Anda di halaman 1dari 37

menarik atau tidak menarik, keren atau tidak keren, penting atau tidak penting hanyalah berdasar pada

sudut pandang

Monday, March 28, 2011

KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCES)

Kecerdasan majemuk diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner, yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvard Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine.

Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut adalah :1. Kecerdasan Verbal - Linguistik 2. Kecerdasan Matematis - Logis 3. Kecerdasan Visual - Spasial 4. Kecerdasan Kinestetis - Jasmani 5. Kecerdasan Musikal 6. Kecerdasan Interpersonal 7. Kecerdasan Intrapersonal 8. Kecerdasan Naturalis BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN a. Faktor Biologis Faktor keturunan atau genetis, luka atau cedera otak sebelum, selama dan sesudah kelahiran. b. Sejarah Hidup Pribadi Pengalaman dengan orang tua, guru, teman sebaya, kawan-kawan dan orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat pengembangan kecerdasan. c. Latar Belakang Kultural dan Historis Waktu dan tempat dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis atau kultural di tempat-tempat lain.

KECERDASAN VERBAL - LINGUISTIK Lazim Dijumpai Pada

Novelis

Penyair Penulis iklan Penulis naskah Orator Pemimpin politik Editor Jurnalis Penulis pidato

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Sensitif terhadap pola Teratur, sistematis Mampu beragumentasi Suka mendengarkan, membaca, dan menulis Suka drama, puisi, buku Mengeja dengan mudah Suka permainan kata Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele Mempunyai kosa kata yang kaya Pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai menjelaskan sesuatu Cara Mudah Dalam Belajar Bercerita Permainan ingatan nama atau tempat

Permainan kosa kata Menggunakan tulisan jurnal Wawancara Mengerjakan teka-teki Permainan mengeja Buat, edit majalah kelas Debat Diskusi MS Word KECERDASAN MATEMATIS LOGIS Lazim Dijumpai Pada Ahli matematika Ilmuwan Sarjana Pemburu binatang Penyelidik polisi Pengacara Akuntan Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung, komputer Suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah Menggunakan struktur logis Sangat suka memecahkan masalah Sangat suka bereksperimen secara logis Suka mencatat secara teratur Mencatat sesuatu dengan teratur Mencari pola dari segala sesuatu

Cara Mudah Dalam Belajar Rangsang dengan kegiatan pemecahan masalah Permainan berhitung/komputer Analisa dan tafsirkan data Gunakan logika Beri eksperimen praktis Gunakan prediksi Padukan organisasi, matematika dan pelajaran lain Memiliki tempat untuk menghimpun semua hal Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap Gunakan berpikir deduktif Gunakan kompouter KECERDASAN VISUAL SPASIAL Lazim Dijumpai Pada

Arsitek Pelukis Pemahat Navigator Pemain catur

Ahli fisika Ahli strategi perang Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Berpikir dengan gambar Menggunakan citra mental Menggunakan metafora Indra konfigurasi kuat Suka seni, menggambar, memahat Mudah baca grafik, peta, diagram arah Mengingat berdasarkan gambar Memiliki indra warna hebat Menggunakan semua indra untuk imajinasi Senang mengamati Kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan Cara Mudah Dalam Belajar Gunakan gambar, diagram, peta, warna, grafik komputer Buat coretan simbol Padukan seni dengan mata pelajaran lain Gunakan peta belajar atau mind map Lakukan visualisasi Nonton atau buat video Gunakan ekspresi wajah Pindah ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda Buat pengelompokkan

KECERDASAN MUSIKAL Lazim Dijumpai Pada

Pemain drama

Penggubah lagu Konduktor Penikmat musik Penata rekaman Pembuat instrumen musik Penyelaras piano Budaya tradisional (tanpa bahasa tulis) Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Sensitif terhadap nada, irama dan wahana musik Sensitif terhadap kekuatan musik Sensitif terhadap susunan musik rumit Bisa jadi amat spiritual Menyukai bunyi-bunyi dari alam Menikmati mendengarkan musik Cara Mudah Dalam Belajar Bermain alat musik Belajar lewat lagu Gunakan konser aktif dan pasif Iringi dengan musik Bergabung dengan paduan suara Menulis musik

Padukan musik dengan bidang lain Ubah suasana hati dengan musik Mengarang musik di komputer

KECERDASAN FISIK ATAU KINESTETIS Lazim Dijumpai Pada Penari Aktor Atlet, juara olah raga Penemu Ahli mimik/ekspresi Ahli bedah Karateka Pembalap Pekerja luar Montir

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Memiliki daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek Timing bagus respons/refleks terlatih terutama terhadap lingkungan fisik belajar paling efektif dengan bergerak dan melibatkan diri dengan kelompok Suka melakukan olahraga fisik, bermain Tampil bekerja dengan tangan Suka menggunakan manipulasi Gampang mengingat apa yang dilakukan Bermain dengan obyek

Resah jika diam/pasif Berpikir mekanis Cara Mudah Dalam Belajar Gunakan latihan fisik Gunakan tarian, gerak dan drama Gunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika Lakukan perubahan tata kelas Padukan gerak dengan semua mata pelajaran Gunakan model, mesin, lego, kerajinan tangan Lakukan perjalanan lapangan Lakukan permainan kelas Bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb KECERDASAN INTERPERSONAL ATAU SOSIAL Lazim Dijumpai Pada Politisi Guru Pemimpin religius Penasehat Psikolog Penjual Manajer Relasi publik Orang yang senang bergaul Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Kemampuan negosiasi tinggi Mahir berhubungan dengan orang lain Tertarik pada pikiran dan perasaan orang lain

Peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain Menikmati berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama Punya banyak teman Mampu berkomunikasi dengan baik Suka menengahi pertengkaran Suka bekerja sama Membaca situasi sosial dengan baik Terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat Cara Mudah Dalam Belajar Belajar bersama Beri kesempatan untuk sosialisasi Kegiatan sharing (berbagi) Gunakan ketrampilan berhubungan dan komunikasi Permainan percakapan Adakan pesta dan perayaan belajar Permainan cari jawaban dari orang lain Kerja kelompok Ajari orang lain Gunakan sebab akibat KECERDASAN INTRAPERSONAL ATAU INTUITIF Lazim Dijumpai Pada Novelis Penasihat Orang tua bijak Filosof Guru

Mistikus Orang dengan kesadaran diri dalam Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Sadar diri (kekuatan dan kelemahan) Paham betul akan perasaan diri Sensitif terhadap nilai diri Sensitif terhadap tujuan hidup Memiliki kemampuan intuitif Memiliki motivasi diri (instrinsik) Suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain Ingin berbeda dari orang kebanyakan Senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi Menghargai privasi dan ketenangan Kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah diri Cara Mudah Dalam Belajar Lakukan pembicaraan dari hati ke hati Lakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar Lakukan tanya jawab Beri waktu untuk refleksi Studi mandiri Dengarkan intuisi anda Diskusikan, refleksikan atau tulis apa yang dialami dan dirasakan Buat catatan harian atau jurnal Kontrol proses belajar diri sendiri Ajarkan bertanya

KECERDASAN NATURALIS Lazim Dijumpai Pada Petani Ahli botani dan biologi Ahli lingkungan hidup

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol Mampu mengenali unsur alami Ingin hidup selaras dengan alam Punya segudang ide untuk konservasi alam Merasa dekat dengan alam Mampu dekat dengan hewan Sensitif dengan tanda-tanda alam Peka terhadap ciri-ciri gejala alam Aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan Cara Mudah Dalam Belajar Belajar di udara terbuka Langsung menggunakan materi alam (tumbuhan, bebatuan, binatang peliharaan) Hadirkan harmonisasi dengan unsur alam

Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan majemuk adalah sebuah teori kecerdasan yang mengatakan bahwa kecerdasan tidak hanya terfokus pada satu sisi kecerdasan, tetapi banyak sisi lain dari kecerdasan itu sendiri. tokoh dari teori kecerdasan majemuk yang paling terkenal adalah Howard Gardner dengan teorinya multiple intelligence. Menurut Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting. Gardner membagi kecerdasan dalam 9 kategori(Gardner; 1983;1993). Awal dalam buku Gardner, hanya membagi 7 kecerdasan, tetapi dikemudian hari dan sampai sekarang berkembang menjadi 8, 9 bahkan terakhir katanya 10 kecerdasan. Gardner (dalam Frame of Mind: The Theory of multiple Intelligences; 1985)menyatakan; kecerdasan kandidat dalam modelnya lebih menyerupai pertimbangan artistic ketimbang penaksiran ilmiah. Dengan demikian, kecerdasan tambahan sebanyak apapun bisa dimasukkan kedalam model Gardner, karena menurutnya: Tidak ada, dan tidak akan pernah ada, daftar kecerdasan manusia yang tidak terbantahkan dan diterima secara universal.kita bisa lebih mendekati tujuan itu jika kita berpegang hanya pada satu tingkat analisis (misalnya neurofisiologis).(Barbara K. Given, Brain-Based Teaching). Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat dimasukkan dalam teorinya; Empat diantaranya adalah: 1. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan misal matematika jelas ada lambang, Musik ada lambing (not dll), kinestetik ada lambing atau irama gerak dst, lambaian tangan, untuk selamat tinggal atau mau tidur dll. 2. Setiap Kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan artinya tidak seperti IQ yang meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan saat kelahiran atau tidak berubah, MI (Multiple Intelligences) percaya bahwa kecerdasan itu muncul pada titik tertentu dimasa kanak-kanan, mempunyai periode yang berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup, dan berisikan pola unik yang secara berlahan atau cepat semakin merosot seiring dengan menuanya seseorang. Kecerdasan paling awal muncul adalah Musik lalu Logis-Matematis. 3. Setiap Kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu. Misal orang dengan kerusakan pada Lobus Frontal pada belahan otak kiri, tidak mampu berbicara atau menulis dengan mudah, namun tanpa kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari. Orang yang lobus Temporalnya kanan yang rusak, mungkin mengalami kesulitan dibidang music tetapi dengan mudah mampu bicara, membaca dan menulis. Pasien dengan

kerusakan pada Lobus oksipital belahan otak kanan mengkin mengalami kesulitan dalam mengenali wajah, membayangkan atau mengamati detail visual. (Thomas Amstrong, 1999). Kecerdasan linguistic ada pada belahan otak kiri, sementara music, spatial dan antarpribadi cenderung di belahan otak kanan. Kinestetik-jasmani menyangkut kortek motor, ganglia basal, dan serebellum (otak kecil). Lobus frontal mengambil peran penting pada kecerdasan intrapribadi (intrapersonal). 4. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya. Artinya tidak harus matematis-logis yang penting atau Spatial atau Musik, atau tergantung budaya masingmasing misal ada kemampun naik kuda, melacak jejak dll dalam budaya tertentu itu sangatsangat penting dan lain-lain. Kategori kecerdasan majemuk menurut Garnerd itu adalah itu adalah: Kecerdasan Linguistik Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi bahasa melalui tekateki kata, permainan kata (pun), dan tongue twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas. Kecerdasan Logis-matematis Kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan hgika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyu-sun teori relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-mate-matis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Kecerdasan Spasial Kecerdasan spasial adalah kecerdasan berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Yugoslavia, semuanya mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu. Kecerdasan Kinestetik Jasmani Kecerdasan kinestetik jasmanis adalah kecerdasan fisik. Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan kete-rampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Demikian pula Charlie Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance sebagai "Little Tramp". Orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu. Kecerdasan Antarpribadi (Interpersonal) Kecerdasan Antarpribadi adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tang-gap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direk-tur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan guru yang ulung. Kecerdasan Intrapribadi (Intrapersonal) Kecerdasan Intrapribadi atau kecerdasan dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6) Kecerdasan Naturalis (Lingkungan) Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang.

Orang ini mempunyai kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Salah satu contoh orang yang mungkin punya inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles Darwin. Kemampuan Darwin untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung, ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi. Inteligensi lingkungan masih dalam penelitian lebih lanjut karena masih ada yang merasa bahwa inteligensi ini sudah termasuk dalam inteligensi matematis-logis. Namun, Gardner berpendapat bahwa inteligensi ini memang berbeda dengan inteligensi matematis-logis. Kecerdasan Eksistensial Kecerdasan eksistensial ini adalah menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab persoalanpersoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan itu antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Filsuf-filsuf seperti Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Kindi, Ibn Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant, Sartre, Nietzsche termasuk mempunyai inteligensi eksistensial tinggi. Anak yang menonjol dengan inteligensi eksistensial akan mempersoalkan keberadaannya di tengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita ada di sini? Apa peran kita dalam dunia yang besar ini? Mengapa aku ada di sekolah, di tengah teman-teman, untuk apa ini semua? Anak yang menonjol di sini sering kali mengajukan pertanyaan yang jarang dipikirkan orang, termasuk gurunya sendiri. Misalnya, tiba-tiba ia bertanya, "Apa manusia semua akan mati? Kalau semua akan mati, untuk apa aku hidup?"

Macam-macam kecerdasan majemuk diatas bisa saja dimiliki oleh seorang individu. Tetapi dalam teori kecerdasan majemuk, ada kalanya hanya satu atau beberapa saja yang menonjol. Yang menjadi perhatian adalah, bagaimana seseorang bisa mengembangkan kecerdasan majemuk yang ada tersebut. Ini merupakan tantangan bagi orang tua ataupun pendidik agar dapat mendeteksi kecerdasan pada anak untuk lebih mengembangkannya

Multyple Intelegences
Mengenali dan meningkatkan potensi kecerdasan anak Tidak ada anak Bodoh, temukan kecerdasannya !! Tidak anak yang bodoh atau pintar, yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Melalui pengenalan terhadap multyple intelegence, kita dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan-kelebihannya. Apa kecerdasan itu? Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang DR. Howard Gardner (1983)

POINT-POINT KUNCI KECERDASAN

Setiap orang memiliki 8 kecerdasan Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai. Kecerdasan-kecerdasan ini umumnya bekerja bersama dengan cara yang komplek. Banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori

LINGUISTIK (CERDAS BAHASA) CIRI-CIRI CERDAS LINGUISTIK 1. Menyenangi puisi dan cerita-cerita 2. 3. Senang membaca dan menulis Mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, baik lisan maupun tulisan

Tokoh Terkenal 1. Winston Churchill 2. 3. 4. Sukarno Cicero W.S. Rendra

LOGIS MATEMATIS (CERDAS HITUNG) CIRI-CIRI CERDAS LOGIS-MATEMATIS 1. Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka dan menghitung 2. 3. 4. Menyukai eksperimen dan pengembangan ilmu pengetahuan terbaru. Menyukai pelajaran matematika dan IPA Senang menganalisa yang dikaitkan dengan logika

Tokoh Terkenal 1. Albert Einstein 2. Thomas Alva Edison

MUSIKAL (CERDAS MUSIK) CIRI-CIRI CERDAS MUSIK 1. Dapat dan senang memainkan alat musik 2. 3. 4. 5. 6. Senang menyanyikan lagu atau mendengarkan musik dimana saja. Peka terhadap nada dan irama Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik. Menyukai pelajaran seni suara Suka bersenandung ataupun mengetukkan jari sesuai irama musik

Tokoh Terkenal 1. Mozart 2. Beethoven

VISUAL SPASIAL (CERDAS RUANG ) CIRI-CIRI CERDAS VISUAL-SPASIAL 1. Menyukai bidang seni rupa (lukisan, patung, dll) 2. 3. 4. Dapat mengembangkan gambaran suatu ruang dari beberapa sudut yang berbeda. Menyukai bacaan yang penuh oleh gambar-gambar berwarna. Senang merekam peristiwa / kejadian dengan video kamera

Tokoh terkenal 1. Pablo Picaso 2. 3. 4. Michael Angelo Raden Saleh Affandi

KINESTETIK (CERDAS TUBUH) CIRI-CIRI CERDAS KINESTETIK 1. Menyukai aktifitas olahraga 2. 3. 4. Menyukai gerak tubuh Memikirkan suatu masalah dengan melakukan banyak gerakan Menyukai pelajaran olahraga dan keterampilan

5. Lebih mudah mengingat sesuatu dengan melakukan gerakan daripada melihat atau mendengar. Tokoh Terkenal 1. Lionel Messi 2. 3. 4. Michael Jordan Chrish Jhon Bagong Kusudiharjo

INTERPERSONAL (CERDAS SOSIAL) CIRI-CIRI CERDAS INTERPERSONAL 1. Menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain atau dalam kelompok 2. Menyenangi permainan yang melibatkan banyak peserta

3. 4.

Pandai berkomunikasi bahkan memanipulasi Jika mempunyai masalah, mereka senang membicarakannya dengan orang lain

5. Banyak orang lain yang datang minta pendapat kepadanya, karena ia dapat bersimpati kepada mereka Tokoh Terkenal 1. Mahatma Gandhi 2. 3. Mother Theresia Khomeini

INTRAPERSONAL (CERDAS DIRI) CIRI-CIRI CERDAS INTRAPERSONAL 1. Memiliki buku catatan harian untuk mengungkapkan perasaannya 2. 3. Sensitif terhadap nilai diri Menyadari akan kelebihan dan kekurangannya sendiri

4. Lebih senang menikmati rekreasi sendirian, misalnya : memancing atau menyepi ke pegunungan 5. Menentukan dan memutuskan sendiri langkah yang akan dipilih Tokoh Terkenal 1. Plato 2. Sigmund Freud

NATURAL (CERDAS ALAM ) CIRI-CIRI CERDAS NATURAL 1. Senang memelihara binatang dan merawat tanaman 2. 3. 4. 5. Mempunyai minat besar terhadap pengetahuan tentang kehidupan flora dan fauna Menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam, seperti berkebun dan memancing. Menyukai pelajaran biologi Mempunyai perhatian besar terhadap masalah lingkunan hidup, konservasi alam, dll

Tokoh Terkenal 1. Charles Darwin 2. 3. Harun Yahya Madame Curie

Penemuan TEORI MULTIPLE INTELLEGENCES mampu membuka kejeniusan anda kalau mengikuti langkah : 1. Melatih dan menghargai semua intelligensi anda 2. 3. Lebih memanfaatkan semua intelligensi yang ada Menghargai kepandaian anda yang sesungguhnya

Senam Otak (brain gym) dan kecerdasan jamak

Otak terdiri atas himepreium kiri dan himesperium kanan. 85% orang di dunia ternyata hidup dengan mengandalkan otak kiri saja, sebagian mengkombinasikan antara keduanya dan sebagian kecil lainnya menggunakan otak kanan. Senam otak ? Brain game adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan tsb dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan), merangsang sisitem yang terkait dengan perasaan/afeksi atau emosi (dimensi pemusatan). Ada beberapa gerakan sederhana dalam brain gym,

Kecerdasan Majemuk (Multiple inteligence)


Goldman (2005) mengemukakan bahwa struktur otak, sebagai instrumen kecerdasan, terbagi menjadi kecerdasan intelektual pada otak kiri dan kecerdasan emosional pada otak kanan. kecerdasan intelektual mengalir-bergerak (flow) antara kebosanan bila tuntutan pemikiran rendah dan kecemasan bila terjadi tuntutan banyak. Bila terjadi kebosanan otak akan mengisinya dengan aktivitas lain, jika positif akan mengembangkan penalaran akan tetapi jika diisi dengan aktivitas negatif, misalnya kenakalan atau melamun, inilah yang disebut dengan sia-sia atau mubazir (at tabadziru minasysyaithon). Sebaiknya jika tuntutan kerja otak tinggi akan terjadi kecemasankelelahan. kondisi ini akan bisa dinetralisir dengan relaksasi melalui penciptaan siuasana kondusif, misalnya keramahan, kelembutan, senyum, tertawa, suasana nyaman dan menyenangkan, atau meditasi keheningan dengan prinsip kepasrahan kepada san pencipta. dengan demikian aktivitas otak kiri semestinya dibarengi dengan aktivitas otak kanan.

Sel saraf, pada otak kiri berfungsi sebagai alat kecerdasan yang sifatnya logis, sekuensial, linier, rasional, teratur, verbal, realitas, ide, abstrak dan simbolik. Sedangkan sela syaraf otak kanan berkaitan dengan kecerdasan yang sifatnya acak, intuitif, holistic, emosional, kesadaran diri, spesial, musik dan kreatifitas. penting untuk diketahui bahwa kecerdasan intelektual berkontribusi untuk sukses individu sebesar 20 % sedangkan kecerdasan emosional sebesar 40 %, siswanya sebanyak 40 % dipengaruhi oleh hal lainya. Ary Ginanjar (2002) dan Jalaludin Rahmat (2006) mengungkapkan kecerdasan ketiga, yaitu kecerdasan spiritual (nurani-keyakinan) atau kecerdasan fitrah yang berkenaan dengan nilai-nilai kehidupan beragama. sebagai orang beragama, kita semestinya berkeyakinan tinggi terhadap kecerdasan ini, bukankah ada ikhtiar dan ada pula taqdir, ada do'a sebagai permintaan dan harapan, dan ibadah lainya. Bukankah ketentraman individu karena keyakiann beragama ini. Garner (1983) mengemukakan tentang kecerdasan ganda yang bersifat multi dengan akronim Slim n Bill, yaitu Spacial-Visual, Linguistic-Verbal, Interpersonal-communication, Musical-Rithmic, Natural, Body-Kinestic, Intrapersonal-reflective, Logic-Thinking-Reasoning.

A. Prinsip-Prinsip Utama Dalam Kecerdasan Majemuk 1. Setiap orang memiliki delapan kecerdasan. Setiap orang memiliki kapasitas dalam delapan kecerdasan yang berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mempunyai tingkatan sangat tinggi pada semua kecerdasan, ada yang cenderung rendah pada semua tingkatan. Umumnya berada di kedua kutub ekstrim ini, yaitu : sangat berkembang dalam sejumlah kecerdasan, cukup berkembang dalam kecerdasan tertentu, relatif agak terbelakang dalam kecerdasan lain. 2. Pada umumnya orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai tingkat penguasaan memadai. 3. Kecerdasan umumnya bekerja bersamaan (simultan) dengan cara yang kompleks.Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain. 4. Ada banyak cara untuk cerdas dalam setiap kategori Kecerdasan majemuk menekankan keanekaragaman cara manusia menunjukkan bakatnya, baik dalam kecerdasan tertentu maupun antar kecerdasan.

2. Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan kecerdasan 1. Faktor Biologis. Faktor keturunan atau genetis, luka atau cedera otak sebelum, selama dan sesudah kelahiran. 2. Sejarah Hidup Pribadi. Pengalaman dengan orang tua, guru, teman sebaya, kawan-kawan dan orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat pengembangan kecerdasan. 3. Latar Belakang Kultural dan Historis. Waktu dan tempat dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis atau kultural di tempat-tempat lain.

3. Syarat Pokok Yang Harus Dipenuhi Setiap Kategori Kecerdasan 1. Ada wilayah primer dalam sistem neorologis yang bekerja dominan untuk satu aspek kecerdasan. Contoh : Verbal - Linguistik di bagian lobus temporal kiri dan depan, Musikal di lobus temporal kanan. 2. Ada komponen inti dari kompetensi atau kecerdasan ini. Contoh : Kinestetis kompetensinya mampu mengontrol gerak tubuh dan mahir mengelola objek, Interpersonal mampu mencerna dan merespon suasana hati dan motivasi lawan bicara.

3. Ada sistem simbol yang khas. Contoh : Verbal - Linguistik menggunakan simbol fonetis, Matematis Logis menggunakan bahasa komputer, Musikal menggunakan notasi musik, Naturalis menggunakan sistem klasifikasi spesies, dsb. 4. Ada kegiatan budaya tertentu yang merepresentasikan kecerdasan ini. Contoh : budaya bicara dan sastra untuk Verbal - Linguistik, penentuan ilmiah untuk Matematis Logis. 5. Ada peta perkembangan yang khas dari setiap kecerdasan. Contoh : Musikal bisa berkembang sejak dini dan cenderung menetap sampai tua, Matematis - Logis memuncak pada masa remaja, dsb. 6. Bukti bukti kondisi akhir terbaik. Contoh : Verbal - Linguistik seorang orator atau sastrawan, Kinestetis seorang atlit legendaris, Naturalis seorang peneliti alam atau ahli biologi, dsb. 7. Ada bukti asal-usul revolusioner. Contoh : Matematis - Logis dengan bukti sistem angka dan kalender, Interpersonal dengan hidup berkelompok karena kebutuhan berburu, Visual - Spasial dengan gambar di guagua. 8. Kemampuan spesies lain. Contoh : Matematis Logis seperti lebah menghitung jarak dengan tarian spasial atau teritorial sejumlah spesies. 9. Faktor historis terhadap keadaan dunia saat ini. Contoh : Kecerdasan Interpersonal dibutuhkan untuk usaha jasa, Kecerdasan Verbal - Linguistik mencirikan bahwa komunikasi lisan dan tulisan penting untuk berbagai bidang kehidupan.

D. Kecerdasan Majemuk

Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Howard Gardner (1993) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Kecerdasan matematika-logika Kecerdasan matematika-logika menunjukkan kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan matematika-logika tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut. Peserta didik ini juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti catur dan bermain teka-teki.

Kecerdasan matematis-logis lazim dijumpai pada ahli matematika, ilmuwan, sarjana, pemburu binatang, penyelidik polisi, pengacara, akuntan. Adapun deskripsi/ciri yang menonjol diantaranya : suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung, komputer, suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah, menggunakan struktur logis, sangat suka memecahkan masalah, sangat suka bereksperimen secara logis, suka mencatat secara teratur, mencatat sesuatu dengan teratur, mencari pola dari segala sesuatu. Kecerdasan matematis-logis ini memiliki cara mudah dalam belajar, yaitu dengan adanya rangsang dengan kegiatan pemecahan masalah, permainan berhitung/komputer, analisa dan tafsirkan data, gunakan logika, beri eksperimen praktis, gunakan prediksi, padukan organisasi, matematika dan pelajaran lain, memiliki tempat untuk menghimpun semua hal, biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap, biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap, gunakan berpikir deduktif, gunakan komputer.

2. Kecerdasan bahasa (verbal-linguistik) Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya. Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Kecerdasan bahasa, lazim dijumpai pada novelis, penyair, penulis iklan, penulis naskah, operator, pemimpin politik, editor, jurnalis, penulis pidato. Adapun deskripsi/ciri yang menonjol, yaitu : sensitif terhadap pola, teratur, sistematis, mampu beragumentasi, suka mendengarkan, membaca, dan menulis, suka drama, puisi, buku, mengeja dengan mudah, suka permainan kata, punya ingatan tajam pada hal-hal sepele, mempunyai kosa kata yang kaya, pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai menjelaskan sesuatu. Kecerdasan tipe bahasa ini, memiliki cara mudah dalam belajar, seperti :bercerita, permainan ingatan nama atau tempat, permainan kosa kata, menggunakan tulisan jurnal, wawancara, mengerjakan teka-teki, permainan mengeja, buat, edit majalah kelas debat, diskusi, dan keterampilan MS Word.

3. Kecerdasan musikal

Kecerdasan musikal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama. Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukan orkestra, atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik. Kecerdasan musikal lazim dijumpai pada pemain drama, penggubah lagu, konduktor, penikmat musik, penata rekaman, pembuat instrumen musik, penyelaras piano, budaya tradisional (tanpa bahasa tulis). Adapun deskripsi/ciri yang menonjol, diantaranya : sensitif terhadap nada, irama dan wahana musik, sensitif terhadap kekuatan musik, sensitif terhadap susunan musik rumit, bisa jadi amat spiritual, menyukai bunyi-bunyi dari alam, dan menikmati mendengarkan musik. Cara mudah dalam belajar kecerdasan tipe musikal ini adalah bermain alat musik, belajar lewat lagu, gunakan konser aktif dan pasif, iringi dengan musik, bergabung dengan paduan suara, menulis musik, padukan musik dengan bidang lain, ubah suasana hati dengan musik, mengarang musik di komputer. 4. Kecerdasan visual-spasial Kecerdasan visual-spasial menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visualspasial ini. Peserta didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan. Kecerdasan visual-parsial lazim dijumpai pada arsitek, pelukis, pemahat, navigator, pemain catur, ahli fisika, ahli strategi perang. Adapun deskripsi atau ciri yang menonjol, diantaranya berpikir dengan gambar, menggunakan citra mental, menggunakan metafora, indra konfigurasi kuat, suka seni, menggambar, memahat, mudah baca grafik, peta, diagram arah, mengingat berdasarkan gambar, memiliki indra warna hebat, menggunakan semua indra untuk imajinasi, senang mengamati, kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan. Cara mudah dalam belajar orang dengan kecerdasan visual parsial diantaranya dengan menggunakan gambar, diagram, peta, warna, grafik komputer, dengan membuat coretan simbol, memadukan seni dengan mata pelajaran lain, menggunakan peta belajar atau mind map, melakukan visualisasi, menonton atau buat video, meggunakan ekspresi wajah, memindah ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda, dan membuat pengelompokkan.

5. Kecerdasan kinestetik Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa pula dijumpai pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain akrobat, atau unggul dalam bermain sulap. Kecerdasan kinestetik lazim dijumpai pada penari, aktor, atlet, juara olah raga, penemu, ahli mimik/ekspresi, ahli bedah, karateka, pembalap, pekerja luar, montir. Adapun deskripsi atau ciri yang menonjol diantaranya : memiliki daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek, timing bagus, respons/refleks terlatih terutama terhadap lingkungan fisik, belajar paling efektif dengan bergerak dan melibatkan diri dengan kelompok, suka melakukan olahraga fisik, bermain, tampil bekerja dengan tangan, suka menggunakan manipulasi, gampang mengingat apa yang dilakukan, bermain dengan obyek, resah jika diam/pasif, berpikir mekanis. Cara mudah dalam belajar diantaranya : menggunakan latihan fisik, menggunakan tarian, gerak dan drama, menggunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika, melakukan perubahan tata kelas, memadukan gerak dengan semua mata pelajaran, menggunakan model, mesin, lego, kerajinan tangan, melakukan perjalanan lapangan, melakukan permainan kelas, bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb.

6. Kecerdasan interpersonal Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya. Kecerdasan interpersonal lazim dijumpai pada politisi, guru, pemimpin religius, penasehat, psikolog, penjual, manajer, relasi publik, orang yang senang bergaul. Deskripsi atau ciri yang menonjol dari kecerdasan interpersonal ini adalah memiliki kemampuan negosiasi tinggi, mahir berhubungan dengan orang lain, tertarik pada pikiran dan perasaan orang lain, peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain, menikmati berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama, punya banyak teman, mampu berkomunikasi dengan baik, suka menengahi pertengkaran, suka bekerja sama, membaca situasi sosial dengan baik, terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat. Cara mudah dalam belajarnya diantaranya belajar bersama, beri kesempatan untuk sosialisasi, kegiatan sharing (berbagi),

meggunakan ketrampilan berhubungan dan komunikasi, permainan percakapan, adakan pesta dan perayaan belajar, permainan cari jawaban dari orang lain, kerja kelompok, ajari orang lain, dan menggunakan sebab akibat.

7. Kecerdasan intrapersonal Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Peserta didik semacam ini senang melakukan instropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri. Beberapa diantaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri. Lazim dijumpai pada novelis, penasihat, orang tua bijak, filosof, guru, mistikus, orang dengan kesadaran diri dalam. Deskripsi atau ciri yang menonjol diantaranya adalah sadar diri (kekuatan dan kelemahan), paham betul akan perasaan diri, sensitif terhadap nilai diri, sensitif terhadap tujuan hidup, memiliki kemampuan intuitif, memiliki motivasi diri (instrinsik), suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain, ingin berbeda dari orang kebanyakan, senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi, menghargai privasi dan ketenangan, kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah diri. Adapun cara mudah dalam belajar adalah dengan melakukan pembicaraan dari hati ke hati, melakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar, melakukan tanya jawab, memberi waktu untuk refleksi, studi mandiri, dengarkan intuisi anda, mendiskusikan, merefleksikan atau metulis apa yang dialami dan dirasakan, membuat catatan harian atau jurnal, kontrol proses belajar diri sendiri, mengajarkan bertanya.

8. Kecerdasan naturalis Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan. Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya. Melalui konsepnya mengenai multiple intelligences atau kecerdasan ganda ini gardner mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan dari tunggal menjadi jamak.

Kecerdasan naturalis lazim dijumpai pada petani, aktifis green peace, ahli botani dan biologi, ahli lingkungan hidup. Deskripsi/ciri yang menonjol diantaranya mampu mengenali unsur alami, ingin hidup selaras dengan alam, punya segudang ide untuk konservasi alam, merasa dekat dengan alam, mampu dekat dengan hewan, sensitif dengan tanda-tanda alam, peka terhadap ciri-ciri gejala alam, aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan. Adapun cara mudah dalam belajar, diantaranya belajar di udara terbuka, langsung menggunakan materi alam (tumbuhan, bebatuan, binatang peliharaan), hadirkan harmonisasi dengan unsur alam.

Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.

8 tanda sekolah anda sudah siap mengaplikasikan kecerdasan majemuk

Kemampuan dan kecerdasan individual tiap anak di kelas anda di carikan solusi kegiatan apa yang kira-kira cocok dalam kegiatan pembelajaran Siswa merasa aman dan nyaman berekspresi dengan kecerdasan mereka sendiri. Terdapat pendekatan yang seimbang dalam mengakomodir seni rupa, tari, dan musik yang dimasukkan ke dalam kegiatan belajar dan mengajar bidang mata pelajaran pokok seperti sain, ilmu sosial, matematika, dan bahasa. Kurikulum di sekolah dan lembaga sekolah anda anda mengakui dan memberikan ruang bagi untuk pengembangan kecerdasan yang berbeda

Kecerdasan yang berbeda mendorong penilaian yang otentik di kelas anda Prestasi dan pencapaian yang dihasilkan oleh tipe kecerdasan yang berbeda dianggap memiliki tingkat posisi yang sama oleh sekolah dan komunitas sekolah Siswa memahami proses belajar mereka sendiri dan kecerdasan yang berbeda-beda diantara teman dan diri mereka sendiri Kelas di sekolah anda menggunakan sumber daya dari luar seperti pembicara tamu dan lain sebagainya Silahkan anda membaca kecerdasan apa saja yang dikatakan oleh Howard Gardner pada situs ini. Tulisan ini akan memberikan kelengkapan agar anda lebih mantap dalam mengajar siswa dengan berbagai macam kecerdasan. 1. Kecerdasan Bahasa (Verbal) Ciri-ciri kecerdasan ini : bisa berfikir secara sistematis, senang berdebat dan berargumentasi, membaca,, mendengar, menulis, mampu mengeja dengan mudah mengingat dengan detail dari sebuah hal suka permainan kata misalnya teka teki silang dan lain-lain percaya diri saat berbicara di muka publik. Kegiatan belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini : meminta siswa bercerita, mengeja. adakan forum debat dan diskusi. bermain permainan ingatan tentang nama dan tempat. membaca dan menulis cerita, menulis resensi buku atau membuat kliping permainan teka-teki, atau yang permainan yang berhubungan dengan kosa kata minta siswa mewawancarai seseorang mengenai suatu topik minta siswa membuat pajangan kelas atau majalah kelas, 2. Kecerdasan tipe Matematis (Logis) Ciri-ciri kecerdasan ini : berpikir secara abstrak menyukai kegiatan berhitung bekerja dengan cermat dan menyukai ketepatan dalm melakukan sesuatu memiliki catatan yang teratur berfikir dengan logis senang pelajaran komputer pemecah masalah yang baik Kegiatan belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini : perbanyak tugas yang melibatkan kemampuan memecahkan masalah tugas akhir topik dilakukan dengan komputer

minta siswa mengkategorikan fakta dan informasi serta menemukan pola dan hubunganhubunga kenalkan pada siswa tahap -tahap dalam pengerjaan tugas. 3. Kecerdasan Visual (Spasial) Ciri-ciri kecerdasan ini : senang menggambar dan melukis baik dalam membaca peta dan diagram senang permainan puzzles atau jigsaw berpikir sambil berimajinasi mudah mengingat berdasar gambar Kegiatan belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini : upayakan untuk menggunakan banyak gambar, peta pikiran, diagram, peta coretan dan simbol, saat belajar integrasikan pembelajaran seni dan computer pada pelajaran lain jadikan kelas anda semenarik mungkin dengan banyak pajangan 4. Kecerdasan Musikal (Ritmik) Ciri-ciri kecerdasan ini : sensitif terhadap nada, irama, kekuatan-emosi music, komposisi dan warna nada relegius. Kegiatan belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini : menggunakan alat music atau bernyanyi bersama gunakan lagu sebagai alat bantu menjelaskan konsep yang sulit membuat nada dering, lagu melalui telepon genggam atau kompter 5. Kecerdasan Kinestetis (tubuh) Ciri-ciri kecerdasan ini : siswa mempunyai kontrol tubuh, respon dan refleks yang baik suka membuat prakarya atau pekerjaan tangan tidak bisa diam Kegiatan belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini : sedapat mungkin kegiatan pembelajaran banyak melibatkan anggota tubuh gunakan gerakan atau ajak siswa memperagakan sesuatu sebagai alat bantu menjelaskan konsep yang sulit (dramatisasi) 6. Kecerdasan Interpersonal Ciri-ciri kecerdasan ini : pintar bernegosiasi, berhubungan, membaca pikiran dan maksud hati orang lain suka berteman, dan melakukan kegiatan bersama bisa menjadi mediator dalm perselisihan antar teman dapat menyesuaikan dengan keadaan Kegiatan belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini :

melakukan kegiatan belajar berkelompok waktu istirahat yang efektif dan fleksibel agar mereka bisa bersosialisasi perbanyak kegiatan yang berhubungan dan berkomunikasi antar pribadi 7. Kecerdasan Intrapersonal Ciri-ciri kecerdasan ini : sudah punya motivasi diri, nilai diri, tujuan hidup, sudah menyadari kemampuannya, kekuatan dan kelemahan sendiri Kegiatan belajar dan penugasan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini : banyak melakukan diskusi yang mendalam dan tanya jawab setiap selesai mengerjakan tugas minta siswa melakukan refleksi dalam hati. Siswa bisa menuliskan apa yang dialami dan rasakan selama proses pembelajaran berlangsung.

9 kunci sukses guru dalam melaksanakan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan

Menempatkan diri dari sisi anak saat merencanakan pembelajaran, kira-kira cukup senangkah kita dengan gaya pembelajaran yang akan kita sajikan. Keberadaannya di kelas bukan sekedar memberi tugas lalu ditinggal pergi begitu saja Keberadaan nya lengkap di kelas baik jiwa maupun raganya artinya guru juga diharapkan bisa memotivasi siswa nya saat pembelajaran aktif sedang berlangsung Mengurangi metode ceramah Menjadikan acara tanya jawab dengan siswa berlangsung informal. Artinya jadikan situasi tanya jawab berlangsung disela-sela siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas. Meningkatkan penggunaan metode kerja kelompok yang di dalamnya siswa berdiskusi bertukar pendapat dan bereksperimen Memberikan tugas yang menantang (dan bukan yang sulit) pada siswa Bersedia berbagi dengan guru lainnya. Sekolah yang baik membuat kelas-kelas paralelnya maju bersama lewat perencanaan bersama antar guru yang mengajar di kelas yang sama. Buang keinginan menjadi kelas favorit Berkemauan keras mencari sumber belajar atau media belajar yang alternative dan minim ongkos serta biaya

12 Cara Menjadi Guru yang Baik

Siapkan minimal dua penugasan atau strategi saat mengajar, dijamin siswa akan sibuk sepanjang pelajaran. Cara yang ada di foto ini adalah siswa yang sdah selesai langsung ditunggu oleh tugas yang lain untuk dikerjakan. Menjadi guru yang baik saat mengajar bukan soal sifat si guru tersebut tapi soal kemampuan mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik pun akan cepat marah jika muridnya sering berlaku tidak tertib. Salah satu hal yang membuat siswa tertib adalah kesibukan yang bermakna. Membuat siswa bisa sibuk namun tetap bermakna memang tantangan semua guru. Ada guru yang senang memberi soal sulit pada siswanya dengan harapan siswanya sibuk dan waktu mengajar dia tidak dipusingkan oleh masalah perilaku. Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi pada siswa yang perilakunya memang sudah baik, sementara anak-anak yang lain akan cepat bosan dan justru membuat ulah karena merasa gurunya memberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar. Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anak yang memang sudah bermasalah pada perilaku akan timbul lagi keinginannya untuk membuat keributan dan ujung-ujungnya guru akan merasa gagal dalam mengajar siswanya di hari itu. Ada beberapa cara untuk membuat jam pelajaran anda berlalu tanpa terasa baik kita sebagai guru maupun siswa sebagai penikmat cara mengajar dan perencanaan mengajar kita. 1. rencanakan dalam seminggu perencanaan mengajar anda

2. selalu update rencana pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar 3. tidur yang cukup setiap hari. Hal ini penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi 4. rencanakan pengajaran anda dalam team, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal RPP anda pada rekan sesama guru. 5. masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal. 6. pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya kegiatan 7. saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji karena memotivasi anda perlu mendalami karakter anak yang anda ingin motivasi 8. tebarkan senyum pada seisi kelas 9. ucapkan salam dengan semangat saat akan mengajar 10. berikan soal yang menantang dan bukan sekedar sulit 11. minta siswa untuk ajarkan siswa lainnya jika ia sudah selesai 12. kurangi gaya one man show saat mengajar, kurangi semangat untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang anda berikan.

Sepuluh ciri guru profesional


1. Selalu punya energi untuk siswanya Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama. 2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas. 3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas. 4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas. 5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu

update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter. 6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka. 7. Pengetahuan tentang Kurikulum Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standarstandar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standarstandar itu. 8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif. 9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa. 10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya. Disarikan dari situs Apple for the teacher

Anda mungkin juga menyukai