Anda di halaman 1dari 4

WULAN OKTAVIANI BKU FISIOLOGI KEDOKTERAN NIM 04122511051 MASS SPECTROMETER (SPEKTROMETER MASSA)

Spektrometer Massa atau Mass Spectrometer (MS) adalah instrumen yang menyusun molekul gas (ion) berdasarkan massanya. Dalam sebuah spektrometer, suatu sampel dalam keadaan gas dibombardir dengan elektron yang berenergi tinggi. Tabrakan antara sebuah molekul organik dengan salah satu elektron menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari molekul itu dan terbentuk suatu molekul organik. Ion ini tidak stabil dan pecah menjadi fragmen kecil. Dalam sebuah Spektrometer Massa, hanya fragmen bermuatan positif yang akan dideteksi. Ada beberapa jenis Spektrometer Massa, tetapi semuanya harus memiliki komponen yang berfungsi sebagai: 1. 2. 3. 4. Ionisasi sampel; Percepatan ion di daerah listrik; Dispersi (pembelokkan) ion sesuai massanya; Pendeteksian ion untuk menghasilkan sinyal listrik yang sesuai.

Mekanisme Mass Spectrometer 1. Ionisasi

Ketika sampel diubah menjadi gas bertekanan rendah, ion dapat dibentuk dengan cara menghantamkannya dengan aliran elektron dari filamen panas, proses ini dikenal dengan Electron-impact (EI) Ionization. Sampel dalam fase gas bertekanan rendah masuk ke dalam lempengan logam, lalu akan diteruskan menuju electron beam. Diberikan energi potensial sejumlah 70 eV sehingga jumlah elektron cukup untuk mengionisasi sampel. Elektron-elektron ini akan menabrak dan membuat sampel melepaskan satu buah atau lebih elektron sehingga bermuatan positif. Sampel ini akan terpecah menjadi beberapa fragmentasi yang memiliki massa berbeda.

2. Percepatan Ion

Ion dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet. Hanya ion bermuatan positif saja yang dapat masuk ke dalam Quadrupole karena ion positif memiliki massa yang lebih besar dibandingkan ion negatif dan ion netral. Ion netral akan terpental keluar oleh skimmer. Lalu akan terjadi percepatan agar semua ion memiliki energi kinetik yang sama. 3. Pembelokkan Ion pada Quadrupole Mass Analyzer

Besarnya pembelokkan yang dialami sebuah ion tergantung pada: 1. Massa Ion; 2. Muatan Ion. Dua faktor di atas digabungkan ke dalam Perbandingan Massa/Muatan. Perbandingan ini mempunyai simbol m/z atau m/e. Quadrupole Mass Analyzer (dikenal juga dengan Quadrupole Mass Filter) adalah alat yang dapat memisahkan ion menurut perbandingan m/z-nya. Alat ini terdiri dari empat buah batang logam dengan panjang yang sama dan paralel, diposisikan agar ion beam dapat menembak menuju tengah-tengah susunan ini. Ion akan diseleksi sesuai dengan m/z yang kita program pada software. Contohnya, Ion Pthalate memiliki nilai m/z 149. Maka, hanya ion yang memiliki perbandingan m/z 149 sajalah yang akan masuk ke dalam Mass Detector. Ion lain akan dibelokkan keluar dari Quadrupole. 4. Mass Detector

Ion yang telah terseleksi akan masuk ke dalam Mass Detector. Di dalam detektor, terdapat Conversion Dynode berupa logam untuk mengubah ion positif ini menjadi elektron-elektron yang bisa dibaca. Ketika sebuah ion menabrak logam, maka ion tersebut akan dinetralisasi oleh elektron yang pindah dari logam ke ion. Aliran elektron dideteksi sebagai arus listrik yang bisa diperkuat dan dicatat. Semakin banyak ion yang datang, semakin besar arus listrik yang timbul. Maka akan semakin besar juga kelimpahannya. 5. Mass Spectra

Mass Spectra atau spektrum massa adalah grafik kelimpahan (abudance) terhadap perbandingan massa/muatan (m/z atau m/e). Suatu spektrum massa dipaparkan sebagai grafik batangan. Setiap peak dalam spektrum menyatakan suatu fragmen molekul.

Aplikasi
MS (Mass Spectrometer) adalah teknik yang banyak digunakan untuk berbagai aplikasi yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas sangat tinggi. Pada umumnya aplikasinya adalah berorientasi pada deteksi dan identifikasi potensi spesifik bahan kimia terhadap kehadiran bahan kimia lainnya (dalam campuran yang kompleks), aplikasi dalam biomedik antara lain: 1. Farmakokinetika Mass Spectrometer (MS) sangat umum digunakan dalam studi farmakokinetik tentang obat-obatan dan dengan demikian merupakan teknik yang paling sering digunakan di bidang bioanalysis . Studi ini memberikan informasi tentang seberapa cepat obat akan dibersihkan dari aliran darah hati, dan organ tubuh. MS digunakan untuk hal tersebut

karena sensitivitas tinggi dan spesifisitas yang luar biasa (selama analit dapat sesuai terionisasi), dan waktu analisis yang singkat. 2. Proteomik MS juga digunakan dalam studi proteomik dimana komponen dari campuran kompleks harus dapat dideteksi dan diidentifikasi. Dalam studi proteomic ini pemeriksaan yang digunakan yaitu LC-MS (Liquid chromatography-mass spectrometer) yaitu teknik kimia analitik yang menggabungkan kemampuan pemisahan fisik dari kromatografi cair(atau KCKT) dengan kemampuan analisis massa spektrometer massa. 3. Perkembangan Obat LC-MS sering digunakan dalam pengembangan obat pada berbagai tahapan termasuk Pemetaan Peptida, Pemetaan Penyandi Glikoprotein, Produk Dereplication Alam, Pemutaran Bioaffinity, In Vivo Drug Screening, Stabilitas Pemutaran metabolic, Identifikasi metabolit, Identifikasi Pengotor, Identifikasi Degradant, Kuantitatif Bioanalysis, dan Kualitas Kontrol.

Ketersediaan
Instansi terdekat yang terdapat spektrometer massa yaitu di ITB, UI, BPPOM Jakarta, dan LIPI Serpong.

Anda mungkin juga menyukai