Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK III Anggota : Muhammad Iqbal Pratiwi Ayu Plessetiawati Lidya Latifah Novianti Habsyah Saparidah A. Delis Annisaa Urfaa Hinin Wasilah 220112130025 220112130078 220112130047 220112130038 220112130073 220112130007

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Masalah Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

: Kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi : Imunisasi : 1. Pengertian Imunisasi 2. Tujuan Imunisasi 3. Macam-macam Imunisasi Dasar 4. Jadwal Pemberian Imunisasi 5. Efek Samping Imunisasi 6. Cara Penanganan KIPI

Sasaran

: Ibu-Ibu Pengunjung Poli Anak di RSHS

Tanggal Pelaksanaan : 18 November 2013 Waktu Penyuluh Tempat : 20 menit : Hinin Wasilah dan Delis Annisaa Urfaa : Poli Anak di RSHS

I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan klien dapat mengetahui mengenai pengertian imunisasi, tujuan imunisasi, macam-macam imunisasi dasar, imunisasi, jadwal pemberian imunisasi, efek samping imunisasi dan cara penanganan KIPI.

II. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dapat : 1. Menjelaskan kembali pengertian imunisasi 2. Menyebutkan kembali tujuan dilakukan imunisasi 3. Menyebutkan kembali macam-macam imunisasi dasar 4. Menjelaskan kembali jadwal pemberian imunisasi 5. Menjelaskan kembali efek samping imunisasi 6. Menjelaskan kembali cara penanganan KIPI

III. Pokok Materi 1. Pengertian Imunisasi 2. Tujuan Imunisasi 3. Macam-macam Imunisasi Dasar 4. Jadwal Pemberian Imunisasi 5. Efek Samping Imunisasi 6. Cara Penanganan KIPI

IV. Kegiatan Penyuluhan 1. Metode Metode yang digunakan adalah ceramah. 2. Materi Materi penyuluhan terlampir 3. Langkah-langkah kegiatan No Komunikator Pre Interaksi 1 2 Memberi salam Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema penyuluhan 3 Apersepsi Menjawab salam Mendengarkan dan 1 Menit Komunikan Waktu

memperhatikan penyuluh Mendengarkan menjawab dan

Isi 4 mengenai pengertian imunisasi, tujuan imunisasi, macam-macam imunisasi pemberian samping dasar, imunisasi, imunisasi dan jadwal efek cara Mendengarkan memperhatikan 17 Menit dan

penanganan KIPI

Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Penutup

Mengajukan pertanyaan

Memberikan pertanyaan kepada audiens mengenai imunisasi

Menjawab

Meminta menyebutkan

audiens

untuk

Menjawab

macam-macam 2 Menit bersama-sama Mendengarkan

imunisasi dasar. 8 Menyimpulkan

hasil kegiatan penyuluhan 9 Menutup penyuluhan dan Menjawab salam

mengucapkan salam

V. Media dan Sumber Media Sumber : Power Point dan Leaflet :

Ranuh, I.G.N. 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia

http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/berita-dan-kegiatan/140menkes-luncurkan-vaksin-pentavalen-untuk-balita

http://idai.or.id/wpcontent/uploads/2013/02/Jadwal_Imunisasi_IDAI2011.pdf

http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id =410:menkes-luncurkan-vaksin-pentavalen-dan-progran-imunisasilanjutan-bagi-batita&catid=1:latest-news

http://pppl.depkes.go.id/focus?id=1121

VI. Evaluasi Prosedur : post test Jenis tes : pertanyaan secara lisan

Butir soal : 6 soal Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman sasaran setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diberikan pertanyaan : 1. Sebutkan pengertian imunisasi! 2. Apakah tujuan diberikan imunisasi? 3. Sebutkan macam-macam imunisasi dasar! 4. Sebutkan jadwal pemberian imunisasi! 5. Apa efek samping dari imunisasi? 6. Bagaimana cara penanganan KIPI?

LAMPIRAN MATERI 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Suyitno, H. 2005). 2. Tujuan Imunisasi Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar (Suyitno, H. 2005). 3. Macam-macam Imunisasi Wajib a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) Imunisasi yang diberikan dengan cara disuntik di lengan kanan atas kepada bayi atau anak untuk mencegah terjadinya penyakit TBC. Reaksi yang ditemukan pada pemberian vaksin BCG segera setelah penyuntikan yaitu gelembung pada tempat suntikan dan gelembung tersebut akan hilang, tetapi 1-2 minggu akan terjadi pembengkakan merah dan sedikit lunak, dan kemudian akan meninggalkan bekas luka parut. Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Pemberian imunisasi BCG yaitu pada saat anak berumur 2-3 bulan. Jika anak diatas 3 bulan harus dilakukan mantoux test terlebih dahulu. Gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Apabila hasilnya positif, anak tersebut selayaknya tidak mendapat imunisasi. b. Imunisasi Polio Imunisasi yang diberikan dengan cara diteteskan ke mulut sebanyak 2 tetes. Tujuan diberikan vaksin ini adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis. Penyakit poliomielitis adalah penyakit

yang disebabkan oleh virus yang menyerang syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Pemberian vaksin polio tidak menimbulkan reaksi panas. Anak dengan kondisi diare atau sedang sakit parah tidak dianjurkan mendapatkan imunisasi ini. c. Imunisasi Campak Merupakan imunisasi yang diberikan dengan cara disuntik di lengan kiri atas, bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali. Waktu pemberian imunisasi campak pada umur 9 bulan. Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas. Imunisasi campak tidak boleh diberikan jika anak dalam keadaan sakit. d. Imunisasi Hepatitis B Merupakan imunisasi yang diberikan dengan cara disuntik, imunisasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. Efek samping pemberian imunisasi Hepatitis B diantaranya rasa sakit pada area suntikan yang berlangsung satu atau dua hari dan demam ringan. Vaksin hepatitis B diberikan pada saat bayi lahir. Selanjutnya untuk pemberian vaksin HB1, HB 2, dan HB 3 diberikan pada bersama-sama dengan vaksin DPT dan HiB yang disatukan menjadi pentabio. e. Vaksin pentabio atau pentavalen Merupakan vaksin kombinasi antara DPT, HB, dan Hib. Vaksin DPT mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin HB mencegah terjadinya penyakit hepatitis B dan Hib mencegah terjadinya meningitis.
Keunggulan vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) jika dibandingkan dengan

program imunisasi yang lama, antara lain: jika diberikan imunisasi pentavalen, anak berarti hanya akan disuntik 3 kali. Karena setiap kali disuntik sudah kombinasi dari ketiga jenis vaksin tersebut. Imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) merupakan kombinasi dari vaksin DPT, HB, dan Hib. DPT diketahui merupakan vaksin yang digunakan untuk

mengurangi risiko penyakit difteri, pertusis (batuk 100 hari), dan tetanus. Sementara HB merupakan vaksin untuk mengurangi risiko penyakit hepatitis B, sedangkan HiB diketahui bisa mengurangi risiko penyakit seperti meningitis 4. Jadwal Pemberian Imunisasi

5. Efek Samping Imunisasi a. Imunisasi BCG Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum

Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul 2-3 minggu setelah penyuntikan dan meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm

Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher. Tergantung pada umur dan dosis yang dipakai, biasanya akan sembuh sendiri

b. Imunisasi Heptitis B Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari

Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi

c. Imunisasi DPT Lokal : bengkak, kemerahan, nyeri pada tempat suntikan


Demam, gelisah, menangis terus menerus Reaksi anafilaktik, ensefalopati 1/50.000 dosis

d. Imunisasi Polio Pusing-pusing


Diare ringan Sakit pada otot

e. Imunisasi Campak Demam >39,5 C, biasanya setelah hari ke 5-6 dan berlangsung selama 2 hari

Ruam, timbul pada hari ke 7-10 dan berlangsung selama 2-4 hari

6. Penanganan KIPI Abses pada tempat suntikan. Bengkak tidak perlu diobati dikompres dengan air hangat atau larutan fisiologis NaCl bila timbul nanah, tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke dokter

Limfadenitis. Limfadenitis BCG adalah timbulnya pembesaran kelenjar disekitar tempat suntikan BCG seperti diketiak atau di lipatan paha. Limfadenitis BCG merupakan efek samping yang sering dijumpai pada vaksinasi BCG meskipun jarang menimbulkan masalah yang serius. Kejadiannya berkisar 1-2 per1000 vaksinasi. Penanganan limfadenitis BCG masih diperdebatkan. Di lapangan tidak jarang kelainan ini diberi obat antituberkulosis (Isoniasid, INH) meskipun hasilnya tidak

memuaskan. Bahkan ada yang melakukan operasi pengambilan kelenjar yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pada tipe limfadenitis nonsupuratif, tindakan eksisi tidak dianjurkan, sedangkan pada tipe supuratif

eksisi dapat dianjurkan. Tindakan eksisi dilakukan apabila dengan aspirasi tidak menunjukkan hasil yang baik, sudah terjadi bentuk sinus, atau kelenjarnya multipel. Selain itu tindakan eksisi lebih diindikasikan pada kosmetik yaitu rnencegah pecahnya kelenjar secara tidak beraturan. Pemberian obat antituberkulosis setelah eksisi tidak memberikan hasil yang lebih baik. Kalau eksisi dianjurkan, maka tindakan insisi pada limfadenitis BCG tidak dianjurkan.

BCG-itis. BCG, luka tidak perlu diobati cukup dibersihkan atau dikompres dengan air hangat atau larutan fisiologis NaCl bila timbul nanah, tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke dokter.

DPT, bila panas atau rewel diberikan obat penurun panas dan berikan kompres dingin.

Campak, bila timbul panas atau rewel berikan obat panas Shock anafilaksis. Shock anafilaksis adalah suatu syndroma klinis yang ditandai dengan adanya hipotensi, tacycardia, kulit yang dingin, pucat basah, hiperventilasi, perubahan status mental, penurunan produksi urine yang diakibatkan oleh reaksi anafilaksis. Penanganan Shock anafilaksis. 1. Baringkan penderita dalam posisi shock yakni tidur terlentang dengan tungkai lebih tinggi dari kepala pada alas yang keras 2. Bebaskan jalan nafas 3. Tentukan penyebab dan lokasi masuknya bahan alergen 4. Bila masuk melalui ekstremitas pasang torniquette 5. Berikan Adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 ml sub cutane 6. Monitor pernafasan dan hemodinamika 7. Berikan suplemen oksigen 8. Untuk kasus yang sedang berikan Adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 ml intra muskuler 9. Bila berat berikan Adrenalin 1 : 100- sebanyak 2,5 5 ml intra vena 10.Bila vena colaps berikan Adrenalin sub lingual atau trans tracheal

11.Berikan Aminophillin 5 6 mg/ kg BB Iv bolus diikuti 0,4 0,9 mg/kg BB/ menit per drip ini untuk bronchospasme yang persisten 12.Berikan cairan infus dengan berpedoman pada kadar hematokrit 13.Monitor hemodinamika dan pernafasan 14.Bila tidak membaik rujuk ke intitusi yang lebih tinggi

Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis, edema dalam keadaan tertentu dapat diberikan antihistamin, sebaiknya tidak diberikan kortikosteroid. Gejala ini dalam beberapa saat akan membaik, bila terdapat faktor utama yang lain bisa berkepanjangan tetapi dalam ekadaan ini imuniasasi hanya dalam keadaan kebetulan (co-accident).

Artralgia Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik sejenis paracetamol atau NSID lainnya

Demam tinggi >38,5C. Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik

Episode hipotensif-hiporesponsif Osteomielitis Osteomielitis adalah proses inflamasi atau peradangan tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).

Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik sejenis paracetamol atau NSID lainnya. Harus segera dibawa ke dokter ortopedi

Menangis menjerit yang terus menerus (3jam). Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik

Neuritis brakhial. Dapat diberi vitamin neurotropik Bila mengganggu diberi antipiretik atau analgesik

Anda mungkin juga menyukai