Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH POTENSI DAUN UNGU (Graptophyllum pictum) SEBAGAI TANAMAN BERKHASIAT OBAT

Makalah ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Plasma Nutfah Tanaman Obat

Disusun oleh NAMA NIM PRODI : BAYU MEI SETIAWAN : H3509020 : D3 AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memilki bergam keanekaragaman hayati baik yang sudah dikenal secara luas maupun yang belum teridentifikasi dengan baik. Selain itu Negara Indonesia juga memiliki warisan budaya salah satunya berupa ramuan tradisional yang telah teruji khasiatnya. Hal ini merupakan suatu potensi yang luar biasa dan menjanijikan apabila dapat dikelola dengan tepat. Namun pada kenyataannya bermacam tanaman berkhasiat obat yang telah teridentifikasi tetapi belum begitu dikenal masyarakat justru terancam punah. Selain itu industri tanaman obat tradisional telah berkembang pesat di Indonesia, tetapi apakah bahan baku pembuatan obat tradisional dapat terpenuhi mengingat permintaan pasar terhadap obat tradisional terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada kesempatan ini kami menginformasikan bagaimana teknik budidaya daun ungu. Teknik budidaya sangat berpengaruh terhadap kandungan zat dari tanaman yang diperoleh. Jika penanganannya tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi. Keanekaragaman hayati Indonesia yang berpotensi sebagai tanaman obat menduduki peringkat ketiga di dunia setelah Brazilia dan Zaire dengan jumlah species tanaman sekitar 30.000 jenis. Dari jumlah itu sekitar 950 species telah diketahui khasiatnya sebagai obat, namun baru kurang dari 180 species yang telah dipergunakan dalam ramuan obat tradisional maupun kosmetika. Daun Ungu (Graptophyllum pictum) adalah salah satu tanaman obat potensial yang sejak lama telah diketahui memiliki berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Tanaman ini termasuk di dalam famili Acanthaceae dengan penampakan daun yang berwarna ungu.

Daun ungu telah diketahui khasiatnya dari nenek moyang kita dan secara turun temurun diwariskan kepada anak cucunya. Namun tidak semua orang mengetahui khasiat dari daun ungu tersebut, dan menggunakan tanaman ini hanya sebagai tanaman hias atau bahkan dianggap tanaman liar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dapat disimpulkan bahwa kandungan senyawa kimia dalam tanaman daun ungu memilki khasiat yang luar biasa untuk menyembuhkan penyakit. Potensi yang begitu besar pada tanaman daun ungu ini sangatlah disayangkan, apabila tidak diketahui olah kalayak ramai. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan di bahan pada makalah Potensi Daun Ungu (Graptophyllum pictum) Sebagai Tanaman Berkhasiat Obat, antara lain: 1. Apakah tanaman Daun Ungu itu 2. Apa saja manfaat dari tanaman Daun Ungu sebagai tanaman berkhasiat obat 3. Bagaimana cara memanfaatkan tanaman Daun Ungu sebagai tanaman berkhasiat obat. 4. Bagaimana cara budidaya tanaman Daun Ungu yang baik C. Tujuan Tujuan pembuatan makalah Potensi Daun Ungu (Graptophyllum pictum) Sebagai Tanaman Berkhasiat Obat, antara lain: 1. Mengenal tanaman Daun Ungu sebagai tanaman berkhasiat obat. 2. Mengetahui manfaat dari tanaman Daun Ungu sebagai tanaman berkhasiat obat. 3. Mengetahui cara memanfaatkan tanaman Daun Ungu sebagai tanaman berkhasiat obat. 4. Mengetahui cara pembudidayaan tanaman Daun Ungu yang baik.

BAB II ISI A. Identitas Tanaman Daun Ungu (Graptophyllum pictum) termasuk tumbuhan perdu yang berumur menahun (perenial), yang memiliki batang tegak, ukurannya kecil dan tingginya hanya dapat mencapai 3 meter, biasanya tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut. Namun daerah yang kena sinar matahari kuat atau sedang adalah tempat tumbuh daun wungu yang ideal. Cabang-cabang memenuhi batang tanaman ini. Terdapat tiga jenis varietas tanaman daun wungu. Varietas itu adalah daun berwarna ungu, daun berwarna hijau dan daun belang-belang putih. Namun yang sering digunakan sebagai obat wasir adalah varietas yang berdaun ungu dengan nama latin telah disebutkan di atas. Batang : aerial, berkayu, silindris, tegak, warna ungu kehijauan, bagian dalam solid, permukaan licin, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak jelas), arah cabang miring ke atas, penampang batangnya berbentuk mendekati segi tiga tumpul. Daun: daun tunggal, tersusun berhadapan (folia oposita), warna ungu tua, panjang 15 - 25 cm, lebar 5 - 11 cm, helaian daun tipis tegar, bentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan mengkilat (nitidus). Bunga majemuk, muncul dari ujung batang (terminalis). Buah kotak sejati (capsula), lonjong, warna ungu kecoklatan, bentuk biji bulat, berwarna putih. Sistem perakaran tunggang.

Klasifikasi dari tanaman berkhasiat obat Daun Ungu ( Graptophyllum pictum) adalah sebagai berikut : Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Scrophulariales : Acanthaceae : Graptophylum : Graptophylum pictum Griff Daun ungu memiliki beberapa nama lokal yang berbeda di setiap daerah. Nama Lokal :Daun Ungu (Indonesia), Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Daun Temen-temen, Handeuleum (Sunda), Temen (Bali); Karotong (Madura), Daun Putri, Dongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate). Di negara lain sebutan daun ungu adalah sebagai berikut : Inggris: carricature plant, carmantine dan Pilipina: kalpueng, sarasa, balasbas B. Potensi Tanaman Tanaman daun ungu yang biasa digunakan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah, ternyata mempunyai manfaat lain yaitu sebagai obat. Nenek moyang kita telah mengetahui khasiat tanaman daun ungu untuk mengobati ambeien, yang diwariskan turun temurun kepada anak cucunya. Namun tidak semua orang mengetahui hal tersebut. Khasiat daun ungu berasal dari senyawa kimia yang bermanfaat untuk penyembuhan. Secara umum kandungan daun ungu antara lain: Alkaloid, Pektin, Asam formiat , glikosida, steroid, saponin, tanin. Selain pada daunnya yang mengandung senyawa berkhasiat, pada batangnya juga mempunyai senyawa berkhasiat yaitu : kalsium oksalat dan asam formic

C. Upaya Pelestarian Daun Ungu Daun Ungu sebenarnya telah banyak dikenal masyarakat sebagai tanaman hias yang menghiasi sudut kota ataupun taman di pekarangan rumah. Namun tak banyak orang yang mengetahui khasiat tanaman ini. Untuk melestarikan tanaman ini, cara yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Membudidayakan Daun Ungu dengan dengan cara yang tepat baik secara in-situ maupun ek-situ karena tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, namun dengan catatan pada kondisi yang tidak ekstrim. 2. Melakukan penelitian terkait segi keamanan dan manfaat daun ungu lebih lanjut. 3. Melakukan persilangan daun ungu dengan varietas berbeda untuk mendapatkan varietas unggul, namun tanaman induknya masih tetap dijaga kemurniannya untuk menjaga kelestaraian plasma nutfah tanaman obat Indonesia. 4. Memberikan wacana atau informasi kepada masyarakat luas tentang khasiat daun ungu sebagai obat. D. Syarat Tumbuh Daun Ungu 1. Iklim yang meliputi :Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun. Sinar matahari penuh tanpa ternaungi, naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun. Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang. 2. Media Tanam :Tanaman Daun Ungu dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik. Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya Daun Ungu 3. Ketinggian Tempat :cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut. Namun daerah yang

kena sinar matahari kuat atau sedang adalah tempat tumbuh daun Ungu yang ideal. Cabang-cabang memenuhi batang tanaman ini. 4. pH : Untuk budidaya Daun Ungu pH optimal yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman ini adalah 6 - 7 E. Pedoman Budidaya Daun Ungu Cara membudidayakan daun ungu cukup terbilang mudah. Daun ungu dapat diperbanyak secara vegetatif maupun generatif karena tanaman ini berbunga. Budidaya daun ungu dapat melalui pembibitan atau perbanyakan dengan penyetekan dan penyemaian. 1. Pembibitan a. Stek Batang Daun Ungu. Penyetekan dapat dilakukan dengan menggunakan batang dengan panjang 20 - 30 cm. Batang sebaiknya dipilih yang telah dewasa dan mempunyai 2 - 3 buku. Untuk mengurangi penguapan, daun di kurangi sebagian atau buang seluruh-nya. Batang diambil dari tanaman yang sehat dan telah berumur lebih dari setahun. Cara perbanyakan dengan dengan setek dapat dilakukan dengan menyediakan media tanam berupa pasir, tanah dan kompos dengan perban-dingan 1 : 1 : 1. media tersebut di masukkan ke dalam polibeg berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. Setek yang telah dipotong-potong direndam dalam air bersih selama lebih kurang 15 menit. Setek ditanam pada polibeg yang telah berisi media tanam. b. Budidaya Tanaman Daun Ungu secara Generatif Pertama pilih biji yang telah tua dan berkualitas, biji dapat diambil sendiri dari tanaman yang telah dewasa karena kemungkinan besar biji daun ungu tidak dijual di pasaran. Selanjutnya mempersiapkan media tanam berupa pasir, tanah dan kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Media tersebut di masukkan ke dalam polibeg berdiameter 10 cm yang bagian

bawahnya sudah dilubangi. Setelah itu biji yang telah siap ditanam pada media tersebut dengan kedalaman 1-2 cm. Setelah tumbuh dilakukan penjarangan untuk meghindari kompetisi antar tanaman daun ungu. 2. Teknik Penyemaian Bibit Stek atau biji dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam dulu di persemaian. Di dalam persemaian stek ditanam dengan jarak tanam 10x10 cm. Stek yang masih segar langsung ditanam di lahan yang telah diolah sedalam 20 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari tergantung dari cuaca dan hujan yang turun. Bila perlu persemaian dinaungi dengan naungan plastik transparan atau jerami/daun kering. Setelah timbul tunas baru, bibit dipindahkan ke kebun produksi. 3. Teknik Penanaman a. Penentuan Pola Tanam :Waktu tanam terbaik adalah di awal musim hujan (Oktober-Desember) kecuali jika air tersedia sepanjang tahun, waktu tanam bisa dilaksanakan kapan saja. b. c. Pembuatan Lubang Tanam :Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm Cara Penanaman : Pilih bibit yang baik dari pembibitan. Buat lubang kecil di tempat lubang tanam. Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian dari pangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek. Padatkan tanah di sekitar bibit. Sirami sampai cukup basah. 4. Pemeliharaan Tanaman a. Penyulaman :Dilakukan antara 1-15 hari setelah tanam untuk tetap menjaga pertanaman pada jarak tanam yang telah ditentukan (40 x 40cm). Penyulaman dilakukan terutama pada tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal dengan tanaman baru yang umurnya tidak berbeda jauh, sehingga pertumbuhan selanjutnya akan tetap sama dan seragam.

b. c.

Penyiangan : Gulma disiangi secara kontinyu untuk mengurangi persaingan unsur hara. Pengendalian Hama : Salah satu kendala utama dalam budi daya tanaman daun ungu adalah serangan hama Doleschallia polibete Cramer (Nymphalidae, Lepidoptera). spp. Dapat dilakukan dengan Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.

F. Pemungutan Simplisia (Panen) Tanaman siap panen minimal berumur 4 bulan. Daun siap petik harus berumur 1 bulan, bersih, dan warna mengkilap. Daun yang dipetik berumur sedang, tidak terlalu tua atau muda, karena kadar zat aktifnya tinggi. Aroma daun tajam dan rasanya pahit. Dalam sepekan panen sekali, tapi bila tanaman rimbun panen setiap hari juga memungkinkan. Hindari memetik daun yang terkena cipratan tanah, terutama pada waktu musim hujan. Pemetikan dimulai dari tanaman bagian bawah menuju atas. Daun dipetik sekitar 60 cm dari permukaan tanah , dengan tujuan meminimalkan bila ada kotoran atau debu yang menempel, ujar Bambang Sudewo. Bila daun dipetik sekitar 10 cm dari permukaan tanah, kotoran terlalu banyak sehingga kurang layak panen. Semakin sering daun dipanen, semakin cepat tunas tumbuh, lanjutnya. Pemetikan sebaiknya pada pagi hingga pukul 11.00. Bila dipetik pada sore hari, menghambat proses pengeringan. Pemetikan dengan pisau tajam dan steril.

G. Penanganan Pasca Panen Daun Ungu 1. Penyortiran Basah dan Pencucian Sortasi basah dilakukan pada bahan segar dengan cara memisahkan daun dari kotoran atau bahan asing lainnya. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember. 2. Pengeringan Untuk proses pengeringan dilakukan dengan mengangin anginkan daun ungu yang telah dipanen tanpa bantuan sinar matahari secara langsung atau dengan oven 3. Penyortiran Kering. Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah mengalami pengeringan dengan memisahkan bahan-bahan dari bendabenda asing atau kotoran-kotoran lain. 4. Pengemasan Setelah bersih, daun yang kering dikumpulkan dalam wadah yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat berupa kantong plastik atau karung. Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.

5.

Penyimpanan Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 300C, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut : 1. Tanaman Daun Ungu merupakan salah satu keanekaragaman hayati Bangsa Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alam. 2. Meskipun telah dikenal masyarakat, namun hanya sebagian kecil yang mengetahui khasiat Daun Ungu sebagai obat tradisional. 3. Tanaman daun ungu mempunyai banyak manfaat dalam pengobatan tradisional, mempunyai potensi menyembukan berbagai jenis penyakit. 4. Tanaman Daun Ungu aman dikonsumsi sebagai obat yang efektif mengobati berbagai penyakit terutama wasir dan ambeien. 5. Tanaman Daun Ungu dapat dimanfaatkan dalam bentuk segar, simplisia maupun kapsul. 6. Tanaman Daun Ungu dapat dipanen setelah berumur 4 bulan. 7. Tanaman Daun Ungu mempunyai senyawa yang berkhasiat antara lain Alkaloid, Pektin, Asam formiat , glikosida, steroid, saponin, tanin, kalsium oksalat dan asam formik. 8. Tanaman daun ungu dapat dapat beradaptasi dengan baik di setiap jenis tanah sehingga mudah dikembangkan dalam skala besar. 9. Tanaman Daun Ungu dapat diperbanyak dengan stek dan biji. B. Saran Ada beberapa catatan mendasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penggunaan daun ungu sebagai obat: 1. Penggunaan Daun Ungu harus sesuai dosis yang telah ditentukan untuk masing-masing penyakit. 2. Sebelum menggunakan tanaman ini disarankan berkonsultasi dahulu dengan dokter. 3. Perlu perluasan informasi mengenai khasiat daun ungu sebagai obat herbal

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008. Herbal Daun Ungu. http://www.health.detik.com. (Diakses pada tanggal 30 Mei 2011 pada pukul 20.00 WIB). Azizah, 2003. Obat Herbal Daun Ungu. http://www.klikmuslim.com. (Diakses

pada tanggal 30 Mei 2011 pada pukul 20.00 WIB). Bambang N., 2000, Tanaman Obat Indonesia. Erlangga. Jakarta. Farmakope Indonesia, 1979, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Farmakope Indonesia, 1995, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Mursyidi, 2006, Manfaat Daun Ungu, Yayasan Farmasi Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai