Anda di halaman 1dari 45

Nama Umur Jenis Kelamin Berat Badan Alamat No Rekam Medis Tanggal Masuk RS 2013

: : : : : : :

An.F 5 bulan Perempuan 6 kg Wonosari 56 24 21 21 Februari

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu dan ayah pasien. Keluhan Utama : Demam dan Sesak Nafas Keluhan Tambahan : Batuk Riwayat Penyakit Sekarang Pada 21 Februari 2013 pukul 02.00 pasien diantar orangtua nya datang ke IGD RSUD KRT Setjonegoro dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, demam dan batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu. Batuk berulang dan produktif. Dahak kental, warna putih bercampur dengan asi, tidak berbau, dan tidak ada darah. Sesak tidak berhubungan dengan aktifitas fisik. Sesak nafas dan batuk baru pertama kali, riwayat tersedak (-). Sesak nafas tidak berkurang dengan perubahan posisi, keringat malam hari (+), riwayat kontak dengan orang yang batuk lama di rumah (-), dan mengalami penurunan berat badan. Demam timbul mendadak, selalu tinggi, dan menggigil (-). Penurunan kesadaran (-), kejang (-), muntah (+), diare (-), epitaksis (-), perdarahan di gusi (-), mual (+).

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah mengalami sakit yang sama dan tidak pernah mondok di rumah sakit. Riwayat sakit pada saat kecil hanyalah batuk, flu, dan panas biasa yang diobati dengan obat yang diberi bidan. Riwayat asma -, riwayat flek paru sebelumnya -. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama seperti pasien. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit paruparu. Riwayat Kehamilan dan Persalinan : 1. Antenatal Pasien adalah anak ketiga. Ibu belum pernah mengalami keguguran, selama hamil kontrol kehamilan dibidan. Awal kehamilan sehat. 2. Natal Ibu melahirkan bayi secara normal, spontan dengan usia kehamilan 37 minggu dengan BBL 3100 gram, tidak ada kelainan kongenital. 3. Post Natal Bayi dalam keadaan sehat, tidak ada masalah dalam pemberian ASI. Kesimpulan : Selama kehamilan ANC teratur, usia kehamilan dan berat lahir normal.

Riwayat Makan dan minum : ASI sampai usia 3 bulan. Susu sambung sejak usia 4 bulan . Riwayat Perkembangan : Anak sudah bisa tengkurap dan bolak-balik sendiri. Kesimpulan : Perkembangan dan pertumbuhan pasien sesuai usia. Riwayat Vaksinasi : Ibu mengatakan bahwa imunisasi yang diterima pasien belum lengkap, setiap bulan ibu pasien rajin membawa pasien ke posyandu untuk menimbang berat badan dan imunisasi. BCG : pada umur 0 bulan di bidan praktek swasta Hep B : 3x pada usia 1 minggu, 2 dan 3 bulan di posyandu DPT : 2x pada usia 3, 4 di posyandu Polio : 2x pada usia 2, 3 bulan di posyandu Campak : Kesimpulan : Riwayat imunisasi belum lengkap.

Sistem serebrospinal : pasien letargi, sadar, demam (+), sakit kepala (-), gangguan neurologis (-) Sistem kardiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-) Sistem respiratorius : sesak nafas (+), batuk (+), pilek (+), mimisan (-), nafas cepat (+), ronkhi basah kasar pada lapang paru, nyeri dada (-) Sistem gastrointestinal : stomatitis angularis (-), glositis (-), perdarahan gusi (-), mual (+), muntah (+), BAB (+) normal lendir (-) darah (-) Sistem urogenital : BAK (+) normal, nyeri saat BAK (-) Sistem integumentum : turgor kulit baik, luka (-), ptekie (-), purpura (-) Sistem mukuloskeletal : gerakan bebas kekuatan dan sensibilitas normal, nyeri sendi (-), bengkak pada sendi (-)

Status Generalisata Keadaan Umum : letargi, pasien nampak sesak nafas Vital Sign : Nadi 160 x/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur, Respiratory rate 60 x/menit, tipe abdominalthoracoSuhu 39,90C

Status Gizi Berat Badan : 6 kg Status Gizi berdasarkan rumus young umur(bulan)+9 dibagi 2. Seharusnya bayi berumur 5 bulan BB nya 7 kg. Berdasarkan perhitungan berat badan menurut young maka status nutrisi gizi kurang baik.

Kepala merata

: bentuk mesochephal, rambut hitam, distribusi

Wajah : simetris, pigmentasi normal, tanda-tanda radang (-), facies cooley (-) Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+) Hidung : nafas cuping hidung (+), sekret (-), epistaksis (-)

Mulut : bibir pucat (+), sianosis (-), stomatitis angularis (-), glositis (-), lidah kotor (-), atrofi lidah (-), nyeri telan (-), faring hiperemi (-)

Pemeriksaan Leher Pembesaran limfonodi (-), kaku kuduk (-) Pemeriksaan Thorax Jantung Inspeksi : ictus kordis tak terlihat Aukultasi : BI-BII reguler, suara tambahan (-), bising (-) Paru Inspeksi : simetris, retraksi (+), ketinggalan gerak (-) Palpasi : ketinggalan gerak (-), vocal fremitus normal simetris Perkusi : sonor Auskultasi : suara dasar vesikular meningkat (+/+), suara tambahan ronkhi basah kasar (+), wheezing (-)

Pemeriksaan Leher Pembesaran limfonodi (-), kaku kuduk (-) Pemeriksaan Thorax Jantung Inspeksi : ictus kordis tak terlihat Aukultasi : BI-BII reguler, suara tambahan (-), bising (-) Paru Inspeksi : simetris, retraksi (+), ketinggalan gerak (-) Palpasi : ketinggalan gerak (-), vocal fremitus normal simetris Perkusi : sonor Auskultasi : suara dasar vesikular meningkat (+/+), suara tambahan ronkhi basah kasar (+), wheezing (-) Pemeriksaan Abdomen Inspeksi : datar, dinding dada // dinding perut, massa (-), sikatrik (-), tandatanda radang (-) Auskultasi : peristaltik (+) normal Perkusi : timpani (+) Palpasi : supel, nyeri tekan (-), massa tumor (-), turgor kulit baik, hepar lien tak teraba Pemeriksaan Anogenital Tidak dilakukan. Pemeriksaan Ekstremitas Simetris, sianosis (-), akral hangat, deformitas (-), gerak aktif.

Jenis Pemeriksaan Hb

Hasil 10,6

Interpretasi Normal

AL
Eosonofil Basofil Netrofil

7, 1
0,1 0,30 60,70

Normal
Low Normal Normal

Limfosit
Monosit Hematokrit Eritrosit Trombosit MCV MCH MCHC

26,10
11,90 32 2,9 503 82 27 33

Normal
High Normal Normal High Normal Normal Normal

Pneumonia : demam, batuk dengan nafas cepat, ronki pada auskultasi, kepala teranggukangguk, pernapasan cuping hidung, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, merintih, sianosis.

Bronkiolitis : infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat pada bayi muda, terjai epidemik setiap tahun dan ditandai dengan obstruksi saluran pernafasan dan wheezing.

Asma : keadaan inflamasi kronik dengan penyempitan saluran pernafasan yang reversibel. Tanda karakteristik berupa wheezing berulang, sering disertai batuk menunjukkan respons terhadap bronkodilator anti inflamasi

Sumber. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit, who

Riwayat penyakit Pemeriksaan fisiss Uji tuberkulin

Patut diduga asma: -Episodik -Nokturnal -Musiman -Paska aktivitas fisik -Riwayat atopi pasien/keluarg a

Tidak jelas asma: --timbul masa neonatus -Gagal tumbuh -Infeksi kronis -Muntah/tersed ak -Kelainan fokal paru -Kelainan sistem kardiovaskuler

O2 NK 1 l/menit Inf KaEn 4B 300 cc/24 jam Inj Cefotaxime 3 x 250 mg Inj. Cortidex 3 x 1/3 amp ASI/PASI 6 x 50 cc 75 cc Nebu ferbivent amp +NaCl 0,9 % PO : Paracetamol syrup 3 x 0,5 cth

Pemeriksaan rontgen toraks Pemeriksaan mikrobiologis

Pneumonia : demam, batuk dengan nafas cepat, ronki pada auskultasi, kepala terangguk-angguk, pernapasan cuping hidung, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, merintih, sianosis.

Pembersihan udara Bulu hidung menyaring udara Mukosa hidung, turbinasi hidung, orofaring dan nasofaringmenghangatkan, melembabkan dan menjerat partikel besar Pembau Menciummendeteksi gas berbahaya, atau bahanbahan berbahaya di udara tanpa membawanya ke paru-paru.

Menyaring dan membuang partikel yang terhirup Menyaring: Bulu hidung, gravitasi, mukus dan turbinasi Membuang partikel: Refleks bersin dan batuk Gerakan mukosilier di sepanjang traktus respiratorius Partikel terperangkap dalam mukus kemudian dibawa ke atas ke faring. Mukus yang mencapai faring dikentalkan atau dikeluarkan melalui mulut atau hidung.

Mekanisme pertahanan dari unit respirasi terminal


makrofag alveolarmenyajikan antigen

Limfosit T dan B pertahanan imun Limfosit T (selular), Limfosit B (humoral)

Kuman masuk ke saluran napas atas

Mekanisme pertahanan terganggu

Terbentuk sekret virulen

Inflamasi

Sekret berlebih turun ke alveoli

Gejala Infeksi Umum:


Demam Sakit kepala Gelisah Malaise Penurunan napsu makan Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare

Gejala GangguanRespiratori :
Batuk Sesak napas Retraksi dada Takipnea Napas cuping hidung Air hunger Merintih Sianosis

Pneumonia Ringan Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja.

Pneumonia Berat Batuk dan kesulitan bernafas ditambah minimal satu hal berikut ini : kepala terangguk-angguk, pernapasan cuping hidung, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, foto dada menunjukan gambaranpneumonia (infiltrat luas, konsilidasi, dll). Selain itu didapatkan juga nafas cepat, suara merintih pada bayi muda (grunting), pada auskultasi terdengar ronki, suara pernapasan menurun, dan suara pernapasan bronkial. Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai: tidak dapat menyusu atau minum/makan,atau memuntahkan semuanya, kejang, letargi/tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat.

Pneumonia berdasarkan etiologi - Pneumonia bakterial


a.Pneumonia streptococcal

b.Pneumonia Haemophylus influenzae c.Pneumonia bakterial lain

- Pneumonia non bacterial


a. Pneumonia virus b. Pneumonia Jamur c. Pneumonia parasit

Pneumonia berdasarkan lokasi lesi a. Pneumonia Lobaris b. Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia)

Kelainan anatomi congenital (fistula, kistik fibrosis) Gangguan fungsi imun (penyakit atau obat-obatan) Refluks esophageal Aspirasi benda asing Hospitalisasi

Virus
droplet/aerosol

merusak dinding epitel ( saluran pernapasan) Respon inflamasi edema, peningkatan produksi mukus Obstruksi saluran pernafasan dan terjadi wheezing

Bakteri 4 stages: 1. congestion ( respon inflamasi,,,,vasodilatasi pembuluh darah,,,eksudasi cairan,,,,alveolar edema,,,multiplikasi bakteri,,, penyebaran interbronkhial,interalveolar) crackles 2. Red hepatization ( 2-4 hari) (hiperemi,,,alveoli terisi bakteri, sel darah erah,deposit fibrin, infiltrasi neutrofil,,, subbronchial sound

3. Gray hepatization (hari ke 4-8) Penghancuran atau lisis darah merah,,,deposit fibrin pada rongga alveoli bronchial

4. Resolution (8-10 hari) Peningkatan jumlah makrofag,,, lisis neutrofil,fibrin, sisa-sisa bakteri,,,dikeluarkan melalui sistem limfatik, mekanisme batuk

Pnemonia dapat menyebabkan berbagai macam gejala, yaitu:


Inhalation of microorganism Stimulate irritant receptor

First line defense mechanisme Second line defense mechanism (alveolar macrophage

cough

Activation inflammatory process

Alveolar capillary membrane dysruption Airway obstruction crackle Alveolar filled by exudates dyspneu grunting Alveolar edema consolidation Nasal flaring V/Q mismatching crackle Increase Respiration rate Red and gray hepatization

Decrease oxygen saturation Increase force of breathing cyanosis retraction hipoxemia Clubbing finger

Increase heart rate

Predikator paling kuat pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala respiratori sebagai berikut : oTakipnea oBatuk oNapas cuping hidung oRetraksi oRonki oSuara napas melemah Usia < 2 bulan Frekuensi 60 x/mnt

2 12 bulan
1 5 tahun 5-12 tahun

50 x/mnt
40 x/mnt 30 x/mnt

Bayi dan anak berusia 2 bulan 5 tahun Pneumonia berat oBila ada sesak napas oHarus dirawat dan diberikan antibiotik Pneumonia oBila tidak ada sesak napas oAda napas cepat oTidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral

Bukan pneumonia
oBila

tidak ada napas cepat dan sesak napas oTidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun panas

TERAPI

1. Usia < 6 bulan 2. Demam >38,50C Rapid breathing with/without cyanosi 3. Multiple lobe involvement 4. Imunocompromized 5. Moderate to severe respiratory distress 6. Sepsis 7. Dehidrasi 8. Muntah 9. Tidak respon terhadap terapi antibiotik oral 10. Hypoxia ( membutuhkan oksigen terapi)

Terapi

Suportif
1. Analgesik dan antipiretik 2. Nutrisi, cairan,elektrolit dan keseimbangan asam-basa. 3. Saturasi oksigen > 95% 4. Membersihkan rongga mulut

Antimikroba

Penghambat Sintesis Dinding Sel

Penghambat Sintesis Protein


1.TETRASIKLIN
Demeklosiklin Doksisiklin Minosiklin Tetrasiklin 2.AMINOGLIKOSID A Amikasin Gentamisin Neomisin Netilmisin Streptomisin Tobramisin 4. KLORAMFENIKOL

3. MAKROLID Eritromisin Klaritromisin Azitromisin

5. KLINDAMISIN

Terapi berdasarkan umur

Terapi Berdasarkan Umur


Neonatus (<2 bulan) Ampicillin + aminoglikosida

Amoksisilin asam klavulanat


Amoksisilin + aminoglikosida

Bayi dan anak usia prasekolah (2bl 5th)

Amoksisilin
Amoksisilin asam klavulanat Golongan sefalosporin Makrolid (eritromisin)

Anak usia sekolah (> 5 thn)

Amoksisilin atau makrolid

Vaksin : a. Pneumovax b. Vaksin influenza : - i.m - nasal spray c. Vaksin RSV : i.m dosis 15 mg/kg d. Hib conjugate vaccine

Komplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta, pneumotoraks, atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta

KEADAAN KHUSUS PADA PNEUMONIA

Pneumoniae berulang (rekuren) atau persisten kejadian pneumonia yang dialami sebanyak dua episode dalam satu tahun atau lebih dari tiga episode selama hidupnya. Manifestasi klinis dan / atau pneumonia yang menetap setelah 8 minggu penggunaan antibiotik.

Aspirasi pneumonia

Penyakit peradangan paru akibat masuknya sekresi endogen atau eksogen secara tidak normal kedalam saluran respiratorik bagian bawah. Umumnya ditemukan pada pasien dengan gangguan neuromuscular Diagnosis : demam tinggi, takipnea, batuk, dan distress pernafasan

TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai