ditemukan pada bagian yang cukup besar dari gangguan delusional. Situasi di mana klinisi telah menyimpulkan bahwa gangguan psikotik ditemukan, tetapi tidak dapat menentukan apakah gangguan adalah primer, karena kondisi media umum, atau akibat zat.
Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed. 4. Hak cipta American Psychiatric Association, Washington, 1994.

Psikosis Pascapersalinan Psikosis pascapersalinan (postpartum psychosis), adalah suatu sindrom yang paling sering ditandai oleh depresi, waham, dan pikiran ibu untuk melukai bayinya atau dirinya sendiri. Gagasan untuk membunuh atau infantisid tersebut harus dimonitor secara cermat, karena beberapa ibu melakukan gagasan tersebut. Sebagian besar data yang tersedia menyatakan adanya hubungan erat antara psikosis pascapersalinan dan gangguan mood, khususnya, gangguan bipolar dan gangguan depresif berat.

EPIDEMIOLOGI Insidensi psikosis pascapersalinan adalah kira-kira 1 per 1.000 kelahiran. Kira-kira 50 sampai 60 persen wanita yang terkena baru saja melahirkan anak pertamanya, dan kira-kira 50 persen kasus melibatkan kelahiran yang disertai dengan komplikasi perinatal nonpsikiatrik. Kira-kira 50 persen wanita yang terkena memiliki riwayat keluarga adanya gangguan mood. ETIOLOGI Data yang paling kuat menyatakan bahwa suatu episode psikosis pascapersalinan sesungguhnya merupakan suatu episode gangguan mood, biasanya suatu gangguan bipolar tetapi kemungkinan suatu gangguan depresif.

DIAGNOSIS Gejala karakteristik adalah waham, defisit kognitif, gangguan motilitas, kelainan mood, dan kadang-kadang halusinasi. Isi material psikotik berkisar menjadi ibu dan kehamilan. GAMBARAN KLINIS Pasien mulai mengeluh kelelahan, insomnia, dan gelisah dan mungkin memiliki episode kesedihan dan labilitas emosional. Kemudian, kecurigaan, kebingungan, inkoherensi, pernyataan irasional, dan permasalahan obsesif tentang kesehatan dan kesejahteraan bayinya dapat ditemukan. Keluhan tentang ketidakmampuan untuk bergerak, berdiri, atau berjalan juga sering ditemukan. Pasien mungkin memiliki perasaan tidak ingin merawat bayinya, dan pada beberapa kasus, ingin menyakiti bayi atau dirinya sendiri atau keduanya. DIAGNOSIS BANDING Kondisi media umum yang mungkin adalah hipotiroidisme dan sindrom Cushing. Gangguan psikotik akibat zat mungkin berhubungan dengan medikasi rasa nyeri sebagai contoh, pentazocine (Talwin) atau obat hipertensif selama kehamilan. Penyebab media lain yang potensial adalah infeksi, toksemia, dan neoplasma. Dibedakan dengan "kemurungan pascapersalinan" (postpartum blue). Kemurungan pascapersalinan dapat berhenti dengan sendirinya, berlangsung hanya beberapa hari, dan ditandai oleh kesedihan, kelelahan, dan iritabilitas yang dimulai setelah melahirkan anak.

PERJALANAN DAN PROGNOSIS Onset gejala psikotik yang jelas biasanya didahului oleh tanda prodromal, seperti insomnia, kegelisahan, agitasi, labilitas mood, dan defisit kognitif. Jika psikosis terjadi, pasien mungkin berbahaya bagi dirinya sendiri maupun bayinya, tergantung pada isi sistem wahamnya dan derajat agitasinya. Karena suatu episode psikosis pascapersalinan kemungkinan besar merupakan suatu episode gangguan mood, perjalanan sindrom adalah mirip dengan yang terlihat pada pasien dengan gangguan mood.
TERAPI Psikosis pascapersalinan adalah suatu kegawatan psikiatrik. Antidepresan dan lithium (Eskalith), kadang-kadang dikombinasikan dengan antidepresan, merupakan pengobatan terpilih. Tidak ada obat farmakologis yang harus diresepkan pada seorang wanita yang menyusui. Pasien yang mencoba bunuh diri mungkin perlu dipindahkan ke unit psikiatrik untuk membantu mencegah usaha bunuh diri.

Gangguan Skizofreniform Gangguan skizofreniform adalah identik dalam setiap hal dengan skizofrenia kecuali bahwa gejalanya berlangsung sekurangnya satu bulan tetapi kurang dari enam bulan. Pasien dengan gangguan skizofreniform kembali kepada tingkat fungsi dasarnya jika gangguan skizofreniform telah menghilang. Sebaliknya, pasien yang memenuhi kriteria skizofrenia, gejala harus ditemukan sekurangnya selama enam bulan.

EPIDEMIOLOGI Insidensi, prevalensi, dan rasio jenis kelamin dari gangguan skizofreniform belum dilaporkan di dalam literatur. Beberapa klinisi memiliki kesan bahwa gangguan paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, dan sebagian besar peneliti percaya bahwa gangguan adalah lebih jarang dari skizofrenia. Riwayat Keluarga Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sanak saudara dari pasien yang menderita gangguan skizofreniform berada dalam risiko tinggi menderita gangguan psikotik

ETIOLOGI Penyebab gangguan skizofreniform adalah tidak diketahui. Pencitraan Otak Seperti yang telah dilaporkan pada skizofrenia, suatu defisit aksi relatif di daerah prafrontalis inferior otak saat pasien melakukan tugas spesifik untuk daerah otak tertentu (Wisconsin Card-Sorting Test) telah dilaporkan pada pasien dengan gangguan skizofreniform.

Distribusi aliran darah serebral regional saat istirahat (kid) dan selama aktivasi serebral dengan Wisconsin Card Sorting Test (kanan) pada seorang pasien dengan gangguan skizofreniform (atas) dan sukarelawan sehat (bawah). OM menunjukkan garis orbitomeatal.

Ukuran-ukuran Biologis Lain


Walaupun pemeriksaan pencitraan otak menunjukkan suatu kemiripan antara gangguan skizofreniform dan skizofrenia, sekurangnya satu penelitian aktivitas elektrodermal telah menyatakan adanya perbedaan. Pasien skizofrenik yang lahir selama musim dingin dan musim semi (suatu periode resiko tinggi untuk lahirnya pasien skizofrenik) memiliki konduktansi kulit yang hiporesponsif, tetapi hubungan tersebut tidak ditemukan pada pasien dengan gangguan skizofreniform.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Skizofreniform


a. Kriteria A, D, dan E untuk Skizofrenia terpenuhi. b. Suatu episode gangguan (termasuk fase prodromal, aktif, dan residual) berlangsung sekurangnya satu bulan tetapi kurang dari enam bulan. (Jika diagnosis harus dibuat tanpa menunggu pemulihan, harus dinyatakan sebagai provinsional.") Sebutkan jika: - Tanpa ciri prognostik baik - Dengan ciri prognostik baik seperti yang ditunjukkan oleh dua (atau lebih) berikut ini: (1) onset gejala psikotik menonjol dalam empat minggu sejak perubahan dalam perilaku atau fungsi lazim yang dapat dilihat (2) konfusi atau kebingungan pada puncak episode psikotik (3) fungsi sosial dan pekerjaan pramorbid yang baik (4) tidak ada afek yang tumpul atau datar

Gambaran klinis
Tanda dan gejala klinis dan pemeriksaan status mental untuk pasien dengan gangguan skizofreniform adalah mirip dengan pasien dengan skizofrenia gejala karakteristik skizofrenia - gangguan dengan durasi yang kurang dari enam bulan menyatakan gangguan skizofreniform. - Afek pasien adalah tumpul atau datar Tetapi, karena tidak jelas apakah onset gangguan adalah cepat gangguan tidak boleh ditentukan dengan atau tanpa ciri prognostik yang baik.

Diagnosis banding
untuk gangguan skizofreniform mirip dengan diagnosis banding skizofrenia - Gangguan buatan (factitious disorder) dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol - gangguan psikotik karena kondisi medis umum dan akibat zat kondisi medis umum yang harus di pertimbangkan : - infeksi HIV - Epilepsi lobus temporalis - tumor sistem saraf pusat - penyakit serebrovaskular disertai episode psikotik yang relatif berlangsung singkat - peningkatan frekuensi laporan psikosis yang berhubungan dengan penggunaan steroid anabolik oleh laki-laki muda yang berusaha membesarkan otot-ototnya untuk membentuk tubuh yang atletik.

Perjalanan Penyakit Dan Prognosis


Konfusi atau kebingungan pada puncak episode psikotik adalah ciri yang paling baik dihubungkan dengan hasil akhir yang baik. semakin singkat periode penyakit, kemungkinan semakin baik prognostiknya. Terdapat risiko bunuh diri yang bermakna pada pasien dengan gangguan skizofreniform. Mereka kemungkinan memiliki suatu periode depresi ringan setelah periode psikotik, dan psikoterapi ditujukan untuk membantu pasien mengerti episode psikotik tampaknya memperbaiki prognosis dan kecepatan pemulihan pasien. Menurut definisinya, gangguan skizofreniform menghilang dalam enam bulan dengan pemulihan ke fungsi mental dasar. Penelitian telah menyatakan bahwa kebutuhan sekurangnya enam bulan adanya gejala pada skizofrenia sangat mengarah kepada prognosis yang buruk, dengan demikian, pasien dengan gangguan skizofreniform memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan sebagian besar pasien skizofrenia.

Terapi
- Perawatan di rumah sakit memungkinkan pemeriksaan, pengobatan, dan pengawasan yang efektif terhadap perilaku pasien - Gejala psikotik biasanya dapat diobati oleh pemberian obat antipsikotik selama tiga sampai enam bulan - Terapi elektrokonvulsif (ECT; electroconvulsive therapy) diindikasikan untuk pasien dengan ciri katatonik atau terdepresi yang nyata - Percobaan pemberian litium (Eskalith), atau valproate (Depakene) mungkin diperlukan untuk pengobatan dan pencegahan (profilaksis) jika pasien memiliki episode yang rekuren. - Psikoterapi biasanya diperlukan untuk membantu pasien mengintegrasikan pengalaman psikotik ke dalam pengertiannya tentang pikiran, otak, dan kehidupan.

Gangguan Skizoafektif
gangguan skizoafektif memiliki ciri baik skizofrenia dan gangguan afektif (sekarang disebut gangguan mood)

Epidemiologi
Prevalensi seumur hidup dari gangguan ski-zoafektif < 1%, kemungkinan dalam rentang 0,5 0,8 %.

Perbedaan Jenis Kelamin


Prevalensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibandingkan pada wanita, khususnya wanita yang menikah; usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki, seperti juga pada skizofrenia. Lakilaki dengan gangguan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisosial dan memiliki pendataran atau ketidaksesuaian afek yang nyata.

Etiologi
Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah diajukan - Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu tipe gangguan mood - Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari skizofrenia dan gangguan mood - Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan mood - Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan pertama.

Gambaran Klinis
Tanda dan gejala klinis gangguan skizoafektif termasuk semua tanda dan gejala skizofrenia, episode manik, dan gangguan depresif. Gejala skizofrenik dan gangguan mood dapat ditemukan bersama-sama atau dalam cara yang bergantian. Perjalanan penyakit dapat bervariasi dari satu eksaserbasi dan remisi sampai satu perjalanan jangka panjang yang memburuk. Banyak peneliti dan klinisi telah berspekulasi tentang ciri psikotik yang tidak sesuai dengan mood (mood-incongruent); isi psikotik (yaitu, halusinasi atau waham) adalah tidak konsisten dengan mood yang lebih kuat. Pada umumnya, adanya ciri psikotik yang tidak sesuai dengan mood pada suatu gangguan mood kemungkinan merupakan indikator dari prognosis yang buruk. Kasus tampak sebagai suatu contoh di mana adalah tidak mungkin untuk membuat suatu diagnosis banding dengan suatu derajat kepastian di antara suatu gangguan mood dan skizofrenia atau gangguan skizofreniform. Diagnosis menyampaikan tidak adanya kepastian dan menonjolnya ciri afektif maupun mirip-skizofrenik.

Kriteria diagnostik untuk Skizoafektif


A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu, terdapat balk episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran dengan gejala yang memenuhi kriteria A untuk skizofrenia. Catatan: Episode depresif berat harus termasuk kriteria Al: mood terdepresi. B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama sekurangnya 2 minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol. C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit. D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya. obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum. Sebutkan tipe: Tipe bipolar: jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran (atau suatu manik atau suatu episode campuran dan episode depresif berat) Tipe depresif: jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat

Diagnosis Banding
Semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis ban-ding gangguan skizoafektif. Pasien yang diobati dengan steroid, penyalahguna amfetamin dan phencyclidine (PCP), dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporalis secara khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenik dan gangguan mood yang bersama-sama.

Perjalanan penyakit dan prognosis


Pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang jauh lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia.

Terapi
Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, me-dikasi, dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif adalah antidepresan dan antimanik diikuti jika semuanya diindikasikan dan antipsikotik digunakan untuk pengendalian jangka pendek. Jika protokol thymoleptic tidak efektif di dalam mengendalikan gejala atas dasar berkelanjutan, medikasi antipsikotik dapat diindikasikan.

Gangguan Delusional
Gangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan psikiatrik di mana gejala yang utama adalah waham. Gangguan delusional sebelumnya disebut "paranoia" atau "gangguan paranoid."

Epidemiologi Usia onset rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onset adalah dari 18 tahun sampai 90 tahunan. Terdapat sedikit lebih banyak pasien wanita. Banyak pasien sudah menikah dan bekerja, tetapi mungkin terdapat hubungan dengan imigrasi yang baru dan status sosioekonomi yang rendah.
Etiologi Tidak diketahui, tetapi menurut penelitian keluarga yang melaporkann suatu peningkatan prevalensi gangguan delusional adalah sifat kepribadian yang berhubungan sebagai contoh, pencuriga, pen-cemburu, dan penuh rahasia di dalam sanak saudara penderita gangguan delusional.

Faktor Psikodinamika
Norman Cameron menggambarkan tujuh situasi yang memungkinkan perkembangan gangguan delusional: (1) peningkatan harapan untuk mendapatkan terapi sadistik, (2) situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, (3) isolasi sosial (4) situasi yang meningkatkan kecemburuan dan iri hati, (5) situasi yang memperendah harga diri, (6) situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada diri orang lain (7) situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang kemungkinan arti dan motivasi

Paranoid komunitas semu (paranoid pseudo-community).

Faktor psikodinamika Iainnya


Observasi klinis menyatakan bahwa beberapa pasien paranoid mengalami tidak adanya kepercayaan di dalam hubungan mereka. Ketidakpercayaan tersebut telah dihipotesiskan berhubungan dengan lingkungan keluarga yang terus-menerus bermusuhan, sering kali dengan ibu yang terlalu mengendalikan dan ayah yang jauh atau sadistik.

Terdapat 7 tipe gangguan delusional: 1. Tipe erotomatik adalah bahwa pasien yang terkena dicintai mati-matian oleh orang lain. Biasanya seseorang yang terkenal. 2. Tipe kebesaran adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki bakat atau wawasan yang luar biasa tetapi tidak diketahui 3.Tipe cemburu adalah waham mempersalahkan kesetiaan pasangan 4. Tipe kejar orang dg waham kejar sering kali membenci dan marah. Dan mereka mungkin melakukan kekerasan terhadap orang lain yang diyakini akan menyerang dirinya 5. Tipe somatik keyakinan yg dimiliki pasien ttg anggapan adanya penyakit pd dirinya 6. Tipe campuran pasien dg waham yg mengandung lebih dr 1 tema 7. Tipe tidak ditentukan waham yg tdk memenuhi kriteria di atas.

Gambaran klinis
Status mental pasien mungkin terlihat eksentrik, aneh, pencuriga atau bermusuhan. Pasien dg gangguan delusional pemeriksaan status mentalnya menunjukkan bahwa mereka normal kecuali adanya sistem waham abnormal yg jelas. Mood, perasaan, dan afek konsisten dg isi waham Tidak memiliki halusinasi yg menonjol atau menetap Gangguan isi pikiran, di dalam bentuk waham merupakan gejala utama dari gangguan Pasien tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali mereka memiliki waham spesifik ttg orang, tempat atau waktu Pasien dg gangguan delusional hampir seluruhnya tdk memiliki tilikan terhadap kondisi mereka Pasien biasanya dapat dipercaya dlm informasinya

Diagnosis banding

Gangguan ganglia basalis

penyakit

parkinson, penyakit huntington

Keadaan defisiensi
Delirium

B12,

folat, tiamin, niasin

Demensia Akibat obat

Penyakit

Endokrinopati Patologi sistem limbik Sistemik

alzheimer, penyakit pick Amfetamin, antikolinergik, antidepresan, antihipertensif, obat antituberkulosis, obat antiparkinson, simetidin, kokain, disulfiram, halusinogen Adrenal, tiroid, paratiroid Epilepsi, penyakit serebrovaskular, tumor ensefalopati hepatik, hipekalsemia, hipoglikemia, porfiria, uremia

Perjalanan penyakit dan prognosis


Kecurigaan atau permasalahan awal pasien secara bertahap menjadi menjadi besar sehingga menyita sebagian besar perhatian pasien, dan akhirnya menjadi waham. Faktor-faktor berikut ini berhubungan dengan prognosis yang baik: tingkat pekerjaan, sosial, dan penyesuaian fungsional yang tinggi, jenis kelamin wanita, onset sebelum usia 30 tahun, onset tiba-tiba, lama penyakit yang singkat, dan adanya faktor pencetus.

TERAPI Perawatan di rumah sakit Farmakoterapi - pasien yg teragitasi parah harus diberikan suatu obat antipsikotik secara intra muskular - obat antipsikotik adalah obat terpilih utk gangguan delusional. Contoh obatnya haloperidol (haldol) dan pimozide (Orap) - pimozide (orap) efektif pd pasien dg waham somatik - penggunaan antidepresan (litium) atau antikonvulsan (carbamazepine dan valproate) diperlukan pd pasien yg tdk responsif thd antipsikotik Psikoterapi

Gangguan psikotik singkat


Etiologi tidak diketahui Kriteria diagnostik 1. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut: waham halusinasi bicara terdisorganisasi (misalnya, sering menyimpang atau inkoherensi) perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik Catatan: Jangan masukkan gejala jika merupakan pola respons yang diterima secara kultural 2. Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat fungsi pramorbid 3. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau kondisi medis umum.

GAMBARAN KLINIS Onset yg tiba-tiba gejala afektif, konfusi, dan gangguan pemusatan perhatian Perubahan emosional, pakaian atau perilaku yang aneh, berteriak-teriak atau diam membisu, dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yg belum lama terjadi.

Stresor pencetus
Peristiwa kehidupan yg besar yg dapat menyebabkan kemarahan emosional yg bermakna pada tiap orang. DIAGNOSIS BANDING

Gangguan buatan (factitious disorder) Gangguan psikotik karena kondisi medis umum Gangguan psikotik akibat zat

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS


Kurang dari 1 bulan Biasanya pasien pertama kali diklasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood. Prognosis biasanya baik.

TERAPI Perawatan di Rumah Sakit 2. Farmakoterapi - obat antipsikotik antagonis reseptor dopamin dan Benzodiazepine - obat antipsikotik batasnya tinggi (haloperidol) biasanya digunakan khususnya pada pasien yang berada dalam resiko tinggi untuk mengalami efek samping ekstrapiramidal - obat antikolinergik mungkin harus diberikan bersama-sama sebagai profilaksis terhadap gejala gangguan pergerakan akibat medikasi 3. Psikoterapi
1.

Anda mungkin juga menyukai