Anda di halaman 1dari 5

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.

1 Hasil penelitian Hasil pengukuran kadar Bilirubin pada tikus putih jantan yang telah diinduksi isoniasid dan rifampisin serta pemberian fraksi antosianin dari ubi jalar ungu dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Table 5.1 Hasil Pengukuran Kadar Bilirubin Tikus Putih Jantan Perlakuan KK+ P1 P2 P3 1 0,410 2,961 2,237 1,922 1,554 2 0,578 3,140 2,184 2,079 1,323 Ulangan 3 0,651 3,024 2,373 2,006 1,628 4 0,767 3,161 2,426 1,848 1,491 5 0,483 3,276 2,300 1,785 1,397 Rata-rata 0,58 3,11 2,30 1,93 1,48 SD 0,14 0,12 0,10 0,12 0,12

Berdasarkan table 5.1, pada kelompok tikus yang tidak diberi perlakuan apapun (kontrol negatif) memiliki rata-rata kadar BILIRUBIN sebesar 0,58 dengan standart deviasi sebesar 0,14. Pada kelompok tikus yang telah diinduksi dengan isoniasid dan rifampisin, rata-rata kadar BILIRUBIN meningkat hingga mencapai 3,11 dengan standart deviasi sebesar 0,12. Pada kelompok tikus yang telah diinduksi kemudian diberi fraksi antosianin dari ubi jalar ungu dengan dosis 50 mg/kgBB/hari (P1), rata-rata kadar BILIRUBIN menurun hingga mencapai 2,30 dengan standart deviasi sebesar 0,10. Pada kelompok tikus yang telah diinduksi kemudian diberi fraksi antosianin dari ubi jalar ungu dengan dosis 100 mg/kgBB/hari (P2), rata-rata kadar BILIRUBIN menurun hingga mencapai 1,93 dengan standart deviasi sebesar 0,12. Sedangkan pada kelompok tikus yang telah diinduksi kemudian diberi fraksi antosianin dari ubi jalar ungu dengan dosis 200 mg/kgBB/hari (P3), rata-rata kadar BILIRUBIN menurun hingga mencapai 1,48 dengan standart deviasi sebesar 0,12. Berdasarkan rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa dengan meningkatkan dosis pemberian fraksi antisianin dari ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar Bilirubin pada tikus putih jantan yang telah terinduksi isoniazid dan rifampisin. Untuk membuktikan apakah kesimpulan awal

tersebut signifikan secara statistic, maka selanjutnya akan dilakukan analisis statistic yang meliputi uji Oneway ANOVA, korelasi dan regresi.

Gambar 5.1 Grafik rata-rata kadar Bilirubin pada tikus putih jantan Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa tikus putih jantan yang telah terinduksi isoniazid dan rifampisin akan memiliki kadar bilirubin yang meningkat dibandingkan dengan tikus dalam keadaan normal. Pemberian fraksi antosianin dari ubi jalar ungu pada tikus putih jantan yang telah terinduksi, mampu menurunkan kadar bilirubin pada tikus tersebut meskipun belum mencapai kadar normal. 5.2 Analisa statistika 1. Analisis One way Anova Berdasarkan data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data layak untuk diuji Anova. Hasil uji normalitas (lampiran) menunjukkan bahwa pada kolom uji Kolgomorov Smirnov, nilai Sig 0,963 > p (0,05) yang berarti distribusi data kadar BILIRUBIN pada tikus putih jantan bersifat normal. Hasil uji homogenitas (lampiran) menunjukkan bahwa nilai Sig 0,963 > p (0,05) yang berarti varian data kadar BILIRUBIN pada tikus putih jantan bersifat homogen. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa data kadar BILIRUBIN pada

tikus putih jantan dapat dilanjutkan dengan analisis Oneway Anova. Hasilnya adalah sebagai berikut: ANOVA BILIRUBIN Sum of Squares df Mean Square 4,447 0,015 F Sig.

Between Groups 17,789 4 304,316 ,000 Within Groups 0,292 20 Total 18,081 24 Tabel 5.2. Hasil Analisis Oneway ANOVA Data Kadar BILIRUBIN dan SGPT hepar tikus putih jantan Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, diperoleh nilai Sig sebesar 0,000 < p (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ratarata kadar BILIRUBIN tikus putih jantan pada masing-masing perlakuan. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda dengan perlakuan yang lain maka dilakukan uji lanjut HSD Tukey 5%. Tabel uji lanjut Honesty Significant Differences 5% pada kadar BILIRUBIN adalah sebagai berikut. BILIRUBIN Perlakuan Rerata Notasi K0,58 a P3 1,48 b P2 1,93 c P1 2,30 d K+ 3,11 e Tabel 5.3. Hasil Uji Lanjut Honesty Significant Differences 5% Berdasarkan hasil uji lanjut HSD Tukey 5%, diketahui bahwa perlakuan P3 yaitu kelompok dengan pemberian fraksi antosianin dari ubi jalar ungu sebanyak 200 mg/kgBB/hari pada tikus yang telah terinduksi isoniazid dan rifampisin memiliki rata-rata kadar BILIRUBIN paling rendah dibandingkan dengan perlakuan pemberian fraksi dengan dosis yang lain, meskipun kadarnya belum mencapai normal. Perlakuan ini berbeda signifikan dengan 2 perlakuan pemberian fraksi yang lain (P2 dan P1). Hal ini terlihat dari notasi hasil uji Tukey 5% pada ketiga perlakuan tersebut yang tidak sama.

2. Uji Korelasi
Pada uji korelasi pearson didapatkan bahwa nilai sig (2-tailed) lebih kecil dari nilai p (0,000 < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara dosis fraksi antosianin dari ubi jalar ungu dengan kadar BILIRUBIN pada tikus putih jantan. Nilai korelasi Pearson yang negatif baik pada kadar BILIRUBIN mengindikasikan bahwa hubungan yang terbentuk antara dosis dengan kadar BILIRUBIN adalah hubungan yang berbanding terbalik. Artinya, semakin meningkat dosis fraksi antosianin yang diberikan akan menurunkan kadar BILIRUBIN pada tikus putih jantan yang telah terinduksi isoniazid dan rifampisin. Hasil korelasi Pearson dapat dilihat dibawah ini:

Correlations BILIRUBIN Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Tabel 5.4. Hasil Uji Korelasi Dosis -0,949 0,000

3. Uji Regresi Persamaan regresi yang digunakan untuk menentukan pengaruh antara dosis fraksi antisianin dari ubi jalar ungu dan kadar BILIRUBIN tikus putih jantan adalah: Y = 2,529 0,005 (X) Keterangan: Y X = kadar BILIRUBIN = dosis fraksi antisianin dari ubi jalar ungu (mg/ekor/hari) Persamaan tersebut sesuai dengan tabel Anova Regresi dimana nilai sig anova regresi = 0,000 < p (0,05) yang berarti model regresi cocok secara bermakna. Hal tersebut didukung pula pada uji t tabel coefficient yang menunjukkan bahwa nilai sig (constant) = 0,000 dan nilai Sig (Dosis) = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai p (0,05). Nilai R 2 yang terbentuk pada persamaan tersebut yaitu 0,900, artinya pengaruh dosis fraksi antisianin

R2 = 0,900

terhadap penurunan kadar bilirubin adalah sebesar 90%. Sedangkan 10% sisanya dipengaruhi oleh factor lain diluar penelitian ini.

Gambar 5.2. Kurva hubungan antara dosis fraksi antisianin dari ubi jalar ungu dengan kadar BILIRUBIN tikus putih jantan Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa pengaruh dosis fraksi antisianin dari ubi jalar ungu berpengaruh negative terhadap kadar BILIRUBIN. Artinya semakin meningkat dosis fraksi antisianin dari ubi jalar ungu diberikan pada tikus yang terinduksi isoniasid maka kadar BILIRUBIN pada tikus tersebut akan semakin menurun.

Anda mungkin juga menyukai