Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

Oleh : Kelompok 2 Kelas C Adisty Caesari Bona Tua Ella Melyna Rahmat Afandi (0907133150) (0907136116) (0907114082) (0907114257)

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS RIAU 2011

BAB I TEORI 1.1 Elektrokimia Reaksi kimia dapat menghasilkan energi atau menyerap energi. Pertukaran energi yang terjadi biasanya dalam bentuk panas, tetapi kadang-kadang dengan suatu modifikasi, energi yang dipertukarkan tersebut bisa diubah dalam bentuk energi listrik. Sel elektrokimia adalah alat yang di gunakan untuk melangsungkan perubahan bentuk energi kimia jadi energi listrik. Elektrokimia adalah didiplin ilmu kimia yang memperlajari tentang perubahan zat yang menghasilkan arus listrik atau perubahan kimia yang disebabkan oleh arus listrik. Dalam sebuah sel,energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan anoda, sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Suatu sel elektrokimia, kedua sel setengah reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran listrik (elektron) yang ditimbulkan dapat digunakan. Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel elektrokimia adalah gaya gerak listrik (GGL) atau beda potensial listrik antara anoda dan katoda. Elektron mengalir dari anoda seng ke katoda tembaga. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara ke-2 elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ketika tidak ada arus yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau E sel. Nilai E sel tergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng dan tembaga 1,0 M dan suhu sistem 298K (250C), E sel berada dalam keadaan standar dan diberi simbol E0sel. Salah satu faktor yang mempengaruhi Esel adalah konsentrasi. Persamaan yang menghubungkan konsentrasi dengan Esel dinamakan persamaan Nernst. Bentuk persamaan Nernst untuk reaksi aA + bB cC + dD, adalah seperti persamaan (1) : ...... (1)

F: konstanta Faraday n: jumlah elektron yang dipertukarkan dalam reaksi redoks a: aktivitas Untuk perhitungan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, aktivitas dapat diganti dengan konsentrasi.Sel elektrolisis adalah kebalikan dari sel elektrokimia. Pada sel elektrolisis dengan adanya energi listrik akan menyebabkan terjadinya reaksi kimia.Suatu tetapan yang sangat penting dalam bidang kimia adalah bilangan Avogadro(No). Ada banyak metoda yang dapat digunakan untuk menentukan bilangan ini, salah satunya adalah dengan cara elektrolisis. Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia merangkumkan hasil pengamatannya dalam 2 hukum di tahun 1833: 1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui sel. 2. Bila jumlah tertentu arus listrik melalui sel,jumlah mol zat yang berubah di elektroda adalah konstanta tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah 96485C(Coulomb),tidak bergantung pada jenis logamnya. Coulomb adalah satuan muatan listrik dan 1C adalah muatan yang dihasilkan bila arus 1A(Ampere) mengalir selama 1 detik.Tetapan fundamental listrik adalah konstanta Faraday, F = 9,65 x 104 C, yang didefenisikan sebagai kuantitas listrik yang dibawa oleh 1 mol elektron. Dimungkinkan untuk menghitung kuantitas mol perubahan kimia yang di sebabkan oleh aliran arus listrik yang tetap mengalir untuk rentang waktu tertentu. Keadaan standar didefinisikan sebagai keadaan pada 25oC (298.15 K), pada keaktifan satu untuk semua zat dalam sel elektrokimia pada sel dengan arus nol pada tekanan 1 bar (105 Pa). Ada dua macam sel elektrokimia, yaitu sebagai berikut :

1. Sel Volta (Sel Galvani)

Dalamselinienergikimiadiubahmenjadienergilistrikataureaksiredoksmenghasil kanaruslistrik. 2. SelElektrolisis

Dalamselinienergilistrikdiubahmenjadienergikimiaatauaruslistrikmenghasilka nreaksiredoks.Dalam sel-sel tersebut, reaksi redoks berlangsung pada elektrodaelektroda. Elektroda tempat terjadi reaksi oksidasi disebut anoda sedangkan elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda. Reaksi yang terjadi di anodaataukatodamasing-masingmerupakanreeaksisetengahreaksi. 1.1.1 Sel Volta Dalammenyetarakanreaksiredoks, kitadapatmemecahkanreaksiitumenjadiduabagianyaitusetengahreaksioksidasidans etengahreaksireduksi.Padareaksireduksi, zat-zat yang yang

direaksikandicanpurdalamsatuwadahsehinggaterjadireaksi disertaipelepasandanpenyerapankalor.

Gambar 1.1Sel Volta a) PotensialSel (EoSel) Selaindenganmenggunakanpercobaandan voltmeter, potensialsel (EoSel) dapatjugaditentukansecarateoritis.Potensial sel (EoSel) adalah penjumlahan dari potensial anoda dengan potensial katoda. EoSel = Eooksidasi - Eoreduksi . (2) (anoda) (katoda)

b) PotensialElektroda Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif

1.1.2 SelElektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Arus listrik berasal dari sumber arus baterai/aki yang menghasilkan arus searah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Padakatodaterjadireaksireduksi,

yaitukationditarikolehkatodadanmenerimatambahanelektronsehingganbilanganoks idasinyaberkurang.

1.2 Hukum Faraday

Akibataliranaruslistrikserarahkedalamlarutanelektrolitakanterjadiperubahanki miadalamlarutantersebut. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnyaarus 1F mengakibatkanoksidasi 1 massaekivalensuatuzatpadasuatuelektroda (anoda)

danreduksi 1 massaekivalensuatuzatpadaelektroda yang lain (katoda). 1.2.1 Hukum Faraday I Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan. W~Q W ~ I.t W = (ME.I.t)/F . (3) W : massa yang diendapkan (gram)

Q : jumlah arus yang mengalir = muatan listrik (C) I : kuat arus listrik (A) ME : massa ekivalen zat F : bilangan Faraday = 96500 C

1.2.2

Hukum Faraday II Jika 2 buahzatdielketrolisisdengan 2 buaharus yang I

samadandihubungkanserimakaperbandinganmassazatlarutan denganmassazatlarutan II samadenganperbandinganmassaekivalennya.

Contoh : Ag+ + eCu + 2e


2+ -

Ag Cu

Katoda Anoda

Maka : W Ag : W Cu = ME Ag : ME Cu (4)

BAB II PERCOBAAN

2.1 Peralatan yang digunakan ph meter/potensiometer Kertassaring Kertasamplaslabuukur Gelaspiala Termometer Stopwatch Kabel, penjepit Sumberarus DC Erlemeyer Lempengsengdantembaga

2.2 Bahan-bahan Kristal NaCl Kristal NaOH Aquadest NH4NO3atau KNO3 CuSO4 ZnSO4

2.3ProsedurKerja

A. Elektrolisis untuk menentukan bilangan Avogadro 1. Menyiapkanlarutan A (larutan A terdiri dari 50 gr NaCl dan 0,5 gr NaOHalam 500 ml air) 2. Siapkan dua buah lempeng tambaga yang akan digunakan sebagai elektroda, bersihkan dengan amplas 3. Salah satu elektroda digunakan sebagai anoda dan timbang elektroda 4. Panaskan 80 ml larutan A yang ditempatkan dalam gelas piala sampai suhu mencapai 80oC dan jaga suhu agar konstan dan susun rangkaiannyaseperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.1Rangkaian proses elektrolisis 5. Keduaelektrodadicelupkankedalamlarutan telahdipanaskandalamgelaspiala 6. Setelahsuhukonstan, aliranlistrikdihubungkandandialirkanmelaluilarutan A. Padawktu yang samamulaimencatatwaktudengan stopwatch 7. Setelah 10 menit, aliran listrik dimatikan dan anoda dibersihkan dengan air kemudian dikeringkan dengan tisu 8. Lalutimbanganoda B. Mengukur GGL sel dan menguji persamaan Nernst 1. Siapkan potongan lempengan tembaga dan seng. Bersihkan permukaan logam dengan kertas amplas 2. Siapkan larutan jenuh KNO3 (20 ml). Buat jembatan garam dengan menggunakan kertas saring dan ditengah direkatkan dengan selotip A yang

3. Siapkan dua gelas piala yang diisi dengan CuSO4 1 M dan ZnSO4 1 M masing-masing 60 ml. Celupkan elektroda-elektroda logam dan hubungkan dengan kabel seperti gambar dibawah ini

Gambar2.2Rangkaian proses untukmengukur GGL

4. Celupkan kertas saring yang dibentuk menjadi jembatan garam ke larutan jenuh KNO3, hilagkan kelebihan amonium nitrat dengan menggunakan kertas saring lain kemudian masukkan sehingga kedua ujung gulungan tercelup 5. Amati nilai GGL dengan menggunakan potensiometer distel pada posisi mV. Catat polaritas kedua elektroda 6. Ulangi percobaan dengan menyiapkan larutan CuSO4 1 M dengan pengenceran larutan. 7. Ganti larutan CuSO4 1 M dengan konsentrasi yang lebih kecil seperti CuSO4 0,1 M, tetapi tidak mengganti larutan ZnSO4 1 M 8. Cuci dan bersihkan elektroda. Ganti jembatan garam dengan yang baru dan ukur nilai GGL lalu catat nilai GGL 9. Ulangi lagi dengan konsentrasi yang lebih kecil (CuSO4 lebih encer)

2.4 Pengamatan A. Elektrolisis untuk menentukan bilangan Avogadro Pada percobaan A digunakan kristal NaCl dan NaOH yang dilarutkan dengan air sehingga terbentuk larutan putih yang keruh. Sebelum dilakukan proses elektrolisis, kedua lempeng tembaga harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara diamplas. Elektroda tembaga dibersihkan untuk menghilangkan pengotor-

pengotor sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan. Lempengan tembaga ditimbang, salah satunya digunakan sebagai anoda. Larutan dipanaskan hingga 80oC setelah itu aliran listrik dihubungkan. Selama proses ini suhu dijaga konstan agar tidak terjadi penguapan dan terjadi perubahan warna larutan menjadi merah kecoklatan. Perubahan ini terjadi akibat anoda melarut dan adanya pelepasan elektron(oksidasi). Proses ini berlangsung selama 10 menit, setelah itu anoda dibersihkan dan ditimbang. B. Mengukur GGL sel dan menguji persamaan Nernst Percobaan B menggunakan elektroda yang berbeda yaitu seng dan tembaga. Larutan yang digunakan yaitu ZnSO4 dan CuSO4. CuSO4 merupakan larutan yang berwarna biru dan ZnSO4 merupakan larutan yang berwarna bening. Masing-masing elektroda dicelupkan sesuai dengan larutannya dan dihubungkan dengan jembatan garam. Disini yang menjadi jembatan garam adalah kertas saring yang dibentuk menjadi gulungan dan dicelupkan ke dalam larutan KNO3 jenuh. Untuk sel elektrokimia dari 1 anoda (-) dan katoda (+), lalu elektroda dan dihubungakan/dijepit potensiometer. M, dan Larutan CuSO4

ZnSO4memilikikonsentrasi CuSO4dilakukanpengenceran.

diukurbedapotensialnya.

Untukmengetahuipengaruhkonsentrasiterhadapbedapotensialmakalarutan

Diketahuisetelahdilakukanpercobaanmembuktikansetelahkonsentrasi CuSO4dikurangimakadiperolehbedapotensial sebelumnya. yang lebihkecildari yang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Elektrolisis untuk Menentukan Bilangan Avogadro 1. Waktu percobaan 2. Berat anoda awal 3. Berat anoda akhir 4. Perubahan berat anoda 5. Aliran listrik : 10 menit = 600 detik : 4,32 gr : 4,29 gr : 0,03 g : 2A

Elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks tidak spontan dan memerlukan arus listrik dari luar. Reaksi ini akan merubah energy listrik menjadi reaksi kimia. Pada percobaan ini dilakukan elektrolisis larutan NaCl dengan menggunakan elektroda tidak inert yaitu Cu. Lempengan tembaga (Cu) dicelupkan kedalam larutan NaCl dan kemudian dipanaskan sampai suhu 80oC. Pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi redoks. Setelah arus listrik dihubungkan dan proses elektrolisis dimulai muncul sedikit gelembung-gelembung kecil disekitar elektroda. Gelembung-gelembung ini merupakan gas H2 hasil dari reduksi air pada katoda. Mekanisme reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis ini adalah NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) Katoda (-) Anoda (+) : 2H2O(l) + 2e- 2OH- (aq) + H2(g) : Cu(s) Cu+2(aq) + 2e:

2NaCl + 2H2O(l) + Cu(s)2Na+(aq) + 2Cl-(aq) + 2OH- (aq) + Cu+2+ H2(g)

Menurut teori air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, air tereduksi pada katoda. Sedangkan Cl- akan mudah dioksidasi pada anoda. Tetapi pada percobaan elektrolisis ini menggunakan elektroda Cu yang tidak inert.Elektroda tidak inert sangat mudah untuk teroksidasi. Teroksidasinya Cu pada anoda ditunjukkan dengan adanya penurunan berat Cu sebesar 0,03 gram. 3.2 Mengukur GGL sel dan menguji persamaan Nernst Tabel3.1 Nilai E0selAnoda Zn/Zn+2 denganKatoda Cu/Cu +2 Larutan pada bagian Anoda Zn/Zn+2(M) 1,0 1,0 1,0 1,0 Larutan pada bagian Katoda Cu/Cu+2(M) 1,0 0,1 0,01 0,001 Eosel (volt) 0,99 0,97 0,964 0,937

Percobaan kedua ini kebalikan dari sel elektrolisis yaitu sel volta yang melibatkan reaksi redoks dan mengubah rekasi kimia menjadi energi listrik. Larutan yang digunakan yaitu ZnSO4 1 M CuSO4 dengan konsentrasi 1M; 0,1M; 0,01 M dan 0,001 M. Konsentrasi larutan CuSO4 dibuat semakin kecil tujuannya untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Cu terhadap nilai Eosel. Dalam sel volta menggunakan jembatan garam untuk menghubungkan larutan ZnSO4danCuSO4. Jembatan garam ini terbuat dari kertas saring yang dicelupkan kedalam larutan garam jenuh KNO3. Fungsinya untuk menyeimbangkan ion-ion dalam larutan dan untuk membuat rangkaian tertutup sehingga terjadi aliran electron yang melibatkan beda potensial sel dapat terbaca pada alat ukur Eosel (potensiometer). Tiap bagian sel volta disebut -sel, dan bila dihubungkan dengan kawat dapat mengalirkan elektron hasil oksidasi Zn ke elektroda yang berada dalam larutan CuSO4 dan terjadi reduksi pada ion Cu2+. Karena elektron mengalir melalui kawat maka dihasilkan arus listrik. laupun Zn dan Cu telah terpisah untuk memperoleh aliran elektron penghasil listrik, tetapi isolasi total kedua sistem akan menyebabkan ketidakseimbangan elektrik pada kedua elektroda dan aliran

elektron akan segera berhenti. Hal ini disebabkan bila reaksi oksidasi-reduksi terus berlangsung pada dua -sel yang terisolasi maka pada bagian sistem ZnZnSO4, ion Zn2+ bertambah, sehingga larutan lebih bermuatan positif dan akhirnya mencegah pembentukan Zn2+. Ini berarti penyetopan aliran elektron, dan pada bagian sistem Cu-CuSO4, ion SO42- akan berlebih karena ion Cu2+ berkurang setelah mengalami reduksi, sehingga reaksi reduksi berhenti. Dari uraian diatas bahwa Aliran listik terjadi jika larutan disekitar masing-masing elektroda adalah netral. Gaya yang menyebabkan perpindahan elektron disebut gaya gerak listrik (ggl) dan terukur dalam satuan volt. Berdasarkan hasil percobaan, Eosel dari reaksi redoks CuSO4 dan ZnSO41 M yaitu 0,99 v. Mekanisme reaksi pada sel volta ini digambarkan dengan : Anoda (-) katoda (+)
2+

:Zn :Cu2+ + 2e
2+

Zn2+ + 2e Cu E sel = 0,99 V

Zn + Cu Zn + Cu

Pada deret volta logam Zn terletak lebih kiri dibandingkan Cu. Semakin ke kiri letak suatu logam dalam deret volta, maka logam tersebut semakin mudah teroksidasi. Oleh karena itu Zn dioksidasi oleh Cu sedangkan Cu tereduksi oleh Zn. Untuk larutan CuSO4 yang konsentrasinya lebih kecil yaitu 0,1; 0,01;dan 0,001 Eosel yang diperoleh juga semakin kecil yaitu 0,97; 0,964 dan 0,937. Hal ini menunjukkan semakin kecil konsentrasi ion dalam larutan semakin kecil nilai potensial sel dan sesuai dengan teori bahwa konsentrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai Eosel.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 1.Pada percobaan elektrolisis, elektroda yang berperan sebagai anoda mengalami penurunan berat yaitu sebesar 0,03 gram. 2.Pada percobaan GGL sel (Gaya Gerak Listrik), semakin kecil konsentrasi CuSO4 maka GGL yang diperoleh semakin kecil juga, begitu sebaliknya 3.Konsentrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai Eosel. semakin kecil konsentrasi ion dalam larutan semakin kecil nilai potensial sel.

4.2 Saran 1.Sebelum memulai praktikum, pahami dan kuasai teori yang berhubungan dengan materi yang dipraktikumkan. 2.Logam yang digunakan pada percobaan elektrolisis dan penentuan GGL sebaiknya dibersihkan dulu karena sangat mempengaruhi hasil pengamatan. 3.Teliti dalam membaca potensiometer dan memasangkan kabel potensiometer dengan lempengannya

LAMPIRAN B TUGAS DAN PERTANYAAN

5.1 Tugas A. Elektrolisis untuk Menentukan Bilangan Avogadro 1. Hitungberapa coulomb yang diperlukan untuk mengoksidasi 0,03 gram Cu! W = (Q x ME)/96500 Q = (W x 96500)/ME dengan W = 0,03 gram; ME = Ar/biloks; Q muatanlistrik (coulomb) 2. Hitungberapa coulomb yang diperlukanuntukmengoksidasi 1 mol Cu (Ar Cu=63,54)! W = x gram mol = W/Ar W = mol x Ar = 1 x 63,54 = 63,54 gram ME = Ar/biloks = 63,54/2 = 31,77 Q = (63,54 x 96500)/31,77 = 1,93 x 105 coulomb 3. Muatan 1 ion Cu2+adalah 1,6 x 10-19 C. Hitung jumlah ion Cu2+ yang terbentuk dalam percobaan (jumlah atom Cu dalam 1 mol tembaga sama dengan No=6,023 x 1023)! Jumlah ion = Q/muatan W = 0,03 gram Q = (0,03 x 96500)/31,77 = 91,1237 C Jumlah ion Cu2+ = 91,1237/1,6 x 10-19 = 56,95 x1019 ion B. Mengukur GGL sel dan menguji persamaan Nernst 1. Tulis reaksi sel dan bentuk umum persamaan Nernst untuk sel tersebut! Zn Zn2+ + 2e Cu Zn2+ + Cu Anoda + Katoda Cu2+ + 2e Zn + Cu2+

E sel = E0sel RT/nF ln ([Zn2+] [Cu]) / ([Zn] [Cu2+])

2. Kurva E0selterhadap Log [Zn2+]/[Cu2+] Larutan pada bagian Anoda Zn/Zn+2( M) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,1 0,01 0,001 0,99 0,97 0,964 0,937 0 1 2 3 Larutan pada bagian Katoda Cu/Cu+2(M) Eosel (volt) Log [Zn2+]/[Cu2+]

1 0.99 0.98 E0 sel 0.97 0.96 0.95 0.94 0.93 0 1 2 Log [Zn2+]/[Cu2+] 3 4 Series1

3. Hitung gradient dan perpotongan kurva dengan sumbu Y!


1 0.99 0.98 0.97 0.96 0.95 0.94 0.93 0 1 2 3 4 y = -0.0165x + 0.99

Series1 Linear (Series1)

y = -0.016 x + 0.99

4. Bandingkan hasil yang diperoleh E0selliteratur! Zn Zn2+ + 2e Cu Zn2+ + Cu E0sel = 0,76 V E0sel = 0,34 V + E0sel = 1,1 V Cu2+ + 2e Zn + Cu2+

E0selliteratur = 1,1 V (keadaanstandar 1 M) E0selpercobaan = 0.99 V (keadaanstandar 1 M)

5.2 Pertanyaan 1. Endapan merah yang terbentuk pada sel elektrolisis adalah Cu 2. Sumber kesalahan pada pengujian persamaan Nernts adalah konsentrasi, kebersihan lempeng, larutan, dan pembacaan skala GGL pada potensiometer.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Elektrokimia. http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendam ping/Praweda/Kimia/0217%20Kim%202-9e.htm. Diakses 27 Maret 2011. Maria, Tine. 2005. Sains Kimia Jilid 3. Jakarta : Bumi Aksara Saito, Taro. 2009. Elektrokimia. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiaanorganik-universitas/reaksi-anorganik/elektrokimia/. Diakses 22 Maret 2011. Yelmida. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Pekanbaru: Laboratorium Dasar Teknik Kimia Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai