Anda di halaman 1dari 15

SOLUTIO PLASENTA

BAB I PENDAHULUAN Usia reproduksi sehat adalah usia 20-35 tahun. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun meningkatkan risiko terjadinya komplikasi dalam kehamilan, salah satunya solusio plasenta. (1,3,7 !erdapat beberapa istilah untuk penyakit ini yaitu solutio placentae, abruptio placentae, ablatio placentae, dan accidental hemorrhage. "stilah atau nama lain yang lebih deskripti# adalah premature separation of the normally implanted placenta (pelepasan dini plasenta yang implantasinya normal . $ila terjadi pada kehamilan diba%ah 20 minggu gejala klinik berupa abortus iminens. &e'ara de#initi# diagnosisnya baru bisa ditegakkan setelah partus jika terdapat hematoma pada permukaan maternal plasenta. (1,2 &olusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum %aktunya yakni sebelum anak lahir. (i berbagai literatur disebutkan bah%a risiko mengalami solusio plasenta meningkat dengan bertambahnya usia.(1 &olusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di "ndonesia. !erdapat #aktor-#aktor lain yang ikut memegang peranan penting yaitu kekurangan gi)i, anemia, paritas tinggi, dan usia lanjut pada ibu hamil. (i negara yang sedang berkembang penyebab kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, ni#as atau penangannya (direct obstetric death adalah perdarahan, in#eksi, preeklamsi*eklamsi. &elain itu kematian maternal juga dipengaruhi #aktor-#aktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi. &alah satu #aktor reproduksi ialah ibu hamil dan paritas. (1 &olusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta pre+ia bagi ibu hamil dan janinnya. ,ada perdarahan tersembunyi (concealed hemorrhage yang luas dimana perdarahan retroplasenta yang banyak dapat mengurangi sirkulasi utero-plasenta dan menyebabkan hipoksia janin. (isamping itu, pembentukan hematoma retroplasenta yang luas bisa menyebabkan koagulopati komsumti# yang #atal bagi ibu. (2

SOLUTIO PLASENTA
$-$ "" ,./$-0-&-1 A. Definisi &olusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum %aktunya yakni sebelum anak lahir. (1 B. Epidemiologi "nsidens solusio plasenta ber+ariasi di seluruh dunia. ,enelitian di 1or%egia menunjukkan insidensi 2,2 per 1000 kelahiran. (5 3rekuensi solusio plasenta di -merika &erikat dan di seluruh dunia mendekati 1 4. &aat ini kematian maternal akibat solusio plasenta mendekati 2 4. (5 &olusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di "ndonesia. ,ada tahun 1677 kematian maternal di "ndonesia diperkirakan 550 per 100.000 kelahiran hidup. -ngka tersebut tertinggi di -&.-1 (5-152 per 100.000 dan 50-100 kali lebih tinggi dari angka kematian maternal di negara maju. (1 &olusio plasenta terjadi sekitar 14 dari semua kehamilan di seluruh dunia. /elihat latar belakang yang sering dianggap sebagai #aktor risiko diyakini bah%a insidensi solusio plasenta semakin menurun dengan semakin baiknya pera%atan antenatal sejalan dengan semakin menurunnya jumlah ibu hamil usia dan paritas tinggi dan membaiknya kesadaran masyarakat berperilaku lebih higienis. !ransportasi yang lebih mudah memberi peluang pasien 'epat sampai ke tujuan sehingga keterlambatan dapat dihindari dan solusio plasenta tidak sampai menjadi berat dan mematikan bagi janin. (alam kepustakaan dilaporkan insidensi solusio plasenta 1 dalam 155 sampai 1 dalam 225 persalinan (yang berarti 8 0,54 di negara-negara .ropa untuk solusio plasenta yang tidak sampai mematikan janin. Untuk solusio yang lebih berat sampai mematikan janin insidennya lebih rendah dari 1 dalam 730 persalinan (1675-1676 dan turun menjadi 1 dalam 1.550 persalinan (1677-1666 . 1amun, insidensi solusio plasenta diyakini masih lebih tinggi di negara berkembang seperti "ndonesia dibanding dengan negara maju. (2

SOLUTIO PLASENTA
C. Etiologi 0ingga saat ini penyebab utama dari solusio plasenta tidak diketahui. !etapi terdapat beberapa keadaan patologik yang lebih sering bersama dengan atau menyertai solusio plasenta dan dianggap sebagai #aktor risiko (lihat tabel 1 . Usia ibu dan paritas yang tinggi berisiko lebih tinggi. (3 ,erbedaan suku kelihatan berpengaruh pada risiko. !abel 1. 3aktor risiko solusio plasenta (2 3aktor risiko ,ernah solusio plasenta ;etuban pe'ah pretern*korioamnionitis &indroma pre-eklamsia 0ipertensia kronik /erokok*nikotin /erokok < hipertensi kronik atau pre9isiko relati# 10 : 25 2,5 : 3,0 2,1 : 5,0 1,7 : 3,0 1,5 : 1,6 5:7

eklamsia ,e'andu kokain 13 4 /ioma di belakang plasenta 7 dari 15 =angguan sistem pembekuan darah berupa /eningkat s*d 7> single-gene mutation*trombo#ilia !rauma abdomen dalam kehamilan ?arang

&ejauh ini, kondisi yang paling sering berkaitan adalah beberapa tipe hipertensi, antara lain men'akup preeklamsia, hipertensi gestasional, atau hipertensi kronik. (1,3 !erdapat peningkatan insiden solusio pada ketuban pe'ah dini preterm. (alam sebuah meta-analisis 55 studi tahun 1662 mendapatkan peningkatan risiko solusio sebesar tiga kali lipat pada ketuban pe'ah dini. (1 ,ada studi-studi a%al, dari Collaborative Perinatal Project, merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko solusio. (alam sebuah meta-analisis terhadap 1,2 juta kehamilan mendapatkan risiko solutio sebesar dua kali lipat pada perokok. -ngka ini meniungkat menjadi lima sampai delapan kali lipat apabila perkok tersebut mengidap hipertensi kronik dan* preeklamsi berat. (1 D. Klasifikasi

SOLUTIO PLASENTA
,lasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus marginalis , dapat pula terlepas lebih luas (solutio plasenta parsialis , atau bisa seluruh permukaan maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis . ,erdarahan yang terjadi dalam banyak kejadian akan merembes antara plasenta dan miometrium untuk seterusnya menyelinap di ba%ah selaput ketuban dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis ser+ikalis dan keluar melalui +agina (revealed hemorrhage . -kan tetapi, ada kalanya, %alaupun jarang, perdarahan tersebut tidak keluar melalui +agina (concealed hemmorhage jika@ (2 $agian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding rahim &elaput ketuban masih melekat pada dinding rahim ,erdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pe'ah karenanya. $agian terba%ah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen ba%ah rahim.

=ambar 1. &olusio ,lasenta. !erlepasnya permukaan maternal plasenta sebelum %aktunya setelah umur kehamilan 20 minggu. -. Revealed Hemorrhage. $. Concealed Hemmorrhage (alam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu solutio plasenta ringan, solusio, plasenta sedang, dan solusio plasenta berat. Aang ringan biasanya baru diketahui setelah plasenta lahir dengan adanya hematoma yang tidak luas pada permukaan maternal atau ada

SOLUTIO PLASENTA
ruputura sinus marginalis. ,embagian se'ara klinik ini baru de#initi# bila ditinjau retrospekti# karena solusio plasenta si#atnya berlangsung progresi# yang berarti solusio plasenta yang ringan bisa berkembang menjadi lebih berat dari %aktu ke %aktu. ;eadaan umum penderita bisa menjadi buruk apabila perdarahannya 'ukup banyak pada kategori concealed hemorrhage. (2 1. solusio plasenta ringan Buas plasenta yang terlepas tidak sampai 254, atau ada yang menyebutkan kurang dari 1*2 bagian. ?umlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. !umpahan darah yang keluar terlihat seperti pada haid ber+ariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. =ejala-gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta pre+ia ke'uali %arna darah yang kehitaman. ;omplikasi terhadap ibu dan janin belum ada. 2. solusio plasenta sedang Buas plasenta yang terlepas telah melebihi 254, tetapi belum men'apai separuhnya (504 . ?umlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum men'apai 1.000 ml. Umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. =ejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut jantung janin menjadi 'epat, hipotensi dan takikardia. 3. solusio plasenta berat Buas plasenta yang terlepas sudah melebihi 504, dan jumlah darah yang keluar telah men'apai 1.000 ml atau lebih. ,ertumpahan darah bisa terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. =ejala-gejala dan tanda-tanda klinis jelas, keadaan umum penderita buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. ;omplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada oliguri biasanya telah ada. E. Patofisiologi &esungguhnya solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan +ili-+ili korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Cleh karena itu pato#isiologinya bergantung pada etiologi. ,ada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah di desidua. (2 (alam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. &emua penyakit ibu yang dapat menyebabkan

SOLUTIO PLASENTA
pembentukan trombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam +askular +ili dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai hasil akhir. ,erdarahan tersebut menyebabkan desidua basalis terlepas ke'uali selapis tipis yang tetap melekat pada miometrium. (engan demikian, pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri atas pembentukan hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada bagian plasenta sekelilingnya yang berdekatan. ,ada a%alnya mungkin belum ada gejala ke'uali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta yang baru lahir. (alam beberapa kejadian pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua. 0ematoma retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari sirkulasi maternal*plasenta ke sirkulasi janin. 0ematoma yang terbentuk dengan 'epat meluas dan melepaskan plasenta lebih luas*banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes antara selaput ketuban dan miometrium untuk selanjutnya keluar melalui ser+iks ke +agina (reavealed hemorrhage . ,erdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria spiralis yang terputus. Dalaupun jarang, terdapat perdarahan tinggal terperangkap di dalam uterus (concealed hemorrhage . -kibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta akan terlepas. &ebagian akan menyelundup di ba%ah selaput ketuban keluar dari +agina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban, atau mengadakan ekstra+asasi di antara serabut otot uterus. $ila ekstra+asasi berlangsung hebat, maka seluruh permukaan uterus akan berber'ak ungu atau biru dan terasa sangat tegang serta nyeri. 0al ini disebut uterus couvelaire. (1,2 -kibat kerusakan jaringan miometrium dan terbentuknya hematoma retroplasenter, mengakibatkan pelepasan tromboplastin ke dalam peredaran darah. !romboplastin bekerja memper'epat perombakan protrombin menjadi trombin. !rombin yang terbentuk dipakai untuk mengubah #ibrinogen menjadi #ibrin untuk membentuk lebih banyak bekuan darah terutama pada solusio plasenta berat. /elalui mekanisme ini apabila pelepasan tromboplastin 'ukup banyak dapat menyebabkan terjadi pembekuan darah intra+askular yang luas (disseminated intravascular coagulation yang semakin menguras persediaan #ibrinogen dan #aktor-#aktor pembekuan lain. -kibat lain dari pembekuan darah intra+askular ialah terbentuknya plasmin dari plasminogen yang dilepaskan pada setiap kerusakan jaringan. ;arena kemampuan #ibrinolisis dari plasmin ini maka #ibrin yang terbentuk dihan'urkannya.

SOLUTIO PLASENTA
,enghan'uran butir-butir #ibrin yang terbentuk intra+askular oleh plasmin mengakibatkan han'urnya bekuan-bekuan darah dalam pembuluh darah ke'il yang berguna mempertahankan keutuhan sirkulasi mikro. 1amin, di lain pihak penghan'uran #ibrin oleh plasmin memi'u perombakan lebih banyak #ibrinogen menjadi #ibrin agar darah bisa membeku. (engan jalan ini pada solusio palenta berat dimana telah terjadi perdarahan melebihi 2.000 ml dapat dimengerti kalau akhirnya akan terjadi kekurangan #ibrinogen dalam darah sehingga persediaan #ibrinogen lambat laun men'apai titik kritis ( E 150 mg*100 ml darah dan terjadi hipo#ibrinogenemia. ,ada kadar ini telah terjadi gangguan pembekuan darah ( consumtive coagulopathy yang se'ara laboratoris terlihat pada memanjangnya %aktu pembekuan melebihi 2 menit dan bekuan darah yang telah terbentuk men'air kembali. ,ada keadaan yang lebih parah darah tidak mau membeku sama sekali apabila kadar #ibrinogen turun diba%ah 100 mg4. ,ada keadaan yang berat ini telah terjadi kematian janin dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai kadar han'uran #aktor-#aktor pembekuan darah dan han'uran #ibrinogen meningkat dalam serum men'apai kadar yang berbahaya yaitu di atas 100 Fg per ml. ;adar #ibrinogen normal 550 mg 4 turun menjadi 100 mg 4 atau lebih rendah. Untuk menaikkan kembali kadar #ibrinogen ke tingkat di atas nilai krisis lebih disukai memberikan trans#usi darah segar sebanyak 2.000 ml sampai 5.000 ml karena setiap 1.000 ml darah segar diperkirakan mengandung 2 gram #ibrinogen. (1,2,2 -kibatnya, terjadi hipo#ibrinogenemia yang menyebabkan gangguan pembekuan darah pada uterus maupun alat-alat tubuh lainnya. ,er#usi ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan intra+askuler. Cliguria dan proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak yang masih dapat sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal mendadak yang biasanya berakibat #atal. 1asib janin tergantung dari luasnya plasenta yang lepas. -pabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian janin. -pabila sebagian ke'il yang lepas, mungkin tidak berpengaruh sama sekali atau mengakibatkan ga%at janin. (2,2 Daktu adalah hal yang sangat menentukan dalam beratnya gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal dan nasib janin. /akin lama sejak terjadinya solusio plasenta sampai persalinan selesai, makin hebat komplikasinya. (2

F. Gamba an klinis

SOLUTIO PLASENTA
=ambaran klinik penderita solusio plasenta ber+ariasi sesuai dengan berat ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. $elum ada uji 'oba yang khas untuk menentukan diagnosisnya. =ejala dan tanda klinis yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang be%arna tua keluar melalui +agina (704 kasus , rasa nyeri perut dan uterus tegang terus-menerus mirip his partus prematurus. &ejumlah penderita bahkan tidak menunjukkan tanda atau gejala klasik, gejala yang lahir mirip tanda persalinan prematur saja. Cleh sebab itu, ke%aspadaan atau ke'urigaan yang tinggi sangat diperlukan. (2,2,7 !ol"sio plasenta ingan ;urang lebih 304 penderita solusio plasenta ringan tidak atau sedikit sekali melahirkan gejala. ,ada keadaan yang sangat ringan tidak ada gejala ke'uali hematom yang berukuran beberapa sentimeter terdapat pada permukaan maternal plasenta. "ni dapat diketahui se'ara retrospekti# pada inspeksi plasenta setelah partus. 9asa nyeri pada perut masih ringan dan darah yang keluar masih sedikit, sehingga belum keluar melalui +agina. 1yeri yang belum terasa menyulitkan membedakannya dengan plasenta pre+ia ke'uali darah yang keluar be%arna merah segar pada plasenta pre+ia. !anda-tanda +ital dan keadaan umum ibu maupun janin masih baik. ,ada inspeksi dan auskultasi tidak dijumpai kelainan ke'uali pada palpasi sedikit terasa nyeri lokal pada tempat terbentuk hematom dan perut sedikit tegang tapi bagian-bagian janin masih dapat dikenal. ;adar #ibrinogen darah dalam batasbatas normal yaitu 350 mg4. Dalaupun belum memerlukan inter+ensi segera, keadaan yang ringan ini perlu dimonitor terus sebagai upaya mendeteksi keadaan bertambah berat. ,emeriksaan ultrasonogra#i berguna untuk menyingkirkan plasenta pre+ia dan mungkin bisa mendeteksi luasnya solusio terutama pada solusio sedang atau berat. !ol"sio plasenta sedang =ejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus, dan denyut jantung janin biasanya telah menunjukkan ga%at janin, perdarahan yang tampak keluar lebih banyak, takikardia, hipotensi, kulit dingin, dan keringatan, oliguria mulai ada, kadar #ibrinogen berkurang antara 150 samapai 250 mg*100 ml, dan mungkin kelainan pembekuan darah dan gangguan #ungsi ginjal sudah mulai ada. 9asa nyeri dan tegang perut jelas sehingga palpasi bagian-bagian anak sukar. 9asa nyeri datangnya akut kemudian menetap tidak bersi#at hilang timbul seperti pada his yang

SOLUTIO PLASENTA
normal. ,erdarahan per+aginam jelas dan be%arna kehitaman, penderita pu'at karena mulai ada syok sehingga keringat dingin. ;eadaan janin biasanya sudah ga%at. ,ada stadium ini bisa jadi telah timbul his dan persalinan telah mulai. ,ada pemantauan keadaan janin dengan kardiotokogra#i bisa jadi telah ada deselarasi lambat. ,erlu dilakukan tes gangguan pembekuan darah. $ila terminasi persalinan terlambat atau #asilitas pera%atan intensi# neonatus tidak memadai, kematian perinatal dapat dipastikan terjadi. !ol"sio plasenta be at ,erut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan ( defans musculaire disertai perdarahan yang ber%arna hitam. Cleh karena itu palpasi bagian-bagian janin tidak mungkin lagi dilakukan. 3undus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya oleh karena telah terjadi penumpukan darah di dalam rahim pada kategori concealed hemorrhage. ?ika dalam masa obser+asi tinggi #undus bertambah lagi berarti perdarahan baru masih berlangsung. ,ada inspeksi rahim kelihatan membulat dan kulit diatasnya ken'ang dan berkilat. ,ada auskultasi denyut jantung janin tidak terdengar lagi akibat gangguan anatomik dan #ungsi dari plasenta. ;eadaan umum menjadi buruk disertai syok. -dakalanya keadaan umum ibu jauh lebih buruk dibandingkan perdarahan yang tidak seberapa keluar dari +agina. 0ipo#ibrinogenemia dan oliguria boleh jadi telah ada sebagai akibat komplikasi pembekuan darah intra+askular yang luas (disseminated intravascular coagulation , dan gangguan #ungsi ginjal. ;adar #ibrinogen darah rendah yaitu kurang dari 150 mg4 dan telah ada trombositopenia. G. Diagnosis (iagnosis solusio plasenta bisa ditegakkan berdasarkan adanya gejala dan tanda klinis berupa perdarahan (G 20 minggu , nyeri pada uterus, dan adanya kontraksi tetanik pada uterus. 1amun adakalanya pasien datang dengan gejala mirip persalinan prematur, ataupun datang dengan perdarahan tidak banyak dengan perut tegang, tetapi janin telah meninggal. (iagnosis de#initi# hanya bisa ditegakkan se'ara retrospekti# yaitu setelah partus dengan melihat adanya hematoma retroplasenta. (2,7 Ultrasonogra#i merupakan pemeriksaan yang berguna untuk membedakan dengan plasenta pre+ia, tetapi pada solusio plasenta pemeriksaan dengan U&= tidak memberikan kepastian berhubung kompleksitas gambaran retroplasenta yang normal mirip dengan gamparan perdarahan retroplasenta pada solusio plasenta ;ompleksitas gambaran normal

SOLUTIO PLASENTA
retroplasenta, kompleksitas +askular rahim, desidua dan mioma semuanya bisa mirip dengan solusio plasenta dan memberikan hasil pemeriksaan positi# palsu. (isamping itu, solusio plasenta sulit dibedakan dengan plasenta itu sendiri. ,emeriksaan ulang pada perdarahan baru sering bisa membantu karena gambaran ultrasonogra#i dari darah yang telah membeku akan berubah menurut %aktu menjadi lebih ekogenik pada 57 jam kemudian menjadi hipogenik dalam %aktu 1 sampai 2 minggu. (6 ,enggunaan color Doppler bisa membantu diagnosis solusio plasenta di mana tidak terdapat sirkulasi darah yang akti# padanya, sedangkan pada kompleksitas lain, baik kompleksitas retroplasenta yang hiperekoik maupun yang hipoekok seperti mioma dan kontraksi uterus, terdapat sirkulasi darah yang akti# padanya. ,ada kontraksi uterus terdapat sirkulasi akti# didalamnya, pada mioma sirkulasi akti# terdapat lebih banyak pada bagian peri#er daripada bagian tengahnya. (6 H. Penanganan sol"sio plasenta &emua pasien yang tersangka menderita solutio plasenta harus dira%at inap di rumah sakit yang ber#asilitas 'ukup. ;etika masuk segera dilakukan pemeriksaan darah lengkap termasuk kadar 0b dan golongan darah serta gambaran pembekuan darah dengan memeriksa Bleeding Time ($! , Clotting Time (H! , Partial Thromboplastin Time (,!! , activated Partial Thromboplastin Time (a,!! , kadar #ibrinogen dan (-dimer. ,emeriksaan dengan ultrasonogra#i berguna terutama untuk membedakannya dengan plasenta pre+ia dan memastikan janin masih hidup. (2 &eandainya diagnosis belum jelas dan janin masih hidup tanpa tanda-tanda ga%at janin, obser+asi yang ketat dan dengan #asilitas untuk inter+ensi segera jika se%aktu-%aktu mun'ul kega%atan. ,ersalinan mungkin per+aginam atau mungkin juga harus perabdominam bergantung pada banyaknya perdarahan, telah ada tanda-tanda persalinan spontan atau belum, dan tandatanda ga%at janin. ,enanganan terhadap solusio plasenta bisa ber+ariasi sesuai keadaan kasus masing-masing tergantung berat ringannya penyakit, usia kehamilan, serta keadaan ibu dan janinnya. $ila mana janin masih hidup dan 'ukup bulan, dan bilamana persalinan per+aginam belum ada tanda-tandanya dipilih persalinan melalui operasi Sectio Caesarean Cito. $ila perdarahan yang 'ukup banyak segera lakukan resusitasi dengan pemberian trans#usi darah

SOLUTIO PLASENTA
dan kristaloid yang menyelamatkan ibu sambil mengharapkan semoga janin juga bisa terselamatkan. (2,7 !ol"sio plasenta ingan -pabila kehamilannya kurang dari 32 minggu, perdarahannya kemudian berhenti, perutnya tidak menjadi sakit, uterusnya tidak menjadi tegang maka penderita dapat dira%at se'ara konser+ati# di rumah sakit dengan obser+asi ketat. Umumnya kehamilan diakhiri dengan induksi atau stimulasi partus pada kasus yang ringan atau janin telah mati. !ol"sio plasenta sedang dan be at -pabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala solusio plasenta bertambah jelas, atau dalam pemantauan U&= daerah solusio plasenta bertambah luas, maka pengakhiran kehamilan tidak dapat dihindarkan lagi. -pabila janin hidup, dilakukan operasi Sectio Caesar. Cperasi Sectio Caesar dilakukan bila ser+iks masih panjang dan tertutup, setelah peme'ahan ketuban dan pemberian oksitosin dalam 2 jam belum juga ada his. -pabila janin mati, ketuban segera dipe'ahkan untuk mengurangi regangan dinding uterus disusul dengan pemberian in#use oksitosin 5 iu dalam 500'' (e>trosa 54 untuk memper'epat persalinan. ,ada kasus dimana telah terjadi kematian janin dipilih persalinan per+aginam ke'uali ada perdarahan berat yang tidak teratasi dengan trans#usi darah yang banyak atau ada indikasi obstetrik lain yang menghendaki persalinan dilakukan perabdominam. ,impinan persalinan pada solusio plasenta bertujuan untuk memper'epat persalinan sehingga kelahiran terjadi dalam 2 jam. -pabila persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak akan selesai dalam %aktu 2 jam setelah peme'ahan selaput ketuban dan in#us oksitosin , satu-satunya 'ara adalah dengan melakukan &e'tio Haesar. 0emostasis pada tempat implantasi plasenta bergantung sekali kepada kekuatan kontraksi miometrium. ;arenanya pada persalinan per+aginam perlu diupayakan stimulasi miometrium se'ara #armakologik atau massage agar kontraksi miometrium diperkuat dan men'egah perdarahan yang hebat pas'a persalinan sekalipun pada keadaan masih ada gangguan koagulasi. 0arus diingat bah%a koagulopati berat merupakan #aktor risiko tinggi bagi bedah sesar berhubung ke'enderungan perdarahan yang berlangsung terus pada tempat insisi baik pada abdomen maupun pada uterus. (2 ?ika perdarahan tidak

SOLUTIO PLASENTA
dapat dikendalikan atau diatasi setelah persalinan, histerektomi dapat dilakukan untuk menyelamatkan hidup pasien. &ebelum histerektomi, prosedur lain seperti mengatasi koagulopati, ligasi arteri uterina, pemberian obat uterotonik jika terdapat atonia dan kompresi uterus dapat dilakukan. (7 ,emberian oksitosin dan amniotomi adalah dua hal yang sering dilakukan pada persalinan per+aginam. ;edua hal tersebut mempunyai rasionalistasnya masing-masing baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. ;iranya keuntungan dan kerugian dari kedua metode ini masih belum ada bukti yang mendukung (not evidance-based . (1 I. Komplikasi ;omplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung sehingga menimbulkan berbagai akibat pada ibu seperti anemia, syok hipo+olemik, insu#isiensi #ungsi plasenta, gangguan pembekuan darah (koagulopati , gagal ginjal akut, dan uterus Couvelaire di samping komplikasi insu#isiensi #ungsi plasenta pada janin berupa angka kematian perinatal yang tinggi. !ind oma !#een#an terdapat pada beberapa penderita yang terhindar dari kematian setelah menderita syok yang berlangsung lama yang menyebabkan iskemia dan nekrosis adenohipo#isis sebagai akibat solusio plasenta.
(1,2

;ematian janin, kelahiran prematur dan kematian perinatal merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada solusio plasenta. &olusio plasenta berulang dilaporkan juga bisa terjadi pada 25 4 perempuan yang pernah menderita solusio plasenta sebelumnya. (2 ;egagalan #ungsi ginjal akut bisa terjadi apabila keadaan syok hipo+olemik yang berlama-lama, terlambat atau tidak memperoleh penanganan yang sempurna. ,enyebab kegagalan #ungsi ginjal pada solusio polasenta belum jelas, tetapi beberapa #aktor dikemukakan sebagai penyebab utama terjadinya kegagalan #ungsi ginjal akut. Hurah jantung yang menurun dan penyempitan pembuluh darah ginjal akibat tekanan intrauterina yang meninggi keduanya menyebabkan per#usi ginjal menjadi sangat menurun dan menyebabkan anoksia. ;oagulasi intra+askular dalam ginjal memberi kontribusi tambahan kepada pengurangan per#usi ginjal selanjutnya. ,enyakit hipertensi akut atau kronik yang sering bersama atau bahkan sebagai penyebab solusio plasenta berperan memperburuk #ungsi ginjal pada %aktu yang sama. ;eadaan yang umum terjadi adalah nekrosis tubulus-tubulus ginjal

SOLUTIO PLASENTA
se'ara akut yang menyebabkan kegagalan #ungsi ginjal (acute tubular renal failure . -pabila korteks ginjal ikut menderita anoksia karena iskemia dan nekrosis yang menyebabkan kegagalan #ungsi ginjal (acute cortical renal failure maka prognosisnya sangat buruk karena pada keadaan yang demikian angka kematian (case spesific mortality rate bisa men'apai 204. !rans#usi darah yang 'epat dan banyak serta pemberian in#us 'airan elektrolit seperti larutan ringer laktat dapat mengatasi komplikasi ini dengan baik. ,emantauan #ungsi ginjal salaah satunya melalui pengamatan diuresis sangat berperan dalam menilai kemajuan penyembuhan. ,engeluaran urin 30 ml atau lebih dalam satu jam menunjukkan perbaikan #ungsi ginjal. (1,2 Hou+elaire dalam permulaan tahun 1660 menamakan komplikasi ini apople ie uteroplacentaire. ,ada keadaan ini perdarahan retroplasenta menyebabkan darah menerobos melaului sela-sela serabut miometrium dan bahkan bisa sampai ke ba%ah perimetrium dan ke dalam jaringan pengikat ligamentum latum, ke ba%ah perisalping dan ke dalam o+arium bahkan bisa mengalir sampai ke rongga peritonei. ;eadaan miometrium yang telah mengalami in#iltrasi darah ini dilaporkan jarang menganggu kontraksinya sampai menjadi atonia yang bisa menyebabkan perdarahan berat pas'apersalinan. ;eadaan uterus yang demikian kemudian disebut uterus Couvelaire. Uterus Hou+elaire yang tidak sangat berat masih dapat berkontraksi dengan baik jika isinya telah keluar, dan akan berkontraksi jika diberi oksitosin. (engan perkataan lain, uterus Couvelaire umumnya tidak akan menyebabkan perdarahan berat dalam kala tiga dan kala empat dan oleh karena itu bukan semua uterus Couvelaire merupakan indikasi histerektomi. (2 3ungsi plasenta akan terganggu apabila peredaran darah ke plasenta mengalami penurunan yang berarti. &irkulasi darah ke plasenta menurun manakala ibu mengalami perdarahan banyak dan akut seperti pada syok. ,eredaran darah ke plasenta juga menurun apabila telah terbentuk hematom retroplasenta yang luas. ,ada keadaan yang begini darah dari arteriola spiralis tidak lagi bisa mengalir ke dalam ruang inter+illus. ;edua keadaan tersebut menyebabkan penerimaan oksigen oleh darah janin yang berada dalam kapiler +ili berkurang yang pada akhirnya menyebkan hipoksia janin. &irkulasi darah ke plasenta juga menurun disertai penurunan tekanan per#usi pada penderita hipertensi kronik atau preeklamsia. &emua perubahan tersebut sangat menurunkan permeabilitas plasenta yang punya kontribusi besar dalam proses terjadinya sind oma ins"fisiensi f"ngsi plasenta yang mengakibatkan ga%at janin dan kematian janin tanpa terduga. =a%at janin oleh hipoksia

SOLUTIO PLASENTA
disebabkan oleh insu#isiensi #ungsi plasenta yang umumnya sudah terjadi pada solusio plasenta sedang dan pada solusio plasenta berat umumnya telah terjadi kematian janin. (1 Fetal to $ate nal Hemo #age ,ada solusio plasenta perdarahan yang terjadi umumnya berasal dari peredaran darah ibu. 1amun pada sekitar 204 solusio plasenta terutama bila solusio plasenta terjadi akibat trauma tumpul pada abdomen menyebabkan kerusakan demikian rupa sampai sejumlah kapiler +ili ikut rusak dan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi janin masuk ke dalam ruang inter+illus dari plasenta untuk seterusnya masuk ke dalam sirkulasi maternal. &yok pada solusio plasenta diperkirakan terjadi akibat pelepasan tromboplastin dari desidua dan plasenta masuk ke dalam sirkulasi maternal dan mendorong pembentukan koagulasi intra+askular beserta gambaran klinik lain dari sindroma emboli 'airan ketuban termasuk hipotensi. (2 %. P ognosis &olusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih buruk lagi bagi janin. &olusio plasenta ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan morbiditasnya rendah. &olusio plasenta sedang mempunyai prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena morbiditas ibu yang lebih berat. &olusio plasenta berat mempunyai prognosis paling buruk terhadap ibu lebih-lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan yang demikian janin telah mati dan mortalitas maternal meningkat akibat salah satu komplikasi. ,ada solusio plasenta sedang dan berat prognosisnya juga tergantung pada ke'epatan dan ketepatan bantuan medik yang diperoleh pasien. !rans#usi darah yang banyak dengan segera dan terminasi kehamilan tepat %aktu sangat menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. (2

BAB III

SOLUTIO PLASENTA
DAF&A' PU!&AKA

1. Hunningham, =ary /(. !illiams "bstetrics ##nd edition. /'=9-D-0"BB. 1e% Aork, 2005. 2. Diknjosastro, 0ani#a. $lmu %ebidanan & %ematian 'anin. Aayasan $ina ,ustaka &ar%ono ,ra%iroharjo. .disi keempat, 'etakan kedua. ?akarta, 2006. 0al 732-735. 3. 9aymond .=, Hnattingius &, ;iely ?", (ffects of )aternal *ge+ Parity+ and Smo,ing "n the Ris, of Still Birth, $,? Cbstetri's and =yne'ology, 1665@301-2. 5. =au#berg &I. 5. (eering *bruptio Placentae, a+ailable Placentae, #rom http@%%%.e/edi'ine.'om*e a+ailable #rom http@ merg*topi'12.htm,in', +ie% arti'le, 2003. &0. *bruptio %%%.e/edi'ine.'om*med*topi'.htm, in', +ie% arti'le, 2002. 2. &ilbernagl, &te#an. Te,s dan *tlas ber-arna+ Patofisiologi. .H=,,enerbit $uku ;edokteran. 2007. 7. ,itkin, ?. "bstereics and .ynaecology& *n $llustrated Colour Te t/ .dinburgh, Hhur'hill Bi+ingstone, 2003. 7. ,ernoll /B. Third-Trimester Hemorrhage, dalam (e Hherney -0, ,ernoll /B. eds. Hurrent Cbstetri' and =yne'ologi' (iagnosis and !reatment, 7th ed. -ppleton and Bange $usiness and ,ro#essional =roup, Honne'ti'ut, U&-, 1665 @ 367 : 505. 6. !ol+onen &, 0einonen &., Reproductive Ris, 0actor+ Doppler 0indings+ and "utcome of *ffected Births in Placental *bruption & * Population Based *nalysis+ a+ailable #rom http@**%%%.n'bi.nlm.nih.go+* entre)*Juery. #'gi, 2002 K 551-20.

Anda mungkin juga menyukai

  • Disabilitasbyname
    Disabilitasbyname
    Dokumen17 halaman
    Disabilitasbyname
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • CPR
    CPR
    Dokumen3 halaman
    CPR
    Herlina Anggraini Jalalludin
    Belum ada peringkat
  • Gout 5
    Gout 5
    Dokumen16 halaman
    Gout 5
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Abu Nawas Dengan Syair I
    Abu Nawas Dengan Syair I
    Dokumen3 halaman
    Abu Nawas Dengan Syair I
    Herlina Anggraini Jalalludin
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Intoksikasi Insektisida
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Intoksikasi Insektisida
    Dokumen5 halaman
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Intoksikasi Insektisida
    ßĻīńķ Mīũţ
    Belum ada peringkat
  • 06 Prolanis
    06 Prolanis
    Dokumen10 halaman
    06 Prolanis
    daengcudeey
    100% (3)
  • Contoh Kerjasama Bpjs
    Contoh Kerjasama Bpjs
    Dokumen2 halaman
    Contoh Kerjasama Bpjs
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Pencegahan Kanker Serviks
    Pencegahan Kanker Serviks
    Dokumen19 halaman
    Pencegahan Kanker Serviks
    Chris
    Belum ada peringkat
  • Gout 6
    Gout 6
    Dokumen15 halaman
    Gout 6
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Gout 2
    Gout 2
    Dokumen16 halaman
    Gout 2
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Gout 4
    Gout 4
    Dokumen27 halaman
    Gout 4
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Myasthenia Gravis 1
    Myasthenia Gravis 1
    Dokumen22 halaman
    Myasthenia Gravis 1
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Gout
    Patofisiologi Gout
    Dokumen4 halaman
    Patofisiologi Gout
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Gout 3
    Gout 3
    Dokumen21 halaman
    Gout 3
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen2 halaman
    Anemia
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Gout 1
    Gout 1
    Dokumen18 halaman
    Gout 1
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Osteo at Ritis
    Osteo at Ritis
    Dokumen27 halaman
    Osteo at Ritis
    Herlina Anggraini Jalalludin
    Belum ada peringkat
  • OA Upload Elin
    OA Upload Elin
    Dokumen27 halaman
    OA Upload Elin
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kanker Payudara
    Makalah Kanker Payudara
    Dokumen31 halaman
    Makalah Kanker Payudara
    d-fbuser-30639704
    91% (11)
  • Osteosarkoma 2
    Osteosarkoma 2
    Dokumen24 halaman
    Osteosarkoma 2
    Herlina Anggraini Jalalludin
    Belum ada peringkat
  • Miastenia Gravis 2
    Miastenia Gravis 2
    Dokumen29 halaman
    Miastenia Gravis 2
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Fraktu
    Fraktu
    Dokumen22 halaman
    Fraktu
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Osteosarkoma
    Osteosarkoma
    Dokumen24 halaman
    Osteosarkoma
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Radi
    Radi
    Dokumen8 halaman
    Radi
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Letak-Sungsang 2
    Letak-Sungsang 2
    Dokumen20 halaman
    Letak-Sungsang 2
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Prematur 2
    Prematur 2
    Dokumen16 halaman
    Prematur 2
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa 1
    Plasenta Previa 1
    Dokumen15 halaman
    Plasenta Previa 1
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Presentation Radiologi
    Presentation Radiologi
    Dokumen17 halaman
    Presentation Radiologi
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Letak-Sungsang 1
    Letak-Sungsang 1
    Dokumen21 halaman
    Letak-Sungsang 1
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat
  • Persalinan-Prematur 1
    Persalinan-Prematur 1
    Dokumen31 halaman
    Persalinan-Prematur 1
    Jalalludin Ikhsan
    Belum ada peringkat