Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN EKOLOGI GUNUNGAPI MERAPI Niwang Sukma Permatasari Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM

Yogyakarta

I.

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bentuklahan merupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi dipermukaan bumi ( Sunardi, 1985 ). Bentuklahan diklasifikasikan menjadi beberapa bentukan asal proses, yaitu bentukan asal proses vulkanik, bentukan asal proses structural, bentukan asal proses pelarutan atau solusional, bentukan asal proses denudasinal, bentukan asal proses eolin, bentukan asal proses glasial, bentukan asal proses fluvial, bentukan asal proses marin, bentukan asal proses antropogenik, dan bentukan asal proses organic. Kesepuluh macam bentukan asal proses tersebut dapat ditemukan di wilayah Indonesia. Berdasarkan letak geografisnya Indonesia merupakan tempat

pertemuan tiga lempeng besar di dunia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Ketiga lempeng tersebut adalah lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Akibat dari pertemuan ketiga lempeng tersebut menyebabkan Indonesia memiliki aktivitas tektonisme yang kuat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya kejadian gempa bumi disekitar wilayah pertemuan antar lempeng, selain itu juga munculnya jalur jalur gunungapi aktif pada jalur pertemuan tersebut. Salah satu zona pertemuan atau tumbukan lempeng yang sangat aktif di Indonesia adalah pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia di pantai barat Sumatera hingga selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Pada Jalur ini banyak terdapat gunungapi yang aktif hingga saat ini, seperti misalnya gunungapi anak Krakatau, gunungapi merapi, dan gunungapi tambora. Vulkanisme merupakan segala bentuk aktivitas yang berkaitan dengan gerakan magma dari dalam bumi yang naik ke permukaan bumi. Proses

vulkanik tersebut akan membentuk bentukan secara makro yang disebut sebagai bentukan asal proses vulkanik. Alzwar,dkk (1998) dalam buku Vulkanologi Sutikno Bronto (2001) mengemukakan bahwa gunungapi merupakan tempat munculnya batuan lelehan dan rempah lepas gunungapi berasal dari dalam bumi, jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung serta bentuk timbulan dipermukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah (materi) gunungapi. Gunung Merapi merupakan 1 dari 129 gunungapi yang ada di Indonesia, yang terletak di sebelah Utara kota Yogyakarta. Gunung Merapi merupakan salah satu gunungapi yang paling aktif di Indonesia bahkan di dunia. Berdasarkan letusannya Gunungapi Merapi dicirikan dengan periode letusan yang pendek dan dikenal sebagai Erupsi Tipe Merapi dan bersifat efusif. Karateristik khas dari tipe ini adalah pertumbuhan kubah lava di puncak gunungapi. Kubah lava ini tumbuh semakin besar menumpang di atas bidang miring sehingga kedudukannya menjadi tidak stabil. Pada akhirnya kubah lava tersebut longsor membentuk awan panas (nuee ardante) yang berupa luncuran lava pijar yang bercampur dengan massa abu dan gas vulkanik (Bronto, 2003). Letusan gunungapi adalah suatu kenampakan gejala vulkanisme atau suatu aspek kimiawi pemindahan tenaga ke arah permukaan, tergantung pada kandungan tenaga dalam dapur magma yang dipengaruhi oleh keluaran panas pada saat magma mendingin dan tekanan gas selama pembekuannya (Alzwar dkk.,1987 dalam Chandra 2005).

I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dalam paper diantaranya adalah : 1. Apa saja potensi ekologi Gunung Merapi ? 2. Apa saja permasalahan ekologis yang muncul disekitar kawasan Gunung Merapi ?

I.3 Tujuan Penulisan

1. 2.

Mengetahui potensi ekologis Gunung Merapi Mengetahui permasalahan ekologis yang muncul di kawasan Gunung Merapi

II.

PEMBAHASAN Gunung Merapi merupakan salah satu gunungapi teraktif di dunia yang memiliki ketinggian 2968 m dari permukaan laut. Gunung Merapi terletak sekitar 25 Km dari Yogyakarta. Gunung ini pertama kali terbentuk sekitar 60.000 80.000 tahun yang lalu. Aktivitas vulkanisme di Gunung Merapi dicirikan oleh magma yang keluar perlahan dalam tubuh gunungapi dan menumpuk diarea puncak, sehingga membentuk kubah lava dengan volume lebih dari 0,9 juta m. Berdasarkan strukturnya, Merapi tergolong tipe strato (stratovolcano), berkarakter curam dengan kemiringan 30, berbentuk konus (mengerucut) dengan kubahnya terbentuk dari semburan dan aliran/lelehan lava pijar. Kubah lava ini akan mengalami guguran secara periodik (erupsi) yang menghasilkan bentukan awan panas khas, yang populer dengan sebutan wedhus gembel. Gunung Merapi terletak di tengah-tengah empat wilayah geografis pada dua provinsi yang berbeda, meliputi Kabupaten Sleman di bagian selatan, Kabupaten Magelang yang melingkari di bagian utara ke barat, Kabupaten Boyolali yang melingkari di bagian utara ke timur sebagian, dan Kabupaten Klaten yang tepat di sebelah timur, Kawasan di sekitar Gunung Merapi merupakan kawasan lindung yang dikelola oleh dinas terkait dibawah naungan Taman Nasional Gunungapi Merapi. Kawasan hutan yang ada di Gunung Merapi merupakan salah satu ekosistem yang memiliki potensi yang tinggi bagi kehidupan manusia di sekitar kawasan Gunung Merapi. Potensi tersebut mencakup potensi ekologis, ekonomis, social, dan budaya. Dari kajian ekologis, kawasan Gunung Merapi memiliki keanekaragaman ekologis yang tinggi. Selain itu Gunung Merapi telah menciptakan ekosistem yang spesifik yaitu hutan tropika pegunungan

dan pola suksesi vegetasi yang berkembang secara dinamis. Sumberdaya alam Gunung Merapi seperti pasir dan batu merupakan sumber bahan galian C yang jumlahnya sangat melimpah dan sudah dimanfaatkan sebagai lahan perekonomian masyarakat disekitar Gunung Merapi. Gunung Merapi memiliki fungsi ekologis penting bagi wilayah wilayah disekitarnya. Salah satunya adalah penyediaan sumber air melalui sungai-sungai besar yang mengalir ke wilayah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten, Selain itu, atmosfer lokal keempat wilayah tersebut juga sangat dipengaruhi oleh aktivitas produksi gas dan aerosol dari Gunung Merapi. Selain potensi yang sangat berlimpang, dikawasan Gunung Merapi juga muncul beberapa permasalahan ekologis. Permasalahan ekologis ini ada yang disebabkan oleh alam da nada yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Permasalahan ekologis yang disebabkan oleh siklus alami biasanya terjadi akibat dampak erupsi Gunung Merapi. Beberapa dampak erupsi yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan ekologis diantaranya adalah :
1. Semburan awan panas dan perubahan kondisi abiotik-biotik

Pada kondisi normal, Gunung Merapi memberi kontribusi bagi produksi gas atmosfer, terutama gas N2 dan aerosol. Namun, aktivitas vulkaniknya menghasilkan lelehan lava pijar yang lantas terkonversi menjadi gas, debu dan material vulkanik suhu tinggi yang sering disebut sebagai awan panas. Awan panas dapat merusak komunitas hutan di lereng yang dilaluinya dan mempengaruhi kondisi ekologi tanah. Perubahan ekstrim berupa rusak atau bahkan hilangnya vegetasiberakiba terjadinya ketidakseimbangan ekosistem. Ketiadaan vegetasi tentu menghilangkan fungsi ekologi produksi gas oksigen bagi wilayah hilir Gunung Merapi dan ini tentu memberi dampak bagi kehidupan yang ada disana.Dengan kata lain, siklus daur biogeokimia, khususnya daur oksigen dan nitrogen tentu akan mengalami perubahan.
2. Banjir lahar dingin, perubahan topografi teresterial serta lingkungan air

dan tanah Banjir lahar dingin yang terjadi akibat hanyutnya timbunan material pasir dan batuan oleh aliran air hujan secara terus menerus, secara fisik

dapat merusak dan merubah keadaan permukaan yang dilaluinya, serta lingkungan air dan tanah. Permasalahan ekologis yang disebabkan oleh aktivitas manusia diantaranya dipicu oleh aktivitas aktivitas berikut : 1. Penggundulan hutan mengakibatkan lahan yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang alang 2. Pemberian pupuk dan penyemprotan hama yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya hama jenis baru yang tebal terhadap zat kimia tersebut. 3. Perilaku manusia yang sering membuang sampah sembarangan

III.

KESIMPULAN Potensi ekologis yang dimiliki Gunung Merapi sangatlah penting. Kawasan Gunung Merapi merupakan kawasan lindung yang berfungsi melindungi kawasan disekitarnya dan dibawahnya. Fungsi ekologi yang penting adalah Kawasan Gunung Merapi merupakan Hulu dari sungai-sungai yang mengalir di empat kabupaten sehingga berfungsi sebagai kawasan penyedia air utama untuk keempat kabupaten tersebut. Permasalahan ekologi yang muncul berasal dari dua aspek, yaitu aspek alam dan aspek non alam. Permasalahan ekologi akibat aspek alami terjadi karena aktivitas kegunungapian dari Gunung Merapi itu sendiri. Sedangkan aspek non alam terjadi akibat perilaku manusia.

DAFTAR PUSTAKA Bronto, Sutikno. 2001. Volkanologi. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi : Yogyakarta Endarto, D. 2007. Pengantar Geomorfologi Umum. Universitas Sebelas Maret : Surakarta Ristiono, Agus. 2010. Geomorfologi dan Geologi Foto. Fakultas Teknik UGM : Yogyakarta Sunardi, JS. 1985. Dasar Dasar Pemikiran Klasifikasi Bentuklahan. Fakultas Geografi ugm : Yogyakarta Subiyanto, Agus W, Hadziko Rio. 2011. Erupsi Merapi Dan Potensi Pengembangan Bahanajar Biologi Berbasis Representasi.Makalah yang Disajikan dalam Seminar Nasional Biologi VIII, Prodi Pend. Biologi FKIP UNS: Surakarta

TUGAS EKOLOGI BENTANGLAHAN TROPIS Paper : Kajian Ekologi Gunung Merapi

Dibuat Oleh : Niwang Sukma Permatasari (11/316491/GE/07070)

JURUSAN GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

Anda mungkin juga menyukai