Anda di halaman 1dari 16

PRESENTASI KASUS

VESIKOLITHIASIS

Disusun oleh : Arini Dewi S Bangkit Pank B G1A2120 G1A212050

Pembimbing : dr. Tri Budiyanto, Sp.U

SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL PURWOKERTO 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul :


VESIKOLITHIASIS

Pada Tanggal : 31 Juli 2013

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kegiatan Kepaniteraan Klinik di SMF Bagian Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun oleh : Arini Dewi S Bangkit Pank B G1A2120 G1A212050

Pembimbing :

dr. Tri Budiyanto, Sp.U

BAB I LAPORAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Latar Belakang Secara teoritis batu dapat terbentuk diseluruh saluran kemih terutama pafda tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (stasis urin), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukkan batu. Faktor resiko Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan idiopatik. Secara epidemiologis terdapat beberapa factor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsic yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsi yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya (Purnomo, 2003) Faktor intrinsic antara lain herediter (keturunan), Umur : Penyakit ini sering didapatkan pada usia 30-50 tahun, Jenis kelamin : jumlah pasien lakilaki lebih banyak dari pasien perempuan. Faktor ekstrinsik yaitu Geografi, pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu). Iklim dan temperatur, Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi. Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih. Dan penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas (Purnomo, 2003) B. Anatomi Vesika Urinaria Vesika urinaria atau yang sering disebut kandung kemih merupakan tempat menampung urin yang berasal dari ginjal mellalui ureter, untuk

selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sfingter. Vesika urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain (Netter, 2006)

Gambar 1. Anatomi Vesika Urinaria Pada laki-laki terletak di bagian anterior dari rectum sedangkan pada wanita terletak di sebelah anterior vagina dan uterus. Kandung kemih memiliki tiga bentuk membuka pada daerah triangular yang disebut sebagai trigone. Pada saat kosong, vesika urinaria akan terlihat kolaps dan akan tampak rugae-rugae. Apabila terisi penuh kandung kemih akan menegang dan rugae akan menghilang. Bentuk, ukuran dan posisi vesika urinaria bervariasi tergantung dari jumlah urine yang terdapat di dalamnya. Secara umum volume kandung kemih berkisar antara 350 500 ml. Fungsi dari kandung kemih ialah menampung urine yang dialirkan oleh ureter dari ginjal dan dibantu uretra kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar tubuh. (Netter, 2006) Vaskularisasi Vesika Urinaria: a. A. Vesicalis Superior cbg dari A. Hypogastrica b. A, Vesicalis Inferior cbg dari A. Hypogastrica

Persarafan Vesika Urinaria: Oleh saraf otonom para sympatic yang berasal dari N. Splanchnicus Pelvicus (sacral 2-3-4) dan saraf simpatis ganglion symphaticus (Lumbal 1-23) (Netter, 2006). C. Definisi Vesicolithiasis adalah keadaan dimana terdapat batu di bagian bawah traktus urinarius biasanya disebabkan oleh diet protein non hewani. Sedangkan yang bagian atas disebabkan oleh diet protein hewani. Batu dapat berasal dari vesika urinaria disebut batu primer; atau berasal dari ginjal disebut batu sekunder (Purnomo, 2008). Pada umumnya komposisi batu kandung kemih terdiri dari : batu infeksi (struvit), ammonium asam urat dan kalsium oksalat. Batu kandung kemih sering ditemukan secara tidak sengaja pada penderita dengan gejala obstruktif dan iritatif saat berkemih dan tidak sering datang dengan keluhan disuria, nyeri suprapubik, hematuria dan buang air kecil berhenti tiba-tiba (Purnomo, 2008).

Gambar 2. Anatomi Sistem Urologi

D. Etiologi Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih adalah : 1. Faktor Endogen: Faktor genetik, pada hiperkalsiuria, hipositraturia, hiperurikosuria, dan hiperoksalouria. 2. Faktor Eksogen, Faktor lingkungan, pekerjaan, infeksi dan jenis cairan yang diminum, faktor diet juga dapat berperan penting dalam mengawali pembentukan batu (Sjabani, 2006) E. Patogenesis Penyebab spesifik dari batu kandung kemih adalah bisa dari batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan) dapat memicu pembentukan batu kemih seperti asam sitrat memacu batu kalsium oksalat. Aksi reaktan dan intibitor belum di kenali sepenuhnya dan terjadi peningkatan kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat akan terjadinya batu disaluran kemih. Adapun faktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih, mencangkup infeksi saluran ureter atau vesika urinari, stasis urine, priode imobilitas dan perubahan metabolisme kalsium. Telah diketahui sejak waktu yang lalu, bahwa batu kandung kemih sering terjadi pada laki-laki dibanding pada wanita, terutama pada usia 30-50 tahun serta pasien yang menderita infeksi saluran kemih. Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah asam urat, oksalat, fosfat, sistin dan xantin. Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun

oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristalkristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi akan membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahanbahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih (Purnoemo, 2009). Kondisi metastable dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urin, konsentrasi solute didalam urin, laju aliran urin di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum didalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran kemih tetapi hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar (Purnoemo, 2009). Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urin), yaitu pada sistem kalises ginal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertrikel obstruksi ontravesica kronis seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu (Poernomo, 2009). Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi akan membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahanbahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu

saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih (Purnoemo, 2009). Beberapa teori pembentukan batu adalah (Muslim, 2007) : 1. Teori Nukleasi: Batu terbentuk didalam urin karena adanya inti batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat jenuh (supersaturated) akan mengendap didalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda asing di saluran kemih. 2. Teori Matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu. 3. Teori Penghambat Kristalisasi: Urin orang normal mengandung zat-zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu didalam saluran kemih.
4. Teori Supersaturasi: Supersaturasi air kemih dengan garam-garam

pembentuk batu merupakan dasar terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Apabila kelarutan suatu produk tinggi dibandingkan titik endapannya maka terjadi supersaturasi sehingga menimbulkan terbentuknya kristal dan pada akhirnya akan terbentuk batu. Di sini terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, xantin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu. Faktor lain yang diduga ikut mempengaruhi kalkulogenesis antara lain:
a. Infeksi

Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing. Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum dan membentuk amonium akan mengubah pH urin

menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehingga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
b. Hipertensi

Pada penderita darah tinggi, aliran darah berubah dari aminer menjadi turbulensi. Hal ini menyebabkan pengendapan ion-ion kalsium papilla (Ranals plaque) atau disebut juga perkapuran ginjal, yang dapat berubah menjadi batu.
c. Obsruksi dan Statis Urin

Adanya obstruksi dan statis urin menyebabkan infeksi karena memberikan kesempatan bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. d. Jenis Kelamin Data menunjukan bahwa batu saluran kencing banyak ditemukan pada pria. Hal ini disebabkan saluran kemih pria lebih panjang dan sempit daripada wanita (Lina,N. 2008)
e. Keturunan

Ternyata keluarga penderita batu saluran kencing lebih banyak mempunyai kesempatan untuk menderita batu saluran kencing dari pada orang lain karena umumnya memiliki habit perilaku dan kebiasaan yang serupa.
f. Air minum

Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi kemungkinan trebentuknya batu sakuran kemih, sedangkan bila kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu saluran kemih. Konsumsi air minum yang banyak, akan meningkatkan dieresis dan mengefektifkan efek washout. Kandungan mineral pada air minum juga turut kontribusi pada kalkulogenesis. Air yang mengandung sodium karbonat seperti softdrink serta phospidic acid (Alon, U.S. 2008). g. Pekerjaan Pekerja-pekerja yang banyak bergerak misalnya buruh dan petani akan mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya batu saluran kemih

bila dibandingkan dengan pekerja yang lebih banyak duduk. Namun kekurangannya, mereka beraktivitas mengeluarkan keringat yang banyak, di bawah terik matahari sehingga banyak cairan tubuh serta elektrolit yang hilang yang tidak diimbangi dengan pemasukan cairan. h. Makanan Pada golongan masyarakat yang lebih banyak makanan protein hewani angka morbiditas batu saluran kemih berkurang.
i.

Suhu Tempat yang bersuhu panas misalnya didaerah panas menyebakan banyak mengeluarkan keringat, akan mengurangi produksi urin dan mempermudah pembentukan batu sakuran kemih.

F. Faktor Predisposisi 1. Riwayat pribadi tentang batu kandung kemih dan saluran kemih 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Pernah mengalami infeksi saluran kemih 5. Makanan yang dapat meningkatkan kalsium dan asam urat 6. Adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih 7. Masukan cairan kurang dari pengeluaran 8. Penggunaan obat antasid, aspirin dosis tinggi dan vitamin D terlalu lama. G. Manifestasi Klinik Gejala khas batu buli-buli adalah berupa gejala iritasi antara lain, nyeri saat berkemih/disuria hingga stranguria, perasaan tidak enak sewaktu berkemih, dan saat berrkemih tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancer kembali dengan perubahan posisi tubuh. Nyeri pada saat berkemih seringkali dirasakan (referred pain) pada ujung penis, skrotum, perineum. Pinggang, sampai kaki. Pada anak kecil sering kali menarik-narik penisnya (pada anak laki-laki) atau menggosok-gosok vulva (pada anak perempuan) (Purnomo, 2003). Selain itu juga masih bisa menyebabkan gejala-gejala lain seperti, mual-muntah, retensio urin, hematuria, dan nyeri di sekitar daerah suprapubik.

H. Pemeriksaan Diagnostik Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan juga pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang yang lain, yang digunakan untuk menegakkan diagnosis (Sjamsuhidayat, 2005): 1. Urinalisa, warna kuning, coklat atau gelap. 2. Darah lengkap 3. Foto polos abdomen, menunjukan kemungkinan adanya batu di dalam saluran kemih.. 4. IVP ( intra venous pylografi ), menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih,membedakan derajat obstruksi kandung kemih divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot kandung kemih. 5. Pielogram retrograde, menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih. 6. USG, bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP,yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam 24 jam untuk mengukur kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, dan volume total merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya riwayat batu ginjal, ureter, dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu kandung kemih pada pasien (Sjamsuhidayat, 2005) I. Penatalaksanaan. 1. Pencegahan (Sjabani, 2006) a. Menurunkan konsentrasi reaktan b. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukan batu Sitrat: dengan meminum jeruk nipis atau lemon sesudah makan malam c. Pengaturan diet

1. Meningkatkan masukan cairan 2. Hindari masukan soft drink lebih dari 1 liter per-minggu 3. Kurangi masukan protein 4. Membatasi masukan natrium 2. Medika mentosa Pemberian obat disesuaikan dengan kelainan metabolic yang ada 3. Pengambilan batu Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengidentifikasi infeksi, serta mengurangi obstruksi akibat batu. Cara yang biasanya digunakan untuk mengatasi batu kandung kemih adalah : a. Vesikolitektomi atau secsio alta. b. Litotripsi gelombang kejut ekstrakorpureal (ESWL). c. Ureteroskopi. J. Komplikasi 1. Hidronefrosis, Adalah pelebaran pada ginjal serta pengisutan jaringan ginjal, sehingga ginjal menyerupai sebuah kantong yang berisi kemih, kondisi ini terjadi karena tekanan dan aliran balik ureter dan urine ke ginjal akibat kandung kemih tidak mampu lagi menampung urine. Sementara urine terus-menerus bertambah dan tidak bisa dikeluarkan. Bila hal ini terjadi maka, akan timbul nyeri pinggang, teraba benjolan basar didaerah ginjal dan secara progresif dapat terjadi gagal ginjal (Aronson, 2003). 2. Uremia, Adalah peningkatan ureum didalam darah akibat ketidak mampuan ginjal menyaring hasil metabolisme ureum, sehingga akan terjadi gejala mual muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, koma, nafas dan keringat berbau urine (Aronson, 2003). 3. Pyelonefritis, Adalah infeksi ginjal yang disebabkan oleh bakteri yang naik secara assenden ke ginjal dan kandung kemih. Bila hal ini terjadi maka

akan timbul panas yang tinggi disertai mengigil, sakit pinggang, disuria, poliuria, dan nyeri ketok kosta vertebra (Aronson, 2003). 4. Gagal ginjal akut sampai kronis; 5. Obstruksi pada kandung kemih; 6. Perforasi pada kandung kemih; 7. Infeksi pada saluran ureter dan vesika urinaria oleh batu.

BAB III KESIMPULAN


1. Vesicolithiasis adalah keadaan dimana terdapat batu di bagian bawah traktus

urinarius biasanya disebabkan oleh diet protein non hewani. 2. Faktor Endogen: Faktor genetik, pada hiperkalsiuria, hipositraturia, hiperurikosuria, dan hiperoksalouria. 3. Faktor Eksogen: Faktor lingkungan, pekerjaan, infeksi dan jenis cairan yang diminum, serta faktor diet juga dapat berperan penting dalam mengawali pembentukan batu. 4. Penatalaksanaan untuk penyakit ini, pertama-tama dengan pencegahan, lalu diberikan terapi medikamentosa, dan dengan pengambilan batu.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA Aronson, M.D., Rose B.D. 2003. Diagnosis and Acute Management of Suspect Nephrolitiasis. Uptodate. 12.1. Lina, Nur. 2008. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Batu Saluran Kemih pada LakiLaki (Studi Kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani, RSI Sultan Agung Semarang). Tesis. Semarang: Magister Epidemiologi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Muslim, Rifky. 2007. Batu Saluran Kemih : Suatu Problema Gaya Hidup dan Pola Makan Serta Analisis Ekonomi pada Penatalaksanaannya. Badan penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed.US : Saunders; 2006. Purnomo Basuki B. 2003. Dasar - dasar urologi. Edisi Kedua. Jakarta: Sagung Seto. Purnomo Basuki B. 2008. Dasar-dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: Sagung Seto. Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta: EGC. Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Presus Anestesi
    Presus Anestesi
    Dokumen32 halaman
    Presus Anestesi
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Hordeolum 1
    Hordeolum 1
    Dokumen3 halaman
    Hordeolum 1
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Urtikaria 1
    Urtikaria 1
    Dokumen2 halaman
    Urtikaria 1
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis 1
    Konjungtivitis 1
    Dokumen3 halaman
    Konjungtivitis 1
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Cutaneus Larva Migrans1
    Cutaneus Larva Migrans1
    Dokumen2 halaman
    Cutaneus Larva Migrans1
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • PAROTITIS1
    PAROTITIS1
    Dokumen2 halaman
    PAROTITIS1
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Sasbel Referat Tinea Kapitis
    Sasbel Referat Tinea Kapitis
    Dokumen7 halaman
    Sasbel Referat Tinea Kapitis
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Pengajuan TBR
    Pengajuan TBR
    Dokumen1 halaman
    Pengajuan TBR
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Isi Tinea Pedis Print
    Isi Tinea Pedis Print
    Dokumen22 halaman
    Isi Tinea Pedis Print
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Cover PRESENTASI KASUS POLI
    Cover PRESENTASI KASUS POLI
    Dokumen2 halaman
    Cover PRESENTASI KASUS POLI
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Forensik Rambut New
    Pemeriksaan Forensik Rambut New
    Dokumen27 halaman
    Pemeriksaan Forensik Rambut New
    Funnie Adelia
    100% (1)
  • Referat
    Referat
    Dokumen40 halaman
    Referat
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Cover Zaki
    Cover Zaki
    Dokumen3 halaman
    Cover Zaki
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Laporan CKD
    Laporan CKD
    Dokumen10 halaman
    Laporan CKD
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • 1 VeR Seno
    1 VeR Seno
    Dokumen4 halaman
    1 VeR Seno
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kapitis
    Tinea Kapitis
    Dokumen5 halaman
    Tinea Kapitis
    doradeb
    Belum ada peringkat
  • Pemberian Salep Mata Dan Vit K
    Pemberian Salep Mata Dan Vit K
    Dokumen26 halaman
    Pemberian Salep Mata Dan Vit K
    Lucky Pratama
    100% (1)
  • Oa Genu
    Oa Genu
    Dokumen20 halaman
    Oa Genu
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Tugas Urologi
    Tugas Urologi
    Dokumen16 halaman
    Tugas Urologi
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Umn Paralisis
    Umn Paralisis
    Dokumen3 halaman
    Umn Paralisis
    Melly Miranda
    Belum ada peringkat
  • Arep Diedit
    Arep Diedit
    Dokumen7 halaman
    Arep Diedit
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Home Visit
    Pertanyaan Home Visit
    Dokumen1 halaman
    Pertanyaan Home Visit
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Pemberian Salep Mata Dan Vit K
    Pemberian Salep Mata Dan Vit K
    Dokumen26 halaman
    Pemberian Salep Mata Dan Vit K
    Lucky Pratama
    100% (1)
  • Bab I Cha
    Bab I Cha
    Dokumen3 halaman
    Bab I Cha
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat
  • Pediatric Coma Scale
    Pediatric Coma Scale
    Dokumen23 halaman
    Pediatric Coma Scale
    Talitha Sayoeti
    Belum ada peringkat
  • Umn Paralisis
    Umn Paralisis
    Dokumen3 halaman
    Umn Paralisis
    Melly Miranda
    Belum ada peringkat
  • Longcase Gendis - HT Grade II
    Longcase Gendis - HT Grade II
    Dokumen42 halaman
    Longcase Gendis - HT Grade II
    gendis
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Home Visit
    Pertanyaan Home Visit
    Dokumen1 halaman
    Pertanyaan Home Visit
    Bangkit Pank Buminata
    Belum ada peringkat