Anda di halaman 1dari 3

Tahapan menampilkan Anis Merah Di Lapangan

Oleh Budi Purnama Bdg pada 15 November 2013 pukul 21:54

Tahapan menampilkan Anis Merah Di Lapangan

Tadi sore ketika di latberan ada satu pertanyaan sederhana dari temen pemain : "Burung saya di rumah gampang telernya, tapi kok di lapangan gak pernah bisa teler ya...??" Ane pikir pertanyaan yang senada dengan pertanyaan di atas sangatlah banyak, tapi bagaimana cara menjawabnya...?? Dengan dasar itulah ane coba buka thread utk sharing momongan-momongan kita dan bagaimana cara menampilkannya dengan madzhab dan aliran masing-masing. Ane coba mulai mengawali share dan mengulas dengan madzhab dan bahasa ane sendiri dan dari momongan-momongan ane sendiri. Semoga bisa dimengerti Bagi ane faktor terpenting utk menampilkan AM ada 2 (tentu saja kita yakini terlebih dahulu AM kita pada kondisi fit/sehat) : 1. Faktor Birahi 2. Faktor Emosi, yang ane maksud dengan emosi adalah "nafsu" utk tempur. Seringkali kita menyebut kalau nafsunya kelewatan dengan istilah "galak". Ane coba bikin status bar mengenai gambaran skala kedua faktor tersebut.

Utk AM standard, kita misalkan dia akan tampil pada skala birahi 4 s.d 6 dan emosi 4 s.d 6. Nah... celakanya bisa dikarenakan banyak faktor AM kita seringkali tidak pada skala posisi yang kita inginkan, terus apa yang kita perbuat ??

Ane akan share secara rinci 4 AM ane yang mau tampil dan ritual kita sebelum menampilkannya (di lapangan). 1. AM-A Kondisi Emosi : 5-6 (cukup stabil) Kondisi Birahi : 3-7 (rangenya cukup jauh tergantung keadaan) AM ini karena emosinya cukup stabil maka ritual ane utk menggantang cukup sederhana kebetulan di dukung oleh kondisi birahi yang tidak terlalu jauh dari yang diinginkan. Ritualnya : Utk AM ini ane cukup melihat kondisinya jika berlebih birahinya, maka ane lakukan buka kerodong biarkan ngeplong-ngeplong secukupnya kalau perlu sampai teler. * Jika diperlukan "tambahan birahi" (birahinya di rasa kurang), tinggal ane tambahin cacing 1-2 (secukupnya).

* Pengetrekan pun tidak terlalu rumit, karena kondisinya yang relatif stabil. Di trek langsung dia nge tune (ada yang menyebut nge "cit"). Dan gak selang lama akan ngeplong-ngeplong. Waktu pengetrekannyapun relatif normal (sekitar 10-15 menit -satu sesi-). 2. AM-B Kondisi Emosi : 4-6 (cukup stabil) Kondisi Birahi : 2-6 (cenderung lebih sering kurang birahi atau maksimal cukup) Karena AM ini kondisi emosinya cukup stabil dan kondisi birahinya yang sering kurang atau maksimal pas, maka AM ini pun juga tidak sering "nakal" di lapangan. Ritualnya : * Sesampai lapangan ane biarkan teler terlebih dahulu sekitar 1-2 menit utk pengenalan situasi sembari menstabilkan emosi. * Jika di rasa kurang birahi, maka ane tambah cacing 1-2 di lapangan kalau cukup tidak perlu di kasih cacing. * Karena AM ini awalnya selalu kalem, trek utk main pertama wajib di taruh di tengah. Tapi utk sesi-sesi selanjutnya (ketika emosi dan birahinya sudah mulai mapan), maka di trek di manapun tidak masalah. Lama ngetreknya pun juga standard sekitar (15-20 menit), kecuali sesi pertama di butuhkan waktu ngetrek yang lebih panjang sedikit. 3. AM-C Kondisi Emosi : 2-8 (emosinya belakangan labil) Kondisi Birahi : 6-10 (cenderung birahi tinggi) Pada dasarnya karena AM ini cukup tua kondisi birahinya belakangan sangat tinggi. Sedangkan emosinya sangat labil. Nah utk AM ini jika pas labil-labilnya tentu sangat "ribet" utk menampilkannya. Tapi bukan berarti tidak bisa tampil. Ritualnya : * Jika birahi sangat tinggi maka ane wajib hadir ke lapangan sekitar 1 s.d 1,5 jam sebelum main. Sesampai lapangan ane gantang di tempat sendiri (jangan berdekatan dengan AM lain), tunggu dia teler sampai pules (tanpa di goda) beberapa saat (sekitar 2-3 menit). * Jika kondisi birahi sangat tinggi, biasanya akan di barengi dengan emosi yang sangat rendah. Dengan "dibiarkannya" teler" terlebih dahulu, maka birahinya perlahan menurun dan emosinya sedikit naik. * Karena AM ini memiliki range emosi utk tampil lebih luas (sekitar 4-8 dia bisa terima keadaan itu). Maka utk mengangkat emosi lebih instan lagi ane kasih UH sekitar 2 ekor. * Selanjutnya sama, di trek (pada sesi pertama main sedikit lebih lama di banding sesi-sesi selanjutnya) 4. AM-D Kondisi Emosi : 3-7 (emosinya cukup stabil buat dia karena range itu dia bisa terima) Kondisi Birahi : 4-8 (kadang-kadang agak tinggi) AM ini memiliki kemampuan mengadaptasi emosinya lebih luas, sedangkan utk urusan birahi hampir sama dengan AM-C namun kondisinya lebih cenderung stabil. Ritualnya : * Jika birahi agak tinggi ritualnya hampir sama dengan AM-C, namun dia membutuhkan waktu adaptasi yang lebih pendek. Biasanya cukup 15-20 menit dia sudah bisa "lepas" birahinya.

* Karena range emosinya cukup lebar, maka ane suka "iseng" dengan menambah UH. Karena akan berakibat hyper. * Utk urusan ngetrek AM ini paling berbeda dengan 3 AM di atas, dia cukup 5-10 menit (jangan terlalu lama). Karakternya memang kalau sudah lihat AM banyak, dia pingin "buru-buru" tampil. Semoga para penggemar AM berkenan membaca uraian ane yang panjang dan "kurang bermutu". Yang paling penting dalam main AM adalah kemampuan kita membaca kondisi AM kita (emosi dan birahinya) dan pada level mana dia bisa tampil.... Semoga temen-temen yang lainnya juga mau share mengenai AM-AMnya.... Sumber : www.kicaumania.or.id Penulis : Arda Pandawa

Anda mungkin juga menyukai