Anda di halaman 1dari 35

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT MUHAMMAD HOESIN PALEMBANG

CASE REPORT STUDI BANGSAL PENYAKIT DALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


DESI FAJARINI, S.Farm 1241012069 FUTRI MAYANKSARI, S.Farm 1241012082 SEPTIANI MARTHA, S.Farm 1241012107

WENI SEPTARIZA, S.Farm 1241012116


WINDA SEPTIANA, S.Farm 1241012117

EPIGASTRIC PAIN SYNDROME, HEPATITIS B, DM TIPE II

ILUSTRASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN Nama : 710956 MR : Mrs. SH Jenis kelamin : Perempuan Umur : 48 Tahun Alamat : Dusun 1 Kec.Babat Kab.Muba Ruangan : Kamar 7 bad 7, RC Agama : Islam Jaminan : Jamkesmas Tanggal Masuk : 13 Maret 2013 Tanggal Keluar : 21 Maret 2013

Riwayat Penyakit sekarang :


3 minggu SMRS, os mengeluh nyeri perut, hilang timbul yang menjalar kepinggang belakang seperti ditusuk-tusuk. Demam (-), mual/muntah (+), sesak (-), nafsu makan menurun. Os berobat di RS Sungai Lilin dan dirawat selama 4 hari dan dikatakan gejala maag. Os pulang dengan keluhan hilang. 2 hari SMRS keluhan berulang, nyeri perut kanan atas menjalar ke pinggang semakin hebat, hilang timbul. Demam (+), dan demam hilang saat nyeri redah, mual/muntah (+). Os berobat ke RSMH dan dirawat.

Keluhan Utama: Nyeri perut kanan atas, menjalar ke pinggang sejak 2 hari yang lalu. Sejarah Pengobatan / Pembedahan yang telah dialami : Os pernah di rawat di RS Sungai Lilin Selama 4 hari. Diagnosa: Gastritis Kronis + tanda dehidrasi + nyeri epigastrik + DM tipe II tidak terkontrol Riwayat penyakit sebelumnya : Hipertensi disangkal, DM disangkal, sakit kuning disangkal Riwayat Penyakit keluarga : Tidak Ada

DATA LABORATORIUM (12 Maret 2013) Hasil Hemoglobin WBC Hematokrit LED Eusinofil Neutrofil Batang Neutrofil Segmen Limfosit SGOT SGPT Kalium 12,2 11,8 35 82 0 0 92 4 70 102 3,4 Normal 11,7-15,5 g/Dl 4,5 11 x 103/mm3 38 44% <20 mm/jam 1-6% 2-6% 20-70% 25-40% <32 U/L <31 U/L 3,6 5,5 mEq/L Penilaian Normal Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Indikasi Lekositosis Reaksi Hemolitik Infeksi akut/kronik Eosipenia Neutropenia Neutrofilia Limfopenia Gangguan Hati Gangguan Hati Hipokalemia

DATA LABORATORIUM (14 Maret 2013) Hasil Bilirubin Total Bilirubin Direk Bilirubin Indirek SGOT SGPT Protein Total Albumin Hb-A1C HbsAg Glukosa Puasa Tidak 2,18 1,27 0,91 56 92 5,9 2,7 8,8 Reaktif Normal <1 mg/Dl 0 0,2 mg/dL <0,8 mg/dL <32 U/L <31 U/L 6,4 8,3 g/dL 3,5 5,0 g/dL 4,4 6,4 % Non Reaktif Penilaian Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Indikasi Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Diabetes Mellitus Hepatitis B

105
113

70 120 g/dl
70 120 g/dl

Normal
Normal

Prediabetes

Glukosa Puasa

Data Hasil Pemeriksaan Fisik & Data Penunjang lain:


Tanggal TD (mmHg) 14 Maret 2013 15 Maret 2013 16 Maret 2013 17 Maret 2013 18 Maret 2013 19 Maret 2013 20 Maret 2013 21 Maret 2013 110/60 110/70 110/80 120/80 130/90 120/80 100/70 Nadi (x/menit) 101 84 80 82 84 80 84 Pernapasan (x/menit) 24 21 22 19 20 18 20 Suhu (C) 36,6 36,6 36,5 36 36,7 36,5 36,5

Alergi / intoleran Allergen Reaksi -

Permasalahan sosial yang berhubungan Biaya pengobatan dengan obat Alcohol : Jamkesmas Coffein :Tembakau : -

DAFTAR DRP PENGOBATAN


Nama Obat IVFD RL IVFD NaCl 0,9%

Tepat Indikasi

Tepat Obat

Tepat Pasien

Tepat Dosis

Waspada Efek Samping Infeksi pada tempat injeksi Trombosis vena atau flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan. Urtikaria, mulut kering, mual, sakit kepala, diare, konstipasi, Konstipasi Kemerahan pada kulit Asidosis laktat, Sindrom neuropati. Konstipasi

Omeprazole Sukralfat Sirup Domperidon Tab Metformin Tab Vitamin B1, B6, B12 Antasida Sirup

Hasil Pemeriksaan BSS


Tanggal 16 Maret 2013 06.00 210 11.00 228 17.00 203 22.00 224

17 Maret 2013
18 Maret 2013 19 Maret 2013 20 Maret 2013

315
215 167 180

190
189 156 220

222
244 184 179

256
245 220 210

BAB I TINJAUAN PENYAKIT


DIABETES MELITUS TIPE 2 Kelainan sensitivitas jaringan terhadap insulin, Kelainan sensitivitas jaringan terhadap insulin, berupa insensitivitas atau persistensi . Semua kelainan yang menyebabkan gangguan transpor glukosa dan resistensi insulin

ETIOLOGI

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Pengaturan Diet
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel terhadap stimulus glukosa. Penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6%

Olahraga

Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Olahraga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.

TERAPI FARMAKOLOGI

HEPATITIS

AKUT < 6 BULAN

FULMINAT <4 MINGGU

KRONIK > 6 BULAN

HEPATITIS B

Perjalanan Penyakit Hepatitis B Kronik


Fase Imunutolerans

Fase imunoklirens Fase inactive carrier state Fase Reaktivasi

MANIFESTASI KLINIS
Gejala dapat samar dan bervariasi Menyerupai hepatitis A Mengalami penurunan selera makan

Dispepsia, nyeri abdomen

Pegal-pegal yang menyeluruh, tidak enak badan dan lemah

Gejala ikterik bisa terlihat atau tidak.

Bila ikterik disertai tinja berwarna cerah dan urin berwarna gelap

Nyeri tekan pada hati dan splenomegali

TERAPI SPESIFIK
LAMIVUDIN INTERFERON

NYERI EPIGASTRIUM
Bahasa Yunani Konsensus International Panel of Clinical Investigators Kriteria Roma III

Dispepsia berasal dari, yaitu dys-(buruk) dan peptein (pencernaan).

Dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama dirasakan didaerah perut bagian atas

Sindrom yang mencakup satu atau lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat kenyang, atau rasa terbakar diulu hati, yang berlangsung sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6 bulan sebelum diagnosis.

KLASIFIKASI
Dispepsia Organik

Dispepsia Fungsional

Postprandial distress syndrome (perasaan begah setelah makan dan perasaan cepat kenyang) Epigastric pain syndrome (rasa nyeri yang lebih konstan dirasakan dan tidak begitu terkait dengan makan)

Epigastric pain syndrome


Nyeri atau rasa terbakar yang terlokalisasi di daerah epigastrium dengan tingkat keparahan moderat/sedang, paling sedikit terjadi sekali dalam seminggu Nyeri timbul berulang Tidak menjalar atau terlokalisasi di daerah perut atau dada selain daerah perut bagian atas/epigastrium Tidak berkurang dengan BAB atau buang angin Gejala-gejala yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis kelainan kandung empedu dan sfingter Oddi

Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis. Kriteria penunjang Nyeri epigastrium dapat berupa rasa terbakar, namun tanpa menjalar ke daerah retrosternal Nyeri umumnya ditimbulkan atau berkurang dengan makan, namun mungkin timbul saat puasa Dapat timbul bersamaan dengan sindrom distres setelah makan.

BAB II TINJAUAN OBAT


A. INFUS RL Mekanisme Kerja
Keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.

B. IVFD NaCl 0,9 %


Mengganti cairan plasma isotonik yang hilang, penggantian cairan pada kondisi alkalosis hipokloremia.

C. VITAMIN B COMP TAB


Sebagai co-enzim dari karboksilase, suatu enzim esensial pada metabolisme karbohidrat (proses dekarboksilasi) dan pembentukan bio-energi dan insulin. Gejala kekurangan vitamin neurotropik, gangguan neurologis, morning sickness, anemia, kelelahan usia tua.

D. OMEPRAZOLE
Omeprazol merupakan penghambat pompa proton yang selektif dan irreversible. Omeprazol menekan sekresi asam lambung dengan menghambat sistem enzim HidrogenKalium ATPase pada permukaan sel parietal. Efek penghambatan ini terkait dengan dosis. Penghambat pompa proton dapat meningkatkan risiko infeksi gastrointestinal karena efek penekanan sekresi asam

E. SUKRALFAT SIRUP
Sukralfat bekerja dengan cara melindungi mukosa dari serangan asam pepsin pada tukak lambung dan duodenal setelah membentuk kompleks dengan eksudat yang bersifat protein seperti albumin dan fibrinogen pada lokasi tukak. Pada kondisi yang lebih ringan, Sukralfat membentuk viscous sehingga memberikan perlindungan pada permukaan mukosa lambung dan duodenum.

F. DOMPERIDON
Domperidon merupakan antagonis dopamin, yang memblok reseptor D1 dan D2. Dopamin memfasilitasi aktivitas otot halus gastrointestinal dengan menghambat dopamin pada reseptor D1 dan menghambat pelepasan asetilkolin netral dengan memblok reseptor D2. Domperidon merangsang motilitas saluran cerna bagian atas tanpa mempengaruhi sekresi gastrik, empedu dan pankreas. Peristaltik lambung meningkat sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung.

G. METFORMIN
Antidiabetik oral golongan biguanida mempunyai mekanisme kerja yang berbeda dengan golongan sulfonilurea. Obat-obat ini bekerja tidak melalui perangsangan sekresi insulin, melainkan langsung pada hati (hepar), yaitu menurunkan produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis. Disamping itu, metformin juga meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin dengan jalan memperbaiki transport dan meningkatkan penggunaan glukosa oleh sel-sel otot dan ekstrahepatik lainnya.

H. ANTASIDA
Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2O Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat. Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada magnesium hidroksida

Tabel Pemberian Obat

PEMBAHASAN
PEMBAHASA1.docx

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., Gunawan, J.2012. Dispepsia. Divisi Gastroenterologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia CDK197/ vol. 39 no. 9, th. 2012 AHFS Drug Information 2005 Depkes RI. 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati, Jakarta. Depkes RI. www. binfar.depkes.go.iddownloadPC_HATI. pdf. diakses tanggal 10 mei 2012. Departemen Kesehatan, 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Departemen Kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan. Departemen Farmakologi dan Terapetik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI. Pelayanan Informasi Obat. 2009. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Depkes RI Yayasan Spiritia. 2007. Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV. Dapat diakses online di:http://spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=1030 &menu =hepmenu [Diakses pada tanggal 27 Maret 2013].

Anda mungkin juga menyukai