Anda di halaman 1dari 24

TUGAS REFERAT ILMU PENYAKIT ANAK

OBESITAS PADA ANAK

PENYAJI : NATALIA PURNAMA NIM : 07120040064 UNIVERSITAS PELITA HARAPAN PEMBIMBING : DR. PULUNG SILALAHI, SpA

DAFTAR ISI

Pendahuluan ... 2 Tinjauan Pustaka Definisi 3 Etiologi dan Patogenesis . 3 Epidemiologi ... 8 Kriteria Obesitas ...................................................................................... 8 Manifestasi Klinis ....................................................................................9 Diagnosis .................................................................................................11 Tatalaksana ..............................................................................................13 Pencegahan ..............................................................................................17 Komplikasi ...............................................................................................18 Prognosis ..................................................................................................19 Kesimpulan .............................................................................................. 22

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Obesitas berarti kelebihan jumlah lemak tubuh. Tidak ada kesepakatan umum ada pada definisi obesitas pada anak-anak seperti halnya orang dewasa. Kebanyakan profesional menggunakan panduan yang diterbitkan berdasarkan indeks massa tubuh (BMI), atau diubah BMI untuk usia, untuk mengukur obesitas pada anak-anak. Lain mendefinisikan obesitas pada anak-anak sebagai berat badan paling sedikit 20% lebih tinggi dari berat badan yang sehat untuk anak yang tingginya, atau persentase lemak tubuh di atas 25% di anak laki-laki atau di atas 32% pada anak perempuan. Obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari.
1,2,4

Profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai profil lipid pada penyakit dan anak yang obesitas mempunyai risiko hipertensi lebih besar. 4

kardiovaskuler

Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada 20 30% anak yang obesitas, terutama obesitas tipe abdominal.5 Dengan demikian obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan pananganan yang sedini mungkin, dengan melibatkan peran serta orang tua.1 Tujuan II.1. Tujuan Umum Diharapkan melalui tulisan ini, pembaca dapat memahami apa itu obesitas pada anak, penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.

II.2. Tujuan Khusus Tulisan ini diharapkan bisa memberikan informasi tambahan mengenai obesitas pada anak yang hingga saat ini belum sepenuhnya dapat diterangkan dari berbagai hasil penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Obesitas dan overweight adalah dua istilah yang sering digunakan untuk menyatakan adanya kelebihan berat badan. Kedua istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda. 5 Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan (akumulasi) jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Menurut kamus kedokteran Dorland, obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. Disebut juga adiposity, adiposis, corpulency dan pimelosis. 2,5 Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat ideal yang disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau non-lemak, misalnya pada binaragawan kelebihan berat badat disebabkan oleh hipertrofi otot.5,6

Etiologi dan Patogenesis Menurut hukum termodinamik, obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi tersebut dapat disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau keluaran energi yang rendah. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktifitas fisik dan efek termogenesis makanan. Efek termogenesis makanan ditentukan oleh komposisi makanan. Lemak memberikan termogenesis lebih rendah (3% dari total energi yang dihasilkan lemak) dibandingkan dengan karbohidrat (6-7% dari total energi yang dihasillan karbohidrat) dan protein (25% dari total energi yang dihasilkan). 5

Bila kelebihan energi tersebut berlangsung terus-menerus, misalnya 500 Kalori. Setiap hari, maka dalam waktu seminggu akan terjadi kenaikan berat badan kira-kira 500 gram. 7 Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor: Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah

dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari. Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:

Hipotiroidisme Sindroma Cushing Sindroma Prader-Willi Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan. Obat-obatan. Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi bisa menyebabkan penambahan berat badan.

Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. Tabel 1. Karakteristik obesitas idiopatik dan endogen Obesitas Idiopatik >90% kasus Obesitas Endogen <10% kasus

Perawakan tinggi (umumnya persentil ke Perawakan Pendek (umumnya persentil 6

50 TB/U) Riwayat obesitas dalam

ke 5 TB/U) keluarga Riwayat Obesitas dalam keluarga

umumnya positif Fungsi mental normal Usia tulang normal atau advanced Pemeriksaan fisik pada umumnya normal

umumnya negatif Fungsi mental sering kali retardasi Usia tulang terlambat (delayed) Terdapat stigmata pada pemeriksaan fisis

Sebagian besar kasus dengan penyebab endogen dapat didiagnosis dengan anamnesis serta pemeriksaan fisis yang teliti (lihat tabel 2) 5 Tabel 2. Penyebab endogen obesitas pada anak Penyebab hormonal Hipotiroidisme Hiperkortisolisme Bukti-bukti diagnostik Kadar TSH , kadar tiroksin (T4( Uji supresi deksametason abnormal

:kadar kortisol bebas urin 24 jam Hiperinsulinisme primer Kadar insulin plasma , kadar C-peptide Pseudohipoparatiroidisme Hipokalsemia, PTH Lesi hipotalamus didapat Adanya tumor, infeksi, sindrom, trauma, lesi vaskular hipotalamus hiperfosfatemia, kadar

Sindom genetik Prader-Willi

Karakteristik klinis Obesitas, hiperfagia, retardasi mental, hipogonadisme, strabismus

Laurence-moon / bardet-biedl

Obesital

retardasi

mental

retinopati

pigmentosa, hipogonadisme, paraplegia

spastik Alstrom Obesitas, retinitis pigmentosa, tuli,

diabetes mellitus Borjeson-Forssman-lehmann Obesitas,retardasi hipogonadisme, epilepsi Cohen Obesitas trunkal, retardasi mental, mental, hipometabolisme,

hipotonia, hipogonadisme Turners Perawakan pendek, ambigus genitalia, kelainan jantung bawaan, obesitas, genotipe 45, XO. Familial lipodystrophy Hipertrofi resisten, mental. Beckwith-wiedermann Gigantisme,exomfalos, organomegali. Sotos Gigantisme serebral, pertumbuhan fisik berlebihan psikomotorik. Weaveer Sindrom tumbuh-lampau bayi (infant overgwoth sindrom), percepatan pematangan tulang rangka (accelereted skeletal maturation), unusual facies Ruvalcaba Retardasi abnormalitas mental, tulang, mikrosefali, hipogonadisme, hipotonia, retardasi makroglosia, otot, akromegali, retardasi

hepatomegali, akantosis nigrikans, insulin hipertrigliseridenia,

brachymetapody.

Epidemiologi

Prevalensi kelebihan berat badan antara anak 2 sampai 19 tahun di Amerika Serikat. Tingkat obesitas telah meningkat sangat antara tahun 1980 dan 2010. Saat ini 10% dari anak-anak di seluruh dunia baik kelebihan berat badan atau obesitas. Tingkat kelebihan berat badan dan obesitas di antara anak-anak Kanada telah meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Pada anak laki-laki, tarif meningkat dari 11% di tahun 1980 menjadi lebih dari 30% di tahun 1990-an. Tingkat obesitas pada anak-anak Hal ini namun tidak berubah secara signifikan antara tahun 2000 dan 2006 dengan statistik terbaru menunjukkan tingkat paling hanya lebih dari 17 persen. Pada tahun 2008, tingkat anak-anak kelebihan berat badan dan obesitas di Amerika Serikat adalah 32%, dan sudah berhenti pendakian. Kriteria Obesitas

Untuk menentukan obesitas diperlukan kriteria yang berdasarkan pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan laboratorik, pada umumnya digunakan: 2 Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut obesitas bila BB > 120% BB standar. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120% 6 atau Z-score + 2 SD. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri dsb. yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis. DXA adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak praktis untuk dilapangan.

Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 sebagai indikator obesitas.

Manifestasis Klinis

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja, terutama anak wanita. Selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika diperiksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya anak yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relatif rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya. 9 Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas: 7,9 Raut muka Hidung dan mulut tampak relatif kecil dengan dagu yang berbentuk ganda. Dada dan payudara Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh. Pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan. Abdomen Membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng kadangkadang terdapat stria putih atau keunguan. Genitalia luar Pada pria penis seakan-akan terpendam dalam jaringan lemak mons pubis, sehingga tampak kecil dari bagian yang tersembul ke luar. Pubertas dapat terjadi awal dengan akibat bahwa pada akhirnya ketinggian anak gemuk mungkin kurang dari pada tinggi akhir dari sebayanya yang dewasa lebih lambat. Normal pada kebanyakan wanita, dan menarche biasanya tidak tertunda bahkan mungkin maju. Anggota badan

10

Lengan atas dan paha tampak besar, terutama pada bagian proksimal, tangan relatif kecil dengan jari-jari yang berbentuk runcing. Terdapat kelainan berupa koksa vara dengan genu valgum pada tungkai. Kelainan emosi Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau akibat dari keadaan obesitas. Bahkan pada anak yang tampaknya menyesuaikan diri dengan baik.

Pengaruh terhadap kesehatan

Masalah pertama terjadi pada anak-anak obesitas biasanya emosional atau psikologis .5 Anak obesitas akan tetapi juga dapat menyebabkan kondisi mengancam kehidupan termasuk diabetes , tekanan darah tinggi , penyakit jantung , masalah tidur , kanker , dan gangguan lainnya. Beberapa gangguan lain akan termasuk penyakit hati , pubertas awal atau menarke, gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia, infeksi kulit, dan asma dan masalah pernapasan lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa anakanak kelebihan berat badan lebih mungkin untuk tumbuh menjadi orang dewasa kelebihan berat badan. Obesitas pada usia remaja telah ditemukan untuk meningkatkan angka kematian selama masa dewasa. Obesitas anak sering menderita karena digoda oleh rekan-rekan mereka. Beberapa dilecehkan atau diskriminasi terhadap oleh keluarga mereka sendiri. Penyebab ini lah yang dapat mengakibatkan harga diri rendah dan depresi. Suatu 2008 studi telah menemukan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas memiliki arteri karotid yang prematur usia sebanyak tiga puluh tahun serta tingkat abnormal kolesterol

11

Diagnosis

Tabel berat ke tinggi Tabel ini memberikan rentang umum bobot sehat dan gemuk untuk tinggi anak. Banyak dokter mendefinisikan obesitas pada anak sebagai berat 20% atau lebih dari rentang yang sehat. Tabel ini walau bagaimanapun, tidak memperhitungkan karakteristik individu setiap anak. Penyedia pelayanan kesehatan harus mempertimbangkan usia anak dan pola pertumbuhan ketika menginterpretasikan grafik. Misalnya, berat badan anak sebelum tumbuh cepat. Ini tidak berarti mereka menjadi gemuk.

Persentase lemak tubuh

Persentase berat tubuh yang gemuk adalah penanda obesitas. Anak laki-laki lebih dari 25% lemak dan perempuan lebih dari 32% lemak dianggap obesitas. Persentase lemak tubuh adalah sulit untuk mengukur secara akurat. Metode yang paling akurat menggunakan peralatan khusus yang tidak ditemukan di sebagian besar kantor medis. Metode yang mengukur ketebalan lemak tidak dapat diandalkan kecuali hal itu dilakukan dengan benar oleh teknisi terlatih dan berpengalaman.

Indeks massa tubuh (BMI) Langkah ini digunakan untuk menilai berat badan relatif terhadap tinggi. Ini adalah sama dengan indeks massa tubuh yang digunakan untuk mengidentifikasi obesitas dewasa. BMI didefinisikan sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan tinggi dalam

12

meter persegi (kg / m

2).

BMI juga dapat dihitung dalam pound dan inci. BMI berkaitan

erat dengan persentase lemak tubuh tetapi jauh lebih mudah untuk mengukur. BMI adalah standar untuk mendefinisikan obesitas pada orang dewasa, namun penggunaannya pada anak-anak tidak diterima secara universal. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan dua tingkat perhatian untuk anak-anak berdasarkan usia BMI-untuk-grafik. 1. Pada 85 persentil dan di atas, anak-anak "berisiko kegemukan" 2. Pada persentil ke-95 atau di atas, mereka adalah "gemuk". Asosiasi Obesitas Amerika mendefinisikan anak-anak di atas persentil ke-95 sebagai "gemuk", yang sesuai dengan BMI 30 (dianggap obesitas pada orang dewasa). Untuk menghitung indeks massa tubuh anak, ikuti langkah berikut: 1. Berat badan anak 2. Kemudian bagi dengan tinggi anak dalam meter 3. Bagilah ini dengan tinggi Kriteria IMT Range <17,5 18,5-24,5 25-29,9 30-39,9 >40 Interpretasi Malnutrisi Normal Overweight Obese Severe obese

Lingkar pinggang

13

Pengukuran ini pada anak-anak atau remaja berkorelasi erat dengan risiko masa depan mengembangkan tipe 2 diabetes mellitus dan komplikasi terkait sindrom metabolic ( tekanan darah tinggi , abnormal sirkulasi kolesterol atau lemak lain, serangan jantung , stroke, dan kerusakan pada mata, jantung , dan ginjal). Penilaian ini dibuat dengan meteran membentang di terluas perut lilit batang (biasanya pada atau di bawah tingkat pusar , yang disebut umbilikus ). Setiap nilai lebih dari 90 persentil untuk usia dan jenis kelamin membawa resiko tertinggi.

Tatalaksana

Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan obesitas seharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut sertakan keluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah / modifikasi pola hidup. 2 Menetapkan target penurunan berat badan Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu usia 2 7 tahun dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7 tahun, dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan, sedang pada obesitas dengan komplikasi pada anak usia dibawah 7 tahun dan obesitas pada usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Target penurunan berat badan sebesar 2,5 - 5 kg atau dengan kecepatan 0,5 - 2 kg per bulan.2 Pengaturan diet Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. 5 Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada 14

tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet ). Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang : Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari. Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari. Pengaturan aktifitas fisik Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.2 Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan Jenis kegiatan Jalan kaki 3 km/jam Jalan kaki 6 km/jam Joging 8 km/jam Lari 12 km/jam Tenis tunggal Tenis ganda Golf Berenang Bersepeda Kalori yang digunakan/jam 150 300 480 600 360 240 180 350 660

15

Mengubah pola hidup/perilaku Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai

komponen intervensi, dengan cara:2 Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik serta mencatat perkembangannya. Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan. Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan. Memberikan penghargaan dan hukuman. Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru. Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan aktifitas yang mendukung program diet.2 6. Terapi intensif Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah. 2 Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB Ideal atau IMT > 97 persentile, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari dan protein hewani 1,5 - 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi vitamin dan mineral serta minum > 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan pengawasan dokter.

16

Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: mempengaruhi asupan energi dengan menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; mempengaruhi penyimpanan energi dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotide dan metformin; meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum jelas.

Terapi bedah di indikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi ini adalah untuk mengurangi asupan makanan atau memperlambat pengosongan lambung dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang manfaat dan bahaya terapi ini pada anak.

Pencegahan

Pada bayi, pemberian ASI dan penundaan pemberian makanan padat dapat mencegah terjadinya obesitas. Pemberian susu botol yang lama dan tidak penting sebagai

17

cara mengatasi bayi rewel atau menangis dapat membina kebiasaan yang menyebabkan bayi mengharapkan atau mencari makanan kapan saja mengalami frustasi. 7 Pemberian makanan hanya bila ada tanda-tanda lapar pada umur 1 tahun, hindarkan perkenalan dengan menunjukkan makanan menarik atau memberi resep waktu makan dengan jam, dan dengan mendidik anak makan kalau lapar, dapat secara efektif mencegah kelebihan makan dan kegemukan. 7 Pada masa anak-anak awal, pemberian makanan yang sehat, bernutrisi, cemilan rendah lemak, pembatasan jam menonton TV tidak lebih dari 7 jam per minggu (sudah termasuk video games dan internet). Pada anak-anak yang sudah lebih besar, diajarkan memilih makanan yang sehat, bergizi dan membiasakan olahraga. Menghindari mengemil atau makan ketika menonton. 5 Kebutuhan energi pada: 10 bayi usia 0-3 bulan: (89 X BB[kg] + 75) bayi usia 4-6 bulan: (89 X BB[kg] + 44) bayi usia 7-12 bulan: (89 X BB[kg] 78)

Kebutuhan karbohidrat: 10 bayi usia 0-6 bulan: 60 g/hari bayi usia 7-12 bulan: 95 g/hari

Kebutuhan lemak: 10 pada usia 1-12 bulan: 30 g/hari (asam lemak esensial sekitar 5 g/hari

Kebutuhan protein: 10 bayi usia 1-6 bulan: 9,1 g/hari bayi usia 7-12 bulan: 13,5 g/hari

Komplikasi

18

Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida,

LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDLkolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5) dengan kadar insulin. Anak dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar trigliserida tinggi. Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi.2 Diabetes Mellitus tipe-2 Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25% sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau > persentile ke 99. 2 19

Obstruktive sleep apnea Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan

gejala mengorok.5 Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan berat badan.2 Gangguan ortopedik Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul.2 Pseudotumor serebri Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas.2

Prognosis

Orang yang menderita obesitas dan kelebihan berat badan pada masa kecil memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menderita obesitas pada saat dewasa. Individu yang menderita obesitas memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita berbagai penyakit

20

termasuk kematian yang lebih dini. Menurut American Obesity Association anak-anak yang menderita obesitas pada umur 10-13 tahun memiliki kemungkinan 70% untuk tetap menderita obesitas sepanjang hidup mereka. Program-program untuk memodifikasi kelakuan dan gaya hidup dapat membantu contohnya dengan menentukan tujuan hidup positif, berolahraga lebih sering, dan terapi kelompok dapat membantu anak-anak dan remaja untuk mengurangi berat badan dengan sukses.11

Kesimpulan

Obesitas pada anak berhubungan dengan banyak faktor. Karenanya dalam mengatasi masalah obesitas anak perlu kerjasama dari banyak pihak terkait, terutama dukungan keluarga. Obesitas pada anak berdampak pada kesehatannya sendiri di masa depan. Meningkatkan risiko-risiko penyakit seperti: kardiovaskular, diabetes mellitus, atherosclerosis, dan lainnya. Secara garis besar ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kegemukan pada anak, seperti: Jangan membuat anak makan ketika dia belum lapar Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanannya

21

Jangan makan terburu-buru. Karena umumnya akan makan lebih banyak ketika makan dengan cepat Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah atau untuk menyenangkan anak (jangan menawarkan dessert sebagai hadiah karena sudah menghabiskan makanannya)

Jangan makan di restoran cepat saji lebih dari 1X dalam seminggu Berikan makanan yang sehat dan bervariasi dengan kalori yang berasal dari lemak <30% Pastikan makanan yang dimakan di luar rumah seimbang (tidak berlebihan) Berikan air putih ketika haus. Bukan minuman bersoda atau minuman manis lainnya Batasi jam menonton TV, bermain komputer dan video games Ajarkan dan temani anak anda untuk aktif secara fisik melalui kegiatan seperti bersepeda, bermain bola Ajarkan anak mulai sekarang pola makan dan hidup sehat

Karena metabolisme karbohidrat, lemak dan protein saling terkait, sehingga penanganan obesitas dalam pengaturan pola makan yang perlu diperhatikan tidak hanya asupan lemak saja. Sedangkan penggunaan farmakoterapi maupun bedah, belum sepenuhnya dapat disetujui penggunaannya dalam mengatasi obesitas terkait dengan penelitian akan manfaat dan efek sampingnya tehadap anak-anak yang masih terus dilakukan.

22

Referensi
1. WHO. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic, WHO Technical Report Series 2000; 894, Geneva. 2. Obesitas pada anak lgkp : http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652048qwc.pdf 3. Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokroprawiro, A., Kodyat, BA. Kegemukan, Obesitas dan Penyakit Degeneratif: Epidemiologi dan Strategi Penanggulangannya, Dalam: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, hal. 787 808. 4. Heird, W.C. Parental Feeding Behavior and Childrens Fat Mass. Am J Clin Nutr, 2002; 75: 451 452. 5. Sjarif R D. Obesitas pada anak dan permasalahannya dalam Hot Topics in Pediatrics II. Jakarta, 18-22 Februari 2002. 6. Anderson, Douglas. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC. 2004 7. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol I. Jakarta: EGC. 1996: Bagian VI: 214-218. 23

8. Donohoue AP: Obesity in Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB: Nelson Textbook of Pediatrics 17th Ed. Philadelphia: Elsevier, 2004; 43: 173-177. 9. Hassan R, Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1985: 214-218. 10. Wardlaw, Hampl, DiSilvestro. Perspectives in Nutrition 6th Ed. New York: McGraw-Hill Company. 2004: Chapter 17. 11. Obesity : http://www.healthofchildren.com/N-O/Obesity.html

24

Anda mungkin juga menyukai