A. Latar Belakang
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kebutuhan yang sama. Akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berfikir keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkan. Kebutuhan fisiologis atau kebutuhan fisik manusia merupakan kebutuhan yang paling mendasar yang harus terpenuhi agar kelangsungan hidup bisa bertahan. Ada beberapa kebutuhan fisik manusia yang akan dibahas yaitu Mobilisasi yang merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur serta pengaturan posisi sebagai salah satu cara mengurangi resiko menghindari terjadinya dekubitus pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh dan mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan body aligmen !"truktur tubuh#. Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti megekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas kehidupan sehari$hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik. Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi berada pada satu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial di antaranya. %eberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada di antara rentang mobilisasi$imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka &aktu tidak terbatas !Perry dan Potter, '(()#.
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Kepera&atan klinik menghendaki pera&atan untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan keterampilan ke dalam praktik. "alah satu komponen dari ilmu pengetahuan dan keterampilan adalah mekanika tubuh, suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan usaha dalam mengoordinasikan system musculoskeletal dan saraf. Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat pera&at perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengoordinasikan system musculoskeletal dan system saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari$hari. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera system musculoskeletal. Mekanika yang tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh, yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan.
B. Mobilisasi
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
a. /enis Mobilitas
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari$hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis, yaitu+
i.
Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.
ii.
Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap.
seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari$hari.
Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat memengaruhi mobilitas
seseorang karena dapat memengaruhi fungsi system tubuh. "ebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas ba&ah.
Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan. "ebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat1 sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas !sakit# karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
sesorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energy yang cukup.
Usia dan Status Perkembangan. *erdapat perbedaan kemampuan mobilitas
pada tingkat usia yang berbeda. 3al ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
c. ,paya Pencegahan *erjadinya Mobilisasi
!"truktur *ubuh#.
d. *oleransi Aktifitas
Penilaian toleransi aktivitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler seperti Angina pectoris, 5nfark, Miocard atau pada klien dengan imobilisasi yang lama akibat kelumpuhan. 3al tersebut biasanya dikaji pada &aktu sebelum melakukan mobilisasi, saat mobilisasi dan setelah mobilisasi. *anda$tanda yang dapat dikaji pada intoleransi aktifitas antara lain !6ordon, '(78#+
1. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur. 2. *ekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol hipotensi orthostatic. 3. Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal. 4. 9arna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan.
5. Kecepatan dan posisi tubuh, disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan
C. I obilisasi
5mobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak secara bebeas karena kondisi yang menganggu pergerakan !aktivitas#, misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
a. /enis 5mobilitas 5mobilitas 0isik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik
keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
5mobilitas 2mosional, keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan
secara emosional karena adanya perubahan secara tiba$tiba dalam menyesuaikan diri.
5mobilitas "osial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam
melakukan interaksi social karena keadaan penyakitnya sehingga dapat memengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
b. Perubahan "istem *ubuh Akibat 5mobilitas
Dampak dari imobilitas tubuh dapat memengaruhi system tubuh seperti perubahan pada metabolism tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan system pernapasan, perubahan kardiovaskular, perubahan system musculoskeletal,
perubahan kulit, perubahan eliminasi !buang air besar dan buang air kecil#, dan perubahan perilaku.
1. Perubahan Metabolisme 2. Ketidakseimbangan :airan dan 2lektrolit 3. 6angguan Pengubahan ;at 6i4i 4. 6angguan 0ungsi 6astrointestinal 5. Perubahan "istem 2liminasi 6. Perubahan Kardiovaskular 7. Perubahan "istem Muskuloskeletal
Perubahan yang terjadi dalam system musculoskeletal sebagai dampak imobilitas adalah sebagai berikut+
a. 6angguan Muskular. b. 6angguan "keletal. 8. Perubahan "istem 5ntegumen 9. Perubahan 2liminasi 10. Perubahan Perilaku
*indakan kepera&atan yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien serta melakukan latihan -.M pasif dan aktif.
a. -ange of Motion !-.M#
Range of motion !-.M# adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan !"uratun, dkk, <==>#. Latihan range of motion !-.M# adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
7
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Latihan -.M biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Latihan range of motion !-.M# merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal.
1. Klasifikasi Latihan -ange of Motion !-.M# -.M pasif adalah latihan -.M yang di lakukan pasien dengan bantuan
pera&at pada setiap$setiap gerakan. 5ndikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total !suratun, dkk, <==>#.
-.M aktif adalah Pera&at memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. 3al ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot$ototnya secara aktif . "endi yang digerakkan pada -.M aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
2. Prinsip Dasar Latihan -ange of Motion !-.M# -.M harus diulang sekitar > kali dan dikerjakan minimal < kali sehari -.M di lakukan berlahan dan hati$hati sehingga tidak melelahkan pasien.
Meningkatkan massa otot Mengurangi kehilangan tulang 6. Kontra 5ndikasi *rombus emboli dan keradangan pada pembuluh darah Kelainan sendi atau tulang Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit !jantung# *rauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi atau luka
dalam
?yeri berat "endi kaku atau tidak dapat bergerak 7. /enis -ange of Motion !-.M# a. Leher, "pinal, "erfikal
)@A
0leksi lateral+ Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin
rentang '>=A
10
rentang '>=A
3iperektensi+ Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap
menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang (=A
-otasi luar
rentang B8=A
11
'@=A.
12
rentang B=$@=A
13
rentang B=A
Adduksi+ Merapatkan kembali jari$jari tangan, rentang B=A g. 5bu /ari
rentang (=A
2kstensi+ Menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang (=A Abduksi+ Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang B=A Adduksi+ Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang B=A
14
yang sama
h. Pinggul
(=$'<=A
3iperekstensi+ Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang B=$
@=A
Abduksi+ Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang
B=$@=A
Adduksi+ Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi
(=A
-otasi luar + Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang
(=A
"irkumduksi+ Menggerakan tungkai melingkar
15
16
Pengaturan posisi yang dapat dilakukan pada pasien ketika mendapatkan pera&atan, dengan tujuan untuk kenyamanan pasien, pemudahan pera&atan dan
17
pemberian obat, menghindari terjadinya pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh tertentu. Pengaturan posisi antara lain, adalah+
a. Posisi 0o&ler Posisi fo&ler adalah posisi duduk atau setengah duduk !semifo"ler#,
di mana bagian kepala tempat tidr lebih tinggi dinaikkan. Posisi ini dulakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien. 5ndikasi+
Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan Pada pasien yang mengalami gangguan imobilisasi b. Posisi "ims Posisi miring ke kanan atau ke kiri. Dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan untuk mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau pemberian huknah atau obat$obatan lain melalui anus !suposutoria#. 5ndikasi+
Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal Pasien yang tidak sadarkan diri Pasien paralisis Pasien yang akan dienema ,ntuk tidur pada &anita hamil. c. Posisi *rendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
18
otak, dan pada pasien shock dan pada pasien yang dipasang skintraksi pada kakinya. 5ndikasi+
Pada pasien syok *ekanan darah rendah Pasien dengan pemeriksaan tertentu misal broncoscopy d. Posisi Dorsal -ecumbent
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi !ditarik atau direnggangkan# diatas tempat tidur. Dilakukan untuk mera&at dan memeriksa genetalia serta proses persalinan. 5ndikasi+
Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus. Pasien dengan ketegangan punggung belakang. e. Posisi Lithotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi. 5ndikasi+
Pada pemeriksaan genekologis ,ntuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap
Posisi 6enu Pectoral Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur. Dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan
19
sigmoid dan untuk membantu merubah letak kepala janin pada bayi yang sungsang. 5ndikasi+
Pasien hemorrhoid Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina. g. Posisi .rthopenic
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti pada meja. 5ndikasi+ Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.
h. Posisi "upinasi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik. 5ndikasi+
Paien dengan tindakan post anestesi atau pembedahan tertentu. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma. i.
Posisi Pronasi
Pasien tidur dalam posisi telungkup %erbaring dengan &ajah menghadap
ke bantal. 5ndikasi+
Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung. j.
Posisi Lateral
20
21
ASUHAN KEPE%A&ATAN
'. Anamnesa '# Keluhan nyeri pada gerakan. <# 2nggan berusaha atau kesulitan dalam gerakan yang diinginkan. B# Kerusakan koordinasi keterbatasan tentang penurunan tentang kekuatan otot. <. pemeriksaan 0isik Kaji %atasan Karakteristik '# *anda$tanda vital %atas suhu normal suhu saat ini irama dan frekukensi jantung abnormal, tekanan darah abnormal, pernafasan abnormal. <# "tatus mental "adar, mengantuk, kebingungan, orientasi, atau koma. B# 0ungsi motorik *angan kanan , tangan kiri, kaki kanan dan kaki kiri dikaji dalam rengtang berapa pergerakan bisa diklakukan MM* skala =$@. = C *idak ada kontraksi atau dipalpasi tidak ada tonus otot. ' C Ada kontraksi, tidak ada gerakan. < C Ada kontraksi,mampu menggerakkan sendi tapi tidak mampu mela&an gravitasi B C ada kontraksi otot,mampu mela&an gravitasi , gerakan full room, ) C ada kontraksi otot,mampu mela&an gravitasidan tahanan minimal,full room, @ C dapat melakukan aktivitas seluruhnya B. -encana Asuhan Kepera&atan Diagnosa Kepera&atan
22
6angguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan sekunder akibat tumor sistem saraf pusat %atasan Karakteristik Mayor a. Mampu untuk bergerak dengan maksud tertentu dalam lingkungannya seperti mobilisasi ditempat tidur dan ambulasi. b. Keterbatasan menggerakkan sendi$sendi !rentang gerak# Minor Adanya keterbatasan aktivitas. Malas untuk bergerak. B. *ujuan '# Pasien dapat memobilisasi secara maksimal tanpa dibantu. <# Pasien mampu melakukan aktivitas fisiknya dengan baik dan mempertahankan kualitas hidupnya. ). Kriteria 3asil 5ndividu akan + '# Menceritakan kekuatan dan tahanan ekstremmitas bagian kanan. <# Dapat melakukan ADL !Aktivity Daily Life# secara bertahap B# Mendemontrasikan tindakan$tindakan untuk meningkatkan mobilitas. )# Mampu menggunakan tindakan pengamanan yang meminimalkan kemungkinan terhadap potensial luka$luka catau cidera. @. 5mplementasi dan -asional '# Pantau **D tiap ) jam sekali - + *ekanan darah merupakan parameter untuk mengetahui tingkat kelumpuhan dari pasien. <# Kaji dan laporkan tingkat kemampuan pasien dalam aktivitas.
23
- + Mengidentifikasi kekuatan ataas kelemahan dan dapat memberikan informasi atau tindakan mengenai pemulihan. B# Ajarakan latihan tentang gerak secara perlahan - + Mempertahakan mobolisasi dan fungsi sesuai atau posisi normal ekstremitas. )# :iptakan lingkungan terapeutik - + Memberikan rasa nyaman pada pasien. @# Kaji kekuatan otot !MM*# - + Mengetahui dalam tentang berapa pergerakan yang bisa dilakukan pasien. 8# Lakukan kolaborasi dengan ahli fisioterapi secara aktif. - + ,ntuk menjaga keseimbangan koordinasi dan kekuatan otot, memberi terapi fisik dapat melatih pasien untuk belajar mandiri. 8. 2valuasi '# Pasien menunjukkan kemampuan untuk melakukan mobilisasi diri misal ditempat tidur. <# Pasien mengikuti latihan fisioterapi dengan ketat. B# Pasien dapat melakukan ADL !activity of dialing living#
24
A. Kesi #ulan
Mobilisasi dan 5mobilisasi berpengaruh pada keadaan pasien, karena adanya kemampuan pasien yang dapat bergerak secara bebas ataupun tidak bebas karena adanya faktor$faktor tertentu, dalam 5mobilisasi akan adanya perubahan pada system$sistem tertentu pada pasien. *indakan kepera&atan dalam Mobilisasi dan 5mobilisasi, di antaranya adalah Range of #otion !-.M# dan Penepatan Posisi pada pasien. -ange of Motion harus dilaksanakan secra berulang, perlahan dan hati$hati sehingga tidak melelahkan. -ange of Motion dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian$bagian yang di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai &aktunya. Posisi pada pasien pun harus tepat pelaksanaannya, karena terdapat tujuan$tujuan tertentu di setiap posisi pada pasien.
B. Saran
Pembaca dan terutama penulis dapat mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang Mobilisasi dan 5mobilisasi, baik itu -ange of Motion !-.M# dan juga Posisi pada pasien beserta semua prinsip, indikasi dan kontraindikasinya agar dapat mengaplikasikannya dalam dunia kepera&atan dan memenuhi keterampilan kepera&atan dasar.
25
DA'TA% PUSTAKA
Alimul, A4i4 A, <==(, Pengantar Kebutuhan $asar #anusia% &plikasi Konsep dan Proses Kepera"atan, /akarta+ "alemba Medika. Potter E Perry, <==8, uku &'ar (undamental Kepera"atan% Konsep) Proses) dan Praktik) *disi +) ,ol -, /akarta+ 26:. &&&.referensionline.info ... jurnal$tentang$pengaruh$latihan$range$of$ motion. http+ &&&.scribd.com doc @((B@'<B -.M$-ange$.f$Motion. http+ &&&.scribd.com doc @7'7B7@( Mobilisasi$Dan$Posisi.
26
27