Anda di halaman 1dari 35

Fitthra Fauzana Hafidiani Asri Alifa Sholehah Astriandra Mendolita Cut Vanessa

1102010103 1102010117 1102010037 1102010039 1102010061 Dianta Afina Fatur Rahman MH Henry Aprilio Purnomo Indria Damayanti 1102010075 1102010097 1102010120 1102007145

NYERI PERUT KANAN ATAS


Seorang karyawan berumur 54 tahun, berobat ke poli penyakit dalam, pasien mengeluhkan nyeri pada perut kanan atas yang dialami sejak 6 bulan lalu, hilang timbul namun dua bulan terakhir nyeri semakin sering. Merasa mual dan selera makan berkurang sejak 4 bulan yang lalu sehingga berat badan berkurang 15 kg. dari anamnesis diketahui pasien pernah terkena hepatitis 15 tahun yang lalu dan sering mengkonsumsi alcohol.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 45 kg dengan TB 165 cm. tekanan darah dan tandavital normal. Pemeriksaan abdomen Hepatomegali, dengan permukaan hati bernodul, tepi tumpul dan nyeri tekan ( + ). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan serum transaminase SGPT dan SGOT dengan bilirubin normal, Alpha Feto Protein (AFP) 1000 U/L (normal: < 10 U/L), anti-HCV positif. Setelah diberikan analgetik dan hepatoprotektor nyeri mereda. Setelah dilakukan pemeriksaan USG dan biopsy pasien didiagnosis karsinoma hepatoseluler. Pasien dianjurkan untuk menjalani transplantasi hati. Pasien meminta untuk berkonsultasi dengan seorang ulama.

SASARAN BELAJAR
LO.I. Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Hepatoseluler Definisi Epidemiologi Etiologi dan faktor resiko Klasifikasi Patofisiologi Manifestasi klinis Diagnosis dan diagnosis banding Tatalaksana Komplikasi Prognosis Pencegahan
LO.II. Memahami dan Menjelaskan trasnplantasi organ menurut pandangan agama islam

Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Hepatoseluler

Definisi
National Cancer Institute
karsinoma hepatoseluler adalah sebuah jenis

adenokarsinoma, suatu keganasan pada hepatosit dimana stem sel dari hati berkembang menjadi massa maligna yang dipicu oleh adanya proses fibrotik maupun proses kronik dari hati (sirosis).
Massa tumor ini berkembang di dalam hepar, di

permukaan hepar maupun ekstrahepatik seperti pada metastase jauh.

Epidemiologi
Insiden global setiap tahunnya ialah sekitar 1 juta

kasus, dengan perbandingan laki-laki dan wanita sekitar 4:1 Pada daerah dengan insidensi yang tinggi seperti di Asia (Cina dan Korea), angka kematian 23,1-150 per 100.000 per tahun Di Indonesia (khususnya Jakarta) HCC ditemukan antara 50 dan 60 tahun, dengan predominasi pada laki-laki. Rasio antara kasus laki-laki dan perempuan berkisar antara 2-6 : 1

Etiologi dan Faktor Resiko


Virus hepatitis HBV HCV
Aflatoksin Pencemaran air minum Obesitas Diabetes Mellitus (DM) Alkohol

Tabel 1. Faktor risiko kanker hati primer


Europe and Japan United States Estima Range Estimat Range te e HBV 22 4-58 20 18-44 HCV 60 12-72 63 48-94 Alcohol 45 8-57 20 15-33 Tobacco 12 0-14 40 9-51 OCPs 10-50 Aflatoxi Limited exposure n Other <5 Africa and Asia

Estimate Range

60 20 22 8

40-90 9-56 11-41 -

<5

Klasifikasi
Stadium I : Satu fokal tumor berdiameter < 3cm yang terbatas hanya pada salah satu segment tetapi bukan di segment I hati. Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segment I atau multi-fokal terbatas pada lobus kanan/kiri Stadium III : Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atas ke lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (billiary duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati. Stadium IV

: Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati.

atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intra hepaticvaskuler) ataupun pembuluh empedu (biliary duct) atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic vessel) seperti pembuluh darah vena limpa (vena lienalis)

Menurut WHO secara histologik HCC dapat diklasifikasikan berdasarkan organisasi

Large hepatocellular carcinoma.

Photomicrograph of a liver demonstrating hepatocellular carcinoma

Patofisiologi

Patofisiologi

Manifestasi klinis
Hepatoma fase subklinis Fase subklinis atau stadium dini adalah pasien yang tanpa gejala dan tanda fisik hepatoma yang jelas, biasanya ditemukan melalui pemeriksaan AFP dan teknik pencitraan Hepatoma fase klinis Nyeri abdomen kanan atas Perut kembung Anoreksia Letih, berat badan Demam Ikterus Asites Lainnya:

perdarahan, diare, nyeri bahu belakang kanan, udem kedua tungkai bawah, kulit gatal dan lainnya juga manifestasi sirosis hati seperti splenomegali, palmar eritema, lingua hepatik, spider nevi, venodilatasi dinding abdomen.

Diagnosis dan diagnosis banding


1. 2. 3.

4. 5.

Hati membesar berbenjol-benjol dengan/tanpa disertai bising arteri. AFP (Alphafetoprotein) yang meningkat lebih dari 500 ng/L. Ultrasonography (USG), Nuclear Medicine, Computed Tomography Scann (CT Scann), Magnetic Resonance Imaging (MRI), Angiography, ataupun Positron Emission Tomography (PET) yang menunjukkan adanya karsinoma hepatoseluler. Peritoneoscopy dan biopsi menunjukkan adanya karsinoma hepatoseluler. Hasil biopsi atau aspirasi biopsi jarum halus menunjukkan karsinoma hepatoseluler.

*** Diagnosa karsinoma hepatoseluler didapatkan bila ada dua atau lebih dari lima kriteria atau hanya satu yaitu kriteria empat atau lima.

Anamnesis
Sebagian besar penderita yang datang berobat sudah dalam

fase lanjut dengan keluhan nyeri perut kanan atas. Sifat nyeri ialah nyeri tumpul, terus-menerus, kadangkadang terasa hebat apabila bergerak. keluhan seperti benjolan di perut kanan atas tanpa atau dengan nyeri, perut membuncit karena adanya asites. keluhan yang paling umum yaitu merasa badan semakin lemah, anoreksia, perasaan lekas kenyang

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
sebagian besar pasien nampak kulitdan sclera yang

berwarna kekuningan perut pasien apakahmembuncit atau tidak (jika membuncit mungkin terjadi pembesaran hepar atau asites) keadaan tertentu didapatkan caput medusae, spider nevi dan pembuluh darahkolateral (disebabkan oleh hipertensi portal)

Palpasi pembesaran hati (hepatomegali), konsistensi keras, tepi tumpul dan permukaan berbenjol Splenomegali Perkusi ditentukan apakah terjadi pembesaran hepar (hepatomegali) atau hepar mengecil (sirosis hepatis)

Auskultasi
Bruit hepar yaitu suara yangmenunjukkan indikasi ke

arah karsinoma hepar atau hepatitis alcoholic Venous hum yaitu adanya suara sistolik dandiastolic seperti humming. Suara ini mengindikasikan sirkulasi kolateral pada sirosishepatis Friction Rub ialah mengindikasikan adanya inflamasi pada permukaan peritoneal dari organ ***Adanya bruit hepar bersamaan dengan friction rub mengindikasikan kuat adanya carcinoma pada hepar.

Pemeriksaan Laboratorium
Alfa-fetoprotein (AFP) Jika AFP > 500 ng/L bertahan 1 bulan atau > 200 ng/L bertahan 2 bulan, tanpa bukti penyakit hati aktif, dapat disingkirkan kehamilan dan kanker embrional kelenjar reproduksi, maka dapat dibuat diagnosis hepatoma Petanda tumor lainnya Penggunaan gabungan untuk diagnosis kasus dengan AFP negatif memiliki nilai rujukan tertemu, yang relatif umum digunakan adalah: des-gama karboksi protrombin (DCP), alfa-L-fukosidase (AFU), gama-glutamil transpeptidase (GGT-II), CA19-9, antitripsin, feritin, CEA Fungsi hati dan sistem antigen antibodi hepatitis B Karena lebih dari 90% hepatoma disertai sirosis hati, hepatitis dan latar belakang penyakit hati lain, maka jika ditemukan kelainan fungsi hati

Pemeriksaan Pencitraan
Ultrasonografi (USG)
USG karsinoma hepatoseluler nodul hipoetic

USG HCC: nodul gema bulat

CT Scan
MD-CT Scan riwayat hepatitis B, tampak nodul HC

MRI

MRI HCC tampak lesi dengan diamer 2,5cm

Diagnosis Banding Karsinoma Hepatoseluler


Hemangioma

Abses hepar
Tumor metastasis

Tatalaksana

Terapi Bedah
Metode hepatektomi Hepatektomi merupakan cara terapi dengan hasil terbaik dewasa ini. Survival 5 tahun pasca operasi sekitar 30-40%, pada mikrokarsinoma hati (< 5 cm) dapat mencapai 50-60%.
Transplantasi hati Terapi operatif nonreseksi

Terapi Lokal
Injeksi Etanol Perkutan (PEI - Percutaneous Ethanol

Injection) Ablasi Radiofrekuensi (RFA Radiofrequency Ablation) Kryoterapi/Kryoablasi (Cryotherapy/Cryoablation)

Terapi Sistemik
Kemoterapi sitotoksik (meliputi etoposide, doxorubicin, epirubicin,

cisplatin, 5-fluorouracil, mitoxantrone, fludarabine, gemcitabine, irinotecan, nolatrexed).


Terapi hormonal Terapi somatostatin: Somatostatin memiliki aktivitas antimitosis

terhadap berbagai tumor non-endokrin, dan sel-sel HCC memiliki reseptor somatostatin.
Thalidomide Terapi interferon, biasa dipakai untuk terapi hepatitis viral telah

dicobakan untuk pengobatan HCC.


Molecularly targeted therapy, adalah inhibitor tirosin-kinase multi

target dengan kemampuan

Komplikasi
Asites
perdarahan saluran cerna atas enselofati hepatica

sindrom hepatorenal (keadaan pasien dengan

hepatitis kronik) kegagalan fungsi hati hipertensi portal yang ditandai dengan gangguan ginjal dan sirkulasi darah

Prognosis
Kausa kematian pada karsinoma hepatoseluler akibat

kegagalan sistemik, perdarahan saluran cerna atas, koma hepatik dan ruptur hati
Faktor yang mempengaruhi prognosis terutama

adalah ukuran dan jumlah tumor, ada tidaknya trombus kanker dan kapsul, derajat sirosis yang menyertai, metode terapi

Pencegahan
Prinsip utama pencegahan kanker hati adalah dengan

melakukan skrining kanker hati sedini mungkin. Vaksinasi virus hepatitis B dan C Mencegah pencemaran bahan makanan dengan aflatoksin Menghindari konsumsi alkohol secara berlebihan

Memahami dan Menjelaskan trasnplantasi organ menurut pandangan agama islam

3 Macam Hukum Mengenai Transplantasi Organ Dan Donor Organ Ditinjau Dari Keadaan Si Pendonor
a. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup

b. Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah

Meninggal
c. Keadaan Darurat

Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup


Seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya

mendonorkan sebuah organ tubuhnya kepada orang lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu, seperti ginjal
mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan

kematian si pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya = hukumnya tidak diperbolehkan (haram) ***(An-Nisa ayat 29) dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri

Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah Meninggal


Dilakukan setelah memastikan bahwa si pendonor ingin

menyumbangkan organnya setelah dia meninggal.

Persetujuan bisa dilimpahkan kepada pihak keluarga pendonor terdekat yang dalam posisi dapat membuat keputusan atas penyumbang jika pendonor organ belum memberikan persetujuan terlebih dahulu

Keadaan Darurat
Donor anggota tubuh yang bisa pulih kembali
Disimpulkan bahwa darah, kulit hukumnya boleh selama

hal itu sangat darurat dan dibutuhkan. (Fatwa Kibar Ulama Ummah, hal. 939) Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut : Firman Allah swt : Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolaholah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. " ( Qs Al Maidah : 32 )

Anda mungkin juga menyukai