Anda di halaman 1dari 41

Hospital by laws

Dr.Laura Kristina

Definisi

Hospital : Rumah sakit By laws : peraturan Institusi Seperangkat peraturan yang dibuat oleh RS (secara sepihak) dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan,dapat mengikat pihak-pihak lain

Pembuatan Hospital Bylaws

Berisi visi, misi, tujuan dan falsafah RS Untuk mengatur batas kewenangan, mengatur hak dan kewajiban Dari Hukum Perdata,hospital bylaws menjadi undang undang bagi pihak yang mengadakan ikatan dengan RS Harus memperhatikan berbagai etika dari berbagai profesi yang terlibat dalam pemberian jasa layanan medik

RS Swasta

Sarana kesehatan yang didirikan dan dikelola oleh swasta, baik perorangan atau badan hukum Pemerintah tidak berhak untuk mencampuri secara langsung penyusunan hospital bylaws, tetapi untuk melaksanakan police power,pemerintah dapat membuat ramburambu yang bersifat umum dan mengatur prinsip-prinsipnya

Ruang Lingkup

1.

2.

3.

3 aspek yang perlu diatur : Clinical care, menyangkut profesionalisme, standar pelayanan, prosedur pelayanan, rekam medik dsb Public health care, menyangkut pemberdayaan masyarakat (promotif dan preventif) Manajemen, menyangkut staf, provider kesehatan, pasien, pemilik

Ciri Hospital Bylaws

Tidak menyimpang dari hukum,peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan, HAM

Fungsi Hospital bylaws

1. 2. 3. 4.

Sebagai pedoman operasional Untuk mengatur : Kewenangan dan kewajiban pemilik, direksi, manajer,tenaga kerja Hak dan kewajiban klien Kewajiban RS terhadap pemerintah dan Lembaga penegakan hukum Tatalaksana kewajiban, kewenangan dan hak

Manfaat

Pedoman bagi tenaga kerja, klien, Sarana menjamin efektifitas,efisiensi dan mutu pelayanan RS kepada masyarakat Prasyarat akreditasi institusi Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak Acuan penyelesaian sengketa

Bentuk Hospital bylaws

Peraturan Rumah Sakit

Standard operating procedure

Surat keputusan, ketetapan, penugasan Pengumuman dan pemberitahuan Hal-hal yang penting harus disebarluaskan sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh tenaga kerja dan pasien

Hospital liability
Dr Laura Kristina

Pendahuluan

Pelayanan yang diberikan oleh RS, tidak selalu memberikan hasil seperti yang diharapkan, tetapi bila yang dilakukan sesuai dengan standar operasional maka kecelakaan yang terjadi merupakan bagian dari resiko medik. Namun bila kecelakaan yang terjadi karena kesalahan health care provider maka pasien dapat menuntut ganti rugi

Kerugian

Fisik : hilangnya / tidak berfungsinya seluruh / sebagian anggota tubuh (kerugian materiel) Non Fisik : berkaitan dengan martabat seseorang (kerugian immateriel) Siapa yang harus bertanggung jawab? Untuk menjawabnya perlu diketahui :

1.Jenis tanggung gugat

Contractual liability, karena ingkar janji,

tidak dilaksanakannya suatu kewajiban dalam hubungan kontraktual. Kewajiban yang harus dilakukan oleh Health care provider adalah berupa upaya dan bukan hasil Upaya yang tidak memenuhi standar (civil

malpractice)

Liability In tort. Tanggung gugat

berdasarkan perbuatan melawan hukum,melanggar kesusilaan Contohnya membocorkan rahasia kedokteran, eutanasia atau ceroboh dalam melakukan upaya medik sehingga pasien cacat/ meninggal dunia

Strict liability. Tanggung gugat tanpa

kesalahan Misalnya produsen rokok harus membayar ganti rugi atas terjadinya kanker paru paru, kecuali sudah diperingatkan sebelumnya. Produk darah yang menularkan HIV / Hepatitis

Vicarious liability. RS yang bertanggung

jawab atas gugatan kepada dokter yang bekerja sebagai pegawai, bukan sebagai mitra

2. Pola hubungan terapetik

Hubungan pasien Rumah Sakit, artinya pasien sudah dewasa dan bertanggung jawab untuk memberikan kontraprestasi. Sedangkan dokter sebagai pegawai RS, bertugas melaksanakan tanggung jawab RS Biasanya pada RS milik pemerintah dan dokternya digaji secara penuh

Hubungan Penanggung pasien-rumah sakit, artinya bila pasien tidak berakal sehat, maka penanggungnya yang wajib memberikan kontra prestasi Hubungan Pasien-dokter, hubungan yang terjadi bila pasiennya dewasa dan dokter sebagai mitra RS dan bukan pegawai Artinya dokter wajib memberikan prestasi dan RS hanya memberikan fasilitas

Konsepnya seolah-olah RS hanya menyewakan fasilitas bagi dr yang memerlukannya Dokter mendapatkan penghasilan berdasarkan jumlah pasien, kuantitas dan kualitas tindakan medik yang dilakukan Hub. Penanggung pasien-dokter. Prinsipnya sama dengan pola butir 3 tapi pasien ditanggung oleh penanggungnya

Pola hub kerja dr di RS

Dokter sebagai employee Dokter sebagai mitra Dokter sebagai independent contractor

Dokter sebagai independent contractor, contohnya tim operasi yang terdiri dari tim operator dan anestesi, didalamnya tiap tim memiliki pimpinan sendiri-sendiri, dan bekerja secara mandiri. Hal ini bisa diterapkan bila dokter berkedudukan sebagai mitra.

Hospital liability

Kerugian yang disebabkan oleh peralatan medik/ non medik dibebankan kepada RS Kerugian karena kesalahan medical treatment , pertanggung jawabannya sangat tergantung pada status dokter di RS tersebut. Bila statusnya sebagai mitra atau independent contractor, maka dokter sendiri yang bertanggung jawab. Namun bila ia bekerja sebagai pegawai, maka RS yang bertanggung jawab.

Hukum dan etik RS


Dr. Laura Kristina

Panitia Etika Rumah Sakit

Anggota : staf medis, perawatan, administratif dan pihak lain yang berkaitan dengan tugas RS Fungsi : memberikan nasihat/ konsultasi melalui diskusi dan berperan dalam penyelesaian kasus-kasus sulit

Manfaat PERS

Sebagai sumber informasi yang relevan untuk penyelesaian masalah etik di RS Mengidentifikasi masalah etik dan berpendapat untuk penyelesaian Memberikan nasihat untuk meneruskan atau tidak perkara pelanggaran etik ke Majelis Kode Etik Kedokteran

Hak RS

Membuat Hospital Bylaws Mensyaratkan pasien untuk taat pada peraturan RS, semua instruksi dokter Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di RS Menuntut pihak-pihak yang melakukan wanprestasi

Kewajiban RS

Merawat pasien sebaik-baiknya Menjaga mutu perawatan Memberikan pertolongan UGD Menyediakan dan menjaga sarana,peralatan umum dan medik yang dibutuhkan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai Merujuk pasien ke RS lain Menyediakan daya penangkal kecelakaan

Hak Pasien di RS

Pelayanan yang manusiawi Mutu perawatan yang baik Memilih dokter dan memintanya untuk berkonsultasi dengan dokter lain Privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita Informasi atas penyakit, tindakan medik dan alternatif terapi lainnya, prognosis dan perkiraan biaya pengobatan

Hak pasien di RS

Meminta tidak diinformasikan penyakitnya Menolak tindakan medis Mengajukan keluhan dan memperoleh tanggapan Didampingi oleh keluarga dalam keadaan kritis Mengakhiri pengobatan dengan tanggung jawab sendiri Menjalankan agama dan kepercayaannya dengan tertib

Kewajiban Pasien di RS

Menaati segala peraturan tata tertib RS Bercerita dengan jujur segala sesuatu tentang penyakitnya Mematuhi instruksi dokter dalam rangka pengobatannya Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan RS/ dokter Mematuhi segala perjanjian yang ditandatanganinya

Penanganan Penderita Gawat Darurat


Dr. Laura Kristina

Gawat darurat

Kondisi klinik yang memerlukan perawatan medik yang cepat, tepat, bermutu dan terjangkau Dapat timbul karena kecelakaan massal, bencana alam dan peperangan

Landasan etik medik

Pancasila, terutama sila perikemanusiaan yang adil dan beradab LSDI KODEKI

Butir-butir KODEKI yang berkaitan dengan kasus-kasus gawat darurat

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaan Dokter harus melaksanakan profesinya menurut ukuran tertinggi Dokter harus melindungi hidup insani Dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan keterampilannya untuk kepentingan penderita

Dokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi Dalam bekerjasama dengan pejabat di bidang lain, seorang dokter harus memelihara rasa saling pengertian yang sebaik baiknya Pasien diberi kebebasan untuk beribadat atau meminta nasihat dengan keluarganya Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu tentang penderita, bahkan setelah penderita itu meninggal Dokter harus menjaga kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik

Contoh Kasus

Seorang dokter sps yang bertugas jaga, tidak bersedia datang untuk memeriksa penderita gawat darurat yang dikonsulkan kepadanya, kemudian penderita meninggal dunia maka dr tsb telah melakukan malpraktek etik dan pidana, karena kelalaiannya menyebabkan seorang meninggal dunia

Dokter yang langsung mentransfer pasien UGD ke RS rujukan tanpa memberikan pertolongan pertama untuk memperbaiki KU penderita sehingga penderita meninggal dunia di perjalanan, dianggap suatu kelalaian (malpraktek etik dan pidana) dan dapat dituntut pasal KUHP

Seorang dokter / RS yang menunda-nunda rawat inap/tindakan medik kepada penderita karena belum membayar uang muka, telah melanggar etik dan hukum. Untuk penderita GD yang tidak sadar,tidak didampingi oleh keluarga dan memerlukan tind. Pembedahan segera untuk menyelamatkan jiwanya, maka tidak diperlukan persetujuan tindakan medik dari siapapun

Seorang anak / penderita penyakit jiwa yang mendapat KLL dan tiba di RS tanpa wali/ortunya untuk menandatangani PTM, sedangkan pembedahan tidak dapat ditunda-tunda lagi demi mencegah bertambah parahnya penyakitnya, maka tindakan dokter melakukan pembedahan itu dapat dibenarkan dan sesuai dengan KODEKI

Pada prosedur diagnostik / terapi yang harus segera dilakukan pada penderita gawat darurat, baik yang memerlukan / tidak memerlukan PTM, tidak diharuskan kepada dokter untuk menjelaskan segala aspek dari tindakan medik itu secara rinci, karena waktu yang sangat terbatas. Jadi jika timbul komplikasi yang tidak sempat dijelaskan sebelumnya, maka tidak dapat dipersalahkan

Pada kecelakaan massal perlu membagi korban dalam 3 kelompok : 1. Cedera ringan, tanpa pelayanan dokter tidak mengancam jiwanya 2. Cedera sedang / berat, jika ditolong akan menyelamatkan jiwanya 3. Cedera sangat berat / parah, sekalipun ditolong tidak menyelamatkan jiwanya maka yang ditolong ..

Utamakanlah kelompok yang ke 2

Anda mungkin juga menyukai