Anda di halaman 1dari 70

PUSKESMAS CIMANGGIS

PENDAHULUAN
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan instrument yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menghilangkan risiko kecelakaan kerja.

Perumusan Masalah
Apakah U.D. Cipta Mandiri Abadi sudah menerapkan K3 dalam sistem kerjanya? Apakah di U.D. Cipta Mandiri Abadi terdapat data kecelakaan kerja? Apakah kecelakaan kerja dapat diminimalisir dengan penerapa Tujuan: Untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja U.D Cipta Mandiri Abadi sehingga produktivitas pekerja semakin mengalami peningkatan.

TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah ilmu (berupa teori) dan seni (berupa aplikasi) dalam menangani atau mengendalikan bahaya dan risiko yang ada di atau dari tempat kerja, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan atau keselamatan pada pekerja maupun masyarakat sekitar lingkungan kerja (Tjipto, 2009)

Aspek yang berkaitan dengan Kesehatan dan keselamatan kerja

Faktor faktor sumber bahaya adalah : Faktor fisik Faktor kimia Faktor biologi Faktor fisiologi Faktor psikologi

Aspek Fisik
Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai rangsangn-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki (Afry, 2011). Terdapat 2 hal yang menentukan kualitas suatu bunyi yaitu : 1. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau di sebut Herz (=Hz), yaitu jumlah dari golongan yang sampai ditelinga setiap detiknya. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi (Afry, 2011).

Intensitas yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang tepat dapat didengar dengan telinga normal (Afry, 2011). klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu : Mesin Vibrasi Pergerakan udara, gas dan cairan

Beberapa faktor terkait kebisingan yaitu: Frekuensi yang dapat didengar manusia 2020.000 Hz. Intensitas suara Amplitudo Kecepatan suara Panjang gelombang Periode Kekuatan suara Tekanan suara

Dampak Kebisingan terhadap Kesehatan Pekerja :


Gangguan Fisiologis Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala, pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit (Afry, 2011).

Gangguan Psikologis rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain (Afry, 2011).

Gangguan Komunikasi Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang (Afry, 2011).

Gangguan Keseimbangan Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual (Afry, 2011). Efek pada pendengaran tuli progresif apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz (Afry, 2011)..

Panas

Tekanan panas atau heat stress adalah batasan kemampuan penerimaan panas yang diterima pekerja dari kontribusi akibat melakukan pekerjaan, faktor lingkunga (seperti temperatur udara, kelembaban, perge rakan udara, dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan (ACGIH, 2001).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Panas Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai dengan pengeluaran keringat yang meningkat, penurunan denyut nadi, dan suhu tubuh sebagai akibat pembentukan keringat. Untuk aklimatisasi terhadap panas ditandai dengan penurunan frekuensi denyut nadi dan suhu tubuh.

Umur Menurut WHO, daya tahan seseorang terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lebih lambat keluar keringatnya dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Orang yang lebih tua memerlukan waktu yang lama untuk mengembalikan suhu tubuh menjadi normal setelah terpapar panas. Nadi maksimal dari kapasitas kerjayang maksimal berangsur-angsur menurun sesuai dengan bertambahnya usia.

Gizi (Nutrition) Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001).

Kelainan atau gangguan yang tampak secara klinis akibat gangguan tekanan panas,dibagi atas 4 kategori dasar yaitu a. Millaria Rubra (Heat Rash) b. Kejang Panas (Heat Cramps) c. Kelelahan Panas (Heat Exhaustion) d. Sengatan Panas (Heat Stroke)

Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia

efek getaran pada tangan ini dapatdijelaskan sebagai berikut:


Kelainan pada peredaran darah dan persyarafan (vibration white finger ), Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang. Efek ini disebut sebagai sindroma getaran tangan lengan ( Hand Vibration Arm Syndrome =HVAS) yang terdiri atas efek vaskuler-pemucatan episodik, yang bertambah parah pada suhu dingin (fenomenaraynaud ) dan efek neurologik yang mengalami kesemutan total dan baal.

Penerangan / pencahayaan

Salah satu faktor fisik yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat di tempat kerja yaitu penerangan. Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhankeluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan (Sumamur, 2009).

Faktor Biologi
Bakteri Virus Protozoa Jamur Cacing Tumbuh-tumbuhan Binatang-binatang

Faktor Kimia
Sifat Lingkungan Kerja Kimia : Aerosol (partikel) Partikel dapat diklasifikasikan: i. Debu diudara (airbon dust) ii. Kabut (mist) iii. Asap (fume)

Non Partikel dapat diklasifikasikan: Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan

bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut : (Slemet, 2009)
Bahan Kimia Beracun (Toxic) Bahan Kimia Korosif (Corrosive) Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable). Bahan Kimia Peledak (Explosive) Bahan Kimia Oksidator (Oxidation) Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances) Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) Gas Bertekanan (Compressed Gases) Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Penyakit yang ditimbulkan dari Aspek Kimia


Iritasi Asfiksia Pneumoconiosis Kanker Keracunan Kehilangan kesadaran dan mati rasa.

Aspek-Aspek Ergonomi

Faktor Manusia
Antropometri

Sikap Tubuh Dalam Bekerja

Faktor Manusia
Umur
Internal factor jenis kelamin kekuatan otot bentuk dan ukuran tubuh

Human Centered Design


Penyakit Gizi External factor Lingkungan kerja Sosial ekonomi Adat istiadat

Antropometri
Anatomi dan gerak

Antropometri
Biomekanik kerja Penginderaan

Kemampuan
kelima indra manusia

Fisiologi Bidang Kajian Ergonomi

Rekayasa dan Teknologi

Psikologi

HASIL PENGAMATAN
UD. Cipta Mandiri Abadi merupakan produsen dari Jahe Merah Amanah yang saat ini memiliki tiga varian produk yaitu Jahe Merah Super, Jahe Merah Mix dan Kopi Jahe. Perusahaan UD Cipta Mandiri Abadi merupakan perusahaan perorangan yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Wandi pada tahun 2007 dan memproduksi produk minuman instan berbahan jahe merah.

Struktur organisasi perusahaan pada UD Cipta Mandiri Abadi adalah berdasarkan kepercayaan dan kekeluargaan. U.D. Cipta Mandiri Abadi memilki alur produksi yang terdiri dari 7 alur produksi dengan jumlah pekerja yang berbeda setiap alurnya. Penyiapan bahan baku : 1 orang Penggilingan jahe : 2 orang Pengolahan (jahe di rebus) : 24 orang Pengayakan jahe : 2 orang Pengepakan jahe (dalam karung) & penimbangan : 2 orang Pengepakan jahe dalam kemasan : 17 orang Distribusi jahe : 5 orang Rata-rata tingkat pendidikan para pekerja di UD Cipta Mandiri Abadi ini merupakan tamatan SMP & SMA. Tidak ada pembagian kerja (shift), setiap pekerja memulai waktu kerjanya dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Bahan Baku dan Alat / Mesin Produksi


Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat serbuk jahe di UD Cipta Mandiri Abadi adalah jahe merah. Bahan tambahan yang dibutuhkan adalah gula merah, gula pasir, jinten, jahe merah, gingseng, secang, susu atau kopi sebagai tambahan.

Jumlah Produksi
Hasil produksi minuman jahe dalam kemasan yang dihasilkan setiap hari di UD Cipta Mandiri Abadi berkisar antara - 1 ton produk minuman jahe dalam kemasan.

Gambaran secara umum ruang kerja:


Luas Bangunan adalah 1.530 meter persegi terdiri dari ruang kantor, packing, dan gudang 1.030 meter persegi serta ruang produksi 500 meter persegi yang berada di luar gedung utama.

Alur Produksi

Pasokan Bahan Baku

Gudang Penyimpanan

Dapur (Pengolahan)

Pengemasan

Distribusi

Sanitasi Umum

Secara umum, kebersihan lingkungan pabrik masih sangat kurang. Ruang perendaman, penggilingan, perebusan, pengayakan jahe Ruang pengemasan

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Perusahaan


Pada proses produksi, program K3 yang ada dirasakan kurang dan tidak berjalan. Sebagian pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja. Peraturan-peraturan dan tanda-tanda keselamatan (safety sign) tidak ditemukan. Tidak dilakukan check up berkala pada pekerja, pemeriksaan hanya dilakukan ketika pekerja sakit.

Identifikasi Bahaya Potensial Terhadap Kesehatan Berdasarkan alur produksi

Kecelakaan kerja Penyakit akibat kerja Penyakit akibat hubungan kerja

Pasokan Bahan baku


Faktor Fisik : Pekerja juga tidak menggunakan APD seperti masker, sarung tangan dan sepatu khusus; Faktor Kimia : Faktor Ergonomis: Posisi tubuh pekerja saat mengangkat jahe tidak dalam posisi yang benar Faktor Biologi : -

Gudang penyimpanan bahan baku


Faktor Fisik : Pekerja juga tidak menggunakan APD seperti masker, sarung tangan dan sepatu khusus; Faktor Kimia: Faktor Ergonomis : Posisi tubuh pekerja saat mengangkat jahe tidak dalam posisi yang benar Faktor Biologi: -

Dapur (pengolahan)
Perendaman jahe Faktor Fisik :Kolam tempat perendaman jahe agak licin, banyak ditemukan kulit kulit jahe berserakan di lantai, lantai masih dari tanah yang basah karena saluran air tidak lancar. Faktor Kimia : Faktor Ergonomis :Posisi tubuh pekerja saat mengangkat jahe yang akan direndam dan saat mengangkat jahe untuk diparut tidak dalam posisi yang benar; Jahe yang diangkat tidak ditimbang terlebih dahulu sehingga bisa terjadi kemungkinan beban jahe yang diangkat melebihi standar beban. Faktor Biologi :Kondisi lingkungan yang basah bisa menimbulkan pertumbuhan jamur jari kaki pekerja.

Penggilingan jahe
Faktor Fisik :mesin parutan yang menimbulkan suara bising bekerja selama 8 jam per hari; pekerja juga tidak menggunakan APD sehingga berisiko terkena penggilingan jahe; banyak sampah jahe berserakan di lantai; Tidak ditemukan instruksi secara tertulis tentang cara pengoperasian alat penggilingan dan pemerasan jahe. Faktor Kimia : Faktor Ergonomis : Posisi pekerja lebih banyak berdiri, berlangsung selama 4 jam yang diselingi dengan membungkuk saat mengambil jahe dari keranjang. Faktor Biologi: -

Perebusan jahe Faktor Fisik :Suhu yang panas saat merebus jahe; ruangan yang lembab dan panas dapat menyebabkan para pekerja sulit untuk bernapas; Faktor Kimia : Faktor Ergonomis :Posisi pekerja membungkuk dengan membentuk sudut 90 terhadap sumbu badan, saat mengaduk-aduk jahe yang direbus di dalam wajan besar berdiameter 70 cm. Terdapat 5 wajan untuk diaduk per hari dengan waktu perebusan jahe tiap wajan selama 45 menit dan waktu pengadukan setiap wajan selama 15 menit. Faktor Biologi :Ruangan lembab dapat menyebabkan pertumbuhan jamur pada sela-sela bagian tubuh.

Pengayakan Faktor Fisik : Suhu yang panas saat merebus jahe; ruangan yang lembab dan panas dapat menyebabkan para pekerja sulit untuk bernapas; Faktor Kimia : Faktor Ergonomis : Posisi pekerja saat mendorong wadah ayakan besar adalah membungkuk dengan membentuk sudut 60 terhadap sumbu tubuh. Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang pekerja saling berhadapan dan saling melakukan gerakan tarik menarik secara bergantian. Posisi tersebut berlangsung terus menerus selama 30 menit dengan diselingi waktu istirahat selama 30 menit dengan total waktu bekerja 5 jam. Posisi seperti ini dapat menyebabkan nyeri pada lengan, pinggang dan punggung serta dapat pula mengakibatkan trauma rudapaksa. Faktor Biologi :Ruangan lembab dapat menyebabkan pertumbuhan jamur pada sela-sela bagian tubuh.

Pengemasan
Faktor Fisik : Tempat kerja yang pengap dan panas Faktor Kimia : Faktor Ergonomi : Posisi pekerja duduk membungkuk dilantai, posisi kepala 300 dari sumbu tubuh. Leher berada dalam posisi melengkung dan statis. Posisi seperti ini dipertahankan selama 4 jam; Tidak ada sandaran punggung, tulang belakang yang melengkung memberi beban kepada diskus intervertebra atau tarikan berlebihan pada ligamen tulang belakang. Faktor Biologi : Faktor Psikis : Waktu kerja seharian penuh dari jam 08.00-17.00, pekerjaan monoton.

Distribusi
Faktor Fisik : Faktor Kimia : Faktor Ergonomis: Jalur evakuasi barang produksi ke ruang penyimpanan tidak rata, banyak bebatuan Faktor Biologi : -

Tanggapan dalam identifikasi resiko akibat kerja :


Perusahan harus memperhatikan keselamatan pekerja Perusahaan harus memperhatikan higienitas produknya

Keterangan : Tidak adanya data kesehatan kerja yang menjelaskan kondisi pekerja sebelum bekerja dipabrik ini, membuat kesimpulan tentang penyakit akibat hubungan kerja tidak bisa kami deteksi.

PEMBAHASAN
Bahaya potensial yang harus diperhatikan U.D Cipta Mandiri Abadi adalah pada masalah faktor fisik, faktor biologik, ergonomic dan faktor psikis pekerja.

Faktor Fisik
Kebisingan Tempat penggilingan bahan baku merupakan daerah yang bising dimana faktor fisika yang mengganggu kesehatan kerja karyawan pabrik U.D Cipta Mandiri Abadi adalah suasana yang bising diakibatkan oleh kegiatan penghalusan bahan tambahan menggunakan mesin. Suara mesin yang dihasilkan cukup mengganggu aktivitas komunikasi antar pekerja. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan pendengaran dapat diberikan alat pelindung diri contohnya ear plug atau ear phone.

Panas Suhu ruang meningkat pada saat produksi jahe yaitu pada saat memasak. Pada saat memasak terdapat 20 alat masak yang digunakan sehingga suhu ruangan didalam dapur meningkat. Suhu didalam ruangan tidak diketahui secara akurat karena tidak ada termometer yang dipasang di dalam dapur. Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu pada bagian prouksi U.D Cipta Mandiri antara lain dengan pemasangan hexos untuk menyerap debu, uap panas dan asap. Kemudian menanam pohon disekita dapur agar merindangi dapur. Disarankan memasang termometer untuk mengetahui ukuran suhu yang akurat.

Penerangan dan Pencahayaan Penerangan pada semua bagian ruangan di U.D. Cipta Mandiri Abadi sudah cukup baik, pada ruangan terdapat cukup ventilasi yang memungkinkan cahaya dapat masuk dengan baik ke dalam ruangan. Dan aktivitas produksi dilakukan pada siang hari, jadi cahaya matahari dapat masuk dan menerangi ruangan tersebut. Sehingga tidak ada intervensi pencahayaan yang perlu dilakukan.

Getaran Getaran banyak terjadi pada proses penggilingan jahe dan bumbu rempahrempah, pengayakan bumbu halus sebagai bahan baku dan bahan tambahan dimana pada bagian penggilingan jahe dan bumbubumbu. Untuk intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi getaran yang ditimbulkan kegiatan tersebut maka dapat digunakan sarung tangan, atau alat peredam getar seperti busa.

Bau-bauan Pada U.D mandiri Abadi, bagian produksi terdapat bau-bauan yang menyengat yaitu pada bagian penghalusan bahan-bahan tambahan seperti habattusauda, cengkeh, kopi. Bahan-bahan tersebut mempunyai bau yang kuat sehingga dapat mempengaruhi penciuman. Dari hal ini dapat diberikan intervensi menggunakan alat pelindung diri berupa masker.

Faktor Kimiawi
Bahan Kimia Pada Pabrik jahe U.D Cipta Mandiri Abadi tidak menggunakan bahan kimia apapun, semua bahan menggunakan bahan organik. Oleh karena itu, pada pabrik ini tidak ditemukan risiko bahaya dari aspek kimia.

Faktor Ergonomi

Pada proses perendaman jahe terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan : Posisi mengangkat, mendorong, menarik, dengan tenaga yang kuat dan melibatkan seluruh anggota badan akan menyebabkan nyeri punggung ataupun kelainan pada daerah punggung. Menurut fungsi ergonomis sesuai teori, karena pekerja adalah seorang laki laki dewasa, maka beban yang seharusnya diangkat berkisar antara 45 55 kg. Saran yang dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya masalah kesehatan akibat ergonomi antara lain : Mengurangi berat barang yang akan diangkat dengan merubah ukuran beban perunit. Mengurangi peregangan dengan mengubah alat, misalnya barang tidak diangkat melainkan dipindahkan dengan menggunakan trolley. Pada proses pengangkatan juga sebaiknya mengikuti cara pengangkatan yang ergonomis.

Pada proses penggilingan dan pemerasan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan: Disarankan agar pada lokasi bekerja diberikan instruksi tertulis mengenai cara pengoperasian alat serta aturan keamanan pemakaian alat, tombol tombol pengoperasian diperjelas. Di bagian penggilingan jahe, posisi pekerja berada dalam posisi berdiri. Oleh karena itu diupayakan agar tinggi landasan berada pada 10 15 cm di bawah siku. Sedangkan pada bagian pemerasan jahe, posisi pekerja juga berdiri dan jenis pekerjaannya berupa pekerjaan dengan penekanan. Oleh karena itu tinggi landasan diupayakan berada 15 40 cm di bawah tinggi siku berdiri. Waktu bekerja para pekerja hanya 4 jam, oleh karena itu pekerja disarankan agar beristirahat jika merasa lelah saja.

Jika memungkinkan, minimalisasikan ketinggian beban yang diangkat ke tempat yang dituju. Untuk ini, dapat digunakan meja atau alat lainnya. Pada saat jahe digoyangkan, pekerja disarankan agar menggoyangkan keranjang dengan posisi tidak terlalu membungkuk namun denganposisi membentuk sudut 30 dari sumbu tubuh. Hal ini dapat mengurangi beban pada tulang belakang dan pinggang serta mencegah cidera pada bagian tersebut. Apabila memungkinkan proses ini dapat dibantu dengan menggunakan alat bantu mekanik. Dikarenakan waktu bekerja para pekerja hanya 3 jam makapekerja disarankan agar beristirahat secukupnya saja atau apabila dirasakan nyeri pada punggung.

Pada proses perebusan, pengayakan dan penimbangan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan: Posisi pekerja membungkuk saat mengaduk jahe yang telah menjadi padat dan mengering. Disarankan agar dibuatkan tempat khusus untuk proses perebusan dimana posisi kompor berada lebih tinggi danposisi pekerja berdiri serta diupayakan agar posisi landasan/kompor berada 15 40 cm di bawah tinggi siku berdiri.

Diupayakan agar disediakan alat pengaduk jahe yang mempunyai diameter 30 40 mm dan panjang 23 cm atau yang sesuai dengan ukuran tangan pekerja. Dikarenakan pada proses ini pekerja terpapar langsung dengan suhu yang tinggi, disarankan agar disediakan sistem pembuangan panas yang efektif atau dengan memperbanyak ventilasi udara alami.14

Posisi tubuh pekerja pada proses pengayakan dapat dimodifikasi dengan mengubah posisi tubuh menjadi 450 yaitu dengan meninggikan alat pengayakan sehingga didapatkan posisi yang ergonomis untuk para pekerja. Hendaknya para pekerja selalu mengenakan sarung tangan dan menyesuaikan tenaga saat dilakukan tarikan dan dorongan agar tidak terjadi trauma rudapaksa pada salah satu pekerja. Jika memungkinkan proses ini digantikan dengan alat/mesin otomatis.

Disarankan agar para pekerja berisitirahat apabila mengalami kelelahan. Pada proses pengemasan sementara, disarankan agar jahe yang telah di ayak ditempatkan dalam posisi/ketinggian yang sama dengan wadah pengemasannya (karung). Ini dapat dilakukan dengan membuat tempat/alatkhusus untuk menaruh jahe pada ketinggian yang sama dengan wadah pengemasannya. Oleh karena jenis pekerjaan ini merupakan jenis pekerjaan ringan, diupayakan landasan berada 10 15 cm di bawah siku.15Hal ini bertujuan agar pekerjaan dapat berjalan lebih lancar, mencegah timbulnya kelelahan pada pekerja, jatuhnya jahe saat ingin dikemas dan meningkatkan efektifitas dari proses pemindahan ini.

Pada proses penimbangan, diupayakan juga agar alat timbangan berada dalam ruangan yang sama dan dengan ketinggian yang sama seperti proses pengemasan sementara. Pada proses pemindahan ke tempat dimana jahe akan dikemas ke dalam kemasan jadi (berukuran lebih kecil, disarankan agar karung karung jahe diangkut menggunakan gerobak pendorong atau alat lain yang mempunyai roda. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada produk dan mengurangi resiko kecelakaan pada pekerja.15

Penting juga untuk membuat rute khusus yang bebas hambatan/halangan untuk pengiriman ke ruang pengemasan agar pekerjaan menjadi lebih efektif. Disarankan agar memakai roda yang berbahan karet dan berukuran besar untuk memindahkan barang melalui jalur yang tidak rata. Apabila tidak memungkinkan disediakan gerobak pendorong maka dapat juga diangkat dengan bantuan alat dimana beban dibagi rata pada dua pundak pekerja. Hal ini bertujuan agar pekerja tidak cepat lelah bila dibandingkan mengangkat beban pada satu sisi tubuh saja. Pekerja disarankan beristirahat bila merasa lelah

Pada proses pengemasan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan Disarankan agar ruang kerja dimodifikasi dan para pekerja melakukan pekerjaannyadi atas meja serta diberi kursi untuk duduk yang disesuaikan dengan standart postur tubuh pekerja. Gerakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelelahan

Pada proses penyimpanan ada hal yang perlu diperhatikan: Jalur pengiriman barang dari produksi ke bagian penyimpanan seharusnya bebas dari hambatan apapun dan jika memungkinkan diratakan/di semen. Hal ini bertujuan agar waktu pengiriman berjalan efisien dan pekerja tidak cepat lelah.

Faktor Biologi
Jamur

Keadaaan pabrik Jahe U.D. Cipta Mandiri Abadi pada bagian pencucian jahe terlihat bahwa pencucian jahe dari tanah maupun lumpur yang masih melekat pada jahe. Mencuci pun menggunakan air yang cukup banyak. Pada bagian pencucian jahe tempat dan kondisi lantai sangat basah dan lembab. Pekerja pada pencucian jahe pun tidak menggunakan sepatu khusus anti air maupun sarung tangan, pekerja bekerja sekitar 7 hingga 9 jam setiap harinya dimana kondisi tangan dan kaki pasien dalam kondisi basah dimana tangan dan kaki yang basah sangat baik untuk pertumbuhan bagi jamur. Oleh sebab itu untuk mengatasi dari pemaparan air yang lama dan kondisi tubuh yang basah pekerja harus menggunakan sepatu dan sarung tangan yang anti air dan pekerja harus rajin untuk mengeringkan tangannya saat selesai mencuci jahe.

Cacing
Pada pabrik jahe U.D. Cipta mandiri abadi pada alur produksi pencucian jahe dimana jahu tersebut harus dibersihkan dari tanah yang menempel pada badan jahe. Disini dimana pekerja tidak menggunakan sarung tangan untuk memindahkan jahe ke kolam pencucian. Tangan pekerja langsung berkontak dengan jahe yang banyak sekali melektnya tanah. Ini adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan pekerja menderita penyakit cacingan karena cacing dapat menginfeksi langsung dengan cara langsung menginvasi langsung ke jaringan kulit. Oleh sebab itu pekerja harus menggunakan sarung tangan agar terhindar dari infeksi cacing.

KESIMPULAN
Sebenarnya pihak staf dari pabrik sudah mengurangi timbulnya PAK, PHAK, dan Kecelakaan akibat kerja dengan cara membuat peraturan yang mewajibkan pegawainya memakai APD saat sedang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan proses produksi di pabrik minimnya kesadaran dari pihak pegawai untuk mematuhi peratutan tersebut, walaupun sampai saat ini di pabrik jahe belum pernah ada yang mengalami PAK, PHAK ,dan Kecelakaan kerja.

SARAN
Saran yang bisa kami berikan adalah sebaiknya untuk meningkatkan kesadaran pegawai agar, para pegawai dengan senang hati mematuhi peraturan tersebut adalah dengan cara memberikan sanksi yang tegas pada pasien yang melanggar peraturan yang diberikan oleh pihak perusahaan, dan sebaiknya pihak perusahaan melakukan metode promotif dan preventif agar pegawai dapat sadar akan pentingnya K3.

Anda mungkin juga menyukai