Mengingat
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: KEPUTUSAN
DEKAN
FAKULTAS
HUKUM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SUMATERA
UTARA
TENTANG
PEDOMAN
PENULISAN SKRIPSI
Pertama
Kedua
Ketiga
Ditetapkan
: di Medan
Pada tanggal : 23 Muharram 1431
09
Januari
2010
H
M
Dekan,
Tembusan:
1. Yth. Rektor UMSU
2. Yth. Wakil Rektor I, II dan III UMSU
3. Yth. Kepala-kepala Bagian Fakultas Hukum UMSU
4. Pertinggal.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2. Persyaratan Administrasi
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang sedang berjalan.
b. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi keuangan.
Pasal 4
B. PROSEDUR
1. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat (baik akademik dan administrasi) berhak
untuk menyusun skripsi, mengisi formulir permohonan rencana judul skripsi yang sesuai
dengan bagiannya, untuk diajukan kepada Kepala Bagian.
2. Formulir yang dimaksudkan di atas terdiri atas 2 (dua) lembar;
Lembaran pertama: merupakan permohonan judul yang ditandatangani oleh mahasiswa
bersangkutan dan disetujui oleh Kepala Bagian.
Lembaran kedua: merupakan pengajuan pembimbing yang ditandatangani oleh Kepala
Bagian.
3. Kepala Bagian (melalui rapat Kepala Bagian) dapat menyetujui atau menolak judul
skripsi yang diajukan oleh mahasiswa. Judul yang telah disetujui, dapat dilanjutkan ke
pembuatan/ penyusunan proposal.
4. Proposal sebagaimana disebutkan di atas, harus melalui persetujuan kepala bagian
dan prosedur administrasi.
5. Proposal yang telah disetujui Kepala Bagian akan diseminarkan dengan dihadiri oleh
dosen pembimbing.
6. Dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa bekerja di bawah bimbingan kedua
Rumusan Masalah
Masalah dapat dirumuskan sebagai suatu pernyataan tetapi lebih baik dengan suatu
pertanyaan. Keunggulan menggunakan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan ini
adalah untuk mengontrol hasil dan penelitian, sehingga akhir dari penelitian seorang akan
dapat mengetahui apakah pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah dapat
dijawab seluruhnya. Apabila pertanyaan tersebut belum terjawab seluruhnya, maka penelitian
tersebut belum mengenai sasarannya. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus bersifat
problematis yang untuk menjawabnya memerlukan analisis berdasarkan hasil penelitian.
Dalam memilih masalah, hendaklah seorang peneliti berpegang pada pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
a) Apakah masalah tersebut berfaedah untuk dipecahkan, baik bagi kepentingan
pengembangan ilmu hukum maupun untuk kebutuhan praktek hukum?
b) Apakah masalah yang telah diteliti sudah sesuai dengan kerangka penelitian yang akan
diterapkan?
c) Apakah dituntut kemampuan-kemampuan khusus untuk memecahkan masalah hukum
yang hendak diteliti?
d) Apakah metodologi dan teknik yang ada, dapat membantu pemecahan masalah yang
hendak diteliti?
Gunakanlah kata-kata yang lebih operasional dalam rumusan masalah, seperti; Apa,
Mengapa, Bagaimana, dan lain-lain. Misalnya; Bagaimana kedudukan anak dalam
kandungan terhadap kewarisan ditinjau dalam hukum perdata dan hukum Islam. Untuk
Fakultas Hukum UMSU, mahasiswa diwajibkan mengajukan tiga (3) rumusan masalah.
2. Faedah Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan harus berfaedah baik secara teoritis maupun praktis. Faedah
dari segi teoritisnya adalah faedah sebagai sumbangan baik kepada Ilmu Pengetahuan pada
umumnya maupun kepada ilmu Hukum pada khususnya. Dari Segi Praktisnya Penelitian
tersebut berfaedah bagi kepentingan Negara, Bangsa, Masyarakat dan Pembangunan.
C. Tujuan Penelitian
Dalam tujuan Penelitian harus tergambar secara tegas apa yang hendak dicapai di dalam
melaksanakan Penelitian tersebut. Tujuan Penelitian harus bertitik tolak dari permasalahan.
Bahkan harus terlihat tegas jika permasalahan ada tiga (3) maka tujuan Penelitianpun harus
tiga (3) pula. Ketiga hal tersebutlah yang menjadi pokok permasalahan yang intisarinya harus
terlihat pada kesimpulan. Jadi, rumusan masalah, tujuan dan kesimpulan harus singkron.
Merumuskan tujuan Penelitian harus diawali dengan penggunaan kata untuk atau guna
dan seterusnya disesuaikan dengan apa yang menjadi rumusan masalah. Misalnya; untuk
mengetahui kedudukan anak dalam kandungan terhadap kewarisan ditinjau dalam hukum
perdata dan hukum Islam.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional atau kerangka konsep adalah kerangka yang menggambarkan hubungan
antara definisi-definisi/konsep-konsep khusus yang akan diteliti. Konsep merupakan salah
satu unsur konkrit dari teori. Namun demikian, masih diperlukan penjabaran lebih lanjut dari
konsep ini dengan jalan memberikan definisi operasionalnya. Untuk ilmu hukum dapat diambil
misalnya dari peraturan perundang-undangan. Definisi operasional mempunyai tujuan untuk
mempersempit cakupan makna variabel sehingga data yang diambil akan lebih terfokus.
Sebagai contoh, judul skripsi: Penggelapan Dana Calon Haji Menurut Undang-Undang NO.
13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, maka dalam definisi operasional/
kerangka konsep, dijelaskan apa yang dimaksudkan dengan; penggelapan, calon haji, ibadah
haji.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka berisi uraian sistematis tentang keterangan-keterangan yang dikumpulkan
dari Pustaka. Data Sekunder yang berasal dari perpustakaan itu, harus ada hubungannya
dengan penelitian dan menunjang pembahasan yang akan diteliti. Selain itu, tinjauan pustaka
juga memuat tentang teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, konsep-konsep
yang diperoleh baik dari jurnal ilmiah, yurisprudensi maupun perundang-undangan yang
berkaitan dengan objek yang diteliti. Selanjutnya fakta -fakta yang dikemukakan di dalam
Tinjauan Pustaka ini harus sejauh mungkin diusahakan pengambilannya dari sumber aslinya.
Penulis/Peneliti harus jujur bahwa sumber-sumber tersebut benar-benar telah dibaca dan
dikutip sesuai dengan yang diperlukan. Di dalam hal pengutipan harus benar-benar
dipedomani aturan kutipan. Khusus bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara dianjurkan agar topik atau masalah yang diteliti harus
sedapat mungkin ada menggunakan perpustakaan yang landasan pembahasannya
bersumber dari al-Quran atau al-Hadits.
E. Metode Penelitian
tersebut, misalnya karena lokasi tersebut berdekatan dengan tempat tinggal penulis, atau
karena lokasi tersebut sangat relevan dengan objek penelitian dan sebagainya.
3. Alat Pengumpulan Data
Apabila data yang diperoleh berupa data sekunder, maka alat pengumpul data yang
digunakan adalah melalui studi dokumentasi atau melalui penelusuran literatur. Sementara,
jika data yang digunakan berupa data primer, maka alat pengumpul data dapat diperoleh
dengan melakukan tekhnik wawancara atau observasi atau kuisioner. Untuk menentukan
pilihan terhadap alat atau instrumen ini, harus melalui pertimbangan-pertimbangan:
(1) Jika jumlah responden terbatas/relatif kecil gunakanlah wawancara
(2) Jika lokasi penelitian relalif luas, gunakanlah kuesioner.
(3) Jika peneliti ingin memperoleh pendapat yang lebih mendalam gunakan wawancara
(4)
Jika pelaksana penelitian mempunyai anggota yang relatif besar jumlahnya
pergunakanlah wawancara atau observasi, jika keadaan sebaliknya, maka gunakan
kuesioner.
4. Analisis Data
Di bagian ini perlu diuraikan bagaimana memanfaatkan data yang terkumpul untuk
dipergunakan dalam memecahkan permasalahan penelitian. Oleh karena itu penggunaan
tabel di dalam melakukan analisis data sangat memudahkan. Terhadap data yang tertinggi
dan terendah harus diberikan penekanan agar analisisnya lebih tajam. Jenis analisisnya
dapat digunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Keduanya tidak mesti terpisah, tetapi dapat
juga saling menunjang dan sangat tergantung kepada alat apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Analisis data yang dipergunakan terhadap penelitian hukum, biasanya
dilakukan dengan analisis kualitatif sesuai dengan tipe dan tujuan penelitian.
F. Jadwal Penelitian
Di dalam jadwal penelitian harus ditunjukan:
(1) Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan,
(2) Rincian kegiatan pada setiap tahap, dan
(3) Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap. Jadwal penelitian dapat
disajikan dalam bentuk matrik atau uraian.
G. Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka sudah beraneka ragam sekarang ini, namun yang terpenting
adalah bahwa daftar pustaka hanya memuat pustaka yang terdapat dalam usulan
penelitian/skripsi/abstrak dan disusun ke bawah menurut abjad nama (baik nama depan atau
akhir) penulisnya. Titel dan jabatan penulis/pengarang sebaiknya tidak perlu dicantumkan.
Cara penulisan yang terpilih hendaknya digunakan secara konsisten.
Lampiran, berupa:
a.
Kerangka skripsi (sementara)
b.
Daftar Pertanyaan/Pedoman Wawancara
Catatan: Untuk penulisan usulan proposal ini tidak perlu memakai bab dan petunjuk dan
untuk menyatakan suatu kutipan boleh menggunakan footnote (catatan kaki),
bodynote (catatan badan) ataupun catatan akhir (end note).
BAB IV
SEMINAR PROPOSAL
Pasal 6
b.
c.
d.
e.
f.
1.
Proposal mahasiswa yang telah disetujui
Kepala Bagian untuk diseminarkan, didaftarkan ke bagian akademik di Fakultas Hukum
UMSU dengan melampirkan proposal sebanyak 10 (sepuluh) rangkap.
2.
Mahasiswa
wajib
memperbaiki
dan
melaporkan segala usulan yang disampaikan pada saat seminar proposal berlangsung
kepada pembimbing dan petugas administrasi biro fakultas.
3.
Apabila
Dosen
Pembimbing
I
dan
Pembimbing II, berhalangan hadir dalam seminar proposal, maka dapat digantikan
dengan dosen pembimbing lain yang ditetapkan Kepala Bagian, setelah berkonsultasi dan
disepakati Wakil Dekan I.
4.
Apabila karena sesuatu hal salah satu dosen
Pembimbing berhalangan dan/atau tidak dapat hadir pada saat seminar proposal, maka
seminar tetap berjalan sesuai dengan dosen pembimbing yang sudah ditetapkan.
5.
Dosen pembimbing membuat berita acara
seminar proposal dan mencatat hal-hal yang berkembang pada waktu seminar poroposal
serta menyerahkannya kepada mahasiswa bersangkutan untuk digunakan sebagai
panduan perbaikan skripsi.
6.
Waktu seminar ditentukan oleh Pimpinan
Fakultas, dipimpin seorang moderator dari Kepala Bagian dan dilaksanakan secara
majelis. Susunan pelaksana seminar proposal terdiri atas:
a. Dekan sebagai penanggungjawab.
Wakil Dekan I dan III sebagai pengawas.
Kepala Bagian sebagai pimpinan seminar.
Pembimbing I dan II sebagai dosen pembimbing.
Mahasiswa penyaji seminar.
Mahasiswa pembahas/pembanding yang telah ditetapkan.
7. Bagi mahasiswa peserta seminar diwajibkan hadir 15 (lima belas) menit sebelum seminar
dibuka. Apabila mahasiswa tersebut terlambat sebagaimana yang jadwal yang ada, pada
saat seminar telah dibuka maka yang bersangkutan dinyatakan dibatalkan.
8. Bagi mahasiswa yang dinyatakan telah selesai seminar proposal, yang bersangkutan
berhak untuk melanjutkan penulisan skripsi dengan jumlah halaman minimal 70 (tujuh
puluh) halaman. Jarak antara pelaksanaan seminar proposal dengan ujian skripsi minimal
tiga (3) bulan.
BAB V
SKRIPSI
Pasal 7
Skripsi ditulis berdasarkan hasil penelitian untuk mencari pemecahan masalahnya dengan
menggunakan teori-teori, asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Secara garis
besar skripsi memuat bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir.
A.
BAGIAN AWAL
Bagian awal meliputi halaman judul dan halaman persetujuan.
1. Halaman Sampul Depan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
dengan jarak 1 spasi dan tidak melebihi satu halaman. Halaman ini memuat secara singkat
tentang isi dari skripsi, yang terdiri atas;
Masalah (tema dan tujuan penelitian),
Metode, hasil penelitian, dan
Kesimpulan dan kontribusi dari hasil penelitian (lihat lampiran 11).
Kata Pengantar
Kata pengantar memuat uraian singkat tentang maksud penyusunan skripsi, ucapan terima
kasih penulis kepada para pihak yang dianggap telah memberikan kontribusi dan mempunyai
andil dalam pembuatan skripsi (lihat lampiran 10).
Daftar Isi
Halaman ini berfungsi sebagai pedoman awal bagi pembaca untuk mengetahui kandungan isi
pokok yang ada dalam skripsi. Perumusannya meliputi judul bab, sub bab dan anak sub bab
serta uraian mengenai hal-hal yang terdapat pada bagian awal skripsi.
B. Bagian Pokok
Bagian pokok skripsi memuat badan skripsi yang merupakan hasil penelitian yang dijabarkan
sebagai berikut:
1.
Pendahuluan
Pendahuluan lebih sering ditulis dalam Bab I dan berisi uraian tentang latar belakang
penelitian, rumusan masalah, faedah penelitian, tujuan penelitian, serta metode penelitian.
Uraian demikian sebenarnya sudah termuat dalam usulan proposal yang sebelumnya telah
diseminarkan. Hakekatnya, bab pendahuluan ini merupakan uraian yang hampir sama
dengan proposal.
2.
3. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka dalam skripsi adalah penyempurnaan dari tinjauan pustaka yang sudah
diuraikan pada usulan proposal yang sudah diseminarkan, yaitu berisi uraian sistematis
tentang keterangan-keterangan yang dikumpulkan dari bahan pustaka. Semakin banyak
literatur/sumber yang diambil, semakin menambah kesempurnaan dari penelitian tersebut.
Sebagai catatan, jumlah lembar tinjauan pustaka tidak boleh melebihi jumlah lembaran hasil
penelitian.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian merupakan jawaban dari masalah. Rumusan masalah yang diberikan
sebanyak tiga (3), maka di bab hasil penelitian dan pembahasan, ada tiga (3) sub judul yang
harus dibahas atau diuraikan. Untuk itu, antara masalah, tujuan dan pembahasan harus
singkron. Di sini diuraikan hasil penelitian yang diperoleh sekaligus dengan pembahasannya.
Keduanya bersifat terpadu dan tidak perlu dipecah. Dengan kata lain, jika penempatan hasil
penelitian diletakkan sedekat-dekatnya dengan pembahasan niscaya akan mendatangkan
kemudahan bagi pembaca untuk memahami dan mengikuti uraiannya.
Hasil penelitian itu sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel, grafik. foto atau bentuk lainnya.
Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoretis, baik secara kualitatif,
kuantitatif atau secara statistik. Apabila dianggap perlu sebaiknya hasil peneitian juga
dibandingkan dengan hasil penelitian sejenis yang sudah ada. Menurut Hadani Nawawi
(1991) bahwa data kualitatif dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian dan data kuantitatif
dinyatakan dalam bentuk angka.
5. Kesimpulan dan Saran
Di dalam bagian ini dicantumkan apa yang merupakan kesimpulan dan saran-saran (jika ada)
yang dianggap sangat penting untuk dikemukakan. Kesimpulan harus singkron dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, jika dalam rumusan masalah dan
tujuan penelitian masing-masing terdapat tiga (3) maka ketiga hal itu adalah hal yang utama
di dalam pembahasan yang diteliti dan harus tercantum serta merupakan hal yang utama
pula di dalam kesimpulan. Marion Van Home (1985) menyatakan bahwa kesimpulan memberi
kesempatan kepada penulis untuk mengatakan sesuatu sekali lagi dan untuk menjelaskan
setiap bagian perlu mendapat tekanan dan tambahan. Saran dibuat berdasarkan pengakuan
dan pertimbangan penulis dan sebaiknya juga harus sejalan dengan kesimpulan. Saran
merupakan rekomendasi penulis atas penelitian yang telah dilakukan.
Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran
1.
Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka beraneka ragam, tetapi yang terpenting adalah bahwa daftar
pustaka hanya memuat pustaka yang terdapat dalam usulan penelitian/skripsi/abstrak dan
disusun ke bawah menurut abjad nama (alfabetis, baik nama depan atau akhir) penulisnya.
Semua bahan-bahan bacaan atau referensi yang dipergunakan sebagai bahan penyusunan
penulisan skripsi harus ditulis kembali dalam suatu daftar yang disebut dengan daftar
pustaka. Titel dan jabatan penulis/pengarang sebaiknya tidak perlu dicantumkan. Cara
penulisan yang terpilih hendaknya digunakan secara konsisten. Perhatikan cara penulisannya
jika jenis pustakanya berbeda.
a. Jika buku ditulis: (1) Nama pengarang ( 1 s/d 3 orang tulis semua, lebih tiga orang hanya
ditulis nama pengarang pertama dengan mencantumkan dkk atau et. al, di belakang
namanya), tahun terbit, judul buku (diberi cetak miring), penerbit, kota tempat terbit. (2)
Nama pengarang, tahun terbit, judul buku, penerbit, kota. Contoh;
Andi Hamzah. 1986. Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana. Bandung: Binacipta
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1995. Penelitian Hukum normatif Suatu Tinjauan
Singkat. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Allan C. Moris, et al. 1995. College English New York: Social Science Research Council.
Elli N. Hasbianto. Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Sebuah Kejahatan Yang
Tersembunyi. dalam Syafiq Hasyim (ed). 1999. Menakar Harga Perempuan. Bandung:
Mizan.
b. Jika majalah ditulis: nama pengarang seperti pada buku, judul karangan dengan diantarai
tanda kutip (), nama majalah, nomor majalah, bulan dan tahun terbit.
Contoh: Bagir Manan. Hakim dan Pemidanaan. dalam Majalah Varia Peradilan No. 249.
Agustus 2006
c. Jika surat kabar ditulis: nama surat kabar, tanggal, bulan dan tahun terbit. Contoh; Jika
karangan yang tidak diterbitkan seperti tesis, disertasi, makalah, kertas kerja, laporan dan
lain-lain ditulis: nama penulis, tahun dibuat, judul tulisan, jenis tulisan (disertai atau lainlain), untuk apa digunakan, lembaga di mana tulisan tersebut dibuat dan nama kota.
Contoh:
Atikah Rahmi. 2009. Kajian Hukum Terhadap Aborsi Akibat Korban Perkosaan Kaitannya
dengan Hak Asasi Manusia, Tesis, Program Pascasarjana, Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.
Agus Purwadianto. 2003. Perkosaan Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia (Kajian
Filosofis Metodologi Pembuktian Hukum), Disertasi. Program Studi Ilmu Filsafat Program
Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Jakarta.
Sumapraja. 1 April 2000. Aborsi Ditinjau dari Sudut Hukum, makalah disampaikan dalam
simposium mengenai Aborsi di Indonesia. Jakarta: Fakultas Hukum UI
d. Jika sumber dari internet ditulis; nama penulis (jika ada), judul diantarai tanda kutip, situs
dengan menggunakan cetak miring, tanggal diakses.
Contoh; Korban Perkosaan Sekarang Hamil, melalui http://www.alt-cultureIndonesia.com, diakses tanggal 25 Juli 2009
e. Jika karangan di dalam ensiklopedia atau sejenisnya ditulis nama pengarang (kalau ada
dicantumkan), judul karangan, nama ensiklopedia dan tahun terbitnya.
Contoh; Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pusataka
2. Lampiran
Mengenai lampiran ini, pada prinsipnya tidak ada aturan secara tegas untuk pemuatannya,
Pada umumnya dibutuhkan jika ada suatu informasi atau keterangan yang tidak mungkin
dimasukkan seluruhnya dalam isi laporan. Misalnya Undang-undang, naskah perjanjian, surat
bukti riset dari instansi tertentu, dan lain sebagainya.
BAB VI
DOSEN PEMBIMBING DAN SYARAT-SYARATNYA
Pasal 8
c.
UJIAN SKRIPSI
Pasal 10
a.
b.
d.
f.
a.
b.
c.
14. Rentang waktu ujian untuk tim tersebut paling lama 60 menit. Ketua Panitia dapat menutup
dan/atau menghentikan ujian untuk seorang peserta atau satu tim penguji apabila waktu yang
digunakan penguji melebihi batas waktu yang ditetapkan.
15. Jadwal ujian serta nama penguji ujian skripsi ditentukan Dekan, undangan/panggilan ujian skripsi
ditandatangani Ketua dan Sekretaris Penguji dan diketahui Wakil Rektor I, untuk dan atas nama Rektor.
16. Undangan/panggilan ujian skripsi dan naskah skripsi yang akan diujikan harus sudah diterima
anggota penguji paling lambat 3 (tiga) hari sebelum ujian skripsi dilaksanakan.
17. Mahasiswa yang telah ditetapkan jadwal ujian skripsi Fakultas, wajib hadir 15 (lima belas)
menit sebelum ujian dimulai, apabila mahasiswa tersebut terlambat pada saat ujian telah
dibuka, maka yang bersangkutan kepesertaan dinyatakan batal.
18. Pakaian: Pria menggunakan baju jas lengkap (celana hitam, baju putih) dan wanita
mengenakan busana muslim (baju putih, rok hitam dan jilbab putih).
19. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian skripsi wajib mengantarkan undangan dan
skripsinya kepada penguji, dibuktikan dengan berita acara penyerahan skripsi.
20. Mahasiswa yang berhalangan disebabkan satu dan lain hal, untuk mengikuti ujian yang
telah dijadwalkan, harus memberitahukan secara tertulis kepada Dekan cq. Wakil Dekan I.
21. Ujian skripsi dilaksanakan secara majelis, terdiri atas:
a.
Ketua dan Sekretaris ujian,
b.
Dosen penguji yang telah ditetapkan dengan memperhatikan golongan dan/atau
jabatan akademik serta memiliki kemampun terhadap materi skripsi tersebut,
c.
Dosen pembimbing skripsi adalah sebagai Penguji Pendamping.
22. Apabila Dosen Penguji berhalangan hadir maka Ketua dan Sekretaris dapat menunjuk
Dosen Penguji lainnya. Jika Dosen Pembimbing tidak hadir dan/atau berhalangan, ujian
tetap dilaksanakan dan dinyatakan sah.
23. Nilai lulusan ujian skripsi minimum C (cukup) diperoleh dari hasil penggabungan nilai yang
konversi dari Pola Acuan Penilaian (PAP) dengan memperhatikan: sistematika, teknik dan
bahasa, penguasahan materi dan sikap (format terlampir).
24. Nilai ujian skripsi sebagai berikut:
80 - 100 = A
70 79 = B
56 - 69 = C
45 - 55 = D
0 - 44 = E
25. Pengumuman hasil ujian skripsi dilaksanakan Dekan, Wakil Dekan I, Wakil; Dekan III,
Notulis dan/atau dosen penguji.
26. Mahasiswa yang telah menempuh ujian skripsi dapat menjilid dan memperbanyak
skripsinya dengan catatan:
jika tidak ada perbaikan,
(b)
telah ditanda tangani Dosen Pembimbing I dan II, Ketua, Sekretaris dan Dosen
Penguji
disahkan Dekan
27. Mahasiswa yang telah menempuh ujian skripsi tersebut wajib menyerahkan skripsinya
dalam bentuk soft copy (berupa CD RW sebanyak satu (1) buah) dan skripsi yang telah
dijilid sebanyak tujuh (7) eksemplar, kemudian diserahkan kepada: biro fakultas (yang
asli), perpustakaan, masing-masing dosen penguji dan dosen pembimbing/penguji
pendamping.
BAB IX
1.
Jarak antar 2 baris dibuat 2 spasi kecuali kutipan langsung, judul
tabel, daftar pustaka yang lebih 1 baris diketik dengan jarak 1 spasi, jarak antara daftar
pustaka 1 dan yang lain adalah 2 spasi.
2.
Batas pengetikan (margin) dan tepi kertas:
a. Tepi atas 4 cm, tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm dan tepi kanan 3 cm. Jarak itu setelah
dilakukan penjilidan yang sudah siap.
b. Letak alinea baru dan kutipan langsung dimulai dengan ketukan ke tujuh (7) dan batas
pengetikan tepi kiri. Untuk kutipan langsung beri tanda nomor petunjuk catatan
kakinya.
3.
Bilangan (angka) jika di pangkal kalimat ditulis dengan huruf tetapi
selainnya ditulis dengan angka.
4.
Huruf ditulis dengan menggunakan huruf Times New Roman
dengan ukuran:
a.
Judul bab digunakan huruf besar (kapital) semua dan diatur
letaknya simetris pada bidang kertas tanpa titik dan cetak tebal
b.
Sub judul, semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital)
kecuali kata penghubung dan kata depan, semua diberi cetak tebal dan tanpa titik
dimulai dari tepi kiri pada bidang kertas. Alinea pertama (1)sesudah sub judul harus
alinea baru,
c. Anak sub judul, letaknya dimulai dari atas tepi kiri, diberi cetak tebal, tanpa titik dan
hanya huruf pertama dari keseluruhannya ditulis dengan huruf besar (kapital). Kalimat
pertama sesudah anak sub judul dimulai dengan alinea baru,
d. Sub anak sub judul, ditulis mulai dari ketukan ke 6 dan batas tepi kiri (sejajar dengan
awal alinea baru), diberi cetak tebal dan diakhiri dengan tanda titik. Kalimat yang
menyusul terus disambung ke kanannya.
Contoh:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perkosaan
1. Pengertian Anak dalam Peraturan di Indonesia
Catatan: judul tidak perlu menggunakan titik.
5. Penomoran
a.
Bagian awal skripsi , mulai dari halaman judul sampai abstrak diberi nomor
halaman dengan angka romawi kecil. Contoh; i, ii, iii, iv dan seterusnya.
b.
Bagian pokok dan bagian akhir, mulai dari Bab I sampai dengan halaman terakhir
menggunakan angka arab dan huruf abjad gabungan. Contoh:
BAB I. PENDAHULUAN
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a)
d. Nomor halaman ditempatkan di kanan atas, kecuali kalau ada halaman yang memuat
judul bab, maka halaman diletakkan di bagian bawah tengah.
e. Tabel (kalau ada) diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab.
f. Lampiran (kalau ada) diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab.
28.
Bahasa
1). Penulisan
a.
Bahasa yang digunakan dalam skripsi adalah bahasa
Indonesia baku dari ejaan yang telah disempurnakan (EYD).
b.
Apabila suatu kata atau istilah berasal dari bahasa asing,
maka usahakan untuk mencari padanan katanya yang sesuai atau yang telah diserap
dalam bahasa Indonesia. Untuk istilah asing yang belum ada padanan katanya dalam
bahasa Indonesia, digunakan istilah aslinya dan ditulis miring (italics) .
c.
Pernyataan-pernyataan
dalam skripsi
tidak boleh
menggunakan kata ganti orang ke satu atau kedua seperti; penulis, saya, aku, engkau,
kami, dan kita. Pada kata pengantar, ketika menyampaikan ucapan terima kasih, istilah
saya diganti dengan penulis.
2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
a.
Kata penghubung seperti; sehingga, seperti, maka,
sedangkan, sementara, jika, yang, dan, meskipun dan lain-lain tidak boleh dipakai
untuk memulai suatu kalimat.
b.
Penggunaan kata depan, misalnya; pada, harus
dipakai pada tempatnya.
c.
Awalan ke dan di harus dibedakan dengan ke dan
di sebagai kata depan.
d.
Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat.
e.
Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan
ketentuan dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
7. Huruf yang digunakan
Huruf yang digunakan dalam penulisan skripsi, adalah; Times New Roman dengan ukuran
huruf font 12.
8. Kutipan
Kutipan adalah meminjam pendapat seorang yang diambil baik dari buku ataupun majalah
serta hasil wawancara. Berdasarkan jenisnya, kutipan terdiri atas;
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah meminjam pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi
kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Pada waktu membuat kutipan langsung,
maka yang mengutip (penulis) sebaiknya tidak merubah naskah asli yang dikutip. Apabila
penulis merasa perlu untuk mengadakan perubahan, maka harus memberi keterangan
bahwa kutipan itu dirubah, dengan cara memberi huruf tebal atau memberi kurung dengan
tanda kurung. Apabila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, maka penulis tidak
dibenarkan untuk memperbaiki kesalahan tersebut, tapi harus mengutip sebagaimana
adanya. Penulis diperkenankan untuk mengadakan perbaikan dengan menggunakan catatan
kaki. Apabila bagian kutipan yang dihilangkan, penghilangan tersebut harus dinyatakan
dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Sebagai catatan;
penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang
dikutip.
Cara mengutip dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Kutipan langsung kurang dari empat (4) baris.
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan empat baris, adalah:
(a) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
(b) jarak antara baris dengan baris dua spasi
(c) kutipan diapit dengan tanda kutip
(d) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas. Nomor
urut kutipan dapat berlaku per-bab tapi dapat pula berlaku untuk seluruhnya.
2.Kutipan langsung lebih dari empat baris.
Kutipan langsung yang melebihi dari empat baris, ditulis dengan cara sebagai berikut:
(a) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak tiga (3) spasi.
(b) jarak antara baris dengan baris adalah satu spasi.
(c) kutipan tidak perlu diapit dengan tanda kutip.
(d) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas.
(e) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam tujuh (7) ketukan.
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah meminjam pendapat seseorang berupa intisari atau ikhtisar
dari pendapat tersebut. Dalam kutipan tidak langsung, seorang penulis tidak mengutip
naskah seluruhnya, tapi hanya mengambil inti dari tulisan tersebut. Cara menulis kutipan
tidak langsung adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah.
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi.
(3) kutipan tidak perlu diapit dengan tanda kutip.
(4) pada akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas.
c. Sistem pengutipan
Penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan sumber kutipan yang
bersangkutan. Ada bebepa cara penulisan sumber kutipan, antara lain:
6) Bagian terakhir dari catatan kaki tersebut harus pas pada batas pengetikan (margin)
bawah pada kertas.
7) Sebelum catatan kaki harus ada garis pembatas sepanjang 14 ketukan dan garis
tersebut ke atas dan ke bawah harus berjarak 2 spasi dengan teks dan catatan kaki.
8) Pada catatan kaki dapat dipakai singkatan-singkatan seperti:
(a)Ibid, digunakan jika kutipan berikutnya diambil dari sumber yang sama dengan
sumber kutipan terdahulu tanpa diantarai/disela oleh kutipan dan sumber lain, bisa
halaman sama atau berbeda. Istilah ini berasal dari kata latin Ibidem yang berarti
pada tempat yang sama. Singkatan ini dipergunakan jika catatan kaki menunjuk
kepada karya atau artikel yang telah disebut dalam catatan nomor sebelumnya.
Apabila halamannya sama, maka hanya dipergunakan singkatan Ibid., apabila
halamannya berbeda maka sesudah singkatan ibid dicantumkan pula nomor
halamannya. Singkatan ibid selalu digarisbawahi atau dicetak dengan huruf miring.
Contoh: Ibid (halaman sumber sama) atau Ibid. halaman. 3 (kalau halaman sumber
berbeda).
(b)Op. Cit digunakan jika halaman yang dikutip itu berbeda. Singkatan ini dipergunakan
jika catatan itu menunjuk kembali sumber yang telah disebut lebih dahulu, tetapi
kutipan berikutnya diambil dari sumber yang sama dengan sumber kutipan
sebelumya yang telah ada atau dengan kata lain, kutipan itu diambil tetapi sudah
diantarai/disela oleh kutipan dan sumber lain. Singkatan ini berasal dari kata latin
Opere Citato yang berarti pada karya yang telah dikutip. Cara penulisannya; dengan
mencantumkan nama pengarang kemudian singkatan Op.Cit. Contoh Sunardi, Op,
Cit, halaman 4. (dari Sunardi), Loc. Cit.
(c) Loc. Cit. dipakai jika halaman yang dikutip dan sumbernya itu sama. Singkatan ini
berasal dari bahasa latin Loco Citato yang artinya pada tempat yang telah dikutip.
Singkatan ini biasanya dipakai untuk menunjuk kepada artikel majalah, harian atau
ensiklopedi yang telah dibuat sebelumnya tetapi diselingi oleh sumber lainnya.
Lampiran 1
Contoh: Kerangka Usulan Proposal Skripsi
KERANGKA USULAN PROPOSAL SKRIPSI
A. Judul
b.
Catatan: Untuk penulisan usulan penelitian ini tidak perlu memakai bab, sedangkan petunjuk
untuk menyatakan suatu kutipan boleh menggunakan catatan kaki (footnote),
ataupun catatan di dalam badan tulisan (body note)
Lampiran 2
Contoh: Kerangka Skripsi
KERANGKA SKRIPSI
Lembaran Pendaftaran
Lembaran Berita Acara Ujian
Pernyataan Keaslian
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Abstrak
Bab I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang, yang meliputi:
1.
Rumusan Masalah
2. Faedah Penelitian
B. Tujuan Penelitian
C. Metode Penelitian
1.
Sifat/Materi Penelitian
2. Sumber Data
3. Alat Pengumpul Data
4. Analisis Data
D. Definisi Operasional
Bab II
: TINJAUAN PUSTAKA (tidak melebihi pembahasan)
A.
B.
C.
Bab
III
Lampiran 3
Contoh: Halaman Judul Proposal
PROPOSAL
Oleh:
ERI SUHAIMI
NPM. 0506200080
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Lampiran 4
Contoh: Halaman Sampul Depan
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Lampiran 5
Contoh: Lembar Persetujuan Pembimbing
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
NAMA
NPM
PRODI/BAGIAN
JUDUL
Medan,
November 2009
Pembimbing I
Pembimbing II
Lampiran 6
Contoh: Halaman Pendaftaran Skripsi
PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI
Pendaftaran Skripsi Sarjana Fakulas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Strata I bagi:
NAMA
NPM
PRODI/BAGIAN
JUDUL SKRIPSI
:
:
:
:
Dengan diterimanya skripsi ini, sesudah lulus dari Ujian Komprehensif, penulis berhak
memakai gelar:
SARJANA HUKUM
BAGIAN HUKUM PIDANA
Diketahui
Dekan
Pembimbing I
Pembimbing II
IBRAHIM NAINGGOLAN, SH
Lampiran 7
Contoh: Berita Acara Ujian
BERITA ACARA
UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI SARJANA
BAGI MAHASISWA PROGRAM STRATA 1
Panitia Ujian Sarjana Strata I Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
dalam sidangnya yang diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 02 November 2009, Jam
MENETAPKAN
NAMA
NPM
PRODI/BAGIAN
JUDUL SKRIPSI
Dinyatakan:
(
(
(
Setelah lulus, dinyatakan berhak dan berwenang mendapatkan gelar Sarjana Hukum (SH)
dalam Bagian Hukum ...............
PANITIA UJIAN
Ketua
FARID WAJDI, SH, M.HUM
Sekretaris
HJ. IDA HANIFAH, SH, MH
ANGGOTA PENGUJI:
1.
2.
ISNINA, SH, MH
3.
ROUSDY, S. Ag, MA
4.
5.
Lampiran 8
Contoh: Penulisan Sumber Kutipan
1. Contoh-contoh pengutipan catatan kaki
1. __________________
2. ________________
3.__________________
4._________________
5.__________________
a. Jika dari buku: tulis nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota tempat terbit,
penerbit dan halaman. Contoh:
i) Alam Setia Zain. 1997. Hukum Lingkungan Konservasi Hutan. Jakarta: Rineka
Cipta, halaman 16
ii) Abdul Wahid dan Muhammad Irfan. 2000. Perlindungan Terhadap Korban
Kekerasan Seksual (Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan). Bandung: Refika
Aditama, halaman 11
iii) Suhrawardi K Lubis dan Komis Simanjuntak. 2003. Hukum Waris Islam Lengkap
dan Praktis. Bandung: Raja Grapindo, halaman 35
iv) Allan C. Moris, et al. 1995. College English New York: Social Science Research
Council, halaman 82
v) Anita Rahman. Hukum dan Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan: Masalah
Aborsi dalam Sulistiyowati Irianto (ed). 2006. Perempuan dan Hukum Menuju
Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Obor,
halaman 521
b. Jika dari surat kabar. Contoh: Jurnalis Uddin, Indonesia Menduduki Peringkat Teratas
Aborsi di Asia Tenggara, dalam Waspada, 9 Desember 2007, halaman 12
c. Berupa hasil wawancara. Contoh: Hasil wawancara dengan Kartim Hairuddin, Hakim
Pengadilan Negeri Medan, tanggal 20 Oktober 2008. di Pengadilan Negeri Medan,
mengenai kebijakan hukum terhadap aborsi akibat korban perkosaan (ditujukan untuk
Penelitian Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) yang
berjudul: Kajian Hukum Terhadap Aborsi Akibat Korban Perkosaan Kaitannya dengan
Hak Asasi Manusia
d. Jika bersumber dari internet. Contoh: Korban Perkosaan Sekarang Hamil, melalui
www.alt-culture-Indonesia.com, diakses tanggal 25 Juli 2009
e. Jika bersumber dari ensiklopedia. Contoh: Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua.
Jakarta: Balai Pustaka, halaman 2
f. Jika dari majalah, contoh: Bagir Manan. Hakim dan Pemidanaan. dalam Varia
Peradilan No. 249. Agustus 2006, halaman 9
Priyono B. Sumbogo, Keadilan Hukum Versus Keadilan Pers. dalam Forum Keadilan,
28 November 2007.
2. Kriteria Catatan Kaki
Catatan dalam prakteknya dibedakan atas tiga (3) bagian, yaitu:
a. Ibid
Digunakan untuk mencatat pengarang dengan judul buku/tulisan yang sama dengan di
atasnya, dalam hal ini halaman dapat sama atau tidak.
Contoh : Ibid.
Ibid., halaman. 87.
b. Op. Cit
Digunakan untuk pengarang yang sama, judul buku/tulisan yang sama, tetapi diantarai
oleh pengarang yang lain.
Op. Cit digunakan untuk halaman yang berbeda.
Contoh:
1) Mien Rukmini. 2006. Aspek Hukum Pidana dan Kriminologi (Sebuah Bunga
Rampai). Bandung: Alumni, halaman 18.
2) Mien Rukmini. Ibid, halaman 20.
3) Jurnalis Uddin, dkk. 2007. Reinterpretasi Hukum Islam Tentang Aborsi. Jakarta:
Universitas YARSI, halaman 1.
lampiran 9
Contoh: Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Andi Hamzah. 1986, Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana, Binacipta, Bandung.
Allan C. Moris, et al. 1995. College English New York: Social Science Research Council.
Elli N Hasbianto. Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Sebuah Kejahatan Yang Tersembunyi.
dalam Syafiq Hasyim (ed). 1999. Menakar Harga Perempuan. Bandung: Mizan.
Moeljatno. 1983. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban dalam Hukum Pidana. Jakarta:
Bina Aksara
....... 1987. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara.
W. Friedmann. 1996. Teori dan Filsafat Hukum, Telaah Krisis Atas Teori-teori Hukum.
Terjemahan Muchammad Arifin. Jakarta: Radja Grafindo Persada.
B. Majalah, Makalah dan Karya Ilmiah
Sumapraja. Aborsi di Tinjau dari Sudut Hukum (makalah) disampaikan dalam simposium
mengenai Aborsi di Indonesia. 1 April 2000. Jakarta: Fakultas Hukum UI
Bagir Manan, Hakim dan Pemidanaan, Majalah Varia Peradilan No. 249. Agustus 2006
Peter Salim dan Yenni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English Press
Korban Perkosaan Sekarang Hamil, www.alt-culture-Indonesia.com diakses tanggal 25 Juli
2009
Atikah Rahmi. 2009. Kajian Hukum Terhadap Aborsi Akibat Korban Perkosaan Kaitannya
dengan Hak Asasi Manusia (Tesis) Program Pascasarjana, Program Magister Ilmu
Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.
Agus Purwadianto. 2003. Perkosaan Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia (Kajian
Filosofis Metodologi Pembuktian Hukum), (Disertasi). Program Studi Ilmu Filsafat
Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia,
Jakarta.
Lampiran 10
Contoh: Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wrwbr
Pertama-tama disampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi
penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi merupakan salah satu persyaratan bagi setiap mahasiswa yang ingin
menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Sehubungan dengan itu, disusun skripsi yang berjudulkan: Wajib Simpan
Rahasia Kedokteran Ditinjau Dari Hukum Pidana dan Medis,
Dengan selesainya skripsi ini, perkenankanlah diucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara H. Bahdin Nur
Tanjung, SE., MM atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program Sarjana ini. Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Farid Wajdi, SH., M. Hum atas kesempatan
menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Demikian
juga halnya kepada Wakil Dekan I Ibu Hj. Ida Hanifah, SH., M. H dan Wakil Dekan III Bapak
Faisal, SH., M. Hum.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setingi-tingginya diucapkan
kepada Bapak Suhrawardi K Lubis, SH., Sp.N., MH selaku Pembimbing I, dan Ibu Ida
Nadirah, SH., MH, selaku Pembimbing II, yang dengan penuh perhatian telah memberikan
dorongan, bimbingan dan saran sehingga skripsi ini selesai.
Disampaikan juga penghargaan kepada seluruh staf pengajar Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Tak terlupakan disampaikan terima kasih
kepada seluruh narasumber yang telah memberikan data selama penelitian berlangsung.
Penghargaan dan terima kasih disampaikan kepada (sebuat nama orang-orang yang
berkontribusi) atas bantuan dan dorongan hingga skripsi dapat diselesaikan.
Secara khusus dengan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya
diberikan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda: (sebuat nama orang tua), yang telah
mengasuh dan mendidik dengan curahan kasih saying, juga kepada (nama orang yang
berjasa di dalam keluarga), yang telah memberikan bantuan materil dan moril hingga
selesainya skripsi ini. Demikian juga kepada (nama istri/keluarga) yang penuh ketabahan
selalu mendampingi dan memotivasi untuk menyelesaikan studi ini.
Tiada gedung yang paling indah, kecuali persahabatan, untuk itu, dalam
kesempatan diucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang telah banyak
berperan, terutama kepada kakanda (sebut nama) sebagai tempat curahan hati
selama ini, begitu juga kepada sahabatku, (sebut nama) kakanda (sebut nama),
terimakasih kakanda, atas semua kebaikannya, semoga Allah Swt membalas
kebaikan kalian. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
namanya, tiada maksud mengecilkan arti pentingnya bantuan dan peran mereka,
dan untuk itu disampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, retaknya gading karena alami, tiada
orang yang tak bersalah, kecuali Ilahi Robbi. Mohon maaf atas segala kesalahan
selama ini, begitupun disadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu,
diharapkan ada masukan yang membangun untuk kesempurnaannya. Terima kasih
semua, tiada lain yang diucapkan selain kata semoga kiranya mendapat balasan dari
Allah SWT dan mudah-mudahan semuanya selalu dalam lindungan Allah SWT,
Amien. Sesungguhnya Allah mengetahui akan niat baik hamba-hambanya.
Wassalamualaikum wr wbr
Medan,
Hormat kami,
Peneliti,
__________________
Lampiran 11
Contoh: Abstrak
ABSTRAK
KAJIAN HUKUM ABORSI AKIBAT
KORBAN PERKOSAAN
Abdullah
Aborsi berkaitan erat dengan posisi perempuan yang cenderung menjadi korban dari
perilaku kekerasan seksual dan perkosaan. Hampir dipastikan bahwa tidak ada perempuan
yang menghendaki kelahiran yang terjadi akibat tindakan keji perkosaan. Perkosaan sendiri
merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan karena berkaitan dengan pelanggaran hak
asasi perempuan dan hak reproduksi perempuan yang merupakan bagian dari Hak Asasi
Manusia (HAM).
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaturan hukum tentang aborsi akibat
perkosaan di Indonesia dan mengkaji faktor-faktor yang mendorong korban perkosaan
melakukan tindak pidana aborsi serta mengkaji bagaimana kebijakan hukum yang tepat
terhadap tindak pidana aborsi bagi korban perkosaan melalui pendekatan viktimologi dan
HAM. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan
yuridis sosiologis yang diambil data primer dengan melakukan wawancara dan data
sekunder dengan mengolah data dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bahan hukum tertier.
Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa pengaturan hukum mengenai aborsi
akibat perkosaan di Indonesia belum menjelaskan fenomena tersebut, sehingga mampu
melindungi korban perkosaan. Hakekatnya, kasus aborsi akibat korban perkosaan adalah
kondisi yang sangat khas, sebab perkosaan merupakan kejadian yang amat traumatis bagi
perempuan yang menjadi korban. Korban membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk
menghilangkan traumanya, bahkan mungkin takkan lagi bisa normal seperti semula. Konon
lagi, jika korban adalah anak-anak. Beban traumatis akan lebih berat dirasakan korban
perkosaan ketika kejahatan seksual (perkosaan) tersebut mengakibatkan kehamilan.
Seharusnya hukum lebih menyoroti hak asasi korban perkosaan daripada hak janin, sebab
aborsi yang dilakukan korban perkosaan sebenarnya akibat kejahatan lain yang harus
dilindungi. Dengan demikian, meskipun aborsi (pengguguran kandungan) dilarang oleh
hukum pidana, akan tetapi seharusnya perempuan atau anak korban perkosaan
mendapatkan perlindungan hukum apabila melakukan aborsi.
Lampiran 12
Contoh: Berita Acara Seminar Proposal
20
...............................
*) coret yang tidak perlu
**) ditandatangani setelah dilakukan perbaikan sesuai petunjuk
Lampiran 13
Contoh: Permohonan Judul dan Rumusan Masalah
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI, PENELITIAN & PENGEMBANGAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
FAKULTAS HUKUM
Jalan Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan 20238 Telp. (061) 6623301 Fax. (061) 662
Website : http://www.umsuac.id E-mail : rektor@umsu.ac.id
Bankir: Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, Bank BNI 1946, Bank Sumut.
Bila menjawab surat ini, agar disebutkan
nomor dan tanggalnya
Kepada Yth:
Bapak/Ibu
Kepala Bagian Hukum Perdata/Pidana/Internasional/Tata Negara & Adm. Negara/Acara/Bisnis*
di
Medan
Medan,
NPM
:
Prog. Studi/Bagian
:
Kredit Kumulatif
:
SKS
Mengajukan judul dan rumusan masalah berikut :
No
Judul
IPK =
Rumusan Masalah
Persetujuan
Nomor
Lamp.
Hal
:
:
:
/II.3/UMSU-06/F/20
--Pengesahan Proposal Skripsi
dan Dosen Pembimbing
Medan,
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kepala Bagian__________________________
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
di
Medan
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, dikirimkan kepada Bapak/Ibu, Proposal Skripsi dan dosen
pembimbinng mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama
:
NPM
:
Prog. Studi/Bagian
:
Judul Proposal Skripsi :
Sehubungan dengan itu dimohon agar Bapak/Ibu:
1. Menyetujui dan menetapkan proposal skripsi tersebut
2. Menyetujui dan menetapkan Dosen Pembimbing Risalah Skripsi, untuk itu
diusulkan:
1.
2.
Demikian disampaikan, untuk penyelesaian selanjutnya. Atas perhatiannya
diucapkan terima kasih. Kemudian semoga selamat sejahteralah kita
semuanya. Amin.
WassalamualaikumWr.Wb
An. Dekan
Hukum______
Wakil Dekan I,
_______________________
______________________
NIP/NIDN
Cc. Pertinggal
Kepala Bagian
NIP/NIDN.