MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT MUHAMMAD HOESIN PALEMBANG
ILUSTRASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN Nama : 710956 MR : Mrs. SH Jenis kelamin : Perempuan Umur : 48 Tahun Alamat : Dusun 1 Kec.Babat Kab.Muba Ruangan : Kamar 7 bad 7, RC Agama : Islam Jaminan : Jamkesmas Tanggal Masuk : 13 Maret 2013 Tanggal Keluar : 21 Maret 2013
Keluhan Utama: Nyeri perut kanan atas, menjalar ke pinggang sejak 2 hari yang lalu. Sejarah Pengobatan / Pembedahan yang telah dialami : Os pernah di rawat di RS Sungai Lilin Selama 4 hari. Diagnosa: Gastritis Kronis + tanda dehidrasi + nyeri epigastrik + DM tipe II tidak terkontrol Riwayat penyakit sebelumnya : Hipertensi disangkal, DM disangkal, sakit kuning disangkal Riwayat Penyakit keluarga : Tidak Ada
DATA LABORATORIUM (12 Maret 2013) Hasil Hemoglobin WBC Hematokrit LED Eusinofil Neutrofil Batang Neutrofil Segmen Limfosit SGOT SGPT Kalium 12,2 11,8 35 82 0 0 92 4 70 102 3,4 Normal 11,7-15,5 g/Dl 4,5 11 x 103/mm3 38 44% <20 mm/jam 1-6% 2-6% 20-70% 25-40% <32 U/L <31 U/L 3,6 5,5 mEq/L Penilaian Normal Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Indikasi Lekositosis Reaksi Hemolitik Infeksi akut/kronik Eosipenia Neutropenia Neutrofilia Limfopenia Gangguan Hati Gangguan Hati Hipokalemia
DATA LABORATORIUM (14 Maret 2013) Hasil Bilirubin Total Bilirubin Direk Bilirubin Indirek SGOT SGPT Protein Total Albumin Hb-A1C HbsAg Glukosa Puasa Tidak 2,18 1,27 0,91 56 92 5,9 2,7 8,8 Reaktif Normal <1 mg/Dl 0 0,2 mg/dL <0,8 mg/dL <32 U/L <31 U/L 6,4 8,3 g/dL 3,5 5,0 g/dL 4,4 6,4 % Non Reaktif Penilaian Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Indikasi Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Gangguan Hati Diabetes Mellitus Hepatitis B
105
113
70 120 g/dl
70 120 g/dl
Normal
Normal
Prediabetes
Glukosa Puasa
Permasalahan sosial yang berhubungan Biaya pengobatan dengan obat Alcohol : Jamkesmas Coffein :Tembakau : -
Tepat Indikasi
Tepat Obat
Tepat Pasien
Tepat Dosis
Waspada Efek Samping Infeksi pada tempat injeksi Trombosis vena atau flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan. Urtikaria, mulut kering, mual, sakit kepala, diare, konstipasi, Konstipasi Kemerahan pada kulit Asidosis laktat, Sindrom neuropati. Konstipasi
Omeprazole Sukralfat Sirup Domperidon Tab Metformin Tab Vitamin B1, B6, B12 Antasida Sirup
17 Maret 2013
18 Maret 2013 19 Maret 2013 20 Maret 2013
315
215 167 180
190
189 156 220
222
244 184 179
256
245 220 210
ETIOLOGI
Olahraga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Olahraga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
TERAPI FARMAKOLOGI
HEPATITIS
HEPATITIS B
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dapat samar dan bervariasi Menyerupai hepatitis A Mengalami penurunan selera makan
Bila ikterik disertai tinja berwarna cerah dan urin berwarna gelap
TERAPI SPESIFIK
LAMIVUDIN INTERFERON
NYERI EPIGASTRIUM
Bahasa Yunani Konsensus International Panel of Clinical Investigators Kriteria Roma III
Dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama dirasakan didaerah perut bagian atas
Sindrom yang mencakup satu atau lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat kenyang, atau rasa terbakar diulu hati, yang berlangsung sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6 bulan sebelum diagnosis.
KLASIFIKASI
Dispepsia Organik
Dispepsia Fungsional
Postprandial distress syndrome (perasaan begah setelah makan dan perasaan cepat kenyang) Epigastric pain syndrome (rasa nyeri yang lebih konstan dirasakan dan tidak begitu terkait dengan makan)
Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis. Kriteria penunjang Nyeri epigastrium dapat berupa rasa terbakar, namun tanpa menjalar ke daerah retrosternal Nyeri umumnya ditimbulkan atau berkurang dengan makan, namun mungkin timbul saat puasa Dapat timbul bersamaan dengan sindrom distres setelah makan.
D. OMEPRAZOLE
Omeprazol merupakan penghambat pompa proton yang selektif dan irreversible. Omeprazol menekan sekresi asam lambung dengan menghambat sistem enzim HidrogenKalium ATPase pada permukaan sel parietal. Efek penghambatan ini terkait dengan dosis. Penghambat pompa proton dapat meningkatkan risiko infeksi gastrointestinal karena efek penekanan sekresi asam
E. SUKRALFAT SIRUP
Sukralfat bekerja dengan cara melindungi mukosa dari serangan asam pepsin pada tukak lambung dan duodenal setelah membentuk kompleks dengan eksudat yang bersifat protein seperti albumin dan fibrinogen pada lokasi tukak. Pada kondisi yang lebih ringan, Sukralfat membentuk viscous sehingga memberikan perlindungan pada permukaan mukosa lambung dan duodenum.
F. DOMPERIDON
Domperidon merupakan antagonis dopamin, yang memblok reseptor D1 dan D2. Dopamin memfasilitasi aktivitas otot halus gastrointestinal dengan menghambat dopamin pada reseptor D1 dan menghambat pelepasan asetilkolin netral dengan memblok reseptor D2. Domperidon merangsang motilitas saluran cerna bagian atas tanpa mempengaruhi sekresi gastrik, empedu dan pankreas. Peristaltik lambung meningkat sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung.
G. METFORMIN
Antidiabetik oral golongan biguanida mempunyai mekanisme kerja yang berbeda dengan golongan sulfonilurea. Obat-obat ini bekerja tidak melalui perangsangan sekresi insulin, melainkan langsung pada hati (hepar), yaitu menurunkan produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis. Disamping itu, metformin juga meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin dengan jalan memperbaiki transport dan meningkatkan penggunaan glukosa oleh sel-sel otot dan ekstrahepatik lainnya.
H. ANTASIDA
Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2O Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat. Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada magnesium hidroksida
PEMBAHASAN
PEMBAHASA1.docx
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., Gunawan, J.2012. Dispepsia. Divisi Gastroenterologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia CDK197/ vol. 39 no. 9, th. 2012 AHFS Drug Information 2005 Depkes RI. 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati, Jakarta. Depkes RI. www. binfar.depkes.go.iddownloadPC_HATI. pdf. diakses tanggal 10 mei 2012. Departemen Kesehatan, 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Departemen Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan. Departemen Farmakologi dan Terapetik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI. Pelayanan Informasi Obat. 2009. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Depkes RI Yayasan Spiritia. 2007. Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV. Dapat diakses online di:http://spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=1030 &menu =hepmenu [Diakses pada tanggal 27 Maret 2013].