Anda di halaman 1dari 3

http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9khg-pkb.pdf http://www.pustaka-zikzik.co.cc/2009/10/ikterus-neonatorum.html http://www.docstoc.com/docs/65627184/Ikterus-Neonatorum http://www.smallcrab.com/anak-anak/535-mengenal-ikterus-neonatorum http://draniek.wordpress.com/2008/06/01/ikterus-kuning-pada-bayi-baru-lahir/ http://www.scribd.com/doc/56383150/8/Ikterus-fisiologis http://kti-akbid.blogspot.com/2011/05/kti-gambaran-pengetahuan-ibu-nifas.html http://mulandari.wordpress.com/2010/12/03/ikterus/ http://adecandra-bagoes.blogspot.com/2010/10/bayi-hiperbilirubinemia-1.html http://www.docstoc.com/docs/70155178/BAB-I-icterus http://www.pendidikan-kesehatan.co.cc/2010/11/ikterus-dan-hiperbilirubinemia.html http://www.scribd.com/doc/38634122/Mengenal-Ikterus-Neonatorum http://www.docstoc.com/docs/33436824/ASKEP-BAYI-HIPERBILIRUBINEMIA http://www.scribd.com/doc/24708179/IKTERUS-Adalah-Menguningnya-Sklera http://www.scribd.

com/doc/56383150/36/Saran http://yulianyanwar.blogspot.com/2010/11/ikterus-neonatorum.html

Ikterus ialah suatu gejala klinik yang sering tampak pada Neonatus. Akibatnya bertambahnya bilirubin dalam serum, maka bayi kelihatan kuning. Derajat kuningnya bayi tidak selamanya sesuai dengan Kadar bilirubin serum. Pemeriksaan Kadar bilirubin sangat penting untuk menentukan keadaan klinik yang di hadapi. Menurut kepustakaan frekuensi bayi yang menunjukkan Ikterus pada hari pertama sesudah lahir ialah 50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi prematur.Frekuensi Neonatus yang kadar bilirubinnya melebihi 10 mg% rata-rata 10%. Pengertian Bilirubin :

Pigmen empedu utama, merupakan hasil akhir metabolisme pemecahan sel darah

merah yang sudah tua; proses konjugasinya berlangsung dalam hati dan diekskresi kedalam empedu. Metabolisme dan Eksresi Bilirubin Pada bayi bilirubin terjadi sebagai hasil degradasi hemoglobin. Proses reaksi enzim mulamula mengubah hemoglobin menjadi biliferdin dengan bantuan hemeo xygenase.

Biliverdin direduksi menjadi bilirubin dengan bantuan Enzyma biliverdin reduktase. Bilirubin yang terbentuk ini terikat pada albumin dan diangkut ke hepar. Bilirubin ini disebut bilirubin tidak langsung yang mempunyai sifat larut dalam lemak, tidak larut dalam air, dapat melalui placenta, dan memberi reaksi tidak langsung dengan Reagens Hijmans Van den Berg. Didalam hepar bilirubin tidak langsung diubah menjadi bilirubin langsung, melalui rantai reaksi. Dalam rantai reaksi ini, yang terjadi didalam sel-sel hepar, bilirubin yang larut dalam lemak itu diubah menjadi bilirubin diglukoronida yang larut dalam air dan yang memberi reaksi positif dengan reagens Hijmans Van den Berg. Glucoronyl tranferase memindahkan asal glukoronik dari asam urin dan difosfoglukoronik (Uridin disphosphoglukoronik Acid=UDPGA) ke bilirubin, sehingga menjadi bilirubin diglokoronik. UDPGA ialah satu-satunya bentuk dimana asam glukoronik dapat diperoleh untuk konjugasi. Glukosa sangat penting untuk ekskresi bilirubin karena proses konjugasi sangat melibatkan metabolisme karbohidrat dan nukleotida. Bilirubin langsung tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalam air. Bilirubin kemudian dikeluarkan dari hepar melalui Canuliculi empedu kedalam tractus digestivus, kemudian keluar bersama dengan faeces. Kalau terjadi hambatan dalam proses pengeluaran melalui tractus digestivus, dapat terjadi hambatan dalam proses pengeluaran melalui tractus digestivus, dapat terjadi dekonjugasi bilirubin, dan bilirubin dalam bentuk ini diserap kembali melalui selaput usus masuk kedalam peredaran darah, akhirnya ke hepar untuk mengalami proses yang sama. Gangguan dalam pengeluaran bilirubin langsung ini menyebabkan penumpukan dalam serum yang dapat dikeluarkan melewati ginjal. Bilirubin tidak langsung tidak dapat dikeluarkan melalui ginjal karena larut dalam lemak dan terikat dengan albumin.

Dalam proses pertumbuhan janin sistem pengeluaran hasil degradasi hemoglobin berbeda dengan hal yang telah dijelaskan diatas. Pada janin jalan utama pengeluaran bilirubin melalui hepar dan tractus intestinalis belum berkembang dengan sempurna. Penggunaan jalan placenta hanya dapat dalam bentuk bilirubin tidak langsung. Pada neonatus kematang sistem pengeluaran bilirubin melalui jalan hepar dan usus menentukan terjadinya Ikterus Neonatorum yang fisiologik. Ikterus fisiologik terutama terdapat pada bayi prematur karena kurang kematangan sistem itu. Jadi lamanya masa kehamilan dan derajat kematangan sistem pengeluran bilirubin melalui hepar dan usus sangat menentukan timbulnya Ikterus fisiologik. IKTERUS FISIOLOGIK. Sebagai neonatus , terutama bayi prematur, menunjukkan gejala ikterus pada hari

pertama. Ikterus ini biasanya timbul pada hari ke dua, kemudian menghilang pada hari ke sepuluh, atau pada akhir minggu ke dua. Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan, kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan. Ikterus fisiologis menurut Tarigan (2003) dan Callhon (1996) dalam Schwats (2005) adalah ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut: Timbul pada hari kedua ketiga Kadar bilirubin indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg % pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % per hari pada kurang bulan Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg % perhari Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg % Ikterus hilang pada 10 hari pertama Tidak mempunyai dasar patologis

Anda mungkin juga menyukai

  • Infeksi Menular Seksual: Dr. Qaira Anum, SP - KK
    Infeksi Menular Seksual: Dr. Qaira Anum, SP - KK
    Dokumen36 halaman
    Infeksi Menular Seksual: Dr. Qaira Anum, SP - KK
    Novanda Rizky Radityatama
    Belum ada peringkat
  • REFERAT - HIV Dalam Kehamilan
    REFERAT - HIV Dalam Kehamilan
    Dokumen15 halaman
    REFERAT - HIV Dalam Kehamilan
    Chaerena Amri
    Belum ada peringkat
  • Pneumotoraks
    Pneumotoraks
    Dokumen5 halaman
    Pneumotoraks
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Pneumotoraks
    Diagnosis Pneumotoraks
    Dokumen3 halaman
    Diagnosis Pneumotoraks
    Santy Phang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Blok 18 2
    Makalah Blok 18 2
    Dokumen22 halaman
    Makalah Blok 18 2
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Askeb 1 BBLR
    Askeb 1 BBLR
    Dokumen28 halaman
    Askeb 1 BBLR
    sarahjea
    Belum ada peringkat
  • Makalah Blok 18
    Makalah Blok 18
    Dokumen25 halaman
    Makalah Blok 18
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Makalah A2
    Makalah A2
    Dokumen37 halaman
    Makalah A2
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Dapus 23
    Dapus 23
    Dokumen5 halaman
    Dapus 23
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Blok 8
    Blok 8
    Dokumen29 halaman
    Blok 8
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • PBL 16
    PBL 16
    Dokumen25 halaman
    PBL 16
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis
    Diagnosis
    Dokumen7 halaman
    Diagnosis
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Rinitis 23
    Rinitis 23
    Dokumen16 halaman
    Rinitis 23
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • PBL 16
    PBL 16
    Dokumen25 halaman
    PBL 16
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Rinitis Alergi
    Rinitis Alergi
    Dokumen21 halaman
    Rinitis Alergi
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Tetralogi Fallot
    Tetralogi Fallot
    Dokumen22 halaman
    Tetralogi Fallot
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Tetralogi Fallot
    Tetralogi Fallot
    Dokumen22 halaman
    Tetralogi Fallot
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Dapus Blok 16
    Dapus Blok 16
    Dokumen2 halaman
    Dapus Blok 16
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • PBL 16
    PBL 16
    Dokumen25 halaman
    PBL 16
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • PBL KarVas 1
    PBL KarVas 1
    Dokumen34 halaman
    PBL KarVas 1
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat
  • Grafik Farmako
    Grafik Farmako
    Dokumen10 halaman
    Grafik Farmako
    Evi Melia Susan
    Belum ada peringkat