Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BAHAN KONSTRUKSI KIMIA LOGAM BESI


Oleh : M.irfan siddik : (0611 3040 1463)

Dosen Pengasuh : Yohandri Bow, S.T,M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2012/2013


1

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul LOGAM BESI ini. Salawat dan salam juga penyusun persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang. Dalam penyelesaian skripsi ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing. Maka pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapan terima kasih yang tulus kepada Yohandri Bow, S.T,M.T selaku dosen pengasuh mata kuliah Bahan Konstruksi Kimia. Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga akan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna baik bagi penyusun maupun bagi pembaca, Amin. Palembang, 11 Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi. 2 Kata Pengantar 1 Bab I - Pendahuluan. 3 Bab II Tinjauan Pustaka 5 Bab III Pembahasan 8 1. Logam Besi 8 2. Proses Pembuatan Besi ... 10 Gambar Proses..11 Baja15 Besi Cor. 16 Pengaruh Unsur Kimia 17 Jenis-Jenis Paduan.. 19 Bab IV - Kesimpulan. 23 Daftar Pustaka.............................................................................................................24

BAB 1 PENDAHULUAN

Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu merangkumi sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan besi amat diperlukan, terutamanya dalam penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen struktur bagi bangunan. Besi baja merupakan aloi besi paling dikenali, dan sebahagian dari bentuk yang dibentuk oleh besi termasuk:

Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% 5% karbon dengan sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan besi baja.

Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% 3.5% karbon dan sejumlah kecil mangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 14201470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida. Sebatian keras dan rapuh ini mendominasi sifat-sifat utama besi tuang 'putih', menyebabkannya keras, tetapi tidak tahan kejutan. Dalam besi tuang 'kelabu', karbon hadir dalam bentuk serpihan halus grafit, dan ini juga menyebabkan bahan menjadi rapuh kerana ciri-ciri grafit yang mempunyai pinggir-pinggir tajam yang merupakan kawasan tegasan tinggi. Jenis besi kelabu yang baru, yang dinamakan 'besi mulur', adalah dicampur dengan kandungan surih magnesium untuk mengubah bentuk grafit menjadi sferoid, atau nodul, lantas meningkatkan ketegaran dan kekuatan besi.

Besi karbon mengandungi antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon. Besi tempa (Wrought iron) mengandungi kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya. 4

Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum, nikel, tungsten dsb. Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Didasarkan pada komposisi kimia, logam dan paduan dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Logam logam besi (ferrous) Logam logam bukan besi (non - ferrous)

Logam logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya, sedangkan logam bukan besi merupakan bahan yang mengandung sedikit atau sama sekali tanpa kadar besi. Yang termasuk logam dan paduan besi adalah: Besi tuang (cast iron) Besi karbon (carbon steel)

Dalam pemakaian teknik diperlukan pemilihan jenis logam dan paduan dengan sifat-sifat yang sesuai dengan kebutuhan operasi sehingga pemakaianya dapat meliputi kekutan dan ketangguhan pada suhu rendah, suhu ruang atau suhu tinggi; kelelahan (fatigue), creep, korosi dan oksidasi; keausan; attau sifat lainya. Sifat-sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur logam dan struktur yang terjadi tergantung pada komposisi kimia, teknik/proses pembuatan serta proses perlakuan panas yang diberikan. Dalam hal produk, di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas, kualitas produk ditentukan pula oleh faktor design (perencanaan) dan kondisi pengoperasiannya. Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Jenis Baja Paduan Berdasarkan unsur unsur campuran dan sifat dari baja maka baja paduan dapat digolongkan menjadi baja dengan kekuatan tarik yang tinggi, tahan pakai, tahan karat, dan baja tahan panas 6

1.

Baja dengan kekuatan tarik yang tinggi Baja ini mengandung mangan, nikel, kromium dan sering juga mengandung vanadium dan

dapat digolongkan seperti berikut ini. a. Baja mangan b. Baja nikel c. Baja nikel kromium d. Baja kromium vanadium 2. Baja tahan pakai Berdasarkan unsur unsur campuran yang larut di dalamnya, baja terdiri dari dua macam, yaitu baja mangan berlapis austenite dan baja kromium. a. Baja mangan yang berlapis austenite b. Baja kromium 3. Baja tahan karat Baja tahan karat (stainless steel) mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda beda. Akan tetapi, seluruh baja ini mempunyai satu sifat karena mengandung kromium yang dapat membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat ini dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni baja tahan karat berlapis ferit, berlapis austenite, dan berlapis mertensite. a. Baja tahan karat ferit b. Baja tahan karat austenite c. Baja tahan karat mertensite 4. Baja tahan panas Masalah utama yang berhubungan dengan penggunaan temperature tinggi adalah kehilangan kekuatan, beban rangkak, serangan oksidasi, dan unsur kimia. Kekuatannya pada temperature tinggi dapat diperbaiki dengan menaikkan temperature transformasinya dan penambahan unsur kromium atau dengan merendahkan temperature transformasinya dan penambahan unsur nikel. Kedua pengerjaan itu akan menghasilkan struktur austensite. Sejumlah kecil tambahan unsur titanium, aluminium, molybdenum dengan karbon akan menaikkan kekuatan dan memperbaiki ketahanannya terhadap beban rangkak. Unsur nikel akan membantu penahanan kekuatan pada temperature tinggi dengan memperlambat atau menahan pertumbuhan butiran

butiran yang baru. Ketahanannya terhadap oksidasi dan serangan kimia dapat diperbaiki dengan menambahkan silicon atau kromium. 5. Baja paduan yang digunakan pada temperature rendah a. Baja pegas b. Baja katup mesin (motor) Besi cor adalah paduan besi-karbon-silika dengan unsur tambahan lain. Kadar karbon tinggi sehingga besi cor bersifat rapuh dan tidak dapt di tempa. Besi cor memiliki sifat fisis atau mekanik yang berbeda-beda, ha ini dipengaruhi oleh unsur paduan yang terdapat didalamnya seperti karbon, silikon, mangan, fosfor dan belerang. Kekuatan, kekerasan, kemampuan mesin, ketahanan aus, dan lain sebagainya dilebur kembali dalam dapur kupola. Besi kasar yang dihasilkan oleh tanur tinggi tidak cocok untuk benda coran dan dilebur kembali dalam dapur kupola. Jenis-jenis Besi Cor Besi cor kelabu Besi cor putih Besi cor mampu tempa Besi cor nodular

BAB 3 PEMBAHASAN Logam Besi 8

Didasarkan pada komposisi kimia, logam dan paduan dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Logam-logam besi (ferrous) Logam-logam bukan besi (non-ferrous)

Logam-logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya, sedangkan logam bukan besi merupakan bahan yang mengandung sedikit atau sama sekali tanpa kadar besi. Yang termasuk logam besi, adalah: Besi tuang (cast iron) Besi karbon (carbon steel) Besi paduan (alloy steel) Baja special (specialty steel)

Dalam pemakaian teknik diperlukan pemilihan jenis logam dan paduan dengan sifatsifat yang sesuai dengan kebutuhan operasi sehingga pemakaianya dapat meliputi kekutan dan ketangguhan pada suhu rendah, suhu ruang atau suhu tinggi; kelelahan (fatigue), creep, korosi dan oksidasi; keausan; attau sifat lainya. Sifat-sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur logam dan struktur yang terjadi tergantung pada komposisi kimia, teknik/proses pembuatan serta proses perlakuan panas yang diberikan. Dalam hal produk, di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas, kualitas produk ditentukan pula oleh faktor design (perencanaan) dan kondisi pengoperasiannya. Tabel pembagian besi dan baja menurut komposisinya. No Paduan Besi dan Baja 1 Besi Tuang Besi tuang kelabu Besi tuang potih Besi tuang noduler Komposisi kimia (%) 2-4% C, 1-3% Si, 0,8 % Mn (maks), 0,10 % P (maks), 0,05% S (maks) Disamping terdapat perbedaan yang kecil dari segi komposisi, perbedaan sifat-sifat besi tunag ditentukan oleh strukutur mikro karena proses pembutan atau karena proses perlakuan panas. 9

Besi tuang paduan

Elemen-elemen pemadu: Cr, Ni

Baja Karbon Baja karbon rendah Baja karbon medium Baja karbon tinggi 0,08-0,35% C 0,25-1,50% Mn 0,35-0,50% C 0,25-0,80% Si 0,55-1,70% C 0,04% P 0,05% S

Baja Paduan Baja paduan rendah Seperti pada baja karbon rendah + elemen-elemen pemadu kurang dari 4% SEPERTI Cr, Ni, Mo, Baja pemadu medium Cu, Al, Ti, V, Nb, B, W, dll Seperti pada baja paduan rendah tetapi jumlah elemen-elemen pemadu di atas 4%

Baja Spesial Baja Stainless a. Feritik (12-30% Cr dan kadar C rendah) b. Martensitik (12-17% Cr dan 0,1-1,0%C) c. Austenitic (17-25 % Cr dan 8-20% Ni) d. Duplek (23-30%Cr, 2,5-7% Ni, plus Ti dan Mo) Baja Perkakas e. Presipitasi (seperti pada sustenitik, plus elemen pemadu: Cu, Ti, Al, Mo, Nb, atau Ni. High speed steels (0.85-1,25%C, 1,5-20% W, 49,5%Mo, 3-4,5% Cr, 1-4 %V, 5-12%Co)

Hingga saat ini besi/baja masih merupakan logam yang paling dominan dalam bidang permesinan. Di samping itu, pemakaian logam aluminium dan paduannya juga menunjukan perkembanganya yang pesat. 10

2.2 Proses pembuatan Besi Biji besi merupakan bahan baku dalam pembutan besi yang dapat berupa senyawa oksida, karbonat, dann sulfide serta tercampur dengan unsure lain misalnya silicon. Bijih besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar. Besi kasar adalah bahan baku uuntuk pembuatan besi cor (cast iron), besi tempa (wrought iron), dan baja (steel). Ketiga macam bahan itu banyak dipakai dalam bidang teknik. Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar karbonnya secara teoritis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam paduan antara beara besi dan karbon yang kadarnya 1,7%-3,5%. Besi tempa adalah baja yang mempunyai kadar karbon rendah. Dilihat dari kegunaanya maka besi dan baja campuran merupakan tulang punggung peradaban modern sampai saat ini untuk peralatan transportasi, bangunan, pertanian, dan peralatan mesin. 2.2.1 Pembuatan Besi Kasar Bahan utama besi dan paduannya adalah besi kasar, yang dihasilkan dalam tanur tinggi. Bijih besi yang dicampur dengan kokas atau batu gampang (batu kapur) dilebur dalam tanur ini. Komposisi kimia besi yang dihasilkan tergantung pada jenis bijih yang digunakan. Jenis bijih besi yang lazim digunakan adalah hematite, magnetite, siderite, dan himosit. Hematite (Fe2O3) adalah bijih besi yang paling banyak dimanfaatkan karena kadar besinya tinggi, sedangkan kadar kotoranya relative rendah, Meskipun pirirt (FeS2) banyak ditemukan, jenis bijih ini tidak digunakan dikarenakan kadar sulfur tinggi sehingga diperlukan pemurniaan tambahan.

a. Reduksi tidak langsung

11

Besi kasar dihasilkan dalam tanur tinggi. Diameter tanur tinggi sekitar 8 m dan tingginya mencapai 60m. kapasitas per hari dari tanur tinggi berkisar antara 700-1600 Mg besi kasar. Bahan baku yang terdiri dari campuran bijih, kokas, dan batu kapur, dinaikan ke puncak tanur dengan pemuat otomatis, kemudian dimasukan dalam hooper. Untuk menghasilkan 1000 Mg besi kasar diperlukan sekitar 2000Mg bijih besi, 800 Mg kokas, 500 Mg batu kapur dan 4000 Mg udara panas. Bahan baku tersebut disusun secara berlapis-lapis. Udara panas dihembuskan melalui tuyer sehingga memungkinkan kokas terbakar secara efektif dan untuk mendorong terbentuknya karbon monoksida (CO) yang bereaksi dengan bijih besi dan kemudian menghasilkan besi dan gas karbon dioksida (CO2). Dengan digunakanya udara panas dapat dihemat penggunaan kokas sebesar 30% lebih. Udara dipanaskan pada pemanas mula yang berbentuk menara silindris sampai sekitar 500 oc kalor yang diperlukan berasal dari hasil pembakaran gas karbon monoksidayang keluar dari tanur. Udara panas tersebut memasuki tanur melalui tuyer yang terletak tepat di atas pusat pengumpulan besi cair.

12

Batu kapur digunakan sebagai fluks yang mengikat kotoran-kotoran yang terdapat dalam bijih-bijih dan membentuk terak cair. Terak cair ini yang lebih ringan dari besi cair yang terapung diatasnya dan secara berkala disadap. Besi cair yang telah bebas dari kotorankotoran dialirkan ke dalam cetakan setiap 5 atau 6 jam. Di samping setiap Mg besi dihasilkan pula 0,5 Mg terakdan 6 Mg gas panas. Terak dapat dimanfaatkan sebagai bahab bangunan (campuran beton) atau sebagai bahan isolasi panas. Gas panas dibersihkan dan digunakan untuk pemanas mula udara, untuk membangkitkan energy atau sebagai media pembakar dapur-dapur lainnya. Komposisi besi kasar dapat dikendalikan melalui pengaturan kondisi operasi dan pemilihan susunan campuran bahan baku. Tabel Klasifikasi Besi Kasar Mutu besi Pengecoran No.1 Pengecoran No.2 Pengencoran No.3 Mampu-tempa (malleable) Bessemer Basa 1,0-2,0 < 1,0 < 0,050 < 0,050 < 0,1 < 0,1 < 1,0 < 1,0 Silikon 2,5-3,0 2,0-2,5 1,5-2,0 0,75-1,5 Belerang < 0,035 < 0,045 < 0,055 < 0,050 Fosfor 0,05-1,0 0,05-1,0 0,05-1,0 < 0,2 Mangan < 1,0 < 1,0 < 1,0 < 1,0

b. Reduksi Langsung pada proses reduksi langsung bijih besi bereaksi dengan gas atau bahan padat reduksi membentuk biji spons. Proses ini diterapkan di PT. Krakatau Steel, Cilegon. Di sini bijih besi pellet direaksikan dengan gas alam dalam dua unit pembuat besi spons, yang masing-masing berkapasitas 1.000.000 ton per tahun. Besi spons yang dihasilkan mempunyai komposisi kimia sebagai beriikut: Fe C = 88-91 = 1,50-2,50

SiO2 = 1,25-3,34 13

Al2O3 = 0,61-1,63 CaO P Cu = 0,2-2,1 = 0,014-0,027 = 0,001-0,004 = 0,10-0,50 MgO = 0,31-1,62

Kotoran (oksida-oksida lainnya)

Besi spons yang berbentuk butiran kemudian diolah lebih lanjut dalam dapur listrik. Di sini besi spons bersama-sama besi tua (scrap) dan paduan besi dilebur dan diolah menjadi bilet baja. Kebutuhan akan gas alam untuk PT. Krakatau Steel berasal dari dua sumber yakni sumur gas alam di Mundu, Jatibaranga, kabupaten Cirebon dan \sumur gas alam Elparigi lepas pantai Cimalaya. Untuk menghasilakan 63 mg besi spons diperlukan sekitar 100 mg besi pellet. Proses ini sangat efektif untuk mereduksi oksida-oksida dan belerang sehingga dimanfaatkan bijih besi berkadar rendah. 2.2.2 Pengolahan Besi Kasar Besi kasar yang dihasilkan memerlukan pengolahan lebih lanjut. Umunya besi kasar dituangkan dalam cetakan untuk dicairkan kembali nantinya atau dapat pula diolah langsung dalam dapur-dapur tertentu. Dengan pengolahan lanjut dapat diperoleh besi karbon rendah (wrought iron), baja, besi cor, besi mampu tempa atau besi cor nodular. Jenis logam besi ditentukan oleh kadar karbon dan tergantung pada proses peleburan kembali atau proses pengolahanya. Setiap proses atau dapur mempunyai karakteristik yang berlainan. Bahan dan sumber enenrgi yang digunakan berbeda pula. Pembuatan baja hakekatnya adalah proses pemurnian besi kasar di iringi dengan perpaduan sedemikian sehingga memenuhi persyaratan kimia tertentu. Logam Besi dan Baja Logam besi dapat digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan komposisi kimia, khususnya kadar karbon, sifat-sifat mekanis atau fisis dan tujuan penggunaannya. 14

Proses pembuatan baja dapat dilakukan berdasarkan proses asam dan basa yang berhubungan dengan sifat kimia yang meghasilkan terak dari lapisan dapur. Proses asam digunakan untuk memurnikan besi kasar yang persetasenya rendah dalam fosfor dan sulfur. Besi kadar ini dihasilkan dari bijih besi yang kaya silikon yang menghasilkan terak asam. Lapisan dapur dibangun dari batu silika (SiO2) dan mempunyai sifat yang sama dengan terak sehingga mencegah reaksi antara unsur fosfor dengan lapisan dapur. Proses basa digunakan Untuk memurnikan besi kasar yang kaya fosfor. Unsur itu hanya dapat dikeluarkan apabila digunakan sejumlah besar dari batu kapur selama berlangsung proses pemurnian, sehingga akan menghasilkan terak. Lapisan dapur harus terbuat dari batu kapur untuk mencegah reaksi antara lapisan dapur dengan unsur silikon. Besi karbon rendah Besi karbon rendah ( wrought iron) mengandung < 0,1 %C degan 1-3 % terak halus yang tersebar secara merata di dalamnya. Besi ini merupakan hasil proses pudding atau proses aston. Pada proses pudding, besi kasar dicampur dengan besi bekas lalu dilebur dalam dapur pudding manual yang kecil ( kapasitas 230 kg) dipanaskan dengan kokas, minyak atau gas. Kapasitas dapur kini jauh lebih besar dan proses pengadukan dilakukan secara mekanik. Setelah bebas dari kotoran-kotoran produk yang berbentuk campuran dari besi dan terak d ituang dari dalam dapur kemudian digiling untuk memisahkan terak. Pada proses aston, besi kasar dilebur dalam kupola dan dimurnikan dalam bejana bassemer. Logam murni kemudian dituang d ladel yang mengandung sejumlah terak. Karena suhu terak lebih rendah, logam cair cepat membeku, gas-gas yang larut bebas dari letupan-letupan sehingga logam pecah menjadi bagian-bagian yang kecil. Kepingan ini mengendap dan menjadi satu membentuk beji spons. Besi karbon rendah yang dihasilkan mempunyai komposisi sebagai berikut : C < 0,03 % ; Si ~ 0,13 ; S < 0,02 % ; F ~ 0,28 % dan Mn < 0,1 % 15

Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari biji besi, karbon dan unsur lainnya. Baja dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian dan penempaan. Karbon merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan dalam teknik, dalam bentuk pelat, lembaran , pipa, batang profil dan sebagainya.

Secara garis besar baja dapat dikelompokkan sebagai berikut: A. Baja karbon Baja karbon rendah ( <0,30 %C) Baja karbon ( 0,30 % < C < 0,70) Baja karbon ( 0,7 < C < 1,4% ) B. Baja panduan Baja panduan rendah (jumlah unsur panduan khusus <8%) Baja panduan tinggi (jumlah unsur panduan khusus >8%) Baja karbon rendah digunakan untuk kawat, baja profil, sekrup, ulir dan baut. Baja karbon sedang digunakan untuk rel kereta api, as, roda gigi, dan suku cadang berkekuatan tinggi, atau dengan kekerasan sampai tinggi. Baja karbon tinggi digunakan untuk perkakas potong seperti pisau, gurd, dan bagian-bagian harus tahan gesek. Baja panduan yang meliputi 15 % dari seluruh produksi baja, mempunyai kegunaan khusus karena sifatnya yang unggul dibandingkan baja karbon. Pada umumnya baja panduan memiliki: 1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik 2. Kemampuan kerasan sewaktu dicelup dalam minyak atau udara , dan dengan demikian kemungkinan retak atau distorsinya kurang. 16

3. Tahan terhadap korosi dan keausan 4. Tahan terhadap perubahan suhu 5. Memiliki sifat-sifat metalurgi Seperti butir halus. Besi cor Besi cor adalah paduan besi-karbon-silika dengan unsur tambahan lain. Kadar karbon tinggi sehingga besi cor bersifat rapuh dan tidak dapt di tempa. Besi cor memiliki sifat fisis atau mekanik yang berbeda-beda, ha ini dipengaruhi oleh unsur paduan yang terdapat didalamnya seperti karbon, silikon, mangan, fosfor dan belerang. Kekuatan, kekerasan, kemampuan mesin, ketahanan aus, dan lain sebagainya dilebur kembali dalam dapur kupola. Besi kasar yang dihasilkan oleh tanur tinggi tidak cocok untuk benda coran dan dilebur kembali dalam dapur kupola. Besi cor kelabu disebut begitu oleh karena petahannya bewarna Keabu - abuan. Karbon yang terdapat berbentuk serpihan grafit, kekuatan tarik besi cor kelabu berkisar antara 140 sampai 415 Mpa akan tetapi keuletannya sangat rendah. Komposisinya adalah sebagai berikut : Unsur Karbon (C) Silikon (Si) Mangan (Mn) Fosfor (P) Belerang (S) Besi (Fe) Kadar (% berat) 3,00 3,50 1,00 2,75 0,40 1,00 0,15 1,00 0,02 0,15 Sisanya

Besi cor putih mempunyai bidang perpatahan yang putih warnanya, karbon disini terikat sebagai karbida, Fe3C, Fe3C atau karbida bersifat keras, sehingga besi cor putih yang banyak mengandung karbida sulit di mesin. Besi cor putih dibuat dengan cara menuangkan besi cair ke dalam cetakan logam dan dengan mengatur komposisi kimianya. Pendingin cepat atau chill diterapkan bila dikehendaki suatu permukaan yang tahan aus seperti roda kereta api, rol untuk menggerus dan pelat penghancur batu. Besi cor mampu tempa mempunyai kekuatan tarik sekitar 380 Mpa dengan perpanjangan 18 %. Benda cor mampu tempa mempunyai daya tahan terhadap kejutan dan mudah dimesin; 17

banyak digunakan dalam industry perkeretaapian, industry kendaraan bermotor, sambungan pipa dan industry pertanian. Besi cor nodular adalah jenis besi cor mampu tempa yang kuat dan ulet. Karbon yang terdapat berbentuk nodul grafit yang diperoleh dengan menambahkan bahan yang mengandung magnesium seperti nikel magnesium atau magnesium yang mengandung tembaga ferro silicon dalam besi cor kelabu cair. Jumlah magnesium yang diperlukan tergantung pada kadar belerang yang ada. Mula mula kadar belerang diturunkan dengan cara mengubahnya menjadi sulfide magnesium. Sisa magnesium yang ada dapat mengubah bentuk grafit menjadi bentuk hhhnodular. Besi cor nodular umumnya digunakan dalam kondisi tuang (as - cast); meskipun demikian untuk meningkatkan sifat sifat tertentu dari benda cor, benda cor dapat dianil sebentar. Waktu anil yang diperlukan jauh lebih singkat dibandingkan dengan waktu anil besi cor mampu tempa. Karena mutu besi cor nodular jauh lebih baik, bahan ini dapat digunakan untuk membuat proses engkol dan berbagai suku cadang mesin lainnya. 2.3.4 Pengaruh Unsur Kimia dalam Besi Cor Besi yang mengandung >2% karbon termasuk kelompok besi cor. Besi cor kelabu mengandung 3 4 % karbon. Kadar karbon tergantung pada jenis besi kasar, besi bekas dan karbon yang diserap yang berasal dari kokas selama proses peleburan. Sifat fisik logam, selain tergantung pada jumlah kadar karbon, tergantung pula pada bentuk karbon tersebut. Morfologi grafit tergantung pada laju pendinginan dan kadar silicon. Kadar silicon yang tinggi memperbesar kemungkinan terbentuknya grafit. Grafit meningkatkan kemampuan pemesinan. Kekerasan dan kekuatan besi meningkat dengan bertambahnya kadar karbon. Sifat besi cor dapat diubah melalui perlakuan panas. a. Silikon Silicon sampai kadar 3,25% bersifat menurunkan kekuatan besi. Kadar silicon menentukan berapa bagian dari karbon terikat dengan besi dan beberapa bagian berbentuk granit (atau karbon bebas) setelah tercapai keadaan seimbang. Kelebihan silicon membentuk ikatan yang keras dengan besi, sehingga dapat dikatakan bahwa silicon di atas 3,25% akan meningkatkan kekerasan.

18

Untuk benda coran yang kecil dianjurkan untuk menggunakan kadar silicon yang tinggi dan untuk benda coran yang besar dianjurkan untuk menggunakan kadar yang lebih rendah. Untuk memperoleh paduan yang tahan asam dan tahan korosi sebaiknya kadar silicon = 13 sampai 17 %. Besi tuang kelabu berkadar silicon rendah mudah untuk perlakuan panas. Silicon yang mungkin hilang selama proses peleburan berjumlah 10%. b. Mangan Dalam jumlah rendah, tidak seberapa pengaruhnya, dalam jumlah di atas 0,5%, mangan bereaksi dengan belerang membentuk sulfide mangan. Ikatan ini rendah bobot jenisnya dan dapat larut dalam terak. Mangan merupakan unsure deoksidasi, pemurnian sekaligus meningkatkan fluiditas, kekuatan dan kekerasan besi. Bila kadar ditingkatkan, kemungkinan terbentuknya ikatan kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasa besi cor akan naik. Mangan yang hilang selama proses peleburan berkisar antara 10 20 %. c. Belerang Belerang sangat merugikan, oleh karena itu selama proses peleburan selalu diusahakan untuk mengikat belerang tersebut, antara lain dengan menambahkan ferro mangan. Belerang yang menyebabkan terjadinya lubang lubang (blowholes) membentuk ikatan dengan karbon dan menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan ikatan dengan karbon dan menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan tuang besi cor. Setiap kali kita melebur besi cor, kadar belerang meningkat sebesat 0,03%, belerang ini berasal dari bahan bakar. d. Fosfor Fosfor dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik cair. Oleh karena itu biasa digunakan faktor sampai 1% dalam benda cor kecil dan benda cor yang mempunyai bagian bagian yang tipis. Benda cor besar tidak memerlukan kadar fosfor yang tinggi karena tidak diperlukan fluiditas tambahan. Sewaktu peleburan umumnya terjadi peningkatan kadar fosfor sampai 0,02%. Unsur fosfor sulit beroksidasi kecuali bila dipenuhi beberapa persyaratan tertentu. Untuk mengendalikan kadar fosfor, perlu dipilih grade besi bekas yang tepat. Fosfor juga membentuk ikatan yang dikenal dengan nama steadit, yaitu campuran antara besi dan fosfida, ikatan ini keras, rapuh dan mempunyai titik cair yang lebih rendah. Steadit 19

mengandung fosfor sebanyak 10%. Dengan demikian besi dengan 0,50% fosfor akan mengandung sekitar 5% (volume) steadit. 2.4 Jenis Baja Paduan Berdasarkan unsur unsur campuran dan sifat dari baja maka baja paduan dapat digolongkan menjadi baja dengan kekuatan tarik yang tinggi, tahan pakai, tahan karat, dan baja tahan panas 1. Baja dengan kekuatan tarik yang tinggi Baja ini mengandung mangan, nikel, kromium dan sering juga mengandung vanadium dan dapat digolongkan seperti berikut ini. a. Baja mangan Baja ini mengandung 0,35% dan 1,5% Mn dan baja ini termasuk baja murah tetapi kekuatannya baik. Baja ini dapat didinginkan dengan minyak karena mengandung unsur mangan sehingga temperatur pengerasannya rendah dan menambah kekuatan struktur feritnya. b. Baja nikel Baja ini mengandung 0,3% C, 3% Ni, dan 0,6% Mn serta mempunyai kekuatan dan kekerasan yang baik, dapat didinginkan dengan minyak karena mengandung unsur nikel yang membuat temperature pengerasannya rendah. Baja ini digunakan untuk proses engkol, batang penggerak, dan pengguna lainnya yang hampir sama. c. Baja nikel kromium Baja ini mempunyai sifat yang keras berhubungan dengan campuran unsure kromium dan sifat yang liat berhubungan dengan campuran unsur nikel. Baja yang mengandung 0,3% C, 4,35% Ni, 1,25% Cr, dan 0,5% Mn (mengandung nikel dan kromium yang tinggi), mempunyai kecepatan pendinginan yang rendah sehingga pendinginan dapat dilakukan dalam hembusan udara dan distorsi diperkecil. Apabila unsur krom dicampur sendiri kedalam baja akan menyebabkan kecepatan pendinginan kritis yang amat rendah, tetapi bila dicampur dengan bersama nikel akan diperoleh baja yang bersifat liat. Jenis baja tersebut digunakan untuk poros engkol dan batang penggerak. Baja nikel kromium menjadi rapuh apabila distemper atau disepuh pada temperature 250 400 0C, juga kerapuhannya tergantung pada komposisinya, proses ini dikenal dengan 20

nama menemper kerapuhan dan baja ini dapat diperiksa dengan penyelidikan pukul tarik. Penambahan sekitar 0,3% molibden akan mencegah kerapuhan karena distemper, juga akan mengurangi pengaruh yang menyeluruh terhadap baja karena molibden adalah unsur berbentuk karbid. d. Baja kromium vanadium Jika baja ini ditambahkan sekitar 0,5% vanadium sehingga dapat memperbaiki ketahanan baja kromium terhadap guncangan atau getaran dan membuatnya dapat ditempa dan ditumbuk dengan mudah, apabila vanadium menggantikan nikel maka baja lebih cenderung mempengaruhi sifat sifatnya secara menyeluruh. 2. Baja tahan pakai Berdasarkan unsur unsur campuran yang larut di dalamnya, baja terdiri dari dua macam, yaitu baja mangan berlapis austenite dan baja kromium. a. Baja mangan yang berlapis austenite Baja ini pada dasarnya mengandung 1,2% C, 12,5% Mn, dan 0,75% Si. Selain itu juga mengandung unsur unsur berbentuk karbit seperti kromium atau vanadium yang kekuatannya lebih baik. b. Baja kromium Jenis ini mengandung 1% C, 1,4% Cr, dan 0,45% Mn. Apabila baja ini mengandung unsur karbon tinggi yang bercampur bersama sama dengan kromium akan menghasilkan kekerasan yang tinggi sebagai hasil dari pendinginan dengan minyak. Baja ini digunakan untuk peluru peluru bulat dan perlatan penggilingan padi. 3. Baja tahan karat Baja tahan karat (stainless steel) mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda beda. Akan tetapi, seluruh baja ini mempunyai satu sifat karena mengandung kromium yang dapat membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat ini dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni baja tahan karat berlapis ferit, berlapis austenite, dan berlapis mertensite.

a. Baja tahan karat ferit

21

Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah (sekitar 0,04% C) dan sebagian besar dilarutkan di dalam besi. Sementara itu, unsur lainnya yaitu kromium sekitar13% 20% dan tambahan kromium tergantung pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan. Baja ini tidak dapat dikeraskan dengan cara disepuh. Baja ini seringkali disebut besi tahan karat dan cocok untuk dipres, ditarik, dan dipuntir. Baja ini mengandung 13% kromium digunakan untuk garpu dan sendok, sedangkan yang mengandung 20% kromium untuk tabung sinar katoda. b. Baja tahan karat austenite Baja tahan karat austenite mengandung nikel dan kromium yang amat tinggi, nikel akan membuat temperature transformasinya rendah, sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah. Campuran kedua unsur itu menghasilkan struktur lapisan austenite pada temperature kamar. Baja ini tidak dapat dikeraskan melalui perlakuan panas, tetap dapat disepuh keras. Pengerjaan dan penyepuhan tersebut membuat baja sukar dikerjakan dengan mesin perkakas. Seperti baja austenite yang lain, baja tahan karat austenite tidak magnetis. Baja tahan karat yang mengandung 0,15% C, 8,5% Ni, dan 0,8% Mn sesuai untuk digunakan sebagai alat alat rumah tangga dan dekoratif. Baja tahan karat yang mengandung 0,05% C, 18,55% Cr, 10% Ni, dan 0,8% Mn, baik untuk dikerjakan dengan cara penarikan dalam karena kandungan karbonnya rendah. Baja tahan karat yang mengandung 0,3% C, 21% Cr, 9% Ni, dan 0,7% Mn sesuai untuk dituang. Kebanyakan baja tahan karat austensite mengandung sekitar 18% kromium dan 8% nikel. proporsi unsur kromium dan nikel sedikit berbeda dengan penambahan dalam proporsi yang kecil dari unsure molybdenum, titanium, dan tembaga untuk menghasilkan sifat sifat yang special. Baja dalam kelompok ini digunakan apabila diperlukannya ketahanan terhadap panas. c. Baja tahan karat mertensite Baja tahan karat mertensit mengandung sejumlah besar unsur karbon dan dapat dikeraskan melalui perlakuan panas, juga mempengaruhi sifat sifatnya melalui pengerasan dan penyepuhan. Baja yang mengandung 0,1% C, 13% Cr, dan 0,5% Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah 22

kekerasan. Baja ini seringkali disebut besi tahan karat dan digunakan khususnya untuk peralatan gas turbin dan pekerjaan dekoratif. 4. Baja tahan panas Masalah utama yang berhubungan dengan penggunaan temperature tinggi adalah kehilangan kekuatan, beban rangkak, serangan oksidasi, dan unsur kimia. Kekuatannya pada temperature tinggi dapat diperbaiki dengan menaikkan temperature transformasinya dan penambahan unsur kromium atau dengan merendahkan temperature transformasinya dan penambahan unsur nikel. Kedua pengerjaan itu akan menghasilkan struktur austensite. Sejumlah kecil tambahan unsur titanium, aluminium, molybdenum dengan karbon akan menaikkan kekuatan dan memperbaiki ketahanannya terhadap beban rangkak. Unsur nikel akan membantu penahanan kekuatan pada temperature tinggi dengan memperlambat atau menahan pertumbuhan butiran butiran yang baru. Ketahanannya terhadap oksidasi dan serangan kimia dapat diperbaiki dengan menambahkan silicon atau kromium. 5. Baja paduan yang digunakan pada temperature rendah a. Baja pegas Pegas kendaraan dibuat dari baja yang mengandung sekitar 0,8% C sesuai dengan sifat sifatnya yang dibutuhkan dan ditambahkan dengan lebih dari 0,4% Si dan 0,8 % Mn. Baja pegas dikeraskan dengan pendinginan air atau minyak sesuai dengan komposisinya. Pegas katup dibuat dari baja yang sama dengan pegas kendaraan juga ditambahkan 1,5% Cr dan 0,17% V ke dalam karbon dan nikel. b. Baja katup mesin (motor) Katup yang menerima beban rendah digunakan baja yang mengandung 0,3% C, 3,5% Ni, 0,35% Cr, dan 0,35% Si. Kandungan unsur silicon dan kromium menaikkan beban yang dapat diterima katup sehingga dapat menerima beban yang berat. Katup untuk motor pesawat terbang dibuat dari baja austensite dengan kandungan sekitar 10 % Ni dan 12 -16% Cr. Katup pompa seringkali dibuat berlubang dan mengandung natrium untuk pendinginan. BAB 4 23

KESIMPULAN

Didasarkan pada komposisi kimia logam dan paduan padat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1. Logam logam besi 2. Logam logam bukan besi

Logam logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya, sedangkan logam bukan besi merupakan bahan yang menandung sedikit atau sama sekali tanpa kadar besi. Yang mengandung logam dan paduan besi yaitu adalah : 1. Besi tuang (cast iron) 2. Besi karbon (carbon steel) 3. Besi paduan (alloy steel) 4. Baja spesial (specialty steel)

Baja merupakan paduan ,yang terdiri dari besi, karbon dan unsur lainnya. Secara garis besar baja dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Baja karbon 1. Baja karbon rendah (<0,030%C) 2. Baja karbon sedang(0,30%<C<0,70) 3. Baja karbon tinggi (0,70<C<1,40%) b. Baja paduan 1. Baja paduan rendah (jumlah unsur paduan khusus <8,0%) 2. Baja paduan tinggi (jumlah unsur paduan khusus >8,0%)

24

DAFTAR PUSTAKA

Bisri, Uun,dkk. 1995. Bahan Galian Industri Kaloin .Dirjen Pertambangan umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral. Bandung Surdia, Tata. 2000.Pengetahuan Bahan Teknik.Pradnya Paramita.Bandung Vlack, van.2000.Ilmu dan Teknologi Bahan.Edisi Kelima.Penerbit Erlangga. Jakarta. www.google//Bahan Konstruksi Kimia.Logam Besi.com

25

Anda mungkin juga menyukai