Anda di halaman 1dari 8

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE HARGA POKOK PROSES Irmayenti Hidayah1), Elfiswandi, SE, MM, Ak2)

, Mondra Neldi SE, MM3) 1) Akuntansi, U P I , P a d a n g email: irmayenti_hidayah@yahoo.com 2) Akuntansi, U P I , P a d a n g email: elfis_wandi@yahoo.com 3) Akuntansi, UPI, Padang email: mondraneldi@yahoo.com Abstrak Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Proses Pada U.D.Kripik Balado 4 x 7 Padang,Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat, membandingkan dan menganalisa sejauh mana U.D.Kripik Balado 4 x 7 Padang dalam menentukan harga pokok produksinya berdasarkan metode harga pokok proses, dengan mengitung harga biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Alat analisis yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Pada hasil analisa yang dilakukan menunjukan bahwa U.D.Kripik Balado 4 x 7 Padang belum melakukan perhitungan yang tepat terhadap harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok proses, adanya ketidak efektifan dalam penyusunan laporan harga pokok produksi serta menempatan biaya biaya yang belum sesuai dengan golongannya. Akhirnya penulis menyarankan kepada pemilik usaha untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum, sehingga harga pokok produksi yang disajikan lebih tepat dan wajar. Kata kunci : Harga pokok produksi,metode harga pokok proses. Nama file Journal : 091011551101235 1.PENDAHULUAN Dalam rangka pembangunan industri yang kuat pembagunan di bidang industri harus makin ditingkatkan, agar makin tangguh sehingga menjamin tersedianya bahan baku industri untuk menilai berproduksinya atau tidaknya suatu perusahaan maka tidak lepas dari ketersediaan bahan baku. Ketersediaan bahan baku akan dapat menunjang proses produksi misalnya perusahaan yang bergerak dibidang semen, pupuk, makanan adalah salah satu contoh perusahaan yang menyediakan bahan baku untuk proses produksi. Peranan bahan baku dalam perusahaan industri (manufaktur) sangat penting sebagai salah satu elemen dalam penentuan harga pokok, penentuan harga pokok produksi merupakan salah satu yang harus dilakukan oleh perusahaan. Adapun manfaat yang didapatkan didalam menyusun laporan harga pokok produksi dalam salah satu perusahaan adalah : 1. Menentukan harga jual produk. 2. Memantau realisasi biaya produksi. 3. Menghitung laba atau rugi produksi. 4. Menentukan harga pokok pesediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Semakin berkembangnya suatu perusahaan yang diiringi dengan semakin kompleksnya aktivitas yang dijalankan, akan menuntut adanya pelaksanaan aktivitas yang efektif dan efisien karena para manajer tidak dapat lagi memonitor secara langsung aktivitas yang dikerjakan oleh para bawahannya. Akan tetapi, perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan harga jual yang wajar agar produk yng dihasilkan dapat besaing di pasar. Dalam kondisi seperti ini perusahaan harus membuat suatu planning yang matang agar sumber daya yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dengan optimal dalam rangka tercapainya tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba. Sering kali UKM mimiliki kendala dalam hal keuangan baik berupa modal awal hingga dalam perhitungan harga pokok produksi. Para pelaku usaha biasanya tidak detil dan kurang rinci dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi yang ada. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menetapkan harga jual produknya serta ketidak akuratan dalam mengestimasi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Jadi, perusahaan perlu melakukan perhitungan dengan tepat. Bertitik tolak pada yang dijelaskan diatas,maka penulis tertarik untuk membahas

masalah ini dengan judul : Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarakan Metode Harga Pokok Proses Pada U.D.Kripik Balado 4 X 7 Padang. 1.1.Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas sehubungan dengan uraian diatas adalah : Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan berdasarkan metode harga pokok proses pada U.D. Kripik Balado 4 x 7 Padang? 2. LANDASAN TEORI Menurut Hansen dan Mowen (2006 : 19)Biaya adalah nilai kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat bagi organisasi baik sekarang maupun dimasa datang. Proses pengolahan baku pada perusahaan manufaktur hingga menjadi barang jadi tidaklah terjadi dengan sendirinya. Proses pengolahan ini melibatkan secara fisik tenaga kerja (buruh) dan overhead pabrik yang berfungsi merubah bahan baku menjadi barang jadi. Dimana terdapat tiga unsur utama yang membentuk unsur - unsur harga pokok produksi atau menurut Soemarso (2004: 44) disebut juga dengan unsur biaya produksi yaitu: 1) Biaya bahan baku. Biaya bahan baku adalah merupakan biaya yang jumlahnya relatif sangat besar dalam rangka menghasilkan suatu jenis output. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan iandustri dapat diperoleh dari pembelian atau pengolahan sendiri. 2) Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Sedangkan biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. 3) Biaya overhead pabrik. Biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dan tenaga kerja langsung yang terdiri dari macam macam biaya yang semuanya tidaka dapat ditelusuri secara langsung kepada produk atau aktivitas lainnya dalam upaya perusahaan untuk merealisasi pendapatan. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi. Menurut Kardinata (2000: 80) Perhitungan harga pokok dalam produksi dilakukan untuk setiap tahapan proses produksi. Perhitungan harga pokok produksi mempunyai tujuan yang sangat berguna bagi perusahaan sendiri, oleh karena itu dalam

perhitungan harga pokok produksi harus diusahakan setepat mungkin karena kesalahan dalam menetapkan harga pokok ini akan mempengaruhi dalam pengambilan kebijaksanaan bagi manajemen. Langkah langkah penyusunan laporan harga pokok produksi 1. Menyusun skedul kuantitas. 2. Menghitung unit equivalen dan biaya per unit. 3. Pertangungjawaban biaya departemen. 4. Rekapitulasi biaya. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi. Metode perhitungan harga pokok produksi suatu barang merupakan tujuan pokok akuntansi biaya. Harga pokok produksi tersebut diperoleh melalui pengumpulan biaya - biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ada tiga metode perhitungan harga pokok produksi yaitu : 1. Metode harga pokok sesunggunya (actual cost). 2. Metode harga pokok normal (normal costing) 3. Metode harga pokok standar (standard costing). Metode Pengumpulan Harga pokok Produksi. Pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Cara memproduksi produk dapat dibagi dua macam yaitu produksi berdasarkan pesanan dan produksi berdasarkan proses menurut Mulyadi (2005:16). 1. Metode Harga Pokok Pesanan. Perusahaan yang berproduksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dalam perusahaan. 2. Metode Harga Pokok Proses Menurut Carter (2004:156) perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan saat produk dihasilkan dalam kondisi proses yang kontiniu atau metode produksi masal dimana produkproduk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya bersifat homogen. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi. Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsurunsur biaya kedalam harga produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing (Mulyadi 2005:17). A. Metode Full Costing.

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung,dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga produk menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut : Tabel 2.1 Metode Full Costing Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead variabel. pabrik Rpxxx Rpxxx Rpxxx

UNTUK TAHUN YG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 I. Biaya bahan baku Pesediaan bahan baku Pembelian bahan baku Rp xxx Rp xxx (Rp xxx)

Rp xxx

Bahan baku yg siap diproses Persediaan akhir bahan baku Bahan baku dalam proses produksi II. Biaya tenaga kerja langsung III. Biaya overhead pabrik

Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rpxxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Biaya overhead pabrik tetap Rpxxx+ Asuransi pabrik Penyusutan mesin Harga pokok produksi Rp xxx Sewa mesin Gaji mandor pabrik Total biaya overhead pabrik Total biaya produksi

B. Metode Variabel Costing. Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam harga produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Tabel 2.2 Metode Variabel Costing Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp xxx Harga pokok produksi Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Persediaan barang dalam proses awal Rp xxx Rp xxx Persediaan barang dalam proses akhir (Rp xxx) Total harga pokok produksi Rp xxx

Sumber DRS. Mardiasmo, MBA, Akt. (2000, 25) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi umum perusahaan

Laporan Harga Pokok Produksi Laporan harga pokok produksi merupakan laporan yang memperlihatkan semua biaya yang terjadi diseluruh departemen yang terlibat dalam proses produksi. TABEL 2.3 PT. ABC LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

Bedasarkan hasil penelitian penulis, Industri Bintang 4 x 7 padang ini melakukan pencatatan sederhana terhadap transaksi transaksi yang tejadi diperusahaan. Untuk menghitung harga pokok produksi itu sendri, perusahaan tidak menghitungnya secara detail melainkan hanya melakukan perhitungan secara sederhana terhadap harga pokok, kemudian bisa ditentukan harga pokoknya. Uraian Permasalahan.

Dalam uraian permasalahan U.D.Kripik Balado 4 x 7 Padang, akan menjelaskan permasalahan yang ada dalam pemrosesan singkong menjadi kripik balado, terbagi menjadi 2 yaitu : a. Elemen elemen biaya produksi.

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Dalam memproduksi singkong menjadi kripik balado, ada elemen elemen biaya yang produksi dibebankan kepada produk yaitu : 1. Bahan baku Tabel 4.3 Pemakaian bahan baku selama bulan desember No Jenis bahan baku Singkong Cabe Kuantitas Harga / unit Rp 2.000 Rp 13.00 0 Rp 7.500 RP 500 Jumlah

Biaya gas (kompor) Biaya penyusutan alat-alat Produksi Biaya beli kayu api Biaya minyak tanah Biaya angkut penjualan Ongkos angkut penjualan Biaya konsumsi penjualan

RP 150.000 Rp 250.000 Rp 400.000 Rp 250.000 Rp 450.000 Rp 350.000

Rp 1.650.000 10. Biaya kesejahteraan karyawan Rp 350.000 11. Biaya penyusutan gedung Rp 250.000 12. Biaya perizinan Rp 50.000 13. Biaya beli perlengkapan untuk produksi Rp 300.000 Total Biaya Overhead Pabrik Rp 4.750.000

1 2

1.5 Ton 150 kg

U.D.Kripik Balado 4 x 7 padang tidak memiliki barang dalam awal dan barang dalam proses akhir. Karena dalam kegiatan produksi diselesaikan dalam 1 kali proses sampai selesai. RP 3.000.000 Dalam 1.5 ton singkong dapat menghasilkan 1200 kg. Rp 1.950.000 b. Rp 1.500.000 Perhitungan harga pokok produksi

Minyak goring putih Plastik pembungk us Jumlah

200 kg

Harga pokok produksi kripik balado selama bulan desember dapat dihitung sebagai berikut : 1. Biaya bahan baku Rp 10.450.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.800.000 3. Biaya overhead pabrik Rp 4.750.000+ Total harga pokok produksi Rp 23.000.000 Analisa permasalahan. Elemen biaya produksi.

8.000 helai

RP 4.000.000 2.

RP 10.450.000

2.

Biaya tenaga kerja

a.

U.D.Kripik Balado 4 x 7 padang memiliki 25 orang tenaga kerja namun hanya 10 orang yang telibat langsung dalam proses produksi kripik balado. Biaya tenaga kerja langsung ini dihitung berdasarkan jumlah hari kerja. Dengan hari kerja selama 26 hari dalam 1 bulan. Jam kerja efektif adalah 7 jam sehari. Tarif 1 hari kerja adalah Rp 30.000. 3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh U.D.Kripik Balado 4 x 7 padang untuk seluruh produksi selama bulan desember 2012 adalah : 1. 2. Biaya listrik Biaya telp RP 200.000 Rp 100.000

Biaya bahan baku adalah harga bahan pokok bahan baku yang dipakai atau dikorbankan dalam proses produksi yang menghasilkan produk jadi. Pada U.D.Kripik balado 4 x 7 bahan baku yang digunakan dalam pembuatan keripik balado ini adalah singkong, sedangkan cabe, air, minyak goreng putih, dan plastik pembungkus hanyalah bahan penolong, karna bahan bahan tersebut merupakan bahan yang diolah menjadi produk selesai yang tidak dapat diikuti jejaknya atau nilainya relatif kecil. U.D.Kripik balado 4 x 7 tidak melakukan pemisahan antara biaya yang termasuk biaya bahan baku dan biaya yang termasuk biaya bahan penolong. Jadi, biaya baku yang tergambar dalam penghitungan yang dilakukan

oleh usaha ini adalah jumlah bahan baku dan biaya bahan penolong. Khusus untuk bahan berupa air, karna air ini tidak dibeli, maka biaya yang diperlukan adalah biaya listrik pabrik untuk mengalirkan air tersebut ke tempat produksi. Berdasarkan data pada tabel 4.1 maka seluruh persediaan awal bahan penolong, bukan bahan baku. Pada tabel 4.2. dari total pemberian senilai Rp. 11.450.000. yang termasuk pembelian bahan baku hanyalah singkong senilai Rp. 3.000.000, sisanya Rp.8.450.000, merupakan bahan penolong. Pada tabel 4.3 dari pemakaian bahan baku selama bulan juli 2012 adalah Rp 10.450.000, jumlah pemakaian bahan baku singkong adalah Rp 3.000.000, sedangkan sisanya senilai RP 7.450.000, merupakan bahan penolong. Dan tabel 4.4 seluruh persediaan akhir yang ada senilai Rp 2.515.000, merupakan persediaan akhir bahan penolong. Pada metode harga pokok proses, biaya bahan penolong bukan merupakan bagian dari biaya bahan baku, dan juga merupakan biaya overhead pabrik. Tapi biaya bahan penolong digolongkan kedalam suatu kelompok biaya, biaya bahan penolong. Jadi biaya bahan baku sesungguhnya selama bulan desember 2012 usaha ini adalah Rp 3.000.000, sedangkan biaya bahan penolong sesungguhnya adalah Rp 7.450.000. . Perhitungan harga pokok produksi yang seharusnya. Tabel 4.5 Pemakaian bahan baku sesungguhnya Periode Desember 2012
No Jenis bahan baku Singkong Kuantitas Harga/ unit Rp 2000 Jumlah

Pimpinan Bagian produksi

1 orang 10 orang

Rp 1.800.000 Rp 7.800.000

Tolal gaji

Rp 9.600.000

Tabel 4.7 U.D.Kripik Balado 4 x 7 Padang Biaya overhead pabrik Per 2 /31 Desember 2012 Keterangan Biaya Overhead Pabrik Tetap : Biaya penyusutan gedung Rp Biaya penyusutan alat-alat produksi Jumlah biaya overhead pabrik tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel : Rp 250.000 250.000+ Jumlah

1.5 Ton

Rp 3.000.000

Total Biaya

Rp 3.000.000

Rp 500.000

Tabel 4.6 U.D.Kripik Balado 4 x 7 Padang.

Biaya bahan penolong (selain bahan baku) Biaya listrik

Rp 7.450.000 Rp Rp RP 200.000 100.000 150.000

Biaya Tenaga Kerja Biaya telp


No Jabatan Jumlah karyawan Total gaji Per bulan

Biaya gas (kompor)

Biaya beli kayu api Biaya minyak tanah Ongkos angkut penjualan Biaya konsumsi karyawan Biaya karyawan kesejahteraan

Rp Rp Rp

400.000 250.000 800.000

Rp 1.650.000 Rp 350.000

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Biaya perizinan Rp Biaya beli perlengkapan untuk produksi Jumlah biaya overhead pabrik variabel Rp 50.000 300.000

Rp 11.700.000

Bop Variabel : Biaya listrik Rp 200.000 Biaya tlp Rp 100.000 Biaya Gas (kompor) Rp 150.000 Biaya beli kayu api Rp 400.000 Biaya minyak tanah Rp 250.000 Ongkos angkut penjualan Rp 800.000 7. Biaya kosumsi karyawan Rp 1.650.000 8. Biaya kesejahteraan karyawan Rp 350.000 9. Biaya perizinan Rp 50.000 10. Biaya beli perlengkapan untuk produksi Rp 300.000 Total Bop Variabel Rp 4.250.000 Total Biaya produksi Rp 24.800.000
..

= Total Biaya Rp 12.200.000 20.666 Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Proses.

= Rp

TABEL 4.9 U.D.KRIPIK BALADO 4 X 7 PADANG LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK PERIODE DESEMBER 2012 IV. Biaya bahan baku Pesediaan awal bahan baku Rp 0 Pembelian bahan baku Rp 3.000.000 Bahan baku tersedia diproses Rp 3.000.000 Persediaan akhir bahan baku Rp Pemakaian bahan baku V. Biaya bahan penolong Rp 7.450.000 VI. Biaya tenaga kerja langsung Rp 9.600.000 VII. Biaya overhead pabrik Bop Tetap : 1. Biaya penyusutan gedung Rp 250.000 2. Biaya penyusutan alat alat produksi Rp 250.000 Total Bop Tetap RP 500.000 0

Jadi total biaya produksi U.D.Kripik balado 4 x 7 padang untuk periode desember sebesar Rp 24.800.000 dengan biaya per unit Rp 20.666. Perhitungan biaya produksi yaitu: Biaya Produksi = + = Perhitungan biaya perunit yaitu : =

Adapun jurnal untuk pencatatan biaya produksi yang seharusnya dilakukan pada U.D.Kripik Balado 4 x 7 Padang adalah: 1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Periode Desember 2012 : Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp 3.000.000 Persedian Bahan BakuRp 3.000.000 2. Jurnal untuk mencata baiya bahan penolong Perode Desember 2012: Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Penolong Rp 7.450.000 Persediaan Bahan Penolong Rp 7.450.000 3. Jurnal untuk mencatan biaya tenaga kerja: Barang Dlam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp 9.600.000

Rp 3.000.000

Gaji dan Upah 4.

Rp 9.600.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik: Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Rp 4.750.000 Berbagai rekening yang dikredit Rp 4.750.000 5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produksi jadi dalam bulan Desember 2012 Persediaan Produk Dalam Proses Rp.24.800.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp 3.000.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Penolong Rp 7.450.000 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Rp 9.600.000 Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik Rp 4.750.000 Hasil Penelitian.

b. Berdasarkan biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang berhubungan lansung dengan pengolahan bahan baku sampai menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan. c. Berdasarkan Biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja lansung. Pada U.D.Kripik Balado 4 x 7 padang, terdapat biaya yang seharusnya tidak dimasukkan kedalam biaya overhead pabrik, tetapi digolongkan kedalam biaya usaha yang akan mempengaruhi harga jual produk dan laba atau rugi usaha. 4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan terhadap U.D.Kripik balado 4 x 7 Padang dalam penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok proses maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam perusahaan manufaktur siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Ini telah diterapkan pada U.D.Kripik balado 4 x 7 Padang namun kurang tepat dalam perhitungannya. Metode harga pokok proses diterapkan untuk mengolah informasi biaya produksi dalam perusahaan yang berproduksinya secara terus menerus. Perhitungan harga produk dalam metode harga pokok proses yang diterapkan perusahaan belum sesuai dengan penggolongan biaya yang sesungguhnya, dimana terdapat beberapa pencatatan unsur unsur biaya yang tidak sesuai pengelompokan biaya berdasarkan Akuntansi yang Berlaku Umum. DAFTAR PUSTAKA

Dari penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mengklasifikasikan hasil penelitian menjadi beberapa pokok: 1.Berdasarkan Produksi Perhitungan Harga Pokok 2. Metode perhitungan harga pokok produksi yang digunakan oleh U.D.Kripik Balado 4 x 7 padang adalah metode harga pokok proses. Hal ini sesuai dengan karakteristik perusahaan sebagai berikut : a. b. c. Produksi dilakukan secara terus menerus atau periode Produk yang dihasilkan bersifat homogen Biaya produksi dikumpulkan untuk proses tertentu

3.

Jumlah baiya produk maupun biaya satuannya dihitung setiap akhir 2.Berdasarkan elemen biaya produksi. a. Biaya bahan baku

5.

Carter dan Usry, 2002, Akuntansi biaya , Edisi Tiga Belas, Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi, 2005,Pengantar Akuntansi Biaya, Edisi 5, Salemba Empat,Yokyakarta. Hansen dan Mowen. 2006. Management Accounting, Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat.

Dalam menghitung biaya bahan baku untuk kripik balado, usaha ini menggabungkan jumlah bahan baku sebenarnya dengan biaya bahan penolong. Hal ini tidak menggambarkan biaya bahan baku sebenarnya, untuk itu biaya bahan baku sebaiknya dipisahkan dengan biaya bahan penolong.

Supriyono. 2002. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai