KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH 19 Juni 2013 21 Agustus 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
1
PENDAHULUAN
Manifestasi klinis pasien penyakit jantung bawaan sianotik sangat bervariasi. Sebagian pasien menunjukkan gejala sianosis akibat hipoksemia, dengan atau tanpa gagal jantung,sebagian mengalami shock, sebagian lagi tidak menunjukkan gajala dan pada auskultasi hanya terdengar bising saja. Sesuai dengan namanya,manifestasi klinis yang selalu terdapat pada pasien dengan penyakit jantung bawaan sianotik adalah sianosis. Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang disebabkan oleh terdapatnya > 5 g/dl hemoglobin tereduksi dalam sirkulasi. Deteksi terdapatnya sianosis antara lain bergantung kepada kadar hemoglobin. Misalnya pada desaturasi 40 % yakni bila saturasi oksigen arteri 60 % apabila kadar hemoglobin 10 g/dl maka sianosis tidak akan nampak karena hanya 4 g/dl hemoglobin tereduksi dalam sirkulasi.Dengan tingkat saturasi tersebut,sianosis baru akan terlihat apabila kadar hemoglobin lebih dari 13 %.
DEFINISI
Transposisi Arteri Besar adalah suatu kelainan transposisi arteri-arteri besar yang mana terjadi perubahan posisi aorta dan a.pulmonalis, yakni aorta keluar dari ventrikel kanan dan terletak di sebelah anterior dari arteria pulmonalis, sedangkan a.pulmonalis keluar dari ventrikel kiri, terletak posterior terhadap aorta. Akibatnya, aorta menerima darah vena sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedang darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan diteruskan ke a.pulmonalis dan seterusnya ke paru.
3
Transposisi arteri besar merupakan lebih kurang 5 % dari semua pasien penyakit jantung bawaan. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki.
Sepertiga kasus mempunyai ibu yang memiliki riwayat sakit DM. Bayi dengan transposisi arteri besar biasanya lahir prematur atau biasanya lahir dengan berat badan normal atau besar.
4
EMBRIOGENESIS KARDIOVASKULAR
Akibatnya, aorta menerima darah vena sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedang darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan diteruskan ke a.pulmonalis dan seterusnya ke paru.
9
TAB
Diagnosis biasanya dapat ditegakkan tidak lama setelah bayi lahir karena terjadinya sianosis. Kadang dapat dijumpai adanya murmur atau sura tambahan padapemeriksaan fisik, namun dapat juga tidak ada murmur atau suara jantung tambahan sama sekali.
11
12
KLASIFIKASI TAB
TAB dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan tipe tranposisi, yaitu transposisi komplet dan parsial.
Transposisi komplet, aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonal keluar dari ventrikel kiri. Transposisi parsial apabila hanya satu saja arteri besar yang berpindah melewati septum, sedangkan arteri besar yang lain tetap berada di tempat semula, sehingga kedua arteri besar akan keluar dari ventrikel kanan (double outlet right ventricle), atau dari ventrikel kiri (double outlet left ventricle).
5 Kelainan penyerta pada TAB dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok kelainan penyerta kompleks (selain DAP, DSV, DSA, dan stenosis pulmonal) dan tidak kompleks (DAP, DSV, DSA, dan stenosis pulmonal).
Transposisi arteri besar simpel apabila hanya ditemukan PDA sebagai kelainan penyerta. Anatomi klinik melihat tempatnya komunikasi antara sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal, yaitu DSV, DSA, dan DAP
14
Agar kehidupan dapat terus berlangsung harus terdapat hubungan antara sirkulasi sistemik dan pulmonal pada tingkat atrium , ventrikel, atau duktus arteriosus.
15
Namun,aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pumonalis dari ventrikel kiri.
Pada d-TGA aorta biasanya sebelah anterior dan kanan arteri pulmonalis. Darah desaturasi kembali dari tubuh ke sisi kanan jantung yang secara tidak benar keluar ke aorta kanan,dan kembai ke tubuh lagi,sedang darah vena pulmonalis yang teroksigenasi kembali ke sisi kiri jantung dikembalikan secara langsung ke paru-paru. Dengan demikian,sirkulasi sistemik dan pulmonal terdiri atas dua sirkuit paralel.Satu-satunya cara bertahan hidup pada neonatus ini diberikan oleh foramen ovale dan duktus arteriosus, yang memungkinkan percampuran darah teroksigenasi dan deoksigenasi. Sekitar setengah penderita TGA juga akan menderita VSD, yang memberikan percampuran yang jauh lebih baik.Tanda kinis dan hemodinamik bervariasi berkaitan dengan ada atau tidaknya defek yang menyertai. TGA terjadi pada 1 dari 5000 keahiran hidup dan ebih sering pada bayi dari ibu diabetes dan pada laki-laki (3:1). Sebelum jaman pembedahan korektif atau paliatif modern, mortalitas lebih besar dari 90 % dalam umur tahun pertama.
16
Harga PO2 arterial rendah dan tidak naik dengan cukup besar sesudah penderita bernapas dengan 100% oksigen. Ekokardiografi memperkuat hubungan ventrikel-atria yang transposisi. Lagipula, ukuran komunikasi intra-arterial dan duktus arteriosus dapat ditampakkan dan derajat percampuran dinilai dengan Doppler berwarna.
19
Karena resiko apneu akibat infus prostaglandin, keterampilan individu pada intubasi endotrakeal perinatal harus segera tersedia. Hipotermia meningkatkan asidosis metabolik akibat hipoksemia. Koreksi segera asidosis dan hipoglikemi sangat penting.
20
22
23
26
27
2. Loop Diuretik :
Furosemid (Lasik)
3. Prostaglandin E1
28
2. Operasi Mustard
3. Operasi Rastelli 4. Operasi Arterial Switch
29
30
ARTERIAL SWITCH
31
32
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada ada tidaknya kelainan jantung lain serta gangguan sistem konduksi jantung.
Prognosis pasien yang menjalani operasi Rashkind dan Arterial Switch adalah baik, dengan gejala klinis yang berkurang dan pasien dapat kembali hidup normal namun tidak dipungkiri adanya pembatasan aktivitas fisik. Apabila pasien dengan transposisi tidak segera dioperasi maka dalam jangka waktu sebulan,dapat terjadi kematian.
33
END OF PRESENTATION