Anda di halaman 1dari 3

KOMET ISON

Foto komet ison yang diambil oleh teleskop antariksa Hubble pada 10 April 2013, komet berada sedikit lebih dekat dari Jupiter, 618 Km dari matahari Komet ISON, komet yang diperkirakan menjadi komet paling terang pada tahun 2013 dan akan tampak lebih terang dari purnama, diperkirakan bakal menimbulkan hujan meteor yang berbeda dari biasanya. Berdasarkan simulasi komputer yang dilakukan ilmuwan dengan melihat pergerakan ISON dan debu yang ditinggalkannya, hujan meteor diperkirakan terjadi pada 12 Januari 2014. Hujan meteor ini akan menjadi hujan meteor langka. Hujan meteor langka tersebut disebabkan oleh adanya partikel debu komet yang bergerak dua arah, mendekati dan menjauhi Bumi. Sebab lainnya adalah ukuran partikel debu komet yang bahkan lebih kecil dari diameter sel darah merah manusia. Biasanya, komet hanya akan meninggalkan jejak di belakangnya. Namun, dalam kasus ini, karena komet bergerak sangat dekat dengan Matahari, akan ada pula partikel yang diempaskan akibat tekanan bintang pusat tata surya itu. "Itu artinya kita akan memiliki partikel yang mengarah menjauhi dan mendekati Bumi. Jarang kita menjumpai adanya partikel yang datang ke luar dan dalam sekaligus," kata Bill Cooke, periset Meteoroid Environmental Center di Marshall Spaceflight Center, Huntsville, seperti dikutip Discovery, Selasa (23/4/2013). Astronom Paul Wiegert dari University of Western Ontario mengatakan, karena ukuran partikel debu yang sangat kecil, partikel takkan menimbulkan hujan meteor biasa alias bintang jatuh.

Meski bergerak dengan kecepatan mencapai 200 km/jam, partikel akan tampak diam. Hujan meteor langka nantinya akan tampak lebih menyerupai awan biru bercahaya. Fenomena ini disebut noctilucent atau awan bercahaya malam hari. Debu komet akan secara diam-diam sampai ke permukaan Bumi. Komet ISON ditemukan pada bulan September 2012 oleh astronom amatir Rusia. Nama ISON diambil dari nama fasilitas yang dipakai untuk menemukannya, International Scientific Optical Network (ISON). Komet ini dipercaya baru memasuki tata surya pertama kali dalam 110.000 tahun terakhir. Ketika bergerak mendekati Matahari, komet kemungkinan takkan survive. Jika sampai lolos, komet nantinya akan berjarak 1.120.000 km dari Matahari pada 28 November 2013. Jarak terdekat dengan Bumi akan mencapai 64 juta km pada 26 Desember 2013. Munculnya komet ISON di langit bumi sepertinya akan terjadi lebih cepat. Setelah sebelumnya diprediksi akan melempem, ternyata komet ini diperkirakan masih akan bersinar terang dan hadir lebih cepat di bulan kesepuluh ini. Para peneliti bisa menarik kesimpulan demikian setelah mereka berhasil mengamati ISON melalui lensa teleskop. Dari pengamatan tersebut, terbongkarlah seperti apa jalur ISON hingga akhir tahun ini. Menurut perkiraan, ISON akan nampak pertama kali pada akhir Oktober ini. Kemudian, bentuknya bisa dilihat mata telanjang pada akhir November hingga minggu pertama Desember. "Komet ini sekarang telah melintasi Mars di awal bulan, kemungkinan akan muncul di horizon kota pada 30 Oktober dan semua orang di dunia akan bisa menyaksikannya lewat teleskop sekitar 40 menit sebelum matahari terbit," kata Arvind Paranjpye, direktur Nehru Planetarium. Sebagai catatan, dalam memantau obyek angkasa, harap pilih tempat yang bebas dari gangguan gedung atau pepohonan tinggi di horizon. Selain itu, hindari polusi cahaya yang bisa meredupkan cahaya bintang atau benda angkasa lainnya. Para astronom menantikan kedatangan Komet ISON yang diperkirakan muncul akhir tahun ini. Seperti komet-komet lainnya, bongkahan batu dan es ini mengikuti orbit panjang dan berbentuk elips sekitar matahari. Seperti komet lainnya, saat komet ini mendekati matahari tahun ini, ekornya yang terbentuk dari debu dan uap akan menangkap sinar matahari. Kemudian menjadikannya ekor yang panjang dan bercahaya. Banyak astronom yang memperkirakan bahwa saat benda langit ini terlihat akhir tahun ini, ia akan menjadi "komet abad ini." Komet ISON ditemukan pada 21 September 2012 oleh dua astronom amatir di Rusia, menggunakan teleskop bayangan di sebuah observatorium Jaringan Optik Ilmiah Internasional. Kedua orang itu kemudian menamakan komik itu sesuai dengan singkatan nama jaringan, ISON. Nama resminya adalah C/2012 S1. Seperti dilansir universetoday (20/5), NASA melalui teleskop Hubble Space Telescope memberikan tampilan close-up dari Komet Ison (C/2012 S1), seperti yang difoto pada 10 April lalu. Ketika itu posisi komet sedikit lebih dekat daripada orbit Jupiter pada jarak sekitar 386 juta mil dari matahari.

Howes dan Ernesto Guido dari Observatorium Remanzacco di Italia menggunakan teleskop berbasis di daratan di Australia, Hawaii dan Kepulauan Canary untuk membuat pengamatan mereka. Mereka berkolaborasi dengan dengan Nalin Samarasinha, Senior Scientist di Planetary Science Institute (PSI) dalam upaya untuk mendapatkan data resolusi spasial tinggi pada benda langit ini. Sementara Dennis Bodewits, astronom dari University of Maryland yang telah mengamati ISON, menjelaskan bahwa antusiasme mengenai komet ini telah meningkat selagi para pengamat memperkirakan lintasan komet ini. Kita mulai melihat Komet ISON ini akhir tahun lalu, ketika ia sangat jauh dari bumi dan matahari sudah sangat aktif. Orang-orang mulai merekonstruksi orbitnya dan mengira-ngira apa yang terjadi dengan komet ini. Diperkirakan komet ini akan sangat bercahaya begitu mendekat matahari," ujarnya. Bodewits dan para astronom lain yang mengamati ISON baru-baru ini menggunakan sumbersumber daya seperti Teleskop Antariksa Hubble milik NASA dan satelit Swift untuk melihat komet dengan jelas seiring perjalanannya menuju sistem tata surya kita. Bodewits mengatakan ia terutama bersemangat mempelajari seberapa besar inti atau nukleus komet tersebut. Ini penting untuk diketahui untuk melihat indikasi apakah ia akan bertahan saat mendekati matahari," ujarnya. Menurut Bodewits, nukleus ISON tidak begitu besar, hanya berdiameter empat kilometer. Karena ISON akan terbang sangat dekat dengan matahari, Bodewits mengatakan ada kekhawatiran bahwa daya gravitasi yang kuat dapat menghancurkan komet tersebut. Para astronom yakin ISON akan memperlihatkan bentuk yang spektakuler November mendatang. Kemungkinan bersinar sangat terang sehingga dapat dilihat siang hari. Jika sebuah komet sangat aktif, berarti ia menghasilkan banyak gas, mengeluarkan banyak debu dan debu itu akan membuat komet terlihat spektakuler. ISON masih sangat jauh dari matahari, namun sudah mengeluarkan banyak debu," pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai