Anda di halaman 1dari 6

KOLORIMETRI

Kolorimetri adalah suatu metoda analisis kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan warna antara larutan sampel dan larutan standar, dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dengan detektor mata. Persyaratan larutan yang harus dipenuhi untuk absorbsi sinar tampak adalah larutan harus berwarna. Oleh karena itu metoda spektroskopi sinar tampak disebut juga dengan metoda kolorimetri dan alatnya disebut dengan kolorimeter. Kolorimeter didasarkan pada perubahan warna larutan yang sebanding dengan perubahan konsentrasi komponen pembentuk larutan. Oleh karena itu aspek kuantitatif merupakan tujuan pengukuran dengan metoda ini. Contohnya adalah larutan nitrit dibuat berwarna dengan pereaksi sulfanila-mida dan N-(1naftil)-etilendiamin. Prinsip dasar dari metoda kolorimetri visual adalah tercapainya kesamaan warna bila jumlah molekul penyerap yang dilewati sinar pada ke dua sisi larutan persis sama. Metoda ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum bewarna, namun dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa bewarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan. Syarat pewarnaan ini antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Warna yang terbentuk harus stabil Reaksi pewarnaan harus selektif Larutan harus transparan Kesensitifannya tinggi Ketepatan ulang tinggi Warna yang terbentuk harus merupakan fungsi dari konsentrasi Cara analisis ini merupakan bahwa tua atau mudanya suatu warna larutan zat atau senyawaan tergantung pada kepekatannya. Dalam visual kolorimetri biasanya dipakai cahaya putih dari matahari atau cahaya lampu biasa dan biasanya dipakai alat-alat pembanding yang sederhana yang disebut dengan color comparator atau pembanding warna. Bila sebagai pengganti ketajaman mata kita diganti dengan suatu photoelectric detektor maka alat itu disebut kolorimeter photoelectric. Metoda kolorimetri terbagi atas 2 bagian yaitu : 1. 2. Metoda kolorimetri visual : Menggunakan mata sebagai detektornya Metoda fotometri : Menggunakan fotosel sebagai detektornya

Metoda kolorimetri visual ini ada 4 macam yaitu : 1. Metoda Standar Seri (Metoda Nessler) Pada metoda ini dibuat sederetan larutan standar dan larutan sampel dalam tabung yang berukuran sama dengan jenis yang sama pula. Kemudian warna larutan sampel dibandingkan dengan salah satu warna dari larutan standar. 2. Metoda Kesetimbangan

Pada metoda ini dilakukan cara membandingkan larutan sampel dengan larutan standar yang didasarkan pada ketebalan larutan standar yang divariasikan.

3.

Metoda Pengenceran

Menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko. Konsentrasi standar diencerkan dengan blanko sampai tercapai kesamaan warna. Prinsip dasarnya : pada larutan standar ditambahkan blanko. 4. Metoda Standar Sintetis

Zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah komponen standar terhadap suatu larutan blanko sampai terjadi kesamaan warna. Prinsip dasarnya : pada blanko ditambahkan larutan standar. Metoda kesetimbangan terbagi atas 3 antara lain : 1. Sistem Silinder Hehner Terdiri dari sepasang silinder yang persis sama dengan kran yang ada di bawahnya. Umumnya bila tinggi kedua larutan sama, maka warnanya akan berbeda. Untuk itu pengamatannya dilakukan secara vertikal. Untuk mencapai kesamaan warna maka dilakukan dengan cara mengeluarkan larutan yang konsentrasinya lebih pekat. Dengan demikian akan memperpendek panjang jalan sinar pada permukaan larutan tersebut dan penyerapan menjadi berkurang. Akibatnya warna larutan keduanya akan sama. Dalam percobaan ini sistem silinder Hehner dimodifikasi dengan menggunakan 2 buah gelas ukur yang persis sama. Gelas ukur sampel tetap, sedangkan gelas ukur yang berisi larutan standar dihubungkan dengan labu ukur (yang juga berisi larutan standar) dengan menggunakan pipa U dan selang karet yang akan membentuk suatu sistem bejana berhubungan. 2. Bajerum Comperator

Pada alat ini untuk mencapai kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar dilakukan dengan cara menggeser larutan sampel disepanjang skala yang berada di atas bajerum comperator. Bajerum comperator ini merupakan suatu persegi panjang yang salah satu diagonalnya (diagonal depan) diisi dengan larutan standar dan diagonal yang lain diisi dengan larutan blanko. Pengamatan dilakukan secara horizontal. 3. Dubous Colorimeter

Pada alat ini kesamaan warna dicapai dengan cara mengatur atau mengubah jarak antara alas bejana dengan bagian bawah alat pelampung oplunger. Pengamatan dilakukan dengan mengamati splitfield. Kendala-kendala yang dihadapi pada metoda ini : 1. 2. 3. Reagen pewarna sulit didapat dan harganya mahal. Untuk mendapatkan warna spesifik dibutuhkan kondisi tertentu. Kepekaan detektor mata berbeda-beda.

Pemilihan prosedur kolormetri untuk penetapan zat akan bergantung pada pertimbangan sebagai berikut : 1. Metode kolorimetri seringkali akan memberikan hasil yang lebih tepat pada konsentrasi rendah dibandingkan prosedur titrimetri ataupun gravimetri padanannya. Selain itu prosedur kolorimetri lebih sederhana dilakukan daripada prosedur titrimetri ataupun gravimetri. 2. Suatu metode kolorimetri seringkali dapat diterapkan pada kondisi-kondisi dimana tidak terdapat prosedur gravimetri ataupun titrimetri yang memuaskan, misalnya untuk zat-zat hayati tertentu. 3. Prosedur kolorimetri mempunyai keunggulan untuk penetapan rutin dari beberapa komponen dalam sejumlah contoh yang serupa oleh dapat dilakukan dengan cepat.

http://organiksmakma3b30.blogspot.com/2013/04/kolorimetri.html

4.KOLORIMETRI
5. 6. 7.

8. Analisis cara kolorimetri berdasarkan kepeda perbandingan warna larutan yang konsentrasinya tidak diketahui, dengan larutan standar yaitu larutan yang diketahui konsentrasinya. Yang dimaksud dengan warna disini adalah semua warna mulai dari rentang inframerah hingga ultraviolet.berdasarkan intensitas warnanya, konsentrasi zat yang mempunyai warnasendiri dapat diukur. Untuk zat yang tidak berwarna, contoh kita jadikan suatu senyawaan yang berwarnadengan menambahkan pereaksi-pereaksi yang sesuai. Intensitas dari cahaya kemudian dibandingkan dengan suatu larutan standar yang telah diketahui kepekatannya. 9. Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan konsentrasi suatu zat dengan mengukur absorpsi relatif cahaya sehubungan dengan konsentrasi tertentu zat itu. Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya, dan penetapan biasanya dilakukan dengan suatu instrumen sederhana yang disebut kolorimeter atau pembanding (comparator) warna. Bila mata digantikan oleh sel fotolistrik instrumen ini disebut kolorimeter fotolistrik. Keuntungan utama metode kolorimeter adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menentukan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode kolorimeter pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2 persen. Penegmbangan kolorimeter fotolistrik yang tidak mahal menyebabkan cabang analisis kimia instrumental ini bahkan dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan yang kecil sekalipun.
10.

11. 1.
12.

Teori Kolorimetri

13.Bila suatu berkas cahaya polikromatik atau monokromatik dialirkanmelalui suatu media yang transparan (gas,cair,padat) maka sebagian cahaya akan : 14. 15. 16. Dipantulkan (reflected) Diserap media (absorbed) Dipancarkan (taransmitted)

17.Besarnya penyerap akan sebanding dengan tebalnya media dan kepekatan dari zat yang dilarutkan. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan/warna yang ada. 18.Bila: 19.I0 : Intensitas cahaya mula-mula 20.Ia : Intensitas cahaya yang diserap 21.Ir : Intensitas cahaya yang dipantulkan 22.It : Intensitas cahaya yang dipancarkan, 23.Maka : 24. 25. 26. 2.
27.

I0 = I a + I r + I t

Hukum-hukum yang melandasi Kolorimetri

28. Lambert (1760) 29.Menyelidiki hubungan terhadap Io dan It terhadap tebal media dan memberikan suatu hukum yang bunyinya : 30.Bila suatu cahaya monokromatik melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal media.
31.

32. Beer (1852) 33.Memberikan suatu hokum yang menunjukan hubungan antara I t dan Io terhadap kepekatan (C), yaitu : 34.Bila suatu cahaya monokromatis melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan (C).
35.

36. Gabungan Lambert-beer 37.Bila suatu cahaya monokromator melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang ditruskan sebanding dengan ketebalan dan kepekatan media.

38.

39. 3.
40.

Panjang Gelombang warna

41.Ultraviolet: <400 nm 42.Violet : 400-450 nm 43.Biru : 450-500 nm 44.Hijau : 500-570 nm 45.Kuning : 570-590 nm 46.Jingga : 590-620 nm 47.Merah : 620-760 nm 48.Inframerah : >760 nm
49.

50. Metode pengukuran maupun perbandingan warna Asas dasar kebanyakan pengukuran kolorimetrik terdiri dari perbandingan warna yang dihasilkan oleh zat dalam kuantitas yang tak diketahu dengan warna yang sama yang dihasilkan oleh kuantitas yang dikatahui dari zat yang akan ditetapkan itu. Ada enam metode yang biasa digunakan untuk mengukur atau membandingkan warna, yaitu: 51. a. Metode deret standar Metode ini dilakukan dengan membuat suatu deret larutan standar zat yang akan diketahui konsentrasinya dengan berbagai macam variasi konsentrasi. Kemudian larutan sampel dibandingkan dengan deret yang ada. Larutan dengan warna yang serupa secara eksak dengan standar memiliki konsentrasi sama dengan konsentrasi standar. b. Metode duplikasi Dibuat satu standar dengan konsentrasi yang telah diketahui. Kemudian sampel diberi reagen pewarna yang sama dengan standar hingga warnanya serupa. Metode ini hanyalah metode kira-kira namun cukup sederhana. c. Metode pengenceran Larutan standar dan sampel dimasukkan ke dalam dua tabung dengan ukuran yang sama kemudian dilakukan pengenceran sedikit demi sedikit terhadap larutan yang lebih pekat hingga warnanya sama. Metode sangat tidak tepat. d. Metode perimbangan Hampir sama dengan metode pengenceran, namun tabung yang digunakan Silibder Herner

e.

Metode fotometer fotolistrik Dalam metode ini mata manusia diganti oleh suatu sel footlistrk yanh sesuai. Instrumrn yang menggunkan fotolistrik mengukur penyerapan cahaya dan bukan warna zat sehingga instrumen ini lebih tepat bernama comparator fotlistrik. f. Metode spektrofotometer Inilah metode paling tepat dalam penentuan konsentrasi zat dalam suatu larutan. Namun memiliki harga yang cukup mahal untuk membeli atau menggunakannya. Hal mengenai spektrofotometer akan dibahas lebih dalam pada artikel-artikel berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai