Anda di halaman 1dari 19

A. Pengertian dan sejarah Konsep-konsep imunologi telah dikenal sejak berabad lalu.

Konsep imunologi pertama kali ditemukan oleh dokter China pada abad ke 11, dimana para dokter mengamati bahwa pengisapan kerak cacar, mencegah terjadinya serangan pneyakit cacar berikutnya. Kemudian konsep imunologi ini digunakan oleh orang timur tengah. Konsep imunologi ini digunakan untuk melakukan vaksinasi dengan pemberian tepung kerak cacar intradermal yang ditujukan untuk mempertahankan kecantikan atau estetika. Awal abad 18 konsep imunologi masuk ke Inggris dan konsep ini dipolulerkan oleh Lady Mery Wortley Montagu dengan melakukan imunisasi primitif, namun cara-cara vaksinasi menyebabkan kematian sehingga penerimaan bentuk terapi secara penuh dengan menggunakan vaksin kurang oleh masyarakat. Baru pada tahun ...... konsep imunologi berkembang dan dipelopori oleh Edward Jenner yang pada saat itu berprofesi sebagai mahasiswa kedokteran. Ia menemukan sesuatu yang sangat menakjubkan, yaitu inokulasi kerak cacar sapi (cowpox) pada seseorang ternyata dapat melindungi orang tersebut dari penyakit cacar. Lalu dilanjutkan olej louis Pasteur yang menciptakan istilah vaksin untuk menghormati sumbangan penelitian Edward Jenner.

Imunologi merupakan studi ilmu yang membahas mengenai sistem imun makhluk hidup, dan sistem imun merupakan semua mekanisme

fisiologis yang membantu untuk mengenal benda-benda asing pada dirinya, untuk menetralkan, menyisihkan (eliminate) atau memetabolisasi benda asing tersebut dengan atau tanpa kerusakan pada jaringannya sendiri. Sistem imun dalam tubuh mampu mengenal serta membedakan berbagai macam benda asing yang berasal dari tubuh sendiri (self) dan yang berasal dari luar tubuh (non-self). Setelah dikenalinya benda asing tersebut barulah sistem imun melakukan respon imun. Respon imun dibagi menjadi 2 macam yaitu non spesifik dan spesifik : 1. Pertahanan Nonspesifik yang memiliki sifat alami (innate)

artinya sudah ada sejak organisme itu lahir dan berlaku bagi semua agen infeksi, dan 2. Pertahanan Spesifik atau disebut juga pertahanan perolehan

(acquired) karena pertahanan ini diperoleh setelah adanya rangsangan oleh benda asing (agen infeksi). Pertahanan spesifik merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel limfosit B yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Adanya interaksi antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga didapatkan sel yang mempunyai ekspresi klonal untuk menghasilkan antibodi. Respon Imun Spesifik Pemacu terjadinya respon imun spesifik adalah antigen yang berupa bahan infeksiosa bahkan sering merupakan protein atau molekul lain. antigen akan

berkontak dengan sel/ hospes, menyebabkan terjadinya serangkaian kejadian yang mengakibatkan destruktif, degradasi atau eliminasi. Respon imun spesifik dibagi dalam 2 komponen yaitu : 1. Respon imun humoral, meliputi globulingama tertentu dan disebut sebagai imunoglobulin yang sebagian merupakan antibodi spesifik 2. Respon imun seluler, akan diperankan oleh limfosit serta produknya yang disebut sebagai limfokin dan menyebabkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Berbicara mengenai limfosit, ada 2 macam limfosit yang berperan dalam sistem imun, yaitu limfosit T dan limfosit B, keduanya berasal dari sel induk yang diduga berasa dalam hati fetus atau sumsum tulang belakang. Imunitas Humoral Imunitas humoral diperankan oleh limfosit B dimana limfosit B akan berdeferensiasi menjadi sel plasma yang mampu memproduksi imunoglobulin lebih bnayak dari pada prekusornya. Immunoglobulin atau Antibodi merupakan suatu fraksi plasma (serum) yang bereaksi secara khusus dengan antigen yang merangsang produksinya. Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap[1] limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,[2] sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Imunoglobulin merupakan rangkaian 4 rantai polipeptida yang terdiri dari 2 rantai berat (Heavy Chain =H) dan 2 rantai ringan (Light Chain = L) yang tersusun secara simetris dan saling

berhubungan satu sama lainnya melalui ikatan disulfida (Interchain Disulfide Bonds).

Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya. Berada dalam aliran darah dan cairan nonseluler, antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus

melumpuhkannya.

Pada manusia dikenal lima macam jenis imunoglobulin yang berbeda masingmasing dengan struktur kimia dan peran biologi spesifik yang berbeda. Kelaskelas ini ditandai dengan hurup G, A, M, D, dan E dibelakang singkatan kata Ig (Ig merupakan singkatan dari Imunoglobulin). Pembeda tiap jenis

immunoglobulin ini selain perbedaan struktur antigenik dan variasi susunan jembatan-jembatan disulfida juga terletak pada rantai beratnya, dimana terdapat perbedaan struktur kimia pada masing-masing rantai. Dengan kata lain terdapat 5 jenis rantai berat dan umumnya terdapat 2 jenis rantai ringan yang disebut kappa (x) dan Lamda ( ). Inisial G, A, M, D dan E sebagai jenis-jenis imunoglobulin diambil dari singkatan Gamma ( , Alfa ( ), Mu ( ), Delta ( ) dan Epsilon ( ). Berikut struktur jenis-jenis imunoglobulin :

IgM (Imunoglobulin Mu) Imunoglobulin M merupakan 10% dari seluruh jumlah imunoglobulin.

Sifat Imunoglobulin M adalah molekul imunoglobulin yang dibentuk oelh faetus dan memiliki ukuran terbesar, Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Ig M pada permukaan sel B yang matang berfungsi sebagai reseptor antigen. Konsetrasi IgM dalam serum yaitu sekitar 120mg/100 ml darah. Besarnya ukuran IgM dapat dilihaT Berdasarkan strukturnya, dimana ig M terdiri atas 5 pasang rantai berat Mu beserta rantai ringan dan seluruh pasangan dihubungkan oleh rantai J. Rantai J adalah protein yang berfungsi sebagai kunci pada struktur Ig M.. selain itu Ig M dilengkapi oleh 10 ikatan polipeptida yang menghubungkan antar rantai berat dan ringan. Nama M berasal dari macroglobulin dengan berat molekul 900.000 dalton. IgM tidak dapat menembus plasenta, namun dapat mengadakan fiksasi dengan komplemen. Ddapat ditemukan pada jaringan ekskresi cairan mukus. IgM adalah antibodi sementara yang hilang dalam waktu dua atau tiga minggu, yang kemudian digantikan oleh IgG yang berlangsung selama hidup dan memberikan kekebalan abadi kepada orang tersebut. Mekanisme IgM Pada waktu pertama kali terinfeksi (infeksi primer), tubuh manusia akan membentuk senyawa protein IgM (Immunoglobulin M) sebagai reaksi terhadap masuknya mahluk asing ke dalam tubuh. Senyawa protein ini dalam waktu relatif singkat langsung terbentuk begitu tubuh terkena infeksi. Antibodi IgM akan muncul di minggu pertama terjadinya infeksi, mencapai puncak pada satu bulan, kemudian mengalami penurunan. Pada beberapa individu, IgM dapat tetap terdeteksi beberapa tahun setelah infeksi primer. Namun, secara perlahan-lahan, IgM ini akan menghilang dalam waktu 1-24 bulan kemudian dan bisa timbul lagi bila yang bersangkutan terinfeksi kembali. Pada serum normal, IgM sering dijumpai mengikat antigen tertentu, meski tidak terdapat imunisasi sebelumnya. Oleh sebab itu IgM sering disebut sebagai "antibodi alami". Hal ini kemungkinan memang disebabkan karena avidity IgM yang tinggi, sehingga dapat mendeteksi dan mengikat antigen kurang reaktif yang sering dijumpai. IgM pada Janin Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.

Fungsi : Dapat mencegah gerakan mikroorganisme patoen, Memudahkan fagositosis dan merupakan aglutinator kuat terhadap antigen Merupakan antibodi yang dapat mengaktifkan komplemen dengan kuat. IgM juga bertanggung jawab terhadap penggumpalan sel darah merah setelah transfusi darah pada saat sel darah merah donor tidak sesuai dengan tipe sel darah merah penerima.

Pemeriksaan adanya Infeksi berdasarkan kehadiran IgM Salah satu contoh penyakit yaitu TORCH, TORCH adalah singkatan dari rangkaian penyakit infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus. Penyakit toxoplasmosis, infeksi rubella, CMV dan herpes simplex, dikelompokkan menjadi TORCH karena menimbulkan akibat yang hampir sama pada janin, yaitu keguguran janin atau janin lahir dengan cacat fisik dan mental yang sangat serius. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium: - Jika orang tersebut telah mengalami infeksi dengan virus patogen ini, maka akan ditemukan antibody Ig M, yang kemudian disusul dengan terbentuknya antibody Ig G. Keberadaan antibody Ig M akan bertahan selama kurang lebih 3 12 bulan, kemudian akan menghilang dari tubuh, namun antibody Ig G akan bertahan terus hingga lama atau seumur hidup, yang akan memberikan perlindungan dan mencegah infeksi atau dapat mengurangi derajat berat penyakit bila terjadi infeksi ulang. - Jika antibody Ig M ditemukan pada serum ibu yang hamil, ini berarti telah terjadi infeksi saat ini atau infeksi pernah terjadi beberapa waktu yang baru lalu. - Jika antibody Ig M tidak ditemukan, namun terdapat antibody Ig G, dan pada pemeriksaan ulangan kadarnya tetap stabil, bisa disimpulkan bahwa orang tersebut pernah mendapat infeksi dengan virus ini, atau pernah diberikan vaksinasi untuk mencegah penyakit ini. - Namun, jika dalam serum tidak ditemukan antibody IG M ataupun Ig G, ini berarti orang ini rentan dan mempunyai bahaya bisa terinfeksi dengan virus penyakit ini jika terpapar. Untuk orang ini sangat dianjurkaan untuk segera mendapatkan vaksinasi

Kelainan pada Antibiotik M Hiper IgM sindrom Hyper IgM adalah penyakit immunodeficiency langka. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh gagal untuk menghasilkan dua jenis antibodi, IgA dan IgG. Penyebab penyakit ini adalah gen yang rusak dalam sel-T. Karena cacat ini, sel B tidak mendapatkan sinyal untuk memproduksi IgA dan antibodi IgG, dan dengan demikian, terus memproduksi antibodi IgM. Gangguan ini menyebabkan imunodefisiensi individu dengan sindrom hiper-IgM biasanya juga memiliki rendahnya jumlah neutrofil (rendah sel darah putih) dan trombosit. X-linked hiper IgM sindrom diperkirakan terjadi pada 2 per juta anak laki-laki baru lahir. Individu yang terkena mungkin mengembangkan gangguan autoimun, komplikasi neurologis dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) infeksi, penyakit hati, dan tumor pencernaan. Mereka juga memiliki peningkatan risiko limfoma, yang merupakan kanker sel sistem kekebalan tubuh. Selain itu juga menyebabkan pneumonia, infeksi sinus (sinusitis), dan infeksi telinga (otitis). Infeksi sering menyebabkan anak-anak mengalami diare kronis dan mereka gagal untuk mendapatkan berat badan dan tumbuh pada tingkat yang diharapkan (gagal tumbuh). Tingkat keparahan X-linked hiper IgM sindrom bervariasi antara individu yang terkena, bahkan di antara anggota keluarga yang sama. Tanpa pengobatan, kondisi ini dapat mengakibatkan kematian selama masa kecil atau remaja. Penyebab dan mekanisme terjadinya Penyakit ini merupakan penyakit akibat mutasi gen dna dapat diturunkan kepada turunannya, Mutasi pada gen penyebab CD40LG X-linked sindrom hiper IgM. Gen ini memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut CD40 ligan, yang ditemukan pada permukaan sel-sel sistem kekebalan yang disebut sel T. CD40 ligan menempel seperti kunci dalam kunci untuk protein reseptor, yang terletak pada permukaan sel-sel sistem kekebalan yang disebut sel B. Sel B yang terlibat dalam produksi antibodi, dan pada awalnya mereka hanya mampu membuat antibodi IgM. Ketika CD40 ligan dan protein reseptor yang terhubung, mereka memicu serangkaian sinyal kimia yang menginstruksikan sel B untuk mulai membuat IgG, IgA, atau antibodi IgE. Ligan CD40 ini juga diperlukan untuk sel T untuk berinteraksi dengan sel lain dari sistem kekebalan tubuh, dan memainkan peran penting dalam diferensiasi sel T (proses dimana sel-sel matang untuk melaksanakan fungsi tertentu). Mutasi pada gen CD40LG menyebabkan produksi dari suatu ligan CD40 normal atau

mencegah produksi protein ini. Jika ligan CD40 tidak melekat pada reseptor sel B, sel-sel tidak dapat menghasilkan IgG, IgA, atau antibodi IgE. Mutasi pada gen CD40LG juga mengganggu kemampuan sel T untuk membedakan dan berinteraksi dengan sel-sel sistem kekebalan tubuh lainnya. Orang dengan Xlinked hiper IgM sindrom yang lebih rentan terhadap infeksi karena mereka tidak memiliki sistem kekebalan tubuh berfungsi. Mekanisme Penyakit diturunkan kromosom X, yang merupakan salah satu dari dua kromosom seks. Pada laki-laki (yang hanya memiliki satu kromosom X), salah satu salinan mengubah gen dalam setiap sel cukup untuk menyebabkan kondisi tersebut. Pada wanita (yang memiliki dua kromosom X), mutasi harus terjadi pada kedua salinan gen yang menyebabkan gangguan tersebut. Karena tidak mungkin bahwa perempuan akan memiliki dua salinan gen yang berubah ini, jantan dipengaruhi oleh X-linked resesif gangguan jauh lebih sering daripada perempuan. Karakteristik dari pewarisan terkait-X adalah ayah tidak bisa lewat sifat terkait-X untuk anak-anak mereka. Sekitar 70 persen pasien yang didiagnosis dengan XHIM telah mewarisi gangguan melalui ibu mereka, sekitar 30 persen kasus, bagaimanapun, disebabkan oleh mutasi baru. Wanita yang membawa gen cacat memiliki kesempatan 50 persen menyerahkannya kepada anak-anak mereka, tetapi tidak terpengaruh diri dengan gangguan tersebut. Anak-anak perempuan pembawa memiliki risiko 50 persen membawa gen yang rusak kepada generasi berikutnya. Gejala Gejala-gejala sindrom hiper-IgM biasanya menjadi nyata setelah bayi enam bulan sampai satu tahun. Pada titik ini antibodi yang diterima dari ibu selama kehamilan tidak lagi hadir dalam darah bayi. Anak mengembangkan serangkaian telinga parah, tenggorokan, atau dada infeksi yang tidak jelas dengan pengobatan antibiotik standar. Lain tanda peringatan dini adalah berulang atau kronis diare . Selain itu, anak mungkin memiliki lebih dari satu infeksi pada saat yang sama. Yang paling umum tanda gejala, bagaimanapun, adalah PCP, bahkan, frekuensi Pneumocystis carinii pneumonia pada anak-anak dengan sindrom hyper-IgM adalah petunjuk yang berguna bagi ahli genetika mencari mutasi yang menyebabkan gangguan tersebut. Jenis Lima jenis telah ditandai:

Hyper-IgM jenis sindrom 1 , ditandai dengan mutasi CD40LG gen. Pada tipe ini, sel T tidak dapat memberitahu sel B untuk beralih kelas. Hyper-IgM sindrom tipe 2 , yang ditandai dengan mutasi AICDA gen. Pada tipe ini, sel B tidak dapat bergabung kembali materi genetik mengubah rantai berat produksi, yang merupakan langkah yang diperlukan dalam switching kelas. Hyper-IgM sindrom tipe 3 , ditandai dengan mutasi CD40 gen. Pada tipe ini, sel B tidak dapat menerima sinyal dari sel T untuk beralih kelas. Hyper-IgM jenis sindrom 4 , yang cacat dalam kelas beralih rekombinasi hilir AICDA gen yang tidak merusak somatik Hyper Mutasi. [1] Hyper-IgM sindrom tipe 5 , yang ditandai dengan mutasi UNG gen. Pengobatan Intravenous Immunoglobulin (IVIG) Terapi Immunoglubulin intravena (IVIG) telah menjadi andalan pengobatan untuk sejumlah immunodeficiencies primer sejak pertama kali disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) di awal tahun 1980. IVIG melibatkan infus imunoglobulin yang berasal dari plasma darah yang disumbangkan langsung ke pasien aliran darah sebagai perlindungan terhadap infeksi. Dalam kasus anakanak dengan XHIM, IVIG diberikan untuk menggantikan antibodi IgG hilang dan untuk mengurangi atau menormalkan tingkat IgM. IVIG infus biasanya diberikan setiap tiga sampai empat minggu untuk sisa hidup pasien. Mereka dapat diberikan dalam rawat jalan klinik atau di rumah pasien. Pasien dengan neutropenia dapat diobati dengan G-CSF (Neupogen), protein yang diberikan melalui suntikan yang merangsang tubuh untuk menghasilkan lebih banyak neutrofil. Terapi IVIG adalah satu-satunya pengobatan yang efektif untuk ARHIM sejak awal 2000-an. Antibiotik Anak laki-laki didiagnosis dengan XHIM diberikan antibiotik sebagai profilaksis (pencegahan) pengobatan untuk melindungi mereka terhadap Pneumocystis carinii pneumonia. Mereka biasanya dimulai pada rejimen dari kotrimoksazol ( Bactrim atau Septra) segera setelah mereka didiagnosis. Transplantasi Sumsum Tulang

Sebuah pengobatan selanjutnya untuk XHIM adalah transplantasi sumsum tulang (BMT), yang juga disebut sebagai sel induk hematopoietik transplantasi (HSCT). Hal ini dianggap menjadi obat untuk gangguan immunodeficiency primer. Meskipun BMT telah dilakukan pada anak dengan gangguan imunodefisiensi parah sejak tahun 1980-an, itu biasanya terbatas pada mereka dengan harapan hidup terbatas karena komplikasi yang terkait dengan transplantasi. Beberapa kemajuan sejak akhir 1990-an, bagaimanapun, telah membuat bentuk pengobatan yang lebih layak untuk anak-anak dengan XHIM. Kemajuan ini termasuk baik pencocokan donor potensial dan penerima melalui jaringan mengetik lebih akurat dan teknik bedah ditingkatkan. Pada tahun 2004, bagaimanapun, dokter merekomendasikan bahwa anak laki-laki dengan XHIM diberikan BMT sebelum infeksi yang signifikan atau kerusakan organ terjadi. Bentuk pengobatan ini tidak dianjurkan untuk pasien yang sudah memiliki tanda-tanda kerusakan hati.

Sumber terbaik dari tulang sumsum untuk transplantasi adalah saudara kandung anak yang terkena dampak. Mereka akan menjadi jaringan-diketik untuk menentukan apakah sumsum tulang mereka memiliki antigen leukosit manusia yang sama (HLA) sebagai anak yang terkena dampak. antigen leukosit manusia ditentukan protein yang memungkinkan tubuh untuk membedakan antara sel sendiri dan orang-orang dari sumber luar genetik. Semakin dekat pertandingan HLA antara sumsum tulang donor dan penerima, semakin rendah kemungkinan bahwa tubuh penerima akan menolak transplantasi jaringan. Selain saudara, pilihan lain adalah sumsum tulang dari salah satu orang tua, yang berbagi setengah antigen HLA anak yang terkena dampak. Dengan perluasan pendaftar sumsum tulang sejak awal 2000-an, juga memungkinkan untuk menggunakan sumsum tulang dari donor yang tidak berhubungan yang jaringan erat cocok dengan anak yang terkena dampak. Ini disebut cocok donor yang tidak berhubungan (MUD) transplantasi. Yang paling sukses transplantasi sumsum tulang pada anak-anak hiper-IgM, bagaimanapun, telah menggunakan sumsum disumbangkan oleh saudara HLA-identik.

Darah Tali Stem Cell Transplantation

Pendekatan lain untuk transplantasi sebagai obat untuk sindrom hiper-IgM adalah penggunaan sel induk dari darah tali pusat. Teknik ini pertama kali digunakan untuk gangguan immunodeficiency pada tahun 1988. Sel induk adalah

terdiferensiasi sel prekursor yang putrinya sel dapat berdiferensiasi menjadi selsel lebih khusus. Sel induk yang digunakan untuk transplantasi diambil dari darah yang dikumpulkan dari bayi tali pusar atau plasenta (ari-ari) pengiriman segera setelah. Cord darah dari saudara sehat dapat digunakan untuk transplantasi untuk mengobati pasien XHIM. Transplantasi sel induk dari darah tali memiliki dua keunggulan dibandingkan transplantasi sumsum tulang: mereka memiliki tingkat yang lebih rendah dari penolakan pada penerima, dan mereka dapat disimpan sebelumnya. Keluarga dengan riwayat gangguan immunodeficiency primer dapat menyimpan darah tali pusat di fasilitas penyimpanan pribadi untuk digunakan nanti jika diperlukan.

Pengobatan eksperimental dan Investigational

Peneliti telah menemukan bahwa pemberian buatan CD40 ligan ke tikus imunodefisiensi khusus dibiakkan meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat IgA dan IgG antibodi. The National Institutes of Health (NIH) adalah di awal 2000-an melakukan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan ini pada manusia.

Pada awal 2000-an, para peneliti di National Institutes of Health dan University of Pennsylvania sedang menyelidiki kemungkinan mengobati sindrom hiper-IgM dengan terapi gen. Terapi gen melibatkan penyisipan gen normal menjadi sel yang ditargetkan untuk menggantikan gen abnormal dengan cara molekul vektor atau pembawa. Vektor yang paling umum yang diubah secara genetik virus . Laporan penelitian ini dipublikasikan pada tahun 2004, bagaimanapun, menunjukkan bahwa terapi gen untuk sindrom hiper-IgM akan lebih rumit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan dari yang awalnya diharapkan.

Kekhawatiran Gizi

Keprihatinan gizi untuk anak-anak dengan XHIM berhubungan dengan infeksi pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare kronis. Risiko utama dengan diare kronis dehidrasi dan malnutrisi . Untuk mencegah dehidrasi , dokter

mungkin merekomendasikan diet cairan bening untuk bayi dan balita diare selama episode. Jika anak mampu menjaga cairan bening turun, susu atau diencerkan susu formula dapat diberikan. Anak dubur daerah harus dilapisi dengan petroleum jelly untuk mengurangi iritasi . Jika diare disebabkan oleh Cryptosporidium atau organisme menular lain, popok anak dan seprai harus dicuci secara terpisah dari sisa keluarga laundry , dan kamar mandi harus dibersihkan secara teratur dengan disinfektan .

Pencegahan Karena kedua bentuk sindrom hiper-IgM yang disebabkan oleh mutasi genetik, tidak ada cara untuk mencegah gangguan setelah anak lahir. Orang tua yang sudah memiliki anak dengan sindrom hiper-IgM atau yang berasal dari keluarga dengan riwayat gangguan immunodeficiency primer mungkin ingin mempertimbangkan konseling genetik dan prenatal tes genetik dengan kehamilan berikutnya. Ada juga beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk keluarga menurunkan risiko infeksi oportunistik dan komplikasi lain pada anak-anak yang terkena dampak. Tindakan pencegahan ini meliputi: Berlatih baik kebersihan , termasuk mencuci hati-hati tangan sebelum dan sesudah makan dan setelah menggunakan toilet. Lap tangan antibakteri dapat dikemas dengan makan siang sekolah anak. Pembersihan hati dari luka kecil atau goresan bahkan dengan antiseptik cair atau krim. Perawatan gigi yang tepat. Anak-anak dengan sindrom imunodefisiensi primer berada pada peningkatan risiko kerusakan gigi dan gangguan gusi serta sariawan dan mulut bisul. Menghindari penggunaan vaksin terbuat dari virus hidup ( campak , polio, gondok , rubella ). Vaksin dibuat dengan virus tewas harus diberikan secara teratur. Setelah pasokan air rumah diuji untuk kemungkinan kontaminasi oleh Cryptosporidium parvum. Menghindari toko ramai, teater, atau acara atletik selama flu musim.

Memberikan anak yang terkena dampak kamarnya sendiri jika mungkin. Setelah anggota keluarga yang lain bertanggung jawab utama untuk perawatan hewan peliharaan rumah tangga. Anak-anak dengan sindrom hiper-IgM sangat rentan terhadap infeksi dari gigitan binatang. Ig D (Immunoglobulin D) ditemukan pada tahun 1960 oleh Rowe dan Fahey, ketika mereka tiba-tiba menemukan protein meiloma yang secara antigenik dan kimiawi berbeda dengan imunoglobulin yang kemudian dikenal. Dalam tubuh IgD terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B Sifat Berdasarkan struktur, IgD hanya terdiri atas 1 pasang rantai berat Delta bersama rantai ringannya. Merupakan Ig yang terdaat pada permukaan limfosit B terutama pada neonatus dengan frekuensi jauh melebihi kadar relatif dalam serum, dimana IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah dalam sirkulasi yaitu kurang lebih 3 mg/100 ml darah dengan kadar normal 2 mg/100 ml darah. Rendahnya kadar IgD disebabkan oleh karena IgD tidak dilepas sel plasma dan sangat rentan terhadap degradasi oleh proses proteolitik. Seperti yang dijelaskan sebelumnya IgD merupakna komponen permukaan utama dari sel B dan petanda dari diferensiasi sel B yang lebih matang. Mekanisme Pengikatan dengan Antigen Mereka (Ig D) tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap antigen. Sel T yang dimaksud meliputi Th1 dan Th2. Dimana Th1 merangsang diferensiasi antibodi menjadi antibodi plasma dan antibodi memory, sedangkan Th2 mensintesis sel NK (Natural Killer). Fungsi IgD pada permukaan sel B adalah sebagai reseptor antigen. IgD tidak dapat melewati plasenta maupun memacu perangsangan komplemen/ pengikatan komplemen dan mempunyai aktivitas antibodi terhadap antigen berbagai makanan dan autoantigen seperti komponen nukleus. Fungsi lain IgD diduga dapat mencegah terjadinya toleransi imun bila sel dihadapkan pada antigen, teeapi belum jelas mekanismenya. Tambahan fungsi dari literatur lainnya IgD ditetapkan sebagai reseptor permukaan spesifik pada permulaan respon imun dan mengendalikan produksi autoantibodi sel B.

Note : komplemen adalah kumpulan sembilan protin plasma bukan antibodi yang diperlukan pada reaksi antigen-antibodi sehingga terjasi kerusakan jaringan atau kematian mikroba serta lisis sel. Kelainan Hyper sindrom IgD adalah kelainan genetik inflamasi yang ditandai dengan episode periodik demam yang berhubungan dengan gejala tambahan termasuk nyeri sendi, ruam kulit dan sakit perut. Kebanyakan episode berlangsung beberapa hari dan terjadi secara berkala sepanjang hidup. Frekuensi episode dan keparahan mereka sangat bervariasi dari kasus ke kasus. Hyper sindrom IgD disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengkode mevalonat kinase ( MVK ). Hal ini diwariskan dalam resesif autosomal cara. Tanda dan Gejalan Hyper sindrom IgD ditandai dengan demam tinggi periodik disertai dengan limfadenopati , sakit perut, diare, sakit kepala, nyeri sendi, hepatomegali dan / atau splenomegali , dan lesi kulit.Kebanyakan episode terakhir beberapa hari dan terjadi secara berkala sepanjang hidup. Frekuensi episode dan keparahan mereka sangat bervariasi dari kasus ke kasus. Serangan pertama biasanya terjadi pada masa bayi. Pasien mungkin tidak memiliki gejala antara serangan. Namun, pada beberapa pasien, serangan mungkin begitu sering bahwa gejala menetap. Penyebab Hyper sindrom IgD Hyper sindrom IgD disebabkan oleh mutasi pada gen pengkode enzim mevalonat kinase ( MVK ). Mutasi menyebabkan penurunan aktivitas enzim gen. Gen terletak di kromosom 12q24. Penurunan Sifat Hyper Sindrom IgD Hyper sindrom IgD diwariskan dalam resesif autosomal cara, yang berarti kedua salinan dari gen dalam setiap sel memiliki mutasi. Orang tua dari seorang individu dengan kondisi resesif autosomal masing-masing membawa satu salinan gen bermutasi, tetapi mereka biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala kondisi. Sekitar satu setengah dari pasien memiliki riwayat keluarga yang positif. Pengobatan Tidak ada obat untuk sindrom hiper IgD dan belum ada pengobatan didirikan. Manajemen difokuskan pada perawatan suportif. Beberapa pasien telah merespon dosis tinggi prednison. Simvastatin , Anakinria (sebuah IL-1 receptor antagonist) dan inhibitor TNF baru ini menunjukkan beberapa keberhasilan dalam

mengendalikan serangan inflamasi. Konsultasi dengan spesialis berikut ini mungkin membantu: dokter kulit, rheumatologist dan spesialis penyakit menular (untuk mengevaluasi demam periodik).

Tabel 3. Sifat dan kemampuan imunoglobulin dan fungsinya


Sifat Bentuk dalam serum (mg/ml) Aktifasi komplemen Transfer plasenta Ikatan dengan makrofag / Fc reseptor Ditemukan dalam jaringan eksresi eksternal IgA1,2 Dimer YY 3,5 IgD Monomer Y 0,03 IgE Monomer Y 0,00005 IgM Pentamer YYYYY 1,5 IgG1 Monomer Y 9 IgG2 Monomer Y 3 IgG3 Monomer Y 1 IgG4 Monomer Y 1,5

(-) (-) (-)

(-) (-) (-)

(-) (-) (-)

+++ (-) (-)

+++ + +

+ + (-)

+++ + +

(-) + (-)

Cairan mukus Dsb.

(-)

(-)

Cairan mukus dsb

Susu

Susu

Susu

Susu

No Nama

Ciri Ciri

Fungsi

- Berukuran kecil 1 Ig G - Terbentuk 2-3 bulan setelah infksi - Terdapat selama bertahun tahun 2 Ig A Melindungi selaput - Terdapat di ASI, seperti Ig mukosa (hidung, G mata, paru paru, usus) - terdapat di darah, getah bening dan permukaan sel B 3 Ig M - antibody pertama yg dibentuk tubuh jika ada infeksi (bakteri) - Terdapat di darah, getah bening, dan permukaan sel B - beredar di darah 5 Ig E - terlibat dalam reaksi alergi & respon infeksi parasit Merangsang pembentukan antibody oleh sel plasma, membantu sel T menangkap antigen Garis depan terhadap bakteri Antibakteri, antivirus, antitoksin, melindungi janin & bayi

Ig D

Daftar pustaka Anonim, 2013, Hyper IgM Sindrome, http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.answers.com/to pic/hyper-igm-syndrome&prev=/search%3Fq%3Dobat%2BHyperIgM%2BSyndrome%26client%3Dopera%26hs%3DPji%26rls%3Den%26channel %3Dsuggest, diakses Bellanti, Joseph. A., 1985, Imunologi III, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Djuanda, A., Mochtar, H., Siti, A., 2007, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Hyper IgD Syndrome. National Organization for Rare Disorders (NORD). 2006. http://www.rarediseases.org/rare-disease-information/rarediseases/byID/1169/viewAbstract., Diakses 20 September 2013 2013. Hyper-IgD Syndrome. Online Mendelian Inheritance in Man (OMIM). 2009. http://omim.org/entry/260920.Diakses 20 Septerber, 2013. Sativani, R., 2010, Struktur dan Fungsi Imunoglobulin, http://oryzasativa135rsh.blogspot.com/2010/06/struktur-dan-fungsi-imunoglobulin.html, diakses 19 September 2013. Shinawi M, Scaglia F. Hereditary Periodic Fever Syndromes. Medscape Reference. 2013. http://emedicine.medscape.com/article/952254-overview, Diakses 19 September 2013 Tri Falaq, 2010, Senjata Cerdas Antibody, http://tri-falaqtunggallistik.com/index.php?option=com_content&view=article&id=147&Itemid =123&limitstart=5, diakses 19 September 2013.

Anda mungkin juga menyukai